Disusun Oleh :
MAGELANG
2019
TEORI DAN TIPE KEPEMIMPINAN ISLAM
A. KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian kepemimpinan
pendidikan islam.
2. Mahasiswa mampu memiliki wawasan tentang kepemimpinan pendidikan
islam.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang teori daan tipe kepemimpinan islam.
4. Mahasiswa mampu menyebutkan teori dan tipe kepemimpinan islam.
5. Mahasiswa mampu memecahkan masalah dalam organisasi dengan teori
dan tipe kepemimpinan islam.
B. PETA KONSEP
KEPEMIMPINAN ISLAM
TEORI TIPE
KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN
ISLAM ISLAM
1. Kepemimpinan Otokrasi
2. Kepemimpinan Demokrasi
1. Teori Sifat 3. Kepemimpinan Bebas
2. Teori Lingkungan 4. Kepemimpinan Partisipatif
3. Teori Perilaku 5. Kepemimpinan Paternalistik
4. Teori Kontingensi 6. Kepemimpinan Berorientasi
5. Teori Karismatik Pada Tujuan
7. Kepemimpinan Militeristik
8. Kepemimpinan Situasional
C. POKOK BAHASAN
1. Kata Pengantar
Tokoh agama atau yang sering disebut dengan Ustadz / kiyai (Guru) adalah
salah satu faktor yang umumnya memengaruhi munculnya Pendidikan Agama
Islam. Terutama di Pulau Jawa, dalam mengajar pendidikan agama Islam, para wali
dan tokoh agama membangun sekolah-sekolah asrama Islam.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi mutu lembaga atau organisasi tidak maju
yakni :
3. Peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyeleng garaan
pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya selama
ini lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan
(pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan
dengan akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat,
khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan
dengan pendidikan.1
3. Teori Kepemimpinan
1
Rahman Afandi, “Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam,” INSANIA : Jurnal Pemikiran
Alternatif Kependidikan 18, no. 1 (2013): 96–97.
2
Muh. Hizbul Muflihin, “Kepemimpinan Pendidikan: Tinjauan Terhadap Teori Sifat Dan
Tingkah-Laku,” INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan 13, no. 1 (1970): 67–86,
https://doi.org/10.24090/insania.v13i1.286.
Dengan rincian sebagai berikut.
1. Teori Sifat
2. Teori Lingkungan
3. Teori Prilaku
Perilaku atau perbuatan seorang pemimpin cenderung mengarah kepada
dua hal, yaitu konsiderasi dan struktur inisiasi. Konsiderasi ialah prilaku pemimpin
ntuk memperhatikan kepentingan bawahan. Ciri-ciri perilaku konsiderasi adalah:
ramah tamah, mendukung dan membela bawahan, mau berkonsultasi, mau
mendengarkan bawahan, mau menerima usul bawahan, memikirkan kesejahteraan
bawahan, dan memperlakukan bawahan setingkat dengan dirinya. Sedangkan
struktur inisiasi adalah perilaku pemimpin yang cenderung lebih mementingkan
tujuan organisasi. Ciri-ciri perilaku struktur inisiasi adalah: memberikan kritik
terhadap pelaksanaan tugas yang tidak baik, menekankan pentingnya batas waktu
pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan, senantiasa memberi tahukan tentang
sesuatu yang dilakukan bawahan, selalu memberi petunjuk kepada bawahan tentang
cara melakukan tugas, menetapkan standar tertentu tentang tugas pekerjaan,
meminta bawahan untuk selalu mengikuti standar yang telah ditetapkan, dan selalu
mengawasi optimasi kemampuan bawahan dalam melaksanakan tugas.10
4. Tipe Kepemimpinan
3
Afandi, “Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam.”
Pertama, kepemimpinan otokrasi. Kepemimpinan otokrasi disebut juga
kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini
mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus
melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut (Tjiptono
dan Anastasia Diana, 2000 : 161). Menurut Wursanto (2004 : 201), kepemimpinan
otokrasi adalah kepemimpinan yang mendasarkan pada suatu kekuasaan atau
kekuatan yang melekat pada dirinya. Kepemimpinan otokrasi dapat dilihat dari ciri-
cirinya antara lain : (1) mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan yang
melekat pada dirinya, (2) menganggap dirinya paling berkuasa, (3) menganggap
dirinya paling mengetahui segala persoalan, orang lain dianggap tidak tahu, (4)
keputusan-keputusan yang diambil secara sepihak, tidak mengenal kompromi,
sehingga ia tidak mau menerima saran dari bawahan, bahkan ia tidak memberi
kesempatan kepada bawahan untuk memberikan saran, pendapat atau ide, (5) keras
dalam menghadapi prinsip, (6) jauh dari bawahan, (7) lebih menyukai bawahan
yang bersikap ABS (Asal Bapak Senang), (8) Perintah-perintah diberikan secara
paksa, (9) pengawasan dilakukan secara ketat agar perintah benar-benar
dilaksanakan.
D. GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
4
Afandi.