ABSTRAK
Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan dunia, dengan jumlah penderita yang bertambah
setiap tahun. Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal secara perlahan yang berkaitan
dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Pasien gagal ginjal kronik biasanya diberikan terapi
hemodialisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengeluarkan produk
sisa metabolisme. Pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis sering terjadi
periodontitis akibat kondisi kebersihan mulut yang buruk, dan menjadi semakin parah seiring
bertambahnya durasi hemodialisis yang dijalani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara durasi hemodialisis dengan periodontitis. Penelitian analitik cross sectional ini dilakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Subjek penelitian sebanyak 99 orang
dengan usia 20–59 tahun. Dilakukan pemeriksaan kedalaman poket periodontal dan pemeriksaan
OHI-S terhadap subjek penelitian. Berdasarkan hasil uji chi-square terdapat hubungan yang bermakna
antara durasi hemodialisis dengan periodontitis (p<0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara durasi hemodialisis dengan periodontitis.
ABSTRACT
Chronic renal failure is a world’s health problem, with a number of patients growing rapidly each
year. Chronic renal failure is a progressive decline in the renal function associated with a reduced
glomerular filtration rate. Patients with chronic renal failure are usually treated by hemodialysis to
maintain fluid and electrolyte balance and eliminate metabolic waste products. In chronic renal failure
patients who are undergoing hemodialysis teraphy, they often experiencing periodontitis as a result of
poor oral hygiene, and periodontitis can be more serious along with the increasing of undergoing
hemodialysis duration. This study was aimed to analyze the relationship between hemodialysis
duration and periodontitis. This cross sectional study was done in Regional General Hospital dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. The subjects of this study was 99, aged between 20–59 years old.
Subject was clinically examined in periodontal pocket depth and oral hygiene. Based on chi-square
test, it found that there was significant relationship between hemodialysis duration and periodontitis
(p<0,05). It can be concluded that in this study, there was significant relationship between
hemodialysis duration and periodontitis.
47
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
48
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
dalam penelitian ini berjumlah 99 orang. dengan yang mengalami periodontitis moderat,
Status subjek penelitian dapat dilihat pada yaitu 42 subjek (42,4%).
Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui Tabulasi Silang Durasi Hemodialisis
bahwa jumlah subjek untuk ketiga kelompok dengan Periodontitis
durasi hemodialisis adalah sama, yaitu
sebanyak 33 subjek (33,3%) pada setiap 25
kelompok. Kelompok usia subjek terbanyak
adalah usia 50–59 tahun, yaitu sebanyak 51 20
Jumlah Subjek
49
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
Pada Gambar 1 terdapat hasil tabulasi Pada Gambar 2 terdapat hasil tabulasi
silang antara durasi hemodialisis dengan silang antara durasi hemodialisis dengan
periodontitis yang menunjukkan bahwa OHI-S yang menunjukkan bahwa OHI-S
periodontitis parah paling banyak dialami oleh buruk paling banyak dialami oleh kelompok
kelompok dengan durasi hemodialisis > 3 dengan durasi hemodialisis > 3 tahun.
tahun.
Tabulasi Silang Periodontitis dengan OHI-S
Tabulasi Silang Durasi Hemodialisis Pada Tabel 2 terdapat hasil tabulasi
dengan OHI-S silang antara periodontitis dengan OHI-S yang
menunjukkan bahwa periodontitis lebih
30 banyak terjadi pada kelompok subjek dengan
OHI-S buruk dibandingkan kelompok subjek
25 dengan OHI-S sedang.
Jumlah Subjek
20
15 OHI-S baik Tabulasi Silang Periodontitis dengan
Diabetes Melitus
10 OHI-S sedang Pada Tabel 3 terdapat hasil tabulasi
5 OHI-S buruk silang antara periodontitis dengan diabetes
melitus yang menunjukkan bahwa tidak ada
0
subjek yang tidak menderita periodontitis pada
< 1 1-3 > 3
kelompok pasien yang memiliki riwayat
Durasi Hemodialisis (tahun)
diabetes melitus.
Gambar 2. Diagram Batang Tabulasi Silang Du- Tabulasi Silang Periodontitis dengan Usia
rasi Hemodialisis dengan OHI-S. Pada Tabel 4 terdapat hasil tabulasi
Keterangan: silang antara periodontitis dengan usia yang
• OHI-S baik = skor 0,0–1,2 menunjukkan bahwa periodontitis paling
• OHI-S sedang = skor 1,3–3,0 banyak dialami oleh kelompok subjek yang
• OHI-S buruk = skor 3,1–6,0 berusia 50–59 tahun.
50
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
Tabulasi Silang Periodontitis dengan Jenis Berdasarkan hasil uji chi-square pada
Kelamin Tabel 7 dan Tabel 8 antara durasi hemodialisis
Pada Tabel 5 terdapat hasil tabulasi dengan periodontitis menunjukkan hubungan
silang antara periodontitis dengan jenis yang bermakna (p<0,05).
kelamin yang menunjukkan bahwa
periodontitis lebih banyak terjadi pada PEMBAHASAN
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian ini, subjek
yang mengalami periodontitis pada setiap
Tabulasi Silang OHI-S dengan Jenis kelompok durasi hemodialisis adalah 72,8%
Kelamin untuk durasi < 1 tahun, 81,8% untuk durasi 1–
Pada Tabel 6 terdapat hasil tabulasi 3 tahun, dan 90,9% untuk durasi > 3 tahun.
silang antara OHI-S dengan jenis kelamin Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
yang menunjukkan bahwa OHI-S buruk lebih dilakukan oleh Sekiguchi dkk (2012) dan
banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan Cengiz dkk (2009) yang menunjukkan bahwa
dengan perempuan. prevalensi periodontitis lebih banyak terjadi
pada kelompok dengan durasi hemodialisis > 3
Tabel 7. Analisis Hubungan Durasi Hemodialisis tahun, karena perjalanan penyakit yang
dengan Periodontitis (1) semakin kronik dan oral hygiene yang
Variabel Nilai p semakin buruk seiiring bertambahnya durasi
Durasi Hemodialisis - hemodialisis.14,15 Pada penelitian ini,
0,012* periodontitis parah terbanyak terjadi pada
Periodontitis
Keterangan: * = Uji chi-square, signifikansi: p<0,05 kelompok dengan durasi hemodialisis > 3
tahun, yaitu 52,4%, periodontitis moderat
Diabetes melitus merupakan faktor terbanyak terjadi pada kelompok dengan
risiko yang sangat mempengaruhi terjadinya durasi hemodialisis 1–3 tahun, yaitu 41,0%,
periodontitis, di pihak lain diabetes melitus sementara subjek yang tidak mengalami
merupakan salah satu etiologi tersering dari periodontitis paling banyak terjadi pada
penyakit gagal ginjal kronik. Pada penelitian kelompok dengan durasi hemodialisis < 1
ini diabetes melitus tidak diekslusikan. Oleh tahun, yaitu sebesar 50,0%.
karena itu dilakukan uji analisis hubungan Periodontitis dapat terjadi pada pasien
durasi hemodialisis dengan periodontitis tanpa hemodialisis akibat kombinasi beberapa
memasukkan subjek yang memiliki riwayat faktor, yaitu produksi vitamin D yang tidak
diabetes melitus dapat dilihat pada Tabel 8. adekuat akibat kerusakan ginjal yang dialami,
kondisi serostomia, serta kondisi oral hygiene
Tabel 8. Analisis Hubungan Durasi Hemodialisis yang buruk.6,16 Pada penderita gagal ginjal
dengan Periodontitis (2) kronik, terjadi penurunan produksi vitamin D,
Variabel Nilai p sehingga kelenjar paratiroid terstimulasi untuk
Durasi Hemodialisis - mensekresi hormon paratiroid. Akan tetapi,
0,024*
Periodontitis kadar vitamin D tidak dapat bertambah karena
Keterangan: * = Uji chi-square, signifikansi: p<0,05 kerusakan nefron yang dialami, akibatnya
51
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
hormon paratiroid, TNF dan IL-I kemudian subjek terdapat 22 subjek dengan riwayat
mengaktivasi terjadinya remodeling tulang.17 diabetes melitus dan seluruhnya mengalami
Pada lain pihak, kondisi serostomia periodontitis. Hal ini serupa dengan penelitian
berkontribusi terhadap terjadinya periodontitis yang dilakukan oleh Mittal dkk (2011) bahwa
akibat penurunan kadar Imunoglobulin A pada seluruh pasien yang memiliki riwayat diabetes
saliva yang berfungsi sebagai pertahanan menderita periodontitis.21
terhadap mikroorganisme yang berperan Subjek dalam penelitian ini berusia
penting dalam terjadinya periodontitis.18 antara 20–59 tahun dan dibagi menjadi empat
Oral hygiene merupakan faktor penting kelompok usia. Periodontitis moderat dan
dalam terjadinya periodontitis. Pasien periodontitis parah paling banyak terjadi pada
hemodialisis memiliki prioritas yang rendah kelompok usia 50–59 tahun, yaitu sebesar
terhadap kesehatan dan kebersihan rongga 43,6% untuk periodontitis moderat dan 81,0%
mulut, baik dikarenakan oleh stres psikologis untuk periodontitis parah. Sementara
yang dialami pasien maupun karena terapi periodontitis moderat dan periodontitis parah
hemodialisis yang dijalani sangat menyita paling sedikit terjadi pada kelompok usia
waktu.14 Sebagaimana hasil penelitian ini yang 20–29 tahun, yaitu sebesar 2,6% untuk
menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang periodontitis moderat dan tidak ada subjek
memiliki OHI-S baik. Jumlah subjek yang mengalami periodontitis parah.
terbanyak adalah yang memiliki OHI-S buruk, Penelitian yang dilakukan oleh Ragghianti dkk
yaitu 66,7%. Kelompok yang memiliki OHI-S (2004) di Brazil dan Chen dkk (2006) di
buruk terbanyak adalah kelompok dengan Taiwan menunjukkan bahwa kedalaman poket
durasi hemodialisis > 3 tahun, yaitu 37,9%. periodontal bertambah dengan bertambahnya
Hal ini sesuai dengan penelitian yang usia dan periodontitis paling banyak dialami
dilakukan oleh Bhatsange dkk (2012), oleh kelompok usia lebih dari 50 tahun.22,23
Sekiguchi dkk (2012) dan Cengiz dkk (2009) Pada penelitian ini, periodontitis juga paling
bahwa OHI-S buruk paling banyak terjadi banyak terjadi pada kelompok usia 50–59
pada pada kelompok dengan durasi tahun, yaitu seluruh subjek (100%) mengalami
hemodialisis > 3 tahun.6,14,15 periodontitis.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Pada penelitian ini ditemukan bahwa
periodontitis terdapat pada 66,7% subjek oral hygiene buruk lebih banyak pada jenis
dengan kelompok OHI-S sedang, dan 89,4% kelamin laki-laki, yaitu sebesar 63,6%, namun
terdapat pada kelompok OHI-S buruk. Hal ini persentase perempuan yang mengalami
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh periodontitis lebih banyak dibandingkan
Bhatsange dkk (2012) bahwa periodontitis dengan laki-laki. Laki-laki yang mengalami
ditemukan lebih banyak pada kelompok periodontitis sebesar 78,5%, sedangkan
OHI-S buruk dibandingkan dengan OHI-S perempuan sebesar 88,2%. Hal ini
sedang.6 Pada penelitian ini, periodontitis bertentangan dengan penelitian Ragghianti
moderat dan periodontitis parah lebih banyak dkk (2004) yang menunjukkan bahwa
terjadi pada OHI-S buruk, yaitu sebesar 59,0% persentase periodontitis lebih banyak pada
untuk periodontitis moderat dan 85,7% untuk laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
periodontitis parah. Pada penelitian tersebut periodontitis lebih
Diabetes melitus merupakan faktor banyak dialami oleh laki-laki karena laki-laki
risiko periodontitis, di sisi lain diabetes memiliki oral hygiene yang lebih buruk
melitus merupakan salah satu etiologi dari daripada perempuan dan jarang berkunjung ke
gagal ginjal kronik.19,20 Pada penelitian ini dokter gigi.
diabetes melitus tidak dieksklusikan untuk Dalam penelitian ini jumlah subjek laki-
menghindari kurangnya subjek penelitian laki dan perempuan tidak seimbang. Subjek
akibat diabetes melitus merupakan penyebab laki-laki sebanyak 65,7% sedangkan
paling sering dari gagal ginjal kronik, oleh perempuan sebanyak 34,3%. Jumlah yang
karena itu diabetes melitus menjadi faktor tidak seimbang ini dikarenakan pasien gagal
pengganggu dalam penelitian ini. Riwayat ginjal kronik yang menjalani terapi
diabetes melitus ditentukan dari diagnosis hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah
dokter bagian penyakit dalam di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin lebih banyak berjenis
Umum dr. Zainoel Abidin sebagaimana yang kelamin laki-laki dibandingkan dengan yang
tertera pada rekam medik pasien. Dari 99 berjenis kelamin perempuan.
52
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
53
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
54