Anda di halaman 1dari 62

PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE (ANC), PROSES

PERSALINAN, PEMERIKSAAN FISIK BBL, PEMERIKSAAN


FISIK POST PARTUM
A. PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE (ANC)
Definisi Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan
asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan)
untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan
antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian
tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Tujuan:
1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Status generalis / pemeriksaan umum.
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada
ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan
yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi
plasenta). Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva
pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi. Paru /
jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas
diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio,
mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus
infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan
penatalaksanaannya.
Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin
belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih
besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara
fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
· Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan
kedua telapak tangan.
· Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala
pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin
bagian keras bulat (kepala) janin.
· Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
· Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki
pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian
tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan
dengan satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga
taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup
besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus
cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram.
Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama,
ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh
frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah
denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi
denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi
menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin
(fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban /
stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka /
perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in
speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco
(cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang
vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio
serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge
di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang
atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan
dikeluarkan dari vagina.
Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan
bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan
konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak
kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah
(JANGAN LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL PADA PEMERIKSAAN
VAGINAL !!!!)
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik
untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan
yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan
cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak
dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36
minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian
serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian
kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia
kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan
lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.
Pemeriksaan lanjutan
Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu
setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali).
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak
janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion
dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG).
Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai
normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali
pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada kunjungan
pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk
deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan jalan
lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah
hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil
dibandingkan pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi
sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan
gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz.
Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak
dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Nasehat untuk perawatan umum / sehari–hari
Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15
menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika
tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga
dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi
140 kali per menit.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya,
perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan
radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.
Bepergian dengan pesawat udara
Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak
membahayakan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah
diatur sesuai atmosfer biasa.
Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak
dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi
sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli
cairan yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan
pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari
kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya,
coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan
plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa
kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir
menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah
serviks / uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan
awal, keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam,
abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular
seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.
Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae /
hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
Hewan piaraan
Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung,
dapat mengandung parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.
Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan,
nifas dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi
sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
Gizi / nutrisi.
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu
hamil (detail cari/baca sendiri ya). Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi
tambahan vitamin dan tablet Fe.

B. PROSES PERSALINAN
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,
sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling
mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama
sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di
sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru,
dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang
begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para
calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para
calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan
ini. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1. Kala I : Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
· Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm
· Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan
deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan
pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut
rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim
secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap
kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga
menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap
ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan
sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu.
Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir
sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat.
Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita
yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling
berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan
terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin
buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan
bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan
proses persalinan memasuki kala II.
2. Kala II : Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air
besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai
kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara
anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di
daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan
memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum
(episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah
perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi.
3. Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya.
Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan
adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan
akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah
itu barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan
jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan
4. Kala IV; Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya
perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam
tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang
berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya
plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit
darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa
keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini
disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak
berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan
sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan
secepatnya.
LUKA Pada Vagina dan Leher Rahim Pada Proses Persalinan Normal
Kadang-kadang saja terjadinya, yaitu adanya luka atau robekan pada vagina dan
atau leher rahim, yang kecil atau yang besar. Tandanya adanya pendarahan yang
berlebihan walaupun mungkin kejadian ini akan terlihat oleh dokter setelah
persalinan. Umumnya semua luka yang panjangnya lebih dari dua sentimeter atau
yang terus mengeluarkan darah banyak akan dijahit. Bila selama persalinan tidak
digunakan anastesi maka akan diberikan anestesi lokal sebelum penjahitan.
Pendarahan Pasca Lahir
Pendarahan terjadi pasca persalinan itu adalah pendarahan yang berat dan serius
walaupun ini jarang terjadi namun harus segera dirawat. Umumnya tidak ada
dampak yang serius jika cepat ditangani. Pendarahan yang berlebihan dapat terjadi
bila rahim terlalu lemas dan tidak mengkerut akibat proses persalinan yang lama
dan melelahkan. Persalinan yang traumatik, rahim yang pernah mengembang
terlalu besar karena mengandung janin yang terlalu besar atau cairan amnion yang
terlalu banyak, bentuk plasenta yang tidak normal atau yang mengalami pemisahan
terlalu dini, adanya fibroid sehingga mengganggu terjadinya kontraksi simetris
pada rahim atau kondisi umum ibu yang lemah keika persalinan.
Pendarahan yang berlebihan dapat timbul segera setelah persalinan karena luka
yang tidak diperbaiki pada rahim, leher rahim, vagina atau tempat lain di pinggul
atau karena rahim robek atau rahim terbalik. Dapat pula pendarahan timbul satu
atau dua minggu setelah persalinan jika sisa-sisa plasenta masih tertinggal pada
rahim. Infeksi juga dapat menyebabkan pendarahan pasca lahir segera atau
berminggu-minggu kemudian. Pendarahan pasca lahir lebih sering terjadi pada
wanita yang pernah mengalami plasenta previa atau pecahnya plasenta sebelum
persalinan. Jarang terjadi penyebab pendarahan pada ibu yang sebelumnya tidak
terdiagnosa atau disebabkan oleh penggunaan aspirin atau obat lain yang dapat
mengganggu pembekuan darah.
Pendarahan yang tidak normal pasca persalinan yaitu pendarahan yang membasahi
pembalut wanita dalam waktu satu jam, selama beberapa jam atau warna darah
yang masih menyala setelah hari keempat pasca kelahiran, terutama jika
pendarahan tidak melambat jika anda beristirahat, berbau busuk, gumpalan darah
yang besar, nyeri dan atau pembengkakan di perut bagian bawah setelah lewat
hari-hari pertama pasca lahir.
Jika sudah terjadi hal-hal yang tersebut di atas sebagian ataupun keseluruhan maka
harus segera dilakukan tindakan medis sesuai penyebab pendarahan. Dokter akan
mencoba beberapa cara untuk menghentikan pendarahan di antaranya: pemijatan
pada rahim untuk membantu rahim agar berkontraksi, pemberian obat-obatan
untuk membantu kontraksi rahim, mencari dan memperbaiki luka, mengeluarkan
sisa plasenta. Jika pendarahan tidak dapat dihentikan maka dilakukan cara
selanjutnya yaitu menginfus dan bila perlu transfusi darah. Bila sebabnya
gangguan dalam pembekuan darah maka diberikan obat pembekuan darah dan
antibiotik untuk mencegah infeksi. Kadang-kadang pembalut dimasukkan ke dalam
rahim selama 6-24 jam untuk menghentikan pendarahan atau bila perlu dilakukan
pengikatan pada pembuluh darah besar di rahim. Bila usaha yang dilakukan
semuanya belum berhasil kemungkinan terburuk rahim akan diangkat.
Akan tetapi umumnya pendarahan pasca lahir dapat berhasil dengan baik dan ibu
akan pulih dengan segera.
Infeksi Pasca Lahir
Adalah infeksi yang berhubungan dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada
wanita yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan telah mengalami
persalinan melalui vagina yang tidak berkomplikasi. Infeksi pasca lahir yang
paling sering terjadi adalah endometritisyaitu infeksi pada endometrium atau
pelapis rahim yang menjadi peka setelah lepasnya plasenta, lebih sering terjadi
pada proses kelahiran caesar, setelah proses persalinan yang terlalu lama atau
pecahnya membran yang terlalu dini. Juga sering terjadi bila ada plasenta yang
tertinggal di dalam rahim, mungkin pula terjadi infeksi dari luka pada leher rahim,
vagina atau vulva.
Tanda dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, sedikit demam,
nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah dan kadang-kadang keluar dari
vagina berbau tidak enak yang khas menunjukkan adanya infeksi pada
endometrium. Pada infeksi karena luka biasanya terdapat nyeri dan nyeri tekan
pada daerah luka, kadang berbau busuk, pengeluaran kental, nyeri pada perut atau
sisi tubuh, gangguan buang air kecil. Kadang-kadang tidak terdapat tanda yang
jelas kecuali suhu tunbuh yang meninggi. Maka dari itu setiap perubahan suhu
tubuh pasca lahir harus segera dilakukan pemeriksaan.
Untuk mengatasinya biasanya dilakukan pemberian antibiotik, tetapi harus segera
diberikan sesegera mungkin agar hasilnya efektif. Dapat pula dilakukan biakkan
untuk menentukan jenis bakteri, sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat.
Terbaliknya Rahim
Setelah kelahiran bayi, ada proses persalinan yang kadang-kadang plasenta tidak
seluruhnya terkelupas dan ketika muncul, ia menarik fundus atau bagian puncak
rahim ikut bersamanya, akibatnya rahim akan membalik seperti kaos kaki yang
terbalik. Gejala terbaliknya rahim adalah perdarahan yang berlebihan dan kadang-
kadang terdapat tanda-tanda syok pada ibu. ketika menekan perut ke bawah, dokter
tidak dapat merasakan adanya rahim dan pada pembalikan rahim yang lengkap
sebagian dari rahim akan dapat terlihat di vagina.
Wanita yang beresiko tinggi akan terbaliknya rahim (walaupun resiko ini tetap
masih sangat kecil) adalah mereka yang sebelumnya telah sering melahirkan atau
mengalami proses awal persalinan (labor) yang terlalu lama lebih dari 24 jam,
mereka yang plasentanya tertanam melewati bagian puncak rahim (fundus) atau
tertanam pada tempat yang tidak normal, dan mereka yang mendapatkan
magnesium sulfat selama proses awal persalinan. Rahim juga dapat membalik
ketika ia terlalu lemas atau bila fundus tidak diam di tempatnya ketika plasenta
dikeluarkan pada tahap kelahiran ketiga.
Pada umumnya rahim dapat dikembalikan ketempatnya dengan tangan walaupun
kadang digunakan teknik lain. Mungkin diperlukan pemberian cairan intravena dan
transfusi darah bila terjadi pendarahan yang berat. Obat-obatan misalnya
magnesim sulfat dapat diberikan untuk membantu melumaskan rahim sehingga
dapat dikembalikan ke tempatnya. bila terdapat sisa-sisa plasenta yang terdapat
dalam rahim mereka dapat dikeluarkan sebelum atau sesudah rahim dikembalikan
ke tempatnya. Pada kasus yang jarang terjadi, rahim tidak dapat dikembalikan ke
tempatnya dengan tangan dan memerlukan pembedahan pada perut. setelah
penempatan kembali, biasanya perut akan terus ditekan agar rahim tetap berada
pada tempatnya dan diberikan eksitosin atau obat lain untuk membuatnya kencang
dan tidak membalik kembali. Mungkin juga akan diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi.
C. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.

Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan
penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat
ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir

Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan

Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan

Pastikan pencahayaan baik

Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat

Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan

PROSEDUR

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan


pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan
neonatal
3. Susunalat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata

PENGUKURAN ANTHOPOMETRI

1. Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol
sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan
pembungkus bayi

2. Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai
tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan
yang tidak lentur

3. Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.

4. Ukur lingkar dada

Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada ( pengukuran dilakukan
melalui kedua puting susu)

Pemeriksaan fisik

1. Kepala
Ø Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk
atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali
setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi
akibatprematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba
fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21
Ø Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Ø Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes
dan sebagainya

2. Wajah

wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas
seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah
akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Ø Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Ø Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Ø Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Ø Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina
Ø Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Ø Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Ø Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

4. Hidung
Ø Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm.
Ø Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Ø Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis kongenital
Ø Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan

5. Mulut
Ø Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkanmikrognatia
Ø Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari
dasar mulut)
Ø Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras
dan lunak
Ø Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Epistein’s pearl atau gigi
Ø Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau
tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
6. Telinga
Ø Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Ø Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Ø Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Ø Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Ø Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal

7. Leher
Ø Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher
Ø Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus
brakhialis
Ø Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ø Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya
kemungkinan trisomi 21.

8. Klavikula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

9. Tangan
Ø Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke
bawah
Ø Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau fraktur
Ø Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Ø Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Ø Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan

10. Dada
Ø Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
Ø Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
simetris
Ø Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

11. Abdomen
Ø Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Ø Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Ø Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor
lainnya
Ø Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten

12. Genetalia
Ø Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Ø Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Ø Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Ø Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Ø Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Ø Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

13. Anus dan rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24
jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanyamekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

14. Tungkai
Ø Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
Ø Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan
adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Ø Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki

15. Spinal

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

16. Kulit

Perhatikan kondisi kuli bayi.


Ø Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Ø Periksa adanya pembekakan
Ø Perhatinan adanya vernik kaseosa
Ø Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

17. jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan

18. Rapikan bayi

19. Bereskan alat

20. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan


D. PEMERIKSAAN FISIK POSTPARTUM

1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.

2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38,
Respirasi 16-24)

3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan;


pendengaran, dan leher.

4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu,
stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.

5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact)
atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak,
boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.

6. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,
kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy,
echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah
atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis
pada anus.

7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot

apa itu 14 T pada pemeriksaan


kehamilan...??
Pelayanan Antenatal care
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu
“14 T”, meliputi :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan
normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002: 88).
Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

Glukosa:

 gula darah sewaktu: <140 mg/dL


 gula darah puasa: <128 g/d

Kolesterol:

 Kolesterol total: < 200 mg/dL


 Trigliserida: < 150 mg/dL
 HDL: > 55 mg/dL (pria) dan >65 mg/dL (wanita)
 LDL: < 150 mg/dL

Asam urat:

 Pria: 3,4 - 7,0 mg/dL


 Wanita: 2,4 - 5,7 mg/dL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini Angka Kematian Ibu ( AKI ) di indonesia masih sangat tinggi. Menurut

Survey Demogravi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2012 menyebutkan, Angka Kematian

Ibu ( AKI ) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat

ditekan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup ( 1991 ) menjadi 228 per 100.000 kelahiran

hidup ( SDKI ) 2007. Selain AKI, Angka Kematian Bayi ( AKB ) juga masih tinggi, 32 per

1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000

kelahiran hidup

Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu

bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian

ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan

sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga tujuan dapat tercapai.

Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan

adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinggi sebagai
salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat

mengurangi angka kematian ibu

Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh

tenaga kesehatan khususya bidan, sehingga asuhan yang diberikan kepada pasien dapat

dilakukan melalui proses pendekatan,pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada

bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilksanakan berupa pelaksanaan

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai

pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan saat hamil.

Salah satu upaya yang dilakukan bidan adalah menganjurkan kepada pasien untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai dengan kebijakan pemerintah. Pada

pemeriksaan ini ibu hamil dapat memberikan informasi atau pertanyaan yang dikeluhkan

yang akhirnya mampu memberikan solusi dan penanganan lebih lanjut. Salah satunya

memberikan asuhan yaitu pemantauan kesehatan pada ibu hamil. Dalam melaksanakan

pemantauan ini bidan tidak akan mungkin bekerja sendiri, namun membutuhkan bantuan

pihak lain, dalam hal ini adalah pasien sendiri beserta keluarganya. Hal ini bertujuan agar

pasien dan keluarga ikut merasa bertanggung jawab terhadap kesehatannya, sehingga jika
terjadi sesuatu gangguan dan membutuhkan suatu tindakan, pasien dan keluarga dapat

berperan aktif dalam pengambilan keputusan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.N dengan

menggunakan pendokumentasian 7 langkah varney

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian data atau pengumpulan data subjektif maupun objektif terhadap

Ny. N

2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.

3. Menentukan antisispasi masalah potensial.

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah.

6. Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Bagi Rumah Sakit/Rumah Bersalin

Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih

meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil dan umumnya pada

masyarakat.

1.3.2 Bagi Pendidikan

Sebagai penilaian kepada mahasiswa tentang asuhan kepada ibu hamil serta Sebagai

tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil

fisiologis.

1.3.3 Bagi Klien/Masyarakat

Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan

secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada kehamilan sehingga timbul kesadaran

bagi klien untuk memperhatikan kehamilannya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid

terakhir (saifudin, 2002)

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari ( 40 minggu ) dan

tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Pembagian kehamilan dibagi dalam tiga trimester :

trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan ( 0-12 minggu ); trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan ( 13-28 minggu ); trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9

bulan. (Saifuddin, 2001)

Antenatal care merupakan pelayanan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau

bermasalah (saifudin,2001)

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan

sosialdalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu

serta tumbuh kembang janinn, juga mendeteksi dan serta menatalaksanakna kondisi yang

tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahirnamun kadang-kadang tidak sesuai

dengan yang diharapkan (saifudin, 2001).

2.2 Macam-macam kehamilan


Intra uteri adalah kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang pertembuhan embrio /

janin berada di dalam uteri(rahim).

Extra uteri adalah kehamilah yang perkembangannya janinnya berada diluar uteri atau

rahim, disaluran tuba falopii. Kehamilan ini biasa kita kenal dengan” hamil diluar

kandungan”. Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut. Karena akan

membahayakan ibu serta janinnnya. Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi sebab

ruang hidupnya seharusnya berada dirahim, bukan disaluran tuba falopii, sehingga kehamilan

ini menyebabkan kematian janin (Ai yeyeh, 2009).

2.3 Standar Asuhan Kehamilan

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan :

a) Satu kali pada triwulan pertama

b) Satu kali pada triwulan kedua

c) Dua kali pada triwulan ketiga (saifuddin, 2002)

Pelayanan standar minimal, 10 T :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


b) Ukur tekanan darah

c) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas )

d) Ukur tinggi fundus uteri

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ )

f) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap

g) Pemberian tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama masa kehamilan

h) Tes terhadap penyakit menular seksual

i) Tatalaksana kasus

j) Temu wicara (ai yeyeh,2009)


2.4 Tahap Perubahan dan Perkembangan hasil konsepsi, dan maternal

2.4.1 Perubahan dan Perkembangan Janin

0-4 Minggu

Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm.

Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum sum tulanh

belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk.

4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan

semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangh-tulang belakang wajah, mata,

kaki dan tangan.

8-12 Minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk.

Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang

terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas.

Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti

menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk.

12-16 Minggu

Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan melalui

ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh

alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka

mulut. Rambutnay muali tumbuh kasar dan berwarna.

16-20 Minggu

Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul dibelakang

gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap
jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang

dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.

20-24 Minggu

Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya. Alat kelaminnya

mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan.

Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu

tertentu untuk tidur.

24-28 Minggu

Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit kepalanya rambut mulai

bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar,

baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat mengenali suara ibunya dan

detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini

merupakan masa-masa bagi sang janin mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.

28-36 Minggu

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin bertambah,

namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya,

kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.


38 Minggu

Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan diri bagi

kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut

halus di sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru

lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat

dekat dan bisa terjadi kapan saja (Ai yeyeh, 2009)

2.4.2 Perubahan Terhadap Maternal

Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini terjadi

perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Janin berkembang dari 2 sel ke

satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus.Adapun perubahan yang terjadi ada 3

bagian, yaitu:

a. Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3

Ibu terlambat menstruasi, payudara menjadi nyeri dan membesar, kelelahan, dan ibu akan

mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu morning sickness atau mual

muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu.
b. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6

Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat tetapi tetap

normal juga tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah pusat, payudara

mulai sekresi kolostrum, kantungketuban menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus

sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami

gatal-gatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang.

c. Trimester keiga minngu ke 28-36/ bulan 7-9

Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi, pernapasan

dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah menjalani kehamilannya dan

ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul

ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hisk meningkat karna

serviks dan segmen bawah rahim disiapkan(prawirohardjo,2011)

2.5 Perubahan Psikologis Pada ibu hamil

1. Trimester Pertama

Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan esterogen dalam tubuh akan

meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
besarnya payudara, ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada

trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan

bahwa dirinya memang hamil.

2. Trimester Kedua

Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa

dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang,

perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima

kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan

kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti

yang dirasakannya pada trimester pertama.

3. Trimester ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat

itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya

perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa

khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa

khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal(Sulistyawati ari, 2009)
2.6 Perubahan Anatomik Dan Fisiologik Pada Wanita Hamil

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat

genitalia externa dan interna dan pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon

somatomammotropin, estrogen, dan pogesteron mempunyai peranan penting. Perubahan yang

terdapat pada wanita hamil ialah antara lain sebagai berikut :

1. Uterus

2. Vagina dan vulva

3. Ovarium

4. Mammae

5. Sirkulasi darah

6. Sistem respirasi

7. Tractus digestivus

8. Tractus urinarius

9. Kulit

10. Metabolisme dalam kehamilan


2.7 Pengawasan Wanita Hamil

Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan

tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas

menurun. Pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik antara dokter dan

wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut di beri pengertian seditit

tentang kehamilan yang sedang di kandung nya. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah

menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan ,persalinan dan merasa nifas,sehingga keadaan mereka postpartum sehat natal care

harus di usahakan agar

1. wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehatnya atau lebih

sehat

2. adanya kelainan fisik atau pisikologik harus di temukan dini dan di obati

3. wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang di lahir kan sehat pula fisik dan mental.

Dijelaskan pada ibu tersebut perlunya di adakan pemeriksa teratur; makin tua

kehamilan nya makin cepat pemeriksaan harus di ulang hal ini tergantung pula pada apa yang

ditemukan pada pemeriksaan, misalnya seorang wanita hamil dengan kelainan jantung
,hipertensi, atau diabetes melitus harus lebih sering di periksa ulang dari pada seorang ibu

yang sehat tanpa kelainan (klein,2010)


2.8 KEBUTUHAN FISIK
1. Diet Makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi

dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, insersia uteri, perdarahan pasca-persalinan,

sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan-karena beranggapan

pemenuhan makan untuk dua orang-akan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin terlalu

besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara mengatur

menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada pedoman umum gizi

seimbang. Bidan sebagai pengawas kecukupan gizinya dapat melakukan pemantauan

terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan.

2. Kebutuhan Energi

Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk

meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini bertujuan

untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester 1 kebutuhan

energi meningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-organ penting janin, dan
jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada trimester 11 dan 111 untuk pertumbuhan

janin.

Protein, Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya

Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi

12% per hari atau 75-100 gram.

Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan

nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya.

Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.

Zat Besi, anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu

ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah

melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama

hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama

hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi, Pemberian suplemen zat besi

dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama

kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum.

Asam Folat, asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya

meningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme
normal makanan menjadi energi, pematangan sel darah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan

pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia

megaloblastik dengan gejala diare, depresi lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini

terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio

plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).

Kalsium, metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti.

Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan

yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil

olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati,

seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.

Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa

makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan

pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin di antaranya adalah

sebagai berikut.

a) Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik

(menyebabkan cacat pada janin).

b) Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.


c) Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin, yang dapat

mengganggu sistem saraf janin.

d)Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mg per hari. Efek yang

dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih yang

meningkat.

e) Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 IU/hari dapat menyebabkan kelainan bawaan.

3. Obat-obatan

Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi

untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan

dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja.

Dalam pemberian terapi,dokter biasanya akan sangat memperhatikan reaksi obat terhadap

kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan.

4. Lingkungan Yang Bersih

Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah

adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang

berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih disini adalah termasuk

bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Selain udara, perilaku hidup bersih dan sehat juga
perlu dilaksanakan, seperti menjaga kebersihan diri, makanan yang dimakan, buang air besar

di jamban, dan mandi menggunakan air yang bersih.

5. Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap

kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek

kenyamanaan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat

akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan psikologis

ibu, Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria

berikut ini.

a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut

b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat

c) Pakailah bra yang menyokong payudara

d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah

e) Pakaian dalam yang selalu bersih

6. Istirahat dan Rekreasi

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut

sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh
karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Posisi tidur yang dianjurkan

pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal

dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ibu masih membutuhkan rekreasi

untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek wisata atau

pergi ke luar kota .

Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut.

a) Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu lama di

tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan

(sinkop).

b) Apabila berpergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari

karena dapat menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dalam (deep vein

thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan.

c) Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan harus berhenti

selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit.

d) Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu lama di

mobil atau pesawat terbang.


e) Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di bawah perut ketika

kehamilan sudah besar.

7. Kebersihan Tubuh

Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem

metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang

berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil

akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat

membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi

pengeluaran sekret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam

secara rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan.

8. Perawatan Payudara

Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran

sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan

payudara adalah sebagai berikut.

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa,

karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.

b) Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.


c) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi.

Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

d) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara, berarti

produksi ASI sudah dimulai.

9. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah

konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon

progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain

itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi

serat dan banyak air minum putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.

Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak

peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar

agar tidak terjadi konstipasi.

Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu Ini terjadi

karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih

sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester 111 terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan

untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.

10. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit

seperti berikut ini.

a) Sering abortus dan kelahiran prematur.

b) Perdarahan per vaginam.

c) Koitus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.

d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri.

11. Sikap Tubuh Yang Baik

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena

tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.

Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki

ketika tidur malam hari. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini perlu adanya sikap

tubuh yang baik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak dan jangan terlalu sempit.
a) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak dan pastikan beban terfokus

pada lengan.

b) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan.

c) Duduk dengan posisi punggung tegak.

d) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi

ketegangan otot).

12. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang

dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus

Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus

terlebih dulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya. Bumil yang belum pernah

mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval

minimal 4 minggu atau adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ke-3 (interval minimal

6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis

(interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat

(interval minimal 1 tahun dari dosis ke-4).

13. Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasi


Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya

membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik mau psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak

jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun

tetap perlu diberikan suatu pencegahan dalam perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan

cara mengatasinya adalah sebagai berikut.

14. Kunjungan Ulang

Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan. Kunjungan minimal selama hamil adalah

4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Namun

sebaiknya kunjungan tersebut rutin dilakukan setiap bulan agar dapat segera terdeteksi jika

ada penyulit atau komplikasi kehamilan.

15. Pekerjaan

Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh terlalu

berat. Istirahat untuk wanita hamil dianjurkan sesering mungkin. Seorang wanita hamil

disarankan untuk menghentikan aktivitasnya apabila mereka merasakan gangguan dalam

kehamilan. Pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat, berdiri dalam jangka waktu

lama, pekerjaan dalam industri mesin, atau pekerjaan yang memiliki efek samping

lingkungan (contoh;limbah) harus dimodifikasi.


16. Tanda Bahaya Kehamilan

Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai data

dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan Jika pasien mengalami tanda-tanda bahaya

ini maka sebaiknya segera pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan antisipasi untuk mencegah

terjadinya kematian ibu dan janin.

Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga

adalah sebagai berikut.

a. Perdarahan per vagina.

b. Sakit kepala hebat.

c. Masalah penglihatan.

d. Bengkak pada muka atau tangan.

e. Nyeri abdomen yang hebat.

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa (sulistyawati ari, 2009)

2.9 KEBUTUHAN PSIKOLOGIS


1. Persiapan Saudara Kandung (Sibling)

Sibling rivalry adalah rasa persaingan di antara saudara kandung akibat kelahiran

anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya

ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari

lingkungannya, menjauh dari ibunya, atau melakukan kekerasan terhadap adiknya (memukul,

menindih, mencubit, dan lain-lain). Untuk mencegahSibling rivalry ada beberapa langkah

yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai berikut.

a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap disayangi oleh ayah

ibu).

b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya.

c) Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam kandungan.

d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.

2. Dukungan Keluarga

Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang dari orang-orang

terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu dihadapkan pada suatu situasi yang ia sendri

mengalami ketakutan dan kesendirian, terutama pada trimester akhir. Kekhawatiran tidak

disayang setelah bayi lahir kadang juga muncul, sehingga diharapkan bagi keluarga terdekat
agar selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. Bidan sangat berperan dalam

memberikan pengertian ini pada suami dan keluarga.

3. Perasaan Aman dan Nyaman Selama Kehamilan

Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Bidan

bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan secara antusias memberikan

perhatian serta mengupayakan untuk mengatasi ketidaknyamanan dan ketidakamanan yang

dialami oleh ibu. Kondisi psikologis yang dialami oleh ibu akan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan bayi. Tingkat kepercayaan ibu terhadap bidan dan keluarga juga sangat

memengaruhi kelancaran proses persalinan.

4. Persiapan Menjadi Orangtua

Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir akan banyak perubahan peran

yang terjadi, mulai dari ibu, ayah, dan keluarga. Bagi pasangan yang baru pertama punya

anak, persiapan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi dengan orang yang mampu

untuk membagi pengalamannya dan memberikan nasehat mengenai persiapan menjadi orang

tua.
Bagi pasangan yang sudah mempunyai lebih dari satu anak, dapat belajar dari

pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Selain persiapan mental,yang tak kalah pentingnya

adalah persiapan ekonomi, karena bertambah anggota, bertambah pula kebutuhannya.

5. Dukungan dari Tenaga Kesehatan

Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat

tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman terdekat

dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan dan

persalinan. Posisi ini akan sangat efektif sekali lagi jika bidan dapat mengembangkan

kemampuannya dalam menjalin hubungan yang baik dengan pasien. Adanya hubungan saling

percaya akan memudahkan bidan dalam memberikan penyuluhan kesehatan ( Sulistyawati

ari, 2009 )

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengumpulan Data

a. Identitas

Ibu : Ny. N Nama suami : Tn. A

: 22 tahun Umur : 25 tahun

Suku/Kebangsaan : Jakarta Suku/Kebangsaan : Jakarta

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Karyawan swasta

Alamat Rumah : Tanah koja Alamat Rumah : tanah koja

Telp : 081578653** Telp : 081578653**

Alamat Kantor :- Alamat Kantor : slipi

b. Anamnesa (Data subjektif)

Pada tanggal : 31 Januari 2014 pukul : 15.30 WIB

1. Alasan kunjungan ini : kunjungan rutin

2. Keluhan-keluhan : merasa sesak nafas dan punggung sakit

3. Riwayat Sosial Ekonomi


Stasus Perkawinan : sah

Bahasa yang digunakan : bahasa Indonesia

Kebiasaan (merokok,konsumsi alkohol,napza) : tidak ada

Dukungan keluarga/suami : keluarga dan suami sangat mendukung

Status kesehatan suami : suami tidak menderita penyakit apapun

Imunisasi TT : imunisasi TT1 dilakukan pada saat usia kehamilan 16 minggu, imunisasi

TT2dilakukan pada saat usia kehamilan 20 minggu

Kegiatan sehari-hari : menyapu, mencuci baju, memasak, DLL

Pengambil keputusan dalam keluarga : suami, selanjutnya keluarga

Hubungan seks selama kehamilan : 1 x seminggu

Rencana tempat bersalin : Bd. Suliah Am. Keb SKM

4. Riwayat kesehatan keluarga : ibu memiliki penyakit hipertensi

5. Riwayat kesehatan ibu : ibu tidak pernah menderita penyakit apapun

6. Riwayat penyakit menular seksual : tidak ada riwayat penyakit menular seksual

7. Riwayat operasi : ibu tidak pernah melakukan operasi

8. Riwayat ginekologi : tidak ada riwayat ginekologi

9. Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lamanya : 7 hari Jumlah darah : 3xganti pembalut

Dismenorhea : terdapat dismenorhea

10. Riwayat kontrasepsi : ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

11. Riwayat obstetrik

a. Riwayat kehamilan ini\

HPHT: 10 Juni 2013 TP : 17 Maret 2014

Pergerakan janin pertama kali : saat usia kehamilan 20 minggu

Pergerakan janin dalam 24 jam :+ 20 kali

Obat-obatan yang dikonsumsi : etabion dan calkomir

Kekhawatiran khusus : cemas proses persalinan

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tgl
Komplikasi Bayi Nifas
Usia Jenis Tempat
lahir

kehamilan persalinan bersalin


Umur Ibu bayi penlg Mslh Laktasi Ms
BB
JK
Hamil

ini

12. Diet/Makan

Makanan yang dikonsumsi : nasi, sayur, ikan terkadang tahu tempe, 1 gelas susu untuk 1 hari

Frekuensi dalam sehari : 3 x dalam sehari

Masalah ( pica ) : tidak ada masalah

Keluhan-keluhan : tidak ada keluhan

c. Pemeriksaan fisik

1. keadaan umum : baik

2. keadaan emosional : stabil

3. tinggi badan : 161 cm

4. berat badan(saat ini) : 52 kg berat badan (sebelum hamil) : 40kg

5. LILA : 26 cm

6. tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg


Denyut nadi : 75 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu tubuh : 37 oc

7. kepala hingga leher

pala : rambut bersih, tidak ada ketombe, dan alopesia

b. wajah

oedema : tidak terdapat odema pada wajah

cloasma : terdapat cloasma gravidarum

c. mata

konjungtiva : tidak anemis

sklera : tidak ikterik

d. mulut

bibir dan lidah : bibir lembab, lidah bersih tidak pucat

gigi : tidak ada gigi yang berlubang

e. leher

yroid : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid


etah bening : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

8. Payudara

Bentuk : simetris

Ukuran : kanan dan kiri ukurannya sama besar

Tanda kehamilan : areola hiperpigmentasi

Puting susu : puting susu menonjol

Kondisi kulit : kulit bersih tidak terdapat luka

9. Tangan dan kaki

a. ekstremitas atas

nyeri menggenggam : tidak ada nyeri saat menggenggam

oedema : tidak terdapat oedema

pucat : tidak ada pucat pada telapak tangan

b. ekstremitas bawah

oedema : tidak terdapat oedema

varises : tidak terdapat varises

refleks patella : refleks patella kanan kiri (+)


10. Punggung

h sacral : tidak terdapat odema pada derah sacral

akang : posisi tulang belakang sedikit lordosis fisiologis

11. Abdomen

Bekas luka operasi : tidak terdapat bekas luka operasi

Bentuk : bulat melenting

Tanda kehamilan : terdapat linea bivida dan striae gravidarum

Gerakan janin : terdapat gerakan janin

Massa : tidak terdapat massa

Pembesaran hati : tidak ada pembesaran hati

Pemeriksaan obstetrik

TFU : 33 cm

Leopold I : pada bagian fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak Melenting (bokong)

Leopold II : pada bagian kiri ibu teraba keras, panjang, memapan (punggung ), pada bagian

kanan ibu teraba bagian-bagian kecil janin ( ekstremitas )

Leopold III : pada bagian bawah ibu teraba bulat, keras, melenting (kepala) belum masuk

PAP
Leopold IV : tidak dilakukan

TBJ : 33-13x155=3100

DJJ : (+), teratur, 137 x/menit

Punctum maksimum : kuadran kiri atas perut ibu

12. Anogenital

a. Lipat paha

kelenjar limfe : tidak dilakukan

b. Vulva vagina

Labia, klitoris, perineum : tidak dilakukan

Vagina : tidak dilakukan

Uretra : tidak dilakukan

Kelenjar bartolini : tidak dilakukan

d. Pemeriksaan penunjang

pemeriksaan laboratorium

1. Darah

a. Hemoglobin : 13,6

b. Lain-lain :-
2. Urine

a. Protein : tidak dilakukan

b. Glukosa : tidak dilakukan

c. Lain-lain :-

3.2 Interpretasi data dasar

Diagnosa : Ny.N usia 22 tahun, G1P0A0, hamil 33 minggu 4 hari, janin tunggal hidup, puki, presentasi

kepala, belum masuk PAP

: G1P0A0 : ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah keguguran

33 minggu 4 hari : HPHT : 10 Juni 2013 TP : 17 Maret 2014

unggal hidup : terdengar DJJ di satu bagian punctum maximum kuadran kiri bawah perut ibu

i : leopold II : pada bagian kiri ibu teraba panjang, keras, memapan (punggung) dan pada bagian kanan ibu

teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)

sentasi kepala : pada saat dilakukan pemeriksaan leopold I pada bagian fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak

melenting dan saat dilakukan leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,

melenting (kepala) belum masuk PAP sehingga pemeriksaan leopold IV tidak dilakukan

Masalah : Pegal dan sesak nafas


ebutuhan : menggunakan posisi tubuh yang baik dan penggunaan bra yang menopang dengan ukuran

yang tepat

3.3 Antisipasi diagnosa dan masalah potensial

Tidak ada

3.4 Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi

Tidak ada

3.5 Merencanakan asuhan yang menyeluruh

1. Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan

2. Berikan KIE tentang ketidaknyamanan yang muncul ( pegal dan sesak nafas ) dan cara

mengatasinya

3. Beritahukan ibu tanda bahaya kehamilan timester III

4. Ingatkan ibu untuk tetap minum obat

5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

3.6 Pelaksanaan

1. menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan, TTV : Tekanan darah : 110/70 mmHg,

Denyut nadi : 75X/menit, Pernafasan : 22 X/menit, Suhu tubuh : 37 Oc


2. memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan ( pegal- pegal dan sesak nafas ) yang

dirasakan dan cara mengatasinya, yaitu sebagai berikut : gunakan posisi tubuh yang baik,

gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat gunakan kasur yang keras, gunakan

bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung, merentangkan tangan diatas kepala serta

menarik napas panjang

3. memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti : sakit

kepala yang hebat, penglihatan kabur, gerakan janin tidak ada, keluar darah di vagina, air

ketuban pecah sebelum waktunya

4. mengingatkan ibu untuk tetap minum obat seperti etabion 1 x1

5. menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang tanggal 1 maret 2014

3.7 Evaluasi

1. ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. ibu telah mengerti KIE yang sudah diberikan

3. ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

4. ibu mengerti dengan penjelasan bidan mengenai tablet yang harus

dikonsumsi, dan ibu mau meminum tablet tersebut.

5. ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 01 Maret 2014


BAB IV
PEMBAHASAN

Saat dilakukan anamnesis Ny. N mengeluhkan sesak nafas serta sakit pada bagian

punggungnya, hal ini masih dikatakan suatu hal yang normal karena menurut buku asuhan

kebidanan pada masa kehamilan ( sulistyawati ari, 2009 ) mengatakan bahwa dalam proses

kahamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu

adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan

mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu

diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Untuk mengatasinya ajarkan kepada ibu saat

merasa sesak nafas untuk merentangkan tangan diatas kepala lalu menarik napas panjang dan

untuk mengatasi pegal yang dialami oleh ibu dapat pula menggunakan posisi tubuh yang

baik, menggunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat, menggunakan kasur yang

keras, serta menggunakan bantal untuk meluruskan punggung ketika tidur.

Pada pemeriksaan bagian wajah Ny. N ditemukan bintik-bintik hitam, menurut ilmu

kebidanan (Sarwono,2011) usia kehamilan diatas 12 minggu ke atas akan terjadi pigmentasi
kulit di bagian pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang

berlebihan, dikenal sebagai chloasma gravidarum.

Pada bagian abdomen ditemukan linea alba dan striae gravidarum, hal ini sesuai

dengan teori menurut ilmu kebidanan (Sarwono, 2011) usia keamilan diatas 12 minggu akan

mengalami pigmentasi kulit salah satunya adalah linea alba di garis tengah abdomen yang

menjadi hitam ( linea grisea ). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormn cortico-

steroid placenta yang merangsang melanophore dan kulit.

Saat dilakukan pengukuran TFU didapatkan 30 cm, menurut asuhan kebidanan 1 (ai

yeyeh, 2009) pada kehamilan 32-33 minggu fundus uteri terletak 29,5-30 cm diatas simfisi.

Saat dilakukan pemeriksaan DJJ pada Ny.N didapatkan hasilnya 137 kali dalam 1

menit. Dari pemeriksaan tersebut, DJJ pada Ny.N dikatakan dalam batas yang normal karena

menurut buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (sarwono,2002)

rentang denyut jantung janin normal adalah120 sampai 160 kali/menit.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny. N ditemukan seperti ibu

yang mengeluhkan sesak nafas, sakit pada bagian punggung, cloasma pada bagian wajah,

linea alba dan striae gravidarum, TFU yang terletak di pertengahan pusat dan processus

xyphoideus, DJJ keadaan pasien dan janin dalam keadaan yang normal dan sehat. Semua

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan masih dikatakan hal yang fisiologis karena pada

kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia

externa, interna dan pada payudara (mammae). Dari semua hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan, Ny. N dikatakan dalam keadaan sehat baik ibu dan janin. Karena semua hasil yang

ditemukan masih dalam batas normal dan termasuk keadaan yang fisiologis

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan

ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.

5.2.2 Bagi Lahan Praktek


Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam mencegah kematian

pada ibu

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak

makalah-makalah asuhan kebidanan sebagai fasilitas perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Klein, susan, 2010, Panduan Lengkap Kebidanan, Yogyakarta : Mitra setia

Prawirohardjo, sarwono, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal, Jakarta : PT Bina Pustaka

Prawirohardjo, sarwono,2011, Ilmu Kebidanan , Jakarta : PT Bina Pustaka

Sulistyawati, ari, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta : salemba

medika

Yeyeh, rukiah ai, 2009, Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan, Jakarta : TIM

www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai