B. PROSES PERSALINAN
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,
sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling
mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama
sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di
sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru,
dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang
begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para
calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para
calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan
ini. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1. Kala I : Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
· Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm
· Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan
deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan
pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut
rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim
secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap
kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga
menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap
ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan
sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu.
Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir
sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat.
Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita
yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling
berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan
terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin
buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan
bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan
proses persalinan memasuki kala II.
2. Kala II : Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air
besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai
kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara
anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di
daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan
memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum
(episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah
perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi.
3. Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya.
Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan
adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan
akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah
itu barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan
jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan
4. Kala IV; Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya
perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam
tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang
berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya
plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit
darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa
keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini
disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak
berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan
sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan
secepatnya.
LUKA Pada Vagina dan Leher Rahim Pada Proses Persalinan Normal
Kadang-kadang saja terjadinya, yaitu adanya luka atau robekan pada vagina dan
atau leher rahim, yang kecil atau yang besar. Tandanya adanya pendarahan yang
berlebihan walaupun mungkin kejadian ini akan terlihat oleh dokter setelah
persalinan. Umumnya semua luka yang panjangnya lebih dari dua sentimeter atau
yang terus mengeluarkan darah banyak akan dijahit. Bila selama persalinan tidak
digunakan anastesi maka akan diberikan anestesi lokal sebelum penjahitan.
Pendarahan Pasca Lahir
Pendarahan terjadi pasca persalinan itu adalah pendarahan yang berat dan serius
walaupun ini jarang terjadi namun harus segera dirawat. Umumnya tidak ada
dampak yang serius jika cepat ditangani. Pendarahan yang berlebihan dapat terjadi
bila rahim terlalu lemas dan tidak mengkerut akibat proses persalinan yang lama
dan melelahkan. Persalinan yang traumatik, rahim yang pernah mengembang
terlalu besar karena mengandung janin yang terlalu besar atau cairan amnion yang
terlalu banyak, bentuk plasenta yang tidak normal atau yang mengalami pemisahan
terlalu dini, adanya fibroid sehingga mengganggu terjadinya kontraksi simetris
pada rahim atau kondisi umum ibu yang lemah keika persalinan.
Pendarahan yang berlebihan dapat timbul segera setelah persalinan karena luka
yang tidak diperbaiki pada rahim, leher rahim, vagina atau tempat lain di pinggul
atau karena rahim robek atau rahim terbalik. Dapat pula pendarahan timbul satu
atau dua minggu setelah persalinan jika sisa-sisa plasenta masih tertinggal pada
rahim. Infeksi juga dapat menyebabkan pendarahan pasca lahir segera atau
berminggu-minggu kemudian. Pendarahan pasca lahir lebih sering terjadi pada
wanita yang pernah mengalami plasenta previa atau pecahnya plasenta sebelum
persalinan. Jarang terjadi penyebab pendarahan pada ibu yang sebelumnya tidak
terdiagnosa atau disebabkan oleh penggunaan aspirin atau obat lain yang dapat
mengganggu pembekuan darah.
Pendarahan yang tidak normal pasca persalinan yaitu pendarahan yang membasahi
pembalut wanita dalam waktu satu jam, selama beberapa jam atau warna darah
yang masih menyala setelah hari keempat pasca kelahiran, terutama jika
pendarahan tidak melambat jika anda beristirahat, berbau busuk, gumpalan darah
yang besar, nyeri dan atau pembengkakan di perut bagian bawah setelah lewat
hari-hari pertama pasca lahir.
Jika sudah terjadi hal-hal yang tersebut di atas sebagian ataupun keseluruhan maka
harus segera dilakukan tindakan medis sesuai penyebab pendarahan. Dokter akan
mencoba beberapa cara untuk menghentikan pendarahan di antaranya: pemijatan
pada rahim untuk membantu rahim agar berkontraksi, pemberian obat-obatan
untuk membantu kontraksi rahim, mencari dan memperbaiki luka, mengeluarkan
sisa plasenta. Jika pendarahan tidak dapat dihentikan maka dilakukan cara
selanjutnya yaitu menginfus dan bila perlu transfusi darah. Bila sebabnya
gangguan dalam pembekuan darah maka diberikan obat pembekuan darah dan
antibiotik untuk mencegah infeksi. Kadang-kadang pembalut dimasukkan ke dalam
rahim selama 6-24 jam untuk menghentikan pendarahan atau bila perlu dilakukan
pengikatan pada pembuluh darah besar di rahim. Bila usaha yang dilakukan
semuanya belum berhasil kemungkinan terburuk rahim akan diangkat.
Akan tetapi umumnya pendarahan pasca lahir dapat berhasil dengan baik dan ibu
akan pulih dengan segera.
Infeksi Pasca Lahir
Adalah infeksi yang berhubungan dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada
wanita yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan telah mengalami
persalinan melalui vagina yang tidak berkomplikasi. Infeksi pasca lahir yang
paling sering terjadi adalah endometritisyaitu infeksi pada endometrium atau
pelapis rahim yang menjadi peka setelah lepasnya plasenta, lebih sering terjadi
pada proses kelahiran caesar, setelah proses persalinan yang terlalu lama atau
pecahnya membran yang terlalu dini. Juga sering terjadi bila ada plasenta yang
tertinggal di dalam rahim, mungkin pula terjadi infeksi dari luka pada leher rahim,
vagina atau vulva.
Tanda dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, sedikit demam,
nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah dan kadang-kadang keluar dari
vagina berbau tidak enak yang khas menunjukkan adanya infeksi pada
endometrium. Pada infeksi karena luka biasanya terdapat nyeri dan nyeri tekan
pada daerah luka, kadang berbau busuk, pengeluaran kental, nyeri pada perut atau
sisi tubuh, gangguan buang air kecil. Kadang-kadang tidak terdapat tanda yang
jelas kecuali suhu tunbuh yang meninggi. Maka dari itu setiap perubahan suhu
tubuh pasca lahir harus segera dilakukan pemeriksaan.
Untuk mengatasinya biasanya dilakukan pemberian antibiotik, tetapi harus segera
diberikan sesegera mungkin agar hasilnya efektif. Dapat pula dilakukan biakkan
untuk menentukan jenis bakteri, sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat.
Terbaliknya Rahim
Setelah kelahiran bayi, ada proses persalinan yang kadang-kadang plasenta tidak
seluruhnya terkelupas dan ketika muncul, ia menarik fundus atau bagian puncak
rahim ikut bersamanya, akibatnya rahim akan membalik seperti kaos kaki yang
terbalik. Gejala terbaliknya rahim adalah perdarahan yang berlebihan dan kadang-
kadang terdapat tanda-tanda syok pada ibu. ketika menekan perut ke bawah, dokter
tidak dapat merasakan adanya rahim dan pada pembalikan rahim yang lengkap
sebagian dari rahim akan dapat terlihat di vagina.
Wanita yang beresiko tinggi akan terbaliknya rahim (walaupun resiko ini tetap
masih sangat kecil) adalah mereka yang sebelumnya telah sering melahirkan atau
mengalami proses awal persalinan (labor) yang terlalu lama lebih dari 24 jam,
mereka yang plasentanya tertanam melewati bagian puncak rahim (fundus) atau
tertanam pada tempat yang tidak normal, dan mereka yang mendapatkan
magnesium sulfat selama proses awal persalinan. Rahim juga dapat membalik
ketika ia terlalu lemas atau bila fundus tidak diam di tempatnya ketika plasenta
dikeluarkan pada tahap kelahiran ketiga.
Pada umumnya rahim dapat dikembalikan ketempatnya dengan tangan walaupun
kadang digunakan teknik lain. Mungkin diperlukan pemberian cairan intravena dan
transfusi darah bila terjadi pendarahan yang berat. Obat-obatan misalnya
magnesim sulfat dapat diberikan untuk membantu melumaskan rahim sehingga
dapat dikembalikan ke tempatnya. bila terdapat sisa-sisa plasenta yang terdapat
dalam rahim mereka dapat dikeluarkan sebelum atau sesudah rahim dikembalikan
ke tempatnya. Pada kasus yang jarang terjadi, rahim tidak dapat dikembalikan ke
tempatnya dengan tangan dan memerlukan pembedahan pada perut. setelah
penempatan kembali, biasanya perut akan terus ditekan agar rahim tetap berada
pada tempatnya dan diberikan eksitosin atau obat lain untuk membuatnya kencang
dan tidak membalik kembali. Mungkin juga akan diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi.
C. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan
penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat
ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat
1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan
PROSEDUR
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol
sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan
pembungkus bayi
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai
tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan
yang tidak lentur
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada ( pengukuran dilakukan
melalui kedua puting susu)
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Ø Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk
atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali
setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi
akibatprematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba
fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21
Ø Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Ø Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes
dan sebagainya
2. Wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas
seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah
akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Ø Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Ø Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Ø Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Ø Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina
Ø Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Ø Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Ø Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
4. Hidung
Ø Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm.
Ø Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Ø Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis kongenital
Ø Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan
5. Mulut
Ø Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkanmikrognatia
Ø Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari
dasar mulut)
Ø Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras
dan lunak
Ø Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Epistein’s pearl atau gigi
Ø Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau
tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
6. Telinga
Ø Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Ø Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Ø Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Ø Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Ø Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal
7. Leher
Ø Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher
Ø Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus
brakhialis
Ø Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ø Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya
kemungkinan trisomi 21.
8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
9. Tangan
Ø Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke
bawah
Ø Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau fraktur
Ø Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Ø Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Ø Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan
10. Dada
Ø Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
Ø Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
simetris
Ø Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
11. Abdomen
Ø Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Ø Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Ø Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor
lainnya
Ø Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten
12. Genetalia
Ø Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Ø Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Ø Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Ø Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Ø Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Ø Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24
jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanyamekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
14. Tungkai
Ø Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
Ø Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan
adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Ø Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki
15. Spinal
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
16. Kulit
2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38,
Respirasi 16-24)
4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu,
stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact)
atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak,
boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,
kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy,
echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah
atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis
pada anus.
7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot
Glukosa:
Kolesterol:
Asam urat:
Pada saat ini Angka Kematian Ibu ( AKI ) di indonesia masih sangat tinggi. Menurut
Survey Demogravi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2012 menyebutkan, Angka Kematian
Ibu ( AKI ) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat
ditekan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup ( 1991 ) menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup ( SDKI ) 2007. Selain AKI, Angka Kematian Bayi ( AKB ) juga masih tinggi, 32 per
1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000
kelahiran hidup
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu
bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan
sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga tujuan dapat tercapai.
Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan
adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinggi sebagai
salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh
tenaga kesehatan khususya bidan, sehingga asuhan yang diberikan kepada pasien dapat
bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilksanakan berupa pelaksanaan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai
Salah satu upaya yang dilakukan bidan adalah menganjurkan kepada pasien untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai dengan kebijakan pemerintah. Pada
pemeriksaan ini ibu hamil dapat memberikan informasi atau pertanyaan yang dikeluhkan
yang akhirnya mampu memberikan solusi dan penanganan lebih lanjut. Salah satunya
memberikan asuhan yaitu pemantauan kesehatan pada ibu hamil. Dalam melaksanakan
pemantauan ini bidan tidak akan mungkin bekerja sendiri, namun membutuhkan bantuan
pihak lain, dalam hal ini adalah pasien sendiri beserta keluarganya. Hal ini bertujuan agar
pasien dan keluarga ikut merasa bertanggung jawab terhadap kesehatannya, sehingga jika
terjadi sesuatu gangguan dan membutuhkan suatu tindakan, pasien dan keluarga dapat
1. Melaksanakan pengkajian data atau pengumpulan data subjektif maupun objektif terhadap
Ny. N
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil dan umumnya pada
masyarakat.
Sebagai penilaian kepada mahasiswa tentang asuhan kepada ibu hamil serta Sebagai
tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil
fisiologis.
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan
secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada kehamilan sehingga timbul kesadaran
2.1 Definisi
Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari ( 40 minggu ) dan
tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Pembagian kehamilan dibagi dalam tiga trimester :
trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan ( 0-12 minggu ); trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan ( 13-28 minggu ); trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
Antenatal care merupakan pelayanan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau
bermasalah (saifudin,2001)
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan
sosialdalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu
serta tumbuh kembang janinn, juga mendeteksi dan serta menatalaksanakna kondisi yang
tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahirnamun kadang-kadang tidak sesuai
Extra uteri adalah kehamilah yang perkembangannya janinnya berada diluar uteri atau
rahim, disaluran tuba falopii. Kehamilan ini biasa kita kenal dengan” hamil diluar
kandungan”. Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut. Karena akan
membahayakan ibu serta janinnnya. Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi sebab
ruang hidupnya seharusnya berada dirahim, bukan disaluran tuba falopii, sehingga kehamilan
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan :
i) Tatalaksana kasus
0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm.
Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum sum tulanh
belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk.
4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan
semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangh-tulang belakang wajah, mata,
8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk.
Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang
terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas.
Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti
12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan melalui
ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh
alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka
16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul dibelakang
gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap
jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang
dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.
20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya. Alat kelaminnya
mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan.
Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu
24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit kepalanya rambut mulai
bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar,
baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat mengenali suara ibunya dan
detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini
merupakan masa-masa bagi sang janin mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
28-36 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin bertambah,
namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya,
Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan diri bagi
halus di sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru
lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat
Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini terjadi
perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Janin berkembang dari 2 sel ke
satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus.Adapun perubahan yang terjadi ada 3
bagian, yaitu:
Ibu terlambat menstruasi, payudara menjadi nyeri dan membesar, kelelahan, dan ibu akan
mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu morning sickness atau mual
muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu.
b. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6
Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat tetapi tetap
normal juga tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah pusat, payudara
sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi, pernapasan
dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah menjalani kehamilannya dan
ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul
ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hisk meningkat karna
1. Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan esterogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
besarnya payudara, ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan
2. Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang,
perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat
itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa
khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal(Sulistyawati ari, 2009)
2.6 Perubahan Anatomik Dan Fisiologik Pada Wanita Hamil
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat
genitalia externa dan interna dan pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon
1. Uterus
3. Ovarium
4. Mammae
5. Sirkulasi darah
6. Sistem respirasi
7. Tractus digestivus
8. Tractus urinarius
9. Kulit
Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan
tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas
menurun. Pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik antara dokter dan
wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut di beri pengertian seditit
tentang kehamilan yang sedang di kandung nya. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah
menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan ,persalinan dan merasa nifas,sehingga keadaan mereka postpartum sehat natal care
1. wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehatnya atau lebih
sehat
2. adanya kelainan fisik atau pisikologik harus di temukan dini dan di obati
3. wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang di lahir kan sehat pula fisik dan mental.
Dijelaskan pada ibu tersebut perlunya di adakan pemeriksa teratur; makin tua
kehamilan nya makin cepat pemeriksaan harus di ulang hal ini tergantung pula pada apa yang
ditemukan pada pemeriksaan, misalnya seorang wanita hamil dengan kelainan jantung
,hipertensi, atau diabetes melitus harus lebih sering di periksa ulang dari pada seorang ibu
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi
pemenuhan makan untuk dua orang-akan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin terlalu
besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara mengatur
menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada pedoman umum gizi
2. Kebutuhan Energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk
meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini bertujuan
untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester 1 kebutuhan
energi meningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-organ penting janin, dan
jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada trimester 11 dan 111 untuk pertumbuhan
janin.
Protein, Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya
Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi
Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan
nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya.
Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
Zat Besi, anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu
ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah
melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama
hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama
hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi, Pemberian suplemen zat besi
dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama
kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum.
meningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme
normal makanan menjadi energi, pematangan sel darah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan
pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini
terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio
Kalsium, metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti.
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan
yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil
olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati,
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa
makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan
pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin di antaranya adalah
sebagai berikut.
a) Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik
d)Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mg per hari. Efek yang
dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih yang
meningkat.
e) Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 IU/hari dapat menyebabkan kelainan bawaan.
3. Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi
dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja.
Dalam pemberian terapi,dokter biasanya akan sangat memperhatikan reaksi obat terhadap
kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan.
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah
adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang
berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih disini adalah termasuk
bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Selain udara, perilaku hidup bersih dan sehat juga
perlu dilaksanakan, seperti menjaga kebersihan diri, makanan yang dimakan, buang air besar
5. Pakaian
kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek
kenyamanaan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat
akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan psikologis
ibu, Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria
berikut ini.
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut
sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh
karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Posisi tidur yang dianjurkan
pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal
dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ibu masih membutuhkan rekreasi
untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek wisata atau
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut.
a) Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu lama di
tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan
(sinkop).
b) Apabila berpergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari
karena dapat menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dalam (deep vein
c) Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan harus berhenti
d) Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu lama di
7. Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem
berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil
akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam
8. Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran
sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan
a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa,
Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
d) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara, berarti
9. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon
progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain
itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi
serat dan banyak air minum putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.
Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak
peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu Ini terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih
sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester 111 terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan
untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.
10. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit
d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri.
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena
tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.
Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki
ketika tidur malam hari. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini perlu adanya sikap
Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak dan jangan terlalu sempit.
a) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak dan pastikan beban terfokus
pada lengan.
d) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi
ketegangan otot).
12. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang
dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus
Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus
mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval
minimal 4 minggu atau adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ke-3 (interval minimal
6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis
(interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat
membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik mau psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak
jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun
tetap perlu diberikan suatu pencegahan dalam perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan. Kunjungan minimal selama hamil adalah
4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Namun
sebaiknya kunjungan tersebut rutin dilakukan setiap bulan agar dapat segera terdeteksi jika
15. Pekerjaan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh terlalu
berat. Istirahat untuk wanita hamil dianjurkan sesering mungkin. Seorang wanita hamil
kehamilan. Pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat, berdiri dalam jangka waktu
lama, pekerjaan dalam industri mesin, atau pekerjaan yang memiliki efek samping
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai data
dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan Jika pasien mengalami tanda-tanda bahaya
ini maka sebaiknya segera pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan antisipasi untuk mencegah
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga
c. Masalah penglihatan.
Sibling rivalry adalah rasa persaingan di antara saudara kandung akibat kelahiran
anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya
ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari
lingkungannya, menjauh dari ibunya, atau melakukan kekerasan terhadap adiknya (memukul,
menindih, mencubit, dan lain-lain). Untuk mencegahSibling rivalry ada beberapa langkah
a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap disayangi oleh ayah
ibu).
c) Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam kandungan.
d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.
2. Dukungan Keluarga
Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang dari orang-orang
terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu dihadapkan pada suatu situasi yang ia sendri
mengalami ketakutan dan kesendirian, terutama pada trimester akhir. Kekhawatiran tidak
disayang setelah bayi lahir kadang juga muncul, sehingga diharapkan bagi keluarga terdekat
agar selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. Bidan sangat berperan dalam
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Bidan
bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan secara antusias memberikan
dialami oleh ibu. Kondisi psikologis yang dialami oleh ibu akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan bayi. Tingkat kepercayaan ibu terhadap bidan dan keluarga juga sangat
Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir akan banyak perubahan peran
yang terjadi, mulai dari ibu, ayah, dan keluarga. Bagi pasangan yang baru pertama punya
anak, persiapan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi dengan orang yang mampu
untuk membagi pengalamannya dan memberikan nasehat mengenai persiapan menjadi orang
tua.
Bagi pasangan yang sudah mempunyai lebih dari satu anak, dapat belajar dari
pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Selain persiapan mental,yang tak kalah pentingnya
Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat
tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman terdekat
dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan. Posisi ini akan sangat efektif sekali lagi jika bidan dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menjalin hubungan yang baik dengan pasien. Adanya hubungan saling
ari, 2009 )
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengumpulan Data
a. Identitas
Imunisasi TT : imunisasi TT1 dilakukan pada saat usia kehamilan 16 minggu, imunisasi
6. Riwayat penyakit menular seksual : tidak ada riwayat penyakit menular seksual
9. Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Tgl
Komplikasi Bayi Nifas
Usia Jenis Tempat
lahir
ini
12. Diet/Makan
Makanan yang dikonsumsi : nasi, sayur, ikan terkadang tahu tempe, 1 gelas susu untuk 1 hari
c. Pemeriksaan fisik
5. LILA : 26 cm
6. tanda vital
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu tubuh : 37 oc
b. wajah
c. mata
d. mulut
e. leher
8. Payudara
Bentuk : simetris
a. ekstremitas atas
b. ekstremitas bawah
11. Abdomen
Pemeriksaan obstetrik
TFU : 33 cm
Leopold I : pada bagian fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak Melenting (bokong)
Leopold II : pada bagian kiri ibu teraba keras, panjang, memapan (punggung ), pada bagian
Leopold III : pada bagian bawah ibu teraba bulat, keras, melenting (kepala) belum masuk
PAP
Leopold IV : tidak dilakukan
TBJ : 33-13x155=3100
12. Anogenital
a. Lipat paha
b. Vulva vagina
d. Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium
1. Darah
a. Hemoglobin : 13,6
b. Lain-lain :-
2. Urine
c. Lain-lain :-
Diagnosa : Ny.N usia 22 tahun, G1P0A0, hamil 33 minggu 4 hari, janin tunggal hidup, puki, presentasi
: G1P0A0 : ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah keguguran
unggal hidup : terdengar DJJ di satu bagian punctum maximum kuadran kiri bawah perut ibu
i : leopold II : pada bagian kiri ibu teraba panjang, keras, memapan (punggung) dan pada bagian kanan ibu
sentasi kepala : pada saat dilakukan pemeriksaan leopold I pada bagian fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak
melenting dan saat dilakukan leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,
melenting (kepala) belum masuk PAP sehingga pemeriksaan leopold IV tidak dilakukan
yang tepat
Tidak ada
Tidak ada
2. Berikan KIE tentang ketidaknyamanan yang muncul ( pegal dan sesak nafas ) dan cara
mengatasinya
3.6 Pelaksanaan
1. menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan, TTV : Tekanan darah : 110/70 mmHg,
dirasakan dan cara mengatasinya, yaitu sebagai berikut : gunakan posisi tubuh yang baik,
gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat gunakan kasur yang keras, gunakan
bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung, merentangkan tangan diatas kepala serta
3. memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti : sakit
kepala yang hebat, penglihatan kabur, gerakan janin tidak ada, keluar darah di vagina, air
3.7 Evaluasi
Saat dilakukan anamnesis Ny. N mengeluhkan sesak nafas serta sakit pada bagian
punggungnya, hal ini masih dikatakan suatu hal yang normal karena menurut buku asuhan
kebidanan pada masa kehamilan ( sulistyawati ari, 2009 ) mengatakan bahwa dalam proses
kahamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu
adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan
mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu
diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Untuk mengatasinya ajarkan kepada ibu saat
merasa sesak nafas untuk merentangkan tangan diatas kepala lalu menarik napas panjang dan
untuk mengatasi pegal yang dialami oleh ibu dapat pula menggunakan posisi tubuh yang
baik, menggunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat, menggunakan kasur yang
Pada pemeriksaan bagian wajah Ny. N ditemukan bintik-bintik hitam, menurut ilmu
kebidanan (Sarwono,2011) usia kehamilan diatas 12 minggu ke atas akan terjadi pigmentasi
kulit di bagian pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
Pada bagian abdomen ditemukan linea alba dan striae gravidarum, hal ini sesuai
dengan teori menurut ilmu kebidanan (Sarwono, 2011) usia keamilan diatas 12 minggu akan
mengalami pigmentasi kulit salah satunya adalah linea alba di garis tengah abdomen yang
menjadi hitam ( linea grisea ). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormn cortico-
Saat dilakukan pengukuran TFU didapatkan 30 cm, menurut asuhan kebidanan 1 (ai
yeyeh, 2009) pada kehamilan 32-33 minggu fundus uteri terletak 29,5-30 cm diatas simfisi.
Saat dilakukan pemeriksaan DJJ pada Ny.N didapatkan hasilnya 137 kali dalam 1
menit. Dari pemeriksaan tersebut, DJJ pada Ny.N dikatakan dalam batas yang normal karena
menurut buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (sarwono,2002)
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny. N ditemukan seperti ibu
yang mengeluhkan sesak nafas, sakit pada bagian punggung, cloasma pada bagian wajah,
linea alba dan striae gravidarum, TFU yang terletak di pertengahan pusat dan processus
xyphoideus, DJJ keadaan pasien dan janin dalam keadaan yang normal dan sehat. Semua
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan masih dikatakan hal yang fisiologis karena pada
kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia
externa, interna dan pada payudara (mammae). Dari semua hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, Ny. N dikatakan dalam keadaan sehat baik ibu dan janin. Karena semua hasil yang
ditemukan masih dalam batas normal dan termasuk keadaan yang fisiologis
5.2 Saran
ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
pada ibu
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, ari, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta : salemba
medika
www.medicastore.com