PENDAHULUAN
BAB II
PEMERIKSAAN GRADASI PASIR
2.1Tujuan
untuk menetapkan/menentukan pembagian butir (Gradasi)
pasir.
2.2Bahan
Pasir asal sungai berantas seberat 1500 gram.
2.4Pelaksanaan
a. Pasir ditimbang seberat 1500 gram
b. Bahan diayak dengan ayakan yang tersusun yaitu dari
ukuran ayakan dengan ukuran 2,00mm, 1,18mm,
0,6mm,0,3 mm, 0,18mm, 0,15mm, 0,75 mm dan kotak
penampang.
c. Bahan diayak dengan menggunakan motorrised sleve
shaker selama 3 menit.
d. Pasir yang tertinggal diatas ayakan ditimbang dan dicatat.
2.5Daftar ayakan
Pasir yang diayak = 1500 gram
Prosesn Kumula Pasir
tase tif yang
No. Sisa ayakan (gr) pasir pasir lewat
Ayaka yang yang ayakan
n (cm) tertaha tertaha
Perc. Perc. Perc. Rata- (100%-
n n e%)
1 (a) 2 (b) 3 (c) rata (d)
(gr) (gr) (gr) (gr) ayakan
(%) ayakan
(%) (%)
200
Modulus halus butir pasir = = 2,00 % < 5% (kadar
100
lumpur ditetapkan terhadap berat kering). Bila melampaui 5%
agregat harus dicuci.
Pembahasan.
a+b+ c
Jumlah = ( )
3
253+ 210,2+ 208,8
= = 224 gr
3
Dalam % = ( c/1000) X 100%
= 224/1500X 100% = 14,93%
Jumlah sisa ayakan = % tentukan + % jumlah
berikutnya misal
= 14,93% + 14,93% = 29,86%
Jumlah lewat ayakan = (100% - d%)
= 100% - 14,93% = 85,07%
Gradasi Ayakan 1
100 95
90 82.74
80 70
69.89
70 60
60 52.71
Lolos %
50
40 34
30
30
20 11.37 15
10
10 5.54
0.00
0 0 0
0
Pan 0,08 0,15 0,6 1,8 2,36
Ukuran Mata Ayakan (Cm)
2. Zona 2
Gradasi Ayakan 2
120
100
100
85
82.74
80 69.89
Lolos %
60 52.71
35
40 30
20 11.37
5.54
0.00
0 0 0
0
Pa n 0,08 0,15 0,6 1,8 2,36
Ukuran Mata Ayakan (Cm)
Gradasi Ayakan 3
120
100
100 90
82.74
75
80 69.89
Lolos % 60
60 52.71
40
20 11.37
5.54
0.00
0 0 0
0
Pa n 0,075 0,15 0,6 1,8 2,36
Ukuran Mata Ayakan (cm)
4. Zona 4
Gradasi Ayakan 4
120
95 100
100 90
80 82.74
80 69.89
Lolos %
60 52.71
40
20 11.37
5.54
0.00
0 0 0
0
Pa n 0,08 0,15 0,6 1,8 2,36
Ukuran Mata Ayakan (cm)
3.1 Tujuan
Untuk menentukan pembagian butir (gradasi) kerikil
3.2 Bahan
Krikil berasal dari sungai brantas seberat 20kg
3.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 1,0 gram.
b. Satu set ayakan dengan ukuran masing-masing 50 mm,
38mm, 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm dan kerikil
penampang.
c. Motorrised dynamic shaker.
3.4 Pelaksanaan
a. Menimbang bahan contoh seberat 2 x 20kg.
b. Menyusun ayakan masing-masing dari bawah keatas
mulai dari ukuran terbesar sampai terkecil dan kotak
penampung.
c. Kerikil kita masukkan sedikit demi sedikit, diayak dengan
ayakan yang digerakkan dengan motorrised dynamic
shaker.
d. Ayakan hampir penuh , ayakan diambil dan diganti
dengan ayakan untuk ayakan bahan yang belum
terayak, sampai bahan contoh dapat terayak seluruhnya.
e. Sisa yang tertinggal ditimbang dengan timbangan.
10 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
3.5 Daftar Ayakan
Kerikil yang diayak = 40000 gram
Prosesn Kumula Pasir
tase tif yang
No. Sisa ayakan (gr) pasir pasir lewat
Ayaka yang yang ayakan
n (cm) tertaha tertaha
Perc. Perc. Perc. Rata- (100%-
n n e%)
1 (a) 2 (b) 3 (c) rata (d)
(gr) (gr) (gr) (gr) ayakan
(%) ayakan
(%) (%)
2,36 1660 2480 3680 2070 5,18 5,18 94,83
4,75 1900 1200 1100 1550 3,88 9,05 90,95
1310 1430 1490
9,50 13700 34,25 43,30 56,70
0 0 0
1490 1210 1190
19 13500 33,75 77,05 22,95
0 0 0
25 7600 9200 9900 8400 21,00 98,05 1,95
Pan 840 720 640 780 1,95 100,00 0,00
Jumla 4000 4000 4000
40000 100,00 332,63 267,38
h 0 0 0
248,2
Modulus halus butir kerikil = =¿ 2,482
100
a+b
Jumlah = ( )
2
0+0
= = 0gr
2
Dalam % = ( c/20000) X 100%
= 0/20000X 100% = 0
Jumlah sisa ayakan = % tentukan + % jumlah
berikutnya misal
= 0 + 1,50%= 1,50%
Jumlah lewat ayakan = (100% - d%)
= 100% - 0% = 100%
11 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
3.6 Grafik Pemeriksaan Butiran Kerikil
1. Zona 1
Gradasi Kerikil 1
120
100
94.83 90.95
100 85
80
56.70
Lolos %
60 50
40
22.95
20 10
0 1.95 1.95 0.00
0
40 25 19 9,5 4,75 2,36 Pan
Ukuran Mata Ayaka (Cm)
2. Zona 2
Gradasi Kerikil 2
120
100 100 100
94.83 90.95 95
100
80
56.70 60
Lolos %
60
40 30
22.95
20 10
1.95
0 1.95 0.00
0
40 25 19 9,5 4,75 2,36 Pan
Ukuran Mata Ayakan (Cm)
12 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
3. Zona 3
Gradasi Kerikil 3
120
100 100
95
94.83 95
90.95
100
80 70
56.70
Lolos %
60
40
35
40
22.95
20 10
5
1.95 1.95
0 0.00
0
40 25 19 9,5 4,75 2,36 Pan
Ukuran Mata Ayakan (Cm)
13 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat
merusak beton seperti zat aktif alkali. Untuk membuat
beton dengan semen kadar alkalinya tinggi dihitung
sebgai setara dengan natrium oksida (NaO + 0,658 K2O)
tidak lebih dari 0,6 %.
Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran yang
selalu beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal
3.5 ayat (1), harus memenuhi syarat-syarat berikut:
Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus minimal 0% berat
Sisa diatas ayakan 44 mm harus berkisar antara 90%
dan 98% berat.
Selisih antara sisa-sisa komulatif diantara dua ayakan
yang berurutan adalah maksimum10% berat.
14 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
15 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB IV
CAMPURAN ADUKAN BETON
4.1 Tujuan
a. Menetapkan campuran adukan beton yang dapat
dikerjakan.
b. Menetapkan nilai slump
c. Menetapkan jumlah air yang keluar pada awal (selama 1
jam setelah campuran diberi air)
4.2 Bahan
a. Semen Portland gresik
b. Pasir asal sungai berantas
c. Kerikil asal sungai berantas
d. Air PAM
4.3 Peralatan
a. Corong kerucut kecil untuk penelitian SSD pasir beserta
tongkat penumbuknya.
b. Corong kerucut abram untuk menentukan nilai
slumpbeserta tongkat penumbuknya.
c. Cetakan kubus 15 x 15 x 15cm
d. Concrete mixer
e. Perlengkapan lainnya:
Timbangan dengan ketelitian 0,12 gram
Jangka ukur (caliper) dengan ketelitian 0.10gram
Sendok semen, gelas ukur sendok perata, talam
tempat kerikil, pasir ember, plat kaca.
16 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
4.4 Pelaksanaan
a. Umum
1. Menyimpan seluruh perlengkapan/peralatan adukan
yaitumenimbang bahan pasir, keriki, semen yang
sudah memenuhi syarat, dengan berat.
Semen Portland = 0,5 timba
Pasir = 1 timba
Kerikil = 1,5 timba
Air = secukupnya
2. Menimbang cetakan, melumasi dengan oil, dan
mencatat hasil beratnya.
3. Menyimpan bak penampung, concrete mixer yang
sudah bersih, alat-alat pengaduk, sendok adukan,
tempat air, corong kerucut abrams dan tongkat
penusuk .
4. Molen dijalankan, pasir dan kerikil dimasukkan
kemudian semen dan air, molen berputar mengaduk
bahan-bahan selama ± 2menit, bila adukan sudah
rata dituangkan dengan memutar molen ke bak
penampungan adukan.
5. Adukan dimasukkan pada kerucut Abrams dibagi
menjadi 3 lapis masing masing lapis ditusuk dengan
tongkat penumbuk sebanyak 25 kali, sambil
menumbuk kerucut harus tidak boleh tergeser, maka
harus ditekan yang kuat.
6. Laisan yang akhir selesai ditunggu selama 30 detik,
brau kerucut diangkat maka adukan mengalami
penurunan ukur dengan dengan alat ukur untuk
mengetahui nilai slump.
7. Adukan yang memenuhi syarat slumpnya
dimasukkan dalam kotak kubus beton dengan 3 lapis,
17 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
masing-masing lapis ditumbuk 25 kali. Kubus penuh
diratakan bagaian tepi dibersihkan dan kemudian
ditimbang.
8. Peanmpung air yang keluar selama 1jam awal sejak
masukkan adonan kedalam kubus beton, air
dmasukkan dalam gelas ukur.
9. Setelah 2 jam awal sejak diberi air, permukaan beton
bagaian atasnya dilapisi dengan pasta semen
(capping).
10. Setelah 24 jam sejak pengisian beton dalam cetakan,
beton dikeluarkan dari cetakan disimpan dalam
udara yang lembab.
b. Detail
1. Membuat kerikil dari psir menjadi SSD
a. Membuat kerikil SSD
Kerikil direndam dalam air selama 24 jam.
Mengeluarkan dari dalam air dan dilap sampai
kering.
Didapat kerikil SSD sehingga dapat dipakai.
b. Membuat pasir SSD
Pasir basah dibalik-balik atau diangin-anginkan
selama 24 jam
Pasir diuji denagn alat corong kerucut, pasir
diisikan pada corong lalu dimampatkan dengan
tongkat tinggi jatuh kurang lebih 5cm, diisi 3
lapis masing-masing dtumbuk 25 kali hingga
mampat.
Corong kerucut diangkat perlahan-lahan dan
dilihat hasilnya sampai ketentuan dibawah ini:
Pasir bentuknya tetep karena terlalu basah,
sehingga dikeringkan dulu.
18 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Pasir bentuknya longsor / buyar karena
terlalu kering maka di basahi.
Pasir diisi puncaknya longsor dalam keadaan
SSD.
c. Susunan adukan beton.
Dibuat adukan, 1:2:3 ( parbandingan berat
sedangkan perbandingan volume tidak dihitung)
d. Cara mengaduk beton
Mula-mula dimasukkan pasir dan kerikil
kedalam concrete mixer dan mesin dihidupkan
setelah teraduk rata lalu semen dimasukkan,
adukan yang baik diberi air sedikit demi sedikit
sambil diaduk terus.
Setelah adukan beton cukup plastis, dicoba
slumpnya, secara visual dapat diihat adukan
yang diinginkan.
e. Penentuan nilai slump
Cetakan yang dipakai berupa kerucut terpasang
dengan diameter atasnya 10cm, bawah 20cm
dan tinggi 30cm.
Tongkat pemadam (baja tahan karat) = 16mm,
panjang = 60cm ujung dibulatkan, serta plat
logam dengan permukaan yang kokoh dan
kedap air
Cara menentukan sump sebagai berikut:
Catatan dibasahi dengan kain basah.
Meletakkan cetakan diatas plat, lalu cetakan
diisi penuh dengan adukan dalam 3 lapis
dengan tiap-tiap lapis ditusuk 25 kali. Pada
wakt penusukan tongkat harus tepat masuk
sampai lapisan bawah tiap lapisan lalu
diratakan dengan tongkat didiamkan
19 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
selama 30 detik sambil membersihkan
adukan disekitarnya.
Cetakan diangkat lurus keatas perlahan-
lahan, meletakkan cetakan disamping
adukan dan mengukur slumpnya.
harga slump = penurunan dari puncak
adukan semula.
f. Cara membuat capping
Bahan capping (bahan penutupbeton dalam
cetakan) adalah pasta semen dengan konstitusi
normal (Fas ± 0,30) menurut NI 8 yang diaduk
menjadi plastis, pengadukan dan pemberian air
dilakukan bersama-sama.
Beton dalam cetakan (terhitung 2 jam seak
pemberian air pada adukan beton) didasarkan
permukaannya lalu diberi lapisan pasta semen
sebagai penutup beton dan diratakan
permukaan ditutup dengan plat kaca (yang
telah dilapisi minyak) sambil ditekan agar
merata kemudian diberi benda pemberat
diatasnya.
Beton dalam cetakan dibiarkn mengeras dan
diletakkan dalam ruang lembab selama 24jam
terhitung sejak adukan dimasukkan dalam
cetakan.
20 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
4.5 Data Percobaan
1. Jumlah bahan dalam campuran
2. Semen Portland = ½ timba
3. Pasir = 1 timba
4. Kerikil = 1,5 timba
5. Air dengan Fas 0,6 = 1,2 liter
21 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB V
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN
5.1 Tujuan
Untuk menentukan berat satuan kerikil
5.2 Bahan
Kerikil berasal dari sungai brantas
5.3 Peralatan
1. Timbangan
2. Tongkat tusuk baja
3. Kotak takar
5.4 Pelaksanaan
1. Menimbang ember kosong
2. Menimbang ember yang penuh air, dimana airnya sudah
diketahui volumenya
3. Mengisi masing-masing kotak takar dengan benda uji
kerikil dalam 3 lapisan sama tebal, tiap lapisan tusuk 25
kali.
4. Tongkat tusuk pang kurang lebih 60 cm diameter kurang
lebih ,60 cm cara ini disebut RONDDING
5. Meratakan muka bahan kerikil dengan ember sama
tinggi dengan mistar
6. Menimbang kotak takar dengan benda uji
7. Ember dikosongkan dan diisi lagi dengansingkup benda
uji kerikil dengan tinngi tidak lebih dari 5 cm diatas kotak
takar, cara ini dsebut SHOVELING
8. Meratakan benda uji dengan tangandan mistar setinggi 5
cm diatas muka ember yang ditimbang
5.5 Hasil Pengujian
22 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
1. Cara RONDDING : Berat satuan kerikil
2. Cara SHOVELING : Berat satuan kerikil
5.6 Pembahasan
5.7 Kesimpulan
Bahan = Kerikil
Untuk = Percobaan
Rodded :Takaran diisi kerikil dalam 3 lapis , setiap lapis ditusuk 25 kali ,
kemudian diratakan.
23 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Berat satuan kerikil (gram / cm 3 ) = 1,447 gram
1
π xt( R2 x R x r + r 2 )
3
1
x 3,14 x 19 ( 13,52 + 13,6 x 7 + 72 )
3
KUBUS
Jadi , 3,5 kali adukan menghasilkan 10 cetakan kubus yamg tertuang dibawah ini;
SILINDER
24 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Air : 1,2 Liter
25 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB VI
PERCOBAAN KUAT DESAK BETON
6.1 Tujuan
a. Menentukan batas sebanding.
b. Menentukan kuat desak beton.
c. Menetapkan batas tenggang 0,01 (pada 0,01% offset).
d. Menetapkan modulus elastis awal dan modulus kenyal.
e. Menetapkan berat sendiri beton.
f. Menetapkan modulus elastis tekan pada tegangan
tertentu.
g. Menetapkan nilai sebanding kuat desak kubus.
6.2Bahan
Sebuah kubus standart 15 x 15 x 15 cm3
6.3 Peralatan
a. Hammer tester
b. Compressemeter (alat ukur perpendekan)
c. Caliper concrete micrometer
d. Universal testing machine
e. Timbangan
6.4 Pelaksanaan
a. Mencatat untuk masing- masing bahan uji, jenis, asal
bahan disusun, perbandinagn berat fas, slump, tanggal
pembuatan, tanggal penguji, cara penyimpanan dan
mesin.
b. Menetapkan ukuran-ukuran, panjang rata-rata, lebar
rata-rata, dengan ketelitian sampai 0,1mm kemudian
ditimbang.
c. Mengamati cara kerjahydraulic hand pump dengan
memutar tuas katup (valve) ke arah kanan, maka secara
26 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
perlahan mesin akan turun menekan beton sampai
dengan kekuatan maksimum beton.
d. Setelah beton hancur didapat, mencatat beton hancur,
kemudian kubus beton diturunkan dengan memakai
handle.
e. Mencatat sket bidang kubus beton hancur dengan 6
bidang.
6.6Pengolahan Data
a. Data pengaman uji desak beton
b. Tanggal pengecoran
c. Tanggal pengujian
27 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
6.7 Tabel Hasil Uji Tekan Beton
Benda Uji Kubus
Panja
Umur Berat Lebar Luas
ng Uji tekan Uji tekan
No Permukaan
( Cm (kN) (kg)
(hari) (kg) ( Cm ) (cm2)
)
1 7 7,9 15 15 225 400 40000
2 7 8 15 15 225 550 55000
3 7 8,1 15 15 225 580 58000
4 14 8 15 15 225 650 65000
5 14 8,03 15 15 225 720 72000
6 14 7,9 15 15 225 610 61000
7 28 7,8 15 15 225 790 79000
8 28 8,1 15 15 225 680 68000
9 28 7,9 15 15 225 735 73500
10 28 8,1 15 15 225 650 65000
28 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
6.8Mencari Tegangan Hancur
Tegangan Tekan
Ϭb =
K x Luas
ΣϬb
Ϭbm =
n
Beton Kubus
Tegangan Tegangan Tegangan
Umur Luas
No K Tekan Hancur {ϭb} Hancur
(hari) (cm2) (Kg) (Kg/cm2) (Kg/cm2)
1 7 0,7 225 40000 253,97
2 7 0,7 225 55000 349,21 323,81
3 7 0,7 225 58000 368,25
4 21 0,88 225 65000 328,28
5 21 0,88 225 72000 363,64 333,33
6 21 0,88 225 61000 308,08
7 28 1 225 79000 351,11
8 28 1 225 68000 302,22
317,22
9 28 1 225 73500 326,67
10 28 1 225 65000 288,89
Total 3240,32 974,37
29 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Σ Ϭb 323,81+333,33+317,22
Ϭbm = =
n 3
= 324,79 Kg/cm2
Total Teg. Hancur rata-rata (σbm)
Σbm = ∑ σbmhari7 +∑ σbm hari 14+ ∑ σbm hari 28
Σbm = 323,81 + 333,33 + 317,22 = 974,37
σbm
( )
σbmakhir = 3
0,83
974,37
( ) 324,79
σbmakhir = 3 = = 391,311 Kg/cm2
0,83
0,83
Pengerjaan :
(σb - σbm) = 253,97 – 324,79 = -70,82 Kg/cm2
−71,002
(σb - σbm)2 = ¿ = 5041,25 Kg/cm2
¿
¿
30 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Σ(σb - σbm)2 = 5041,25 + 587,40 + 1873,50 + 10,97 + 1495,09 +
+ 4081,93 + 225 + 1556,30 + 2,79
Σ(σb - σbm)2 = 15159,48 Kg/cm2
S=
√ Σ(σb−σbm )2
n−1
=
√ 15159,48
10−1
= 41,04
Maka, mutu beton kubus :
δbk = σbm - 1,645 x S
= 324,79 – 1,645 x 41,04
= 257,28 Kg/cm2
Jadi, Mutu K kubus = K-257
Mencari Tegangan Hancur
Beton Silinder
X
Tegangan Tegangan Tegangan
Umur Luas Hancur Hancur
No K Tekan
{ϭb} rata-rata
(hari) (cm2) (Kg) (Kg/cm2) (Kg/cm2)
1 7 0.7 176.63 38500 311.39
2 7 0.7 176.63 56000 452.92 342.39
3 7 0.7 176.63 32500 262.86
4 21 0.96 176.63 32500 191.67
5 21 0.96 176.63 54500 321.41 291.92
6 21 0.96 176.63 61500 362.69
7 28 1 176.63 29000 164.19
8 28 1 176.63 56000 317.05
280.25
9 28 1 176.63 68000 384.99
10 28 1 176.63 45000 254.77
Total 3023.93 914.56
-Tata Cara Pengolahan Data
Luas Silinder = π r2
= 3,14 x (7,5x7,5)
= 176,625 cm2
Tegangan Tekan
Ϭb =
K x Luas
31 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Σ Ϭb 342,39+ 291,92+280,25
Ϭbm = =
n 3
= 304,85 Kg/cm2
Total Teg. Hancur rata-rata (σbm)
Σbm = ∑ σbm hari7 +∑ σbm hari 14+∑ σbm hari 28
Σbm = 342.39 + 291.92 + 280.25 = 914,56
Tegangan Tekan
Ϭb = K x Luas
38500
= 0,7 x 176,63
11000
= 123,64
= 311,39 Kg/cm2
Perhitungan Ϭbk
Beton Silinder
(σb - (σb - Teg.
Umur P {σb} bm
XNo σbm) σbm)2 Hancur
(hari) (kg) (kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) {ϭb}
1 7 12 127.38 6.54 42.71 311.39
2 7 11.9 127.38 148.07 21925.97 452.92
3 7 11.9 127.38 -41.99 1763.35 262.86
4 21 11.8 139.57 -113.18 12810.36 191.67
5 21 11.7 139.57 16.56 274.27 321.41
6 21 11.8 139.57 57.84 3345.84 362.69
7 28 11.5 149.09 -140.66 19786.64 164.19
8 28 11.6 149.09 12.20 148.77 317.05
9 28 11.5 149.09 80.14 6421.71 384.99
10 28 11.9 149.09 -50.08 2508.02 254.77
Total 69027.62
Pengerjaan :
(σb - σbm) = 311.39 – 304,85 = 6,54 Kg/cm2
6,54
(σb - σbm)2 = ¿ = 42,71 Kg/cm2
¿
¿
32 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Σ(σb - σbm)2 = 42,71 + 21925,97 +1763,35 + 12810,36 +
274,27 + 3345,84 + 19786,64 + 148,77 +
6421,71 + 2508,02
Σ(σb - σbm)2 = 69027,62 Kg/cm2
S=
√ Σ(σb−σbm )2
n−1
=
√ 69027,62
10−1
= 87,58
33 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB VII
PENUTUP
5.8 Kesimpulan
1. Pada hasil percobaan analisis ayakan agregat halus,
setelah dimasukkan dalam grafik pasir ternyata
memenuhi syarat ASTM, hal ini menunjukkan bahwa
pasir yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk
pembuatan beton pada Zona 2
2. Pada percobaan analisis ayakan agregat kasar,
setelah dimasukkan dalam grafik kerikil ternyata
hanya masuk separuh pada grafik ASTM, hal ini
disebaabkan ukuran kerikil terlalu besar, untuk itu
harus ditambah kerikil yang lebih kecil pada Zona 2.
3. Setelah dilakukan uji kuat tekan beton berbentuk
kubus dan silinder didapatkan beton dengan mutu K-
208,5.
34 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
4. Campuran adukan prosentase Kubus:
1. Semen = 67,14 %
2. Pasir = 13,16 %
3. Kerikil = 18,12 %
4, Air = 1,63 %
Campuran adukan prosentase Silinder :
1. Semen = 67,12 %
2. Pasir = 13,13 %
3. Kerikil = 18,13 %
4, Air = 1,62 %
Jadi , Prosentase keseluruhan ( Kubus + Silinder = x/2 ) :
7.2 Saran
1. Faktor penyebab turunnya mutu beton diantaranya
adalah:
Pasir atau kerikil yang digunakan sebagai bahan
campuran pada waktu percobaan mempunyai
mutu yang rendah.
Pada saat percobaan tersebut terdapet
kesalahan baik pada pembacaan alat ataupun
faktor lain misalnya tidak setabilnya peralatan
yang kita gunakan.
2. Kesalahan yang terjadi pada saat pencampuran
material (Portland Cement, pasir, kerikil dan air)
akan mengakibatkan tidak sesuainya mutu beton
35 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
yang diharapkan, krena banyak rongga yang belum
terpenuhi atau perbandingan semen dengan air
lebih banyak air.
36 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
LAMPIRAN
37 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Proses mengambil kerikil sebelum di masukkan mesin molen
38 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Setelah campuran di mix sampai rata, campuran tadi di tuangkan ke wadah yang
telah disediakan
39 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Menyiapkan cetakan beton
40 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Memasukkan campuran ke dalam cetakan sambil di tumbuk agar campuran bisa
tertata padat
41 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n