Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, setiap Negara bahkan

suatu kota tidak akan terlepas dari perubahan seiring dengan perkembangan zaman.

Perubahan serta perkembangan terjadi dalam segala aspek dan bidang, termasuk

perubahan perilaku dan sikap individu. Dalam konsep pemasaran, konsumen

merupakan individu, untuk itu penting bagi pemasar untuk mempelajari konsumen

dan memahami prilaku konsumen sebagai strategi agar dapat mencapai kesuksesan

dalam menjalankan pemasaran produknya. Studi perilaku konsumen terpusat pada

cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang

tersedia baik waktu, uang, dan usaha untuk membeli barang-barang yang

berhubungan dengan konsumsi.

Pada dasarnya, seseorang melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh

beberapa faktor dan pertimbangan. Faktor tersebut dipengaruhi oleh banyaknya

rangsangan dari luar diri konsumen, baik itu dari pemasar ataupun dari lingkungan.

Rangsangan dari pemasar contohnya dari kualitas produk, harga, promosi atau

pelayanan yang diberikan. Kotler dan Keller (2009) menyatakan keputusan

pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga aktual saat ini

yang mereka pertimbangkan, bukan harga yang dinyatakan pemasar. Penetapan

harga yang dilakukan harus dapat bersaing di pasaran, jika harga terlalu tinggi maka

akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Harga juga


mengkomunikasikan nilai yang dimaksud dari produk atau merek perusahaan ke

pasar

Sementara rangsangan dari lingkungan dapat dilihat dari gaya hidup

konsumen untuk menunjukan citra dirinya kepada orang lain, sehingga konsumen

melakukan pembelian suatu produk. Hal ini didukung oleh Schiffman dan Kanuk

(2004) bahwa konsumen menyukai produk terbedakan yang membuat konsumen

merasa mencerminkan kebutuhan khusus, kepribadian, dan gaya hidup. Gaya hidup

menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinterkasi dengan

lingkungannya, menunjukan pola hidup yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan

pendapat (Kotler dan Keller. 2009).

Prilaku konsumsi masyarakat tidak terlepas dari dorongan gaya hidup.

Senang menghabiskan waktu berkumpul dan bersantai bersama teman di kedai kopi,

akan memutuskan untuk membeli kopi. Orang yang lebih kreatif akan lebih

menyukai barang-barang unik, orang yang menyukai hobi tertentu akan membeli

produk-produk sesuai dengan hobinya. Ada orang yang senang berbelanja. Itu

semua merupakan beberapa contoh dorongan gaya hidup atas prilaku konsumsi

untuk melakukan keputusan pembelian. Tidak hanya itu sekarang sedang terjadi

fenomena perubahan gaya hidup di Indonesia sedang menciptakan permintaan

tinggi untuk layanan baru yang dapat dihasilkan dari industri kreatif, munculnya e-

commerce , media sodial, smart city dan pengembangan perangkat lunak

menigkatkan permintaan fashion, seni dan kerajinan di sektor industri kreatif.

(https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/06/19074791/saatnya-melirik-industri-

kreatif).
Pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dan lebih kreatif dalam membuat

suatu produk, agar konsumen tertarik dan berminat untuk membeli podik yang

ditawarkannya. Badan Ekomini Kreatif (2017) menyatakan bahwa pada tahun 2017,

ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,38% atau 852 trilliun rupiah

terhadap total perekonomian nasional.,salah satu bidang ekonomi kreatif yang

memberikan kontribusi yang besar yaitu di bidang fashion.

Industri kreatif di bidang fashion saat ini berkembang dengan pesat. Kondisi

ini sejalan dengan berkembangnya zaman dan kesadaran masyarakat akan fashion

yang sudah mengarah pada pemenuhan gaya hidup pada zaman sekarang, disamping

itu gaya fashion juga dapat diartikan sebagai sarana berkomunikasi dan menunjukan

gaya hidup identitas pemakainya. Industri fashion tidak hanya bergerak dalam satu

bidang saja, melainkan banyak ada beberapa bidang yang dapat dikatagorikan

fashion seperti :

Jam tangan adalah salah satu benda yang dapat mendukung fashion

seseorang. Selain fungsi utamanya sebagai petunjuk waktu, jam tangan pada zaman

sekarang juga sudah menjadi salah satu pendukung bahkan menjadi tren mode

dalam fashion. Memilih jam tangan sesuai dengan serela dan dikombinasikan

dengan gaya fashion yang sedang tren pada saat ini. Jenis dan bahan material

punberagam, mulai dari jam tangan kinetik, mekanik dan elektronik, yang bahannya

terbuat dari stainless steell, almunium, karet dan plastik. Untuk itu produsen dituntut

agar lebih berinovatif menciptakan jam tangan yang baru mempunyai cirikhas,

keunikan, fitur kehandalan yang tunjang dengan desain yang berwawasan, agar
produk dapat lebih bervariatif di pasaran. Perusahaan yang bergerak dalam industri

kreatif dengan produk jam tangan yaitu salah satunya PT Matoa Indonesia.

PT Matoa Indonesia merupakan salah satu produsen jam tangan kayu

pertama di Indonesia. Perusahaan asal Kota Bandung ini memiliki konsep unik,

yaitu “urban, simply & nature”. Menggabungkan gaya perkotaan, desain yang

simpel dengan bahan baku yang ramah lingkungan yaitu meterial berasal dari kayu.

Adanya unsur budaya Indonesia yang terkandung dalam produk jam tangan Matoa,

dapat dilihat dari nama Matoa sendiri yang diambil dari nama kayu khas Papua,

disamping itu nama-nama produk Matoa berasal dari suku dan nama pulau di

Indonesia. Menjadikan produk Matoa mempunyai ciri khas di masyarakat Indonesia

bahkan mancanegara.

Bahan baku kayu yang digunakan yaitu kayu eboni yang berasal dari

Indonesia dan kayu maple yang berasal dari Kanada. Pangsa pasar Matoa kalangan

menegah keatas, harga yang ditawarkan untuk jam tangan yaitu mulai dari Rp

980.000 rupiah – Rp 3.000.000 . Saat ini ada 12 macam produk jam tangan matoa

yang ditawarkan. Walaupun harga yang ditawarkan cukup tinggi namun

kebanyakan konsumen Matoa ini yaitu anak muda. Gaya hidup anak muda zaman

sekarang yang menggemari tren fashion, menyukai hal-hal baru yang unik, lebih

kreatif, menyukai produk yang terbedakan, menjadi pengaruh dalam pembelian jam

tangan Matoa. Tidak hanya itu faktor lingkungan, seperti pengaruh dari usia sebaya,

teknologi komunikasi seperti media social juga memberi peran dalam gaya hidup

anak muda pada zaman sekarang.


Dalam membeli suatu produk terlebih dahulu konsumen membuat suatu

keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan, kapan, bagaimana dan di mana

proses pembelian itu akan akan terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi manusia

dalam menentukan keputusan membeli produk untuk memenuhi kebutuhannya,

gaya hidup dan harga merupakan salah satu faktor cukup berpengaruh terhadap

proses pembelian suatu produk gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan

orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan opininya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Jam Tangan Matoa di Wilayang Bandung “

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, terdapat 2 permasalahan

yang akan di bahas, yaitu :

1. Apakah gaya hidup konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian

jam tangan Matoa di wilayah Bandung?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian jam tangan

Matoa di wilayah Bandung?

3. Apakah gaya hidup konsumen dan harga bersamasama berpengaruh

terhadap keputusan pembelian jam tangan Matoa di wilayah Bandung?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan perumusan masalah diatas yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya hidup konsumen

terhadap keputusan pembelian jam tangan Matoa di wilayah Bandung


2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan

pembelian jam tangan Matoa di wilayah Bandung

3. Untuk mengetahui dan menganalisis gaya hidup dan harga bersama-sama

berpengaruh terhadap keputusan pembelian jam tangan Matoa di wilayah

Bandung

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh beberapa manfaat,

sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini mengungkap berbagai informasi mengenai pengaruh gaya

hidup dan harga terhadap keputusan pembelian, diharapkan dapat

memberikan manfaat positif bagi perusahaan dalam menyempurnakan

strategi untuk meningkatkan penjualannya secara berkesinambungan.

2. Universitas Pasundan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi tambahan

untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan pemikiran untuk Universitas

Pasundan Fakultas Manajamen dan Bisni.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai prasyarat untuk memenuhi gelar sarjana di Jurusan

Manajemen dan Bisnis Universitas Pasundan dan harapan kesempatan bagi

untuk menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh selama mengikuti proses

perkulihan, khususnya mengenai manajemen pemasaran .

Anda mungkin juga menyukai