Anda di halaman 1dari 34

IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana

Rumah Sakit)
POSTED BY GENERATED POSTED ON 00:25 WITH NO COMMENTS

Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit
fungsional untuk melaksanakan kegiatan teknis instalasi, pemeliharaan dan perbaikan,
agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu sarana,
prasarana dan peralatan alat kesehatan RS selalu berada dalam keadaan layak pakai
guna menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna dan prima kepada pelanggan.
Semua urusan teknis dan manajerial ada di IPSRS.

Di beberapa Rumah Sakit ada yang menyebut bagian SARPRAS (Sarana Prasarana),
Bagian Teknis, UPSRS (Unit Pemeliharaan Sarana &Prasarana Rumah Sakit)

Pelayanan lain yaitu kegiatan pemeliharaan sarana, prasarana dan alat, yang
dilaksanakan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) yang meliputi
pemeliharaan fisik, peralatan medis, pemeliharaan peralatan nonmedis, dan lain
sebagainya. IPSRS juga melakukan pengelolaan pemakaian sumber listrik PLN dan
generator, sumber air bersih (Artesis, RO dan PDAM), Jaringan Telepon, dll.

Layanan rumah sakit yang baik tentunya ditunjang dengan keberadaan peralatan dan
perlengkapan pendukung yang prima pula. Jangan sampai ketika pasien membutuhkan,
peralatan tersebut tidak tersedia sehingga akan menghambat proses layanan kepada
pasien. Sehingga pasien dapat segera terlayani dan meminimalisasi risiko bagi pasien.
Apalagi saat ini sedang hangat – hangatnya tentang akreditasi standar rumah sakit.
Berdasar pada Undang – Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40
dijelaskan bawa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dilakukan
akreditasi secara berkala minimal tiga (3) tahun sekali. Akreditasi rumah sakit dilakukan
oleh suatu lembaga independen baik dari dalam ataupun luar negeri berdasar standar
akreditasi yang berlaku. Untuk memenuhi standar tersebut rumah sakit dituntut untuk
menyediakan layanan dan fasilitas sesuai standar yang telah ditetapkan.

Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan


melaporkannya kepada pimpinan direktur rumah sakit
2. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait
3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit,
sumber air bersih, sumber listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset,
dan Lift Elevator
4. Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.
5. Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.
6. Pengukuran dan kalibrasi.
7. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
8. Rujukan perbaikan
9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja

Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi,


integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-
instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya masing-masing.

FUNGSI:

1. Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit.


2. Mengadakan program pemeliharaan/perbaikan secara rutin, baik preventif maupun
break down maintenance.
3. Secara berkala mengadakan kalibrasi dan uji performa alat-alat agar berfungsi
sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan
dalam program pelayanan kesehatan, serta kebutuhan suku cadang yang diperlukan.
5. Melaksanakan perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit.

JAM PELAYANAN
IPSRS diwajibkan untuk melakukan jam kerja Shift, yaitu :

 Shift Pagi : Pukul 08.00 - 15.00


 Shift Siang : Pukul 15.00 - 22.00
 Shift Malam : Pukul 22.00 - 08.00
 Libur Lepas
Karena pelayanan IPSRS 24 jam/ sehari tanpa putus termasuk hari libur minggu dan
hari besar nasional, maka perlu diatur komposisi teknisi yang masuk pada shift pagi,
siang dan malam. Sangat dipertanyakan bila ada kekosongan jadwal jaga karena hari
libur nasional dan absen ijin teknisi karena jumlah ketenagaan yang terbatas. Intinya
tidak boleh ada kekosongan jadwal jaga.

Uraian Tugas Sub Bagian IPSRS secara singkat


a. Administrasi dan Logistik
 Mencatat dan menyampaikan permintaan perbaikan dari ruangan
 Korespondensi surat masuk dan surat keluar
 Pengolahan data dan statistik, inventarisasi alat-alat/ aset rumah sakit
 Mengidentifikasi kebutuhan pendukung
 Mengurus pembelian peralatan dan sparepart
 Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk
b. Teknisi Elektromedis
 Pemeliharaan alat-alat kesehatan
 Uji fungsi dan uji performa alat-alat kesehatan
 Perbaikan & kalibrasi alat-alat kesehatan
 Dan tugas yang diberikan atasan/pimpinan langsung (* Surat Tugas)
c. AC & Refrigerator Pendingin
 Pengecekan & Pemeliharaan AC Split
 Pengecekan & Pemeliharaan AC Central dan Chiller
 Pengecekan & Pemeliharaan Refrigerator Pendingin
 Perbaikan AC Split, AC Central &Refrigerator Pendingin
d. Air, Plumbing & Perpipaan
 Pengecekkan dan pemeliharaan instalasi water treatment WTP dan tangki air
 Mengontrol penyediaan dan pemakaian air bersih, air dingin dan air panas
 Perbaikan instalasi air & perpipaan
 Pemeliharaan dan Perbaikan Pompa Air
 Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung (* Surat Tugas)
e. Telekomunikasi PABX
 Pemasangan dan Instalasi Jaringan Telepon & PABX
 Pemasangan Pesawat Telepon
 Pemasangan dan Instalasi Nurse Call
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung (* Surat Tugas)
f. Listrik / Elektrikal & Mekanikal
 Pengecekan dan pemeliharaan Instalasi Panel Listrik &Panel Grounding
 Mengontrol penyediaan dan pemakaian listrik PLN
 Mengontrol penyediaan dan pemakaian catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset
 Pemasangan Instalasi Terminal Listrik
 Memperbaiki Saklar, Panel dan Sistem Kunci Kelistrikan
 Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung (* Surat Tugas)
g. Pemeliharaan Gedung
 Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan telah digunakan
 Memperbaiki bagian gedung yang rusak (Handle pintu, lemari, plavon, dll)
 Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung (* Surat Tugas)
h. Gas Central dan Bejana Tekan
 Pengecekan dan Pemeliharaan Instalasi Gas Medis (Central Vacuum, Central Oksigen,
Central Compressed Air, Central N2O)
 Pengecekan dan Pemeliharaan Boiler/ Ketel Uap
 Mengontrol penyediaan dan pemakaian Gas Medis
 Perbaikan dan kalibrasi outlet dan terminal Gas Medis
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung (* Surat Tugas)

Sub bagian tersebut telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sehingga, para
staf dapat bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditentukan sesuai job
description yang telah ditetapkan. Untuk struktur organisasi, IPSRS berdiri di bawah bagian
penunjang medis. Dan tentunya teknisi-teknisi yang bertugas di IPSRS mempunyai uraian
tugas/ tupoksi yang berbeda dari SKPD yang lain di daerahnya, beda dengan puskesmas,
Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan, PD Pasar, dll. Semua teknisi IPSRS mempunyai
tanggung jawab tugas yang berat dengan resiko kemungkinan penularan penyakit di
dalamlingkup ruang pelayanan maupun di lingkungan rumah sakit.

Sayangnya IPSRS yang juga sebagai salah satu instalasi di rumah sakit, terkesan dianggap
sebelah mata oleh manajemen rumah sakit, tapi tidak semua. Mindset manajemen melihat
bagian IPSRS merupakan instalasi yang tidak menghasilkan profit/ keuntungan bagi rumah
sakit, tetapi malah dianggap sebagai beban cost. Padahal berjalannya pelayanan di rumah
sakit adalah salah satu output kinerja IPSRS adalah dari mutu pelayanan dan efisiensi,fasilitas
sarana dan prasarana yang baik pula. Coba bagaimana bila perbaikan dan pemeliharaan di
Rumah Sakit dilakukan secara outsourcing dan insidentil perbaikan. Tingkat urgensi dan
respon time perbaikan dan pemeliharaan pasti akan lebih lambat, ditambah dengan lamanya
proses birokrasi administrasi yang beribet. Sebagai salah satu unit yang berperan penting
dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting fungsi dan perannya dalam menunjang
sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata lain, IPSRS adalah salah satu
faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih tinggi.
Bengkel/ Workshop
Untuk workshop / bengkel perbaikan ada IPSRS yang punya, ada yang tidak, diwajibkan ada
sesuai Pedoman Permenkes. Seharusnya setiap sub bagian IPSRS mempunyai workshop
sendiri-sendiri dan terpisah, karena pekerjaan yang dilakukan memiliki kekhususan masing-
masing. Begitu juga dengan perlengkapan fasilitas peralatan kerja/ toolset yang terbatas.

Menurut referensi :

 PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS C


 PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELASB
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24
TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN
PRASARANA RUMAH SAKIT
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Bengkel atau workshop adalah tempat kerja yang menyediakan ruang dan peralatan untuk
melakukan perakitan, modifikasi, pemeliharaan dan perbaikan peralatan. Kekhususan yang
dimaksud adalah spesifikasi perlengkapan peralatan bengkel kerja pada setiap teknisi IPSRS
berbeda-beda sesuai dengan cakupan pekerjaannya. Di dalam bengkel juga terdapat gudang
penyimpanan peralatan yang rusak dan gudang penyimpanan peralatan yang sudah selesai
dikerjakan.

Yang unik dan selalu ada di beberapa RS dalam denah skematik rumah sakit, kantor IPSRS
selalu ada di belakang, pojok dekat dengan kamar mayat (kaya dari dulu tetanggaan
terus), instalasi IPAL ataupun instalasi WTP Pengolahan Air. Ya begitulah dukanya IPSRS
karena dari dulu tetangganya Instalasi Jenasah dan Pemulasaraan berduka
terus, intermezo jika sedang perbaikan ada iring-iringan jenasah lewat di depan IPSRS ke
arah Instalasi Jenasahkamar mayat sudah hal yang biasa.

Sub bagian yang seharusnya terpisah pada struktur organisasi IPSRS tetapi aplikasi di
lapangan masih menjadi satu dengan IPSRS adalah :

 Kesehatan Lingkungan, bertugas melaksanakan pengelolaan aspek lingkungan


fisik, kimia, dan biologis rumah sakit sehinggga tercipta kondisi lingkungan rumah
sakit yang memenuhi standar sanitasi, baku mutu lingkungan serta mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan. Seharusnya berdiri bagian tersendiri.
 Distribusi Gas Medis, bertugas mendistribusikan Gas Medis dari Oksigen,
Nitrogen, N20, CO2 dan Gas medis yang dibutuhkan ruangan untuk pelayanan.
Seharusnya berdiri di bawah Instalasi Farmasi.

Memang peran IPSRS hanya di belakang layar yang secara tidak langsung tidak
berhadapan dengan pasien sebagai costumer. Tetapi Rumah sakit yang baik bisa dilihat
dari Manajemen Fasilitas Penunjang, sarana dan prasarana yang baik dan fungsi peran
teknis IPSRS yang solid.

IPSRS hanya menangani pemeliharaan dan perbaikan unit/alat/instalasi existing (terinstall)


yang masuk dalam asset rumah sakit, untuk pengadaan unit baru dan
penghapusanunit/alat/instalasi adalah kewenangan dari Bagian Umum pengurus barang.
Harap dilihat lagi distribusi barang keluar dan manajemen aset rumah sakit.

Pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang tidak bisa dilakukan IPSRS karena terkendala
sparepart, kemampuan SDM, cakupan teknologi menengah dan tinggi, dan policy/ peraturan
terikat dari vendor, akan dikerjakan dan dilaksanakan oleh vendor penyedia unit/alat/instalasi
sesuai dengan spesifikasinya. Tetapi tetap memerlukan verifikasi dan supervisi dari masing-
masing bagian IPSRS tentang hasil pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang sudah
dilakukan, misalnya pemeliharaan Kontrak Service Alat Kesehatan.

Semua pekerjaan teknis IPSRS harus terlaporkan secara berkala ke manajemen, karena
merupakan salah satu indikator dalam MFK dan juga output pelayanan dari rumah sakit ke
pengunjung rumah sakit baik itu pasien maupun keluarga pasien.
Uraian Tugas Kepala IPSRS TUGAS UTAMA : 1. Perencanaan: · Menyusun standar
kebutuhan sarana, tenaga, alat dan bahan kegiatan untuk insatalasi. · Melakukan upaya
peningkatan jumlah, jenis dan keuntungan pemeriksaan. · Mengupayakan
penyederhanaan prosedur pembelian alat/bahan habis pakai. · Merencanakan
peremajaan dan pemeliharaan alat. · Melaksanakan upaya agar instalasi terakreditasi
2. Pelaksanaan: · Merumuskan masalah yang dihadapi instalasi dan melaporkan ke
atasan langsung. · Mengupayakan efisiensi penggunaan bahan habis pakai. 3.
Penilaian: · Melaksanakan orientasi bagi pegawai baru. · Mengupayakan peningkatan
disiplin kerja. · Menyusun hasil kegiatan dalam bentuk laporan: 1. Menyusun rencana
kegiatan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah
dan Gedung. 2. Menyusun rencana anggaran biaya pemeliharaan Instalasi Penyediaan
Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan
Gedung. 3. Melaksanakan perbaikan kerusakan Instalasi Penyediaan Air Bersih,
Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung. 4.
Membuat laporan hasil kegiatan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Pengolahan Sampah Medis dan Gedung. 5. Kerjasama dengan
pihak ke III berkaitan dengan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Incenerator dan Gedung. TANGGUNG JAWAB 1. Mengatur
pembagian tugas rutin dan isidentil untuk seluruh petugas instalasi. 2. Mengiventarisasi
sarana, tenaga, alat dan bahan untuk instalasi. 3. Melakukan pemeriksaan jumlah dan
kesiapan alat dan bahan yang akan dipakai. 4. Melakukan pemeriksaan waktu
daluwarsa bahan. WEWENANG 1. Memberikan pemahaman visi, misi dan uraian tugas
seluruh petugas. 2. Membuat bahan organisasi dengan uraian tugasnya. 3.
Melaksanakan rapat koordinasi instalasi. 4. Mengkoordinasikan peningkatan pasar
diluar pasien BRSU, dokter/RS Swasta. 5. Mengkoordinasikan perbaikan tempat kerja.
6. Mengkoordinasikan perbaikan fasilitas pendukung. 7. Mengkoordinasikan pelatihan
dan penyegaran teknis. 8. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan rekam medis. 9.
Melakukan koordinasi dengan instalasi terkait untuk melaksanakan penelitian. 10.
Memastikan Instalasi Penyediaan Air Bersih beroperasi dengan baik. 11. Memastikan
kualitas Air bersih memenuhi persyaratan kesehatan. 12. Memastikan Instalasi
Pengolahan Air Limbah beroperasi dengan baik. 13. Memastikan kualitas air buangan
memenuhi persyaratan standar baku mutu lingkungan. 14. Memastikan Instalasi
Pengolahan sampah medis beroperasi dengan baik. 15. Memastikan bangunan/ gedung
dalam keadaan baik (layak pakai). 16. Merencanakan & mengelola SDM yang ada. 17.
Mengusulkan anggaran biaya untuk pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih,
Instalasi Pengolahan Air limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung. 18.
Mengusulkan sarana dan prasarana untuk kelancaran tugas pemeliharaan Instalasi
Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah
Medis dan Gedung. 19. Pendataan dan Analisis kebutuhan pemeliharaan Instalasi
Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah
Medis dan Gedung. 20. Melakukan koordinasi dengan unit terkait. 21. Memonitoring
operasional Instalasi Penyediaan Air bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi
Pengelolaan Sampah Medis dan Gedung. IPSRS adalah singkatan dari Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para teknisi Rumah Sakit
bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan
koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di
Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.
Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS
sangat penting fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada
di Rumah Sakit. Dengan kata lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa
diakreditasi levelnya menjadi lebih tinggi.Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran
yang semakin hari semakin pesat menyebabkan pengelolaan IPSRS harus
mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut akan menjadi
sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar. Tugas dan Kegiatan Umum
IPSRS Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training
kepada tenaga kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang
benar. Maintenance, perawatan rutin. Perencanaan kegiatan pemeliharaan. Pengukuran
dan kalibrasi. Rekayasa dan rancang bangun. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
Rujukan pemeliharaan. Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan tenaga kerja.
Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja. Sebagai tekhnisi kita harus punya
peralatan yang memadai sebelum melakukan suatu maintenance ataupun perbaikan,
yaitu senjata harus ada sebelum berperang ! ! ! Tapi suatu yang menjadi khas sebagai
tekhnisi yaitu membawa testpen. Peralatan yang lain, minimal : obeng plus minus
multimeter tang IPSRS dibagi dalam beberapa unit bagian, yaitu : Unit Administrasi Unit
Sarana dan Prasarana Unit Bangunan Unit Biomedical (teknisi elektromedik) Unit IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan sampah medis Unit Listrik dan AC Unit
Telekomunikasi Sistematika Tugas IPSRS Direktur mempunyai tugas memimpin,
melakukan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian teknis dalam menyelenggarakan
kegiatan IPSRS. Kepala IPSRS, mempunyai tugas sebagai penanggungjawab semua
kegiatan IPSRS. Administrasi, mempunyai tugas mencatat semua pemasukan dan
pengeluaran. Sie Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan
perbaikan alat-alat medis. Sie Non Medis, mempunyai tugas menangani jenis
pemeliharaan dan perbaikan alat-alat non medis. Sie Bangunan, mempunyai tugas
menangani segala bentuk tentang bangunan. Sie Sanitasi, mempunyai tugas
menangani tentang kebersihan, pengairan dan limbah Rumah Sakit. Infection Control
Infection control yaitu pengendalian infeksi di lingkungan Rumah Sakit. Karena RS itu
adalah tempatnya orang sakit, maka banyak virus dan bakteri yang dibawa. Kami
sebagai teknik elektromedik, sebagai salah satu staff atau pegawai pasti akan menjaga
untuk infection control agar kita sebagai tenaga kesehatan tidak terkena infeksi ataupun
sebagai carrier (pembawa infeksi) atau malah menjadi sumber infeksi bagi orang lain.
Memang secara tidak langsung dan secara frekuensi, kita tidak berhadapan langsung
dengan pasien. Tapi peralatan kesehatan ataupun hal-hal lain bisa menjadi sumber
infeksi yang infeksius, maka dari itu parameter untuk infection control sangat diperlukan.
Biaya yang diperlukan untuk infection control memang sangat tinggi dan
pengawasannya haruslah ketat, karena hal tersebut demi kepentingan bersama (bagi
pasien ataupun pengunjung juga bagi tenaga kesehatan). STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS UNHAS (IPSRS) RS UNHAS merupakan
rumah sakit tipe B. Menurut PERMENKES Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh rumah sakit tipe B adalah
memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas (IPSRS), Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan
Gas Medik dan Penampungan Air Bersih. IPSRS adalah singkatan dari Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para teknisi Rumah Sakit
bekerja. IPSRS merupakan organisa Pemasangan Instalasi Termina
Mengecek saringan udara AC  Mengecek lampu, AC, Pompa dan Tangki Air
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung e. Elektrikal 
Monitoring peralatan elektronik  Pemasangan Line Internet  Pemasangan
Pesawat Telepon  Pemasangan dan Instalasi Komputer di setiap meja Kerja
 Sharing Jaringan internet untuk kebutuhan Karyawan Rumah Sakit  Dan
tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung d. Telekomunikasi  Pengecekkan
Pompa Air  Memperbaiki WC  Pengecekkan air bersih  Mengontrol
pemakaian air, Listrik, AC, dan Lift  Pengecekkan kebocoran  Dan tugas
yang diberikan atasan/pimpinan langsung c. Mekanikal  Memperbaiki kerusakan
alat-alat kesehatan  Mengecek kerusakan alat-alat kesehatan  Memelihara
alat-alat kesehatan  Pengadaan barang dan peralatan b. Teknisi 
Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk  Mengurus pembelian
peralatan  Mengidentifikasi kebutuhan pendukung  Terselenggaranya
jejaring rumah sakit yang mengemban tugas pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan. Analisis: Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum
mampu merumuskan visi, misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal
ini dapat berpengaruh terhadap kinerja para staf. Alasan belum adanya visi, misi, tujuan,
dan falsafah tersendiri ini adalah karena RS UNHAS baru beroperasi sekitar 1 tahun,
sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan. Namun, jika tidak ada perumusan
sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target yang jelas untuk instalasi
pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus. 3.1.6 Struktur Organisai IPSRS
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi IPSRS RS. Unhas Tahun 2011 Analisis :
Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan
organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan berada
ditangan satu orang dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang
pemimpin saja. Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah
menggambarkan lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu : 1.
Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung jawab
seseorang atau sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit. 2.
Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa melapor
kepada siapa. 3. Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan
tanggung jawab yang berbeda untuk setiap peranan yang berbeda. 4. Keseluruhan
bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang menurut penulis dibagi
atas dasar fungsinya. 5. Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada
orang yang sama. Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS
tersebar di empat bagian area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan
nonmedik, bagian bangunan, serta bagian administrasi dan logistik, yang
bertanggungjawab kepada koordinator IPSRS. Kemudian koordinator tersebut
bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana medik
secara langsung. secara langsung. Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang
jelas ini, dapat mengoptimalkan hasil dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM
yang menempati bagian-bagian tersebut masih kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS
masih baru dalam beroperasi, sehingga masih dalam tahap awal proses pembenahan-
pembenahan. Tupoksi Instalasi IPSRS Rumah sakit harus menyelenggarakan IPSRS,
karena tanpa IPSRS, seluruh kegiatan yang berhubungan dengan alat kesehatan
maupun sarana-prasarana yang rusak akan terganggu dan tidak berjalan lancar.
Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1.
Melakukan rapat secara teratur 2. Membuat laporan dan melaporkannya kepada
pimpinan rumah sakit tepat waktu 3. Melakukan rapat secara teratur dan menghadiri
rapat tersebut. 4. Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau
mengadakan training kepada tenaga kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian
(SOP) alat medis yang benar. 5. Maintenance, perawatan rutin. 6. Perencanaan
kegiatan pemeliharaan. 7. Pengukuran dan kalibrasi. 8. Manajemen informasi dan
pemeliharaan. 9. Rujukan pemeliharaan. 10. Pengawasan pelaksanaan pengadaan
barang, tenaga kerja, fasilitas dan K3. Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi
IPSRS wajib menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan
intern instalasi, maupun dengan instalasi-instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya
masing-masing. Analisis: Dari hasil pengamatan selama melakukan residensi I, dapat
disimpulkan bahwa apa yang dikerjakan oleh staf IPSRS RS UNHAS sebagian besar
telah sesuai dengan standar tugas pokok dan fungsi di atas. Petugas di instalasi IPSRS
dapat bekerja secara professional dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Namun,
untuk manajemen informasi peralatan masih banyak kekurangan. Untuk lingkungan
kerjanya, sebagian besar stafnya adalah laki-laki, terutama di bagian ruang panel atau
bengkel. Hal ini karena, beban kerja dan risiko pekerjaannya cukup tinggi terkait
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sehingga, staf perempuan
ditempatkan pada bagian Administrasiinistrasi instalasi ini dan tidak terjun langsung ke
lapangan secara langsung. 3.1.8 Uraian Tugas a. Logistik  Terbinanya tim
kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu kinerja berkesinambungan.
 Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman.  Terwujudnya upaya
pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh terintegrasi dan
berkesinambungan.  Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam
mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan. 
Mengembangkan jejaring dengan institusi lain baik regional maupun internasional. 3.1.3
Falsafah IPSRS Falsafah instalasi masih mengikut pada falsafah rumah sakit secara
umum, yaitu: Menghargai hakekat manusia sebagai makhluk paripurna dengan totalitas
dan nilai-nilai yang dianutnya. 3.1.4 Motto IPSRS Motto instalasi masih mengikut pada
motto rumah sakit secara umum, yaitu: “Tulus melayani” 3.1.5 Tujuan IPSRS Tujuan
instalasi masih mengikut pada tujuan rumah sakit secara umum, yaitu: 
Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan pendidikan, penelitian
yang berstandar internasional tanpa melupakan fungsi sosial.  Mempelopori
inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian yang unggul dan perbaikan mutu
pelayanan berkesinambungan  Menciptakan lingkungan akademik yang optimal
untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan 
Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam pendidikan,
penelitian dan pemeliharaan kesehatan. si dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan
koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di
Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.
Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS
sangat penting fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada
di Rumah Sakit. Dengan kata lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa
diakreditasi levelnya menjadi lebih tinggi. Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran
yang semakin hari semakin pesat menyebabkan pengelolaan IPSRS harus
mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut akan menjadi
sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar. 3.1 Organisasi dan
Manajemen Instalasi Pemeliharaan Sarana RS UNHAS 3.1.1 Visi IPSRS Visi instalasi
masih mengikut pada visi rumah sakit secara umum, yaitu: Menjadi pelopor terpercaya
dalam memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf
internasional. 3.1.2 Misi IPSRS Misi dari instalasi juga masih mengikut pada misi rumah
sakit secara umum, yaitu: 17 16 Terminal Stop Kontak 6 Sesuai keb.  15 Stoker urde
utc Sesuai keb.  14 Dos OB clipsal Sesuai keb.  13 Stop Orde OB Clipsal Sesuai keb.
 12 Kabel NYW 3X1.5 mm Sesuai keb.  11 RJ 45 Sesuai keb.  10 Kabel UTP Sesuai
keb.  9 Klem Kabel Sesuai keb.  8 Lasdop Kabel Sesuai keb.  7 Sambungan T stop
kontak Sesuai keb.  6 Outlet Stop kontak data Clipsal Sesuai keb.  5 Kabel NYY 3x
1.5 mm Sesuai keb.  4 Regulator Manifold 1 unit  3 Jet Pum Washing AC 1 unit  2 Y-
Type Audio Adapter 1 unit  Kedisiplinan (berdasarkan shift) 3.3.2 Hasil Observasi
dan Analisis Dari hasil residensi I didapatkan bahwa kecepatan waktu teknisi
menanggapi kerusakan alat adalah sekitar 10-15 menit. Sedangkan ketepatan waktu
pemeliharaan alat tergantung pada jenis kerusakan dan alat apa yang diperlukan. Jika
alat yang diperlukan tidak ada di Makassar, maka dibutuhkan waktu sampai berbulan-
bulan. Selain itu, kemampuan dan pengalaman teknisi dalam menangani kerusakan alat
juga berpengaruh pada ketepatan waktu pemeliharaan alat. Penanganan kalibrasi alat
kesehatan biasanya dilakukan dengan pengajuan proposal yang berisi tentang alat apa
yang akan dikalibrasi dan berapa dana yang dibutuhkan. Untuk kedisiplinan, rata-rata
semua staf datang dan pulang tepat waktu. 3.4 Deskripsi Fisik dan Bangunan IPSRS
3.4.1 Letak Instalasi IPSRS Lokasi ruangan IPSRS sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh unit terkait lainnya. Ruangan
IPSRS terbagi atas 3, yang terletak di lantai 1, lantai 2, dan lantai 3. Ruangan lantai 1
berfungsi sebagai ruang panel atau bengkel para teknisi memelihara dan memperbaiki
peralatan yang ada di rumah sakit. Ruangan lantai 2 berfungsi sebagai ruang
Administrasiinistrasi. Sedangkan di lantai 3 berfungsi sebagai tempat perencanaan.
Analisis: Letak ruangan-ruangan IPSRS ini cukup strategis. Sehingga, memudahkan
dan memperlancar proses pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan sarana
prasarana rumah sakit. 3.4.2 Denah Ruangan Instalasi IPSRS Ruangan pada
instalasi pemeliharaan sarana Rumah sakit ini sudah memenuhi standar. 3.4.3 Kondisi
Fisik dan Bangunan Standar keadaan fisik dan lingkungan rumah sakit diatur dalam
Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit. A. Ruang Bangunan Berdasarkan ketetapan yang terdapat dalam Kepmenkes
No. 1204 Tahun 2004, instalasi IPSRS termasuk zona dengan risiko rendah. Adapun
standar bangunan ruangan yang sesuai adalah sebagai berikut: 1. Permukaan
dinding harus rata dan berawarna terang 2. Lantai harus terbuat dari bahan yang
kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai
dengan dinding harus berbentuk konus. 3. Langit-langit harus terbuat dari bahan
multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus
kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai. 4. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan
tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
5. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik,
bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus
dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster). 6. Semua stop kontak dan
saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai. Analisis: Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa bangunan ruang IPSRS di RS UNHAS
telah memenuhi semua standar yang telah ditetapkan untuk bangunan ruangan berisiko
tinggi, mulai dari dinding, lantai, ventilasi, dan lain-lain. B. Kualitas Udara,
Pencahayaan, Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, dan Kebisingan Kualitas udara
ruangan yang diharapkan sesuai Kepmenkes 1204 tahun 2004 adalah tidak berbau
(terutana bebas dari H2S dan Amoniak, serta kadar debu (particulate matter)
berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak
melebihi 150 μg/m3, dan tidak mengandung debu asbes. Selain itu, konsentrasi
maksimum indeks angka kumannya harus sekitar 200-500 Mikro-organisme per m2
Udara (CFU/m3). Indeks pencahayaan untuk instalasi IPSRS minimal 100 lux, dengan
suhu 21-26 °C, tekanan udara seimbang dan toleransi kebisingan minimal 45 dBA
dengan waktu pemaparan 8 jam. Analisis: Dari hasil observasi, didapatkan bahwa
kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu, tekanan udara, kelembaban, dan kebisingan
telah sesuai dengan apa yang menjadi standar, sehingga berpengaruh positif pada
kebetahan dan kenyamanan staf dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 3.4.4
Sarana dan Prasarana Instalasi IPSRS Di bawah ini merupakan daftar inventaris sarana
dan prasarana IPSRS : Tabel 3.2 Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS
UNHAS Tahun 2011 NO NAMA BARANG KETERANGAN JUMLAH BAIK RUSAK 1
Tool Cabinet 1 unit  Ketepatan waktu pemeliharaan alat (100%)  Kecepatan
waktu menanggapi kerusakan alat (≤ 80%)  Magang : 07.30-14.00, 14.00-21.00,
21.00-07.30 Dari segi kedisiplinan, semua para staf dan teknisi biasanya masuk tepat
waktu sesuai jadwal shiftnya. 3.3. Kinerja Kegiatan 3.3.1 Indikator Kinerja staf instalasi
IPSRS dapat dilihat dari indikator berikut:  Pegawai : 08.00-16.00  Perencanaan
kegiatan KSO dan kontrak servis Analisis: Kegiatan-kegiatan ini adalah kegiatan yang
rutin dilakukan di IPSRS. Semuanya berjalan baik dan optimal. Namun, pada bagian
penyimpanan data-data masih perlu mengalami pembenahan, karena belum lengkap
data-data terkait IPSRS. 3.2 Spesifikasi SDM dan Jumlahnya 3.2.1 Jumlah Pegawai
dan Peranannya Keadaan sumber daya manusia, dalam hal ini staf, di IPSRS RS
UNHAS dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Staf Instalasi IPSRS berdasarkan
Tugas atau Peranannya RS UNHAS Tahun 2011 No Tugas dan Peranannnya Status
Pendidikan Jumlah 1 Koordinator IPSRS CPNS S1 1 2 Logistik 1 Kontrak, 1 CPNS, 2
Magang S1 (1) D3 (3) 4 3 Teknisi Alkes 1 CPNS, 1 Kontrak S1 (1) D3 (1) 2 4 Teknisi
Telekomunikasi Kontrak D3 1 5 Mekanikal 1 Kontrak, 5 Magang S1 (1) D3 (5) 6 6
Elektrikal 1 CPNS, 3 Kontrak S1 (3) D3 (1) 4 7 Pemelihara gedung 1 CPNS, 1 Magang
S1 (1) D3 (1) 2 Sumber: Data Sekunder RS. Unhas, 2011 Analisis: Dari
tabel dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan D3 lebih banyak daripada yang
latarbelaang S1. Menurut penulis, hal ini cukup baik, karena pada IPSRS lebih kepada
permasalahan teknis, bukan konsep, sehingga yang lebih dibutuhkan adalah lulusan D3.
Jumlah staf pada masing-masing bagian masih kurang. Namun, karena
masih baru dalam beroperasi, maka kekurangan ini masih dapat dimaklumi. Selain itu,
para staf juga belum terlalu terbebani dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan
jumlah SDM. 3.2.2 Waktu Kerja Shift kerja di IPSRS terbagi dua, yaitu : 
Perencanaan kegiatan kalibrasi  Perencanaan pengadaan spare part / disposible
acsessoris  Kegiatan perbaikan / repaire  Pembersihan / cleaning  Pengencangan
serta pelumasan bagian-bagian alat  Pemantauan setting parameter serta fungsinya
dan hasil outputnya  Pemantauan bagian-bagian serta fungsinya  Pengencangan
serta pelumasan bagian-bagian alat o Pemeliharaan Preventif : Terjadwal, Life time
spare part  Modifikasi spare part / bagian-bagian alat  Penggantian spare part /
bagian-bagian alat  Penyetingan ulang parameter serta fungsinya  Penyetingan
ulang bagian-bagian serta fungsinya  Kegiatan Pemeliharaan / maintenance o
Pemeliharaan Kuratif : Tidak terjadwal, Break down unit  Dan tugas lain yang
diberikan atasan/ pimpinan langsung Analisis : Semua bagain di IPSRS telah tebagi
pekerjaannya. Sehingga, para staf dapat bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang
telah ditentukan sesuai job description yang telah ditetapkan. 3.1.9 Deskripsi Kegiatan
Berikut ini merupakan deskripsi kegiatan IPSRS RS UNHAS:  Memonitoring kunci
tiap ruangan Rumah Sakit  Memperbaiki alat yang rusak (Handle pintu, kran
air,wastafel, dll)  Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan
telah digunakan  Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung f.
Pemeliharaan Gedung  Memperbaiki Saklar l Listrik Ka. IPSRS dan
Kordinator peralatan IPSRS menandatangani laporan daftar barang yang mau dihapus
tersebut Laporan daftar barang yang mau dihapus tersebut lalu diteruskan ke Direktorat
Umum dan Operasional. Analisis: Untuk kebijakan-kebijakan ini masih dalam tahap
perbaikan. Karena, saat ini RS UNHAS masih dalam tahap proses pembuatan kebijakan
GCI secara keseluruhan Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator
peralatan IPSRS memerintahkan Kordinator Administrasi dan Logistik untuk membuat
laporan daftar barang yang mau di hapus.  Kordinator peralatan IPSRS menelaah
tingkat kerusakan alat yang dikerjakan oleh teknisi pelaksana  Prosedur Penghapusan
 Sedangkan jika alat tersebut tidak dapat diperbaiki/tidak berfungsi dengan baik
dikarenakan tingkat kesulitan yang tinggi dan membutuhkan spare part yang spesifik
stau rusak berat,maka alat tersebut di rencanakan untuk dikerjakan pihak III atau
dihapuskan.  Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi
mengkonfirmasikan ke user dan dicatat dalam buku kegiatan  Namun jika spare
part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator administrasi dan logistik IPSRS
membuat daftar permintaan spare part yang dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator
peralatan menandatangani daftar kebutuhan tersebut.  Apabila membutuhkan
spare part maka spare part di ambil di gudang logistik IPSRS lalu dipasang di alat.
 Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka
alat langsung diperbaiki  Kordinator peralatan mengidentifikasi jenis kerusakan
barang lalu memberi mandat kepada teknisi pelaksana untuk mengecek dan
memperbaiki peralatan yang telah dilaporkan user  Ka.IPSRS nenelaah dan
memberikan mandat kepada Kordinator peralatan baik itu medik atau non-medik 
Laporan dari user/ruangan masuk ke IPSRS melalui blangko laporan kerusakan atau via
telepon ditembuskan ke Ka.IPSRS  Prosedur Perbaikan  Jika dalam
pelaksanaan maintenance diperlukan perbaiakan maka dilakukan prosedur perbaikan,
sedangkan jika tidak diperlukan perbaikan maka teknisi mengkonfirmasikan ke
user/pemakai alat lalu teknisi mencatat dalam buku laporan.  Teknisi pelaksana
melakukan kegiatan maintenance sesuai jadwal yang telah dibuat untuk setiap jenis
peralatan atau ruangan  Masing-masing Kordinator peralatan IPSRS membuat
teknis pelaksanaan untuk program maintenance peralatan yang di bawahinya. 
Ka.IPSRS membuat program maintenance acuan dan dijadikan pedoman petunjuk
teknis dalam penyusunan program kerja maintenance  Prosedur Maintance  Sumber:
Data Sekunder, 2011 Analisis: Sarana dan prasarana yang ada masih dalam
kondisi baik dan dapat digunakan, sehingga dapat memperlancar kegiatan di instalasi
pemeliharaan sarana RS UNHAS. 3.5 Kebijakan Instalasi IPSRS  28 Changeover
Switch 1 buah  27 Kanebo 1 buah  26 Flash Light Led (Senter) 1 buah  25 Wrench
ballpoint 1 buah  24 Electrical tape 5 buah  23 Screwdriver full set 1 buah  22
Hammer stoning 1 buah  21 Splitter 2 buah  20 Digital Multimeter Auto Ringing 1 buah
 19 Working Table knock Down 1 buah  18 OHM Sakar 1 buah Terminal Stop Kontak
4 Sesuai keb.

IPSRS
IPSRS

IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para
teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis dan
koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit.
Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.

Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting
fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata
lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih
tinggi.Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan
pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut
akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.
Tugas dan Kegiatan Umum IPSRS

1. Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training
kepada tenaga kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.
2. Maintenance, perawatan rutin.
3. Perencanaan kegiatan pemeliharaan.
4. Pengukuran dan kalibrasi.
5. Rekayasa dan rancang bangun.
6. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
7. Rujukan pemeliharaan.
8. Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan tenaga kerja.
9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.
Sebagai tekhnisi kita harus punya peralatan yang memadai sebelum melakukan suatu maintenance
ataupun perbaikan, yaitu senjata harus ada sebelum berperang ! ! ! Tapi suatu yang menjadi khas
sebagai tekhnisi yaitu membawa testpen.
Peralatan yang lain, minimal :

 obeng plus minus


 multimeter
 tang
IPSRS dibagi dalam beberapa unit bagian, yaitu :
1. Unit Administrasi
2. Unit Sarana dan Prasarana
3. Unit Bangunan
4. Unit Biomedical (teknisi elektromedik)
5. Unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan sampah medis
6. Unit Listrik dan AC
7. Unit Telekomunikasi
Sistematika Tugas IPSRS
1. Direktur mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan, dan
pengendalian teknis dalam menyelenggarakan kegiatan IPSRS.
2. Kepala IPS, mempunyai tugas sebagai penanggungjawab semua kegiatan IPSRS.
3. Administrasi, mempunyai tugas mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.
4. Sie Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan perbaikan alat-alat
medis.
5. Sie Non Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan perbaikan alat-
alat non medis.
6. Sie Bangunan, mempunyai tugas menangani segala bentuk tentang bangunan.
7. Sie Sanitasi, mempunyai tugas menangani tentang kebersihan, pengairan dan limbah
Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang.

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang penting
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bangunan rumah
sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat mendasar.
Untuk menjamin kesinambungan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat ,maka bangunan rumah sakit serta seluruh peralatan dan perlengkapan
yang menyatu didalamnya harus mendapat perhatian dari pengelola rumah sakit
terutama dalam aspek perawatan dan pemeliharaan yang teratur dan tepat
waktu ,agar terhindar dari kerusakan yang lebih berat dan memerlukan biaya
perbaikan yang tinggi.
Terselenggaranya pelayanan medis kepada masyarakat di rumah sakit tidak
terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Bangunan rumah sakit
beserta seluruh aspek penunjangnya adalah merupakan sarana tempat dimana
pelayanan medik dilaksanakan.
Keadaan dan kelengkapan bangunan rumah sakit sangat menentukan kualitas
pelayanan medik disamping aspek-aspek yang menentukan antara lain seperti
peralatan, tenaga medis, paramedis, obat-obatan dan kelengkapan pelayanan
kesehatan lainnya.
Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka bangunan rumah sakit
beserta seluruh fasilitas penunjangnya perlu dipelihara sehingga akan terhindar dari
kerusakan yang akan mengaikibatkan terganggunya pelayanan dalam jangka waktu
yang lama.
Bangunan rumah sakit, khususnya bangunan-bangunan tempat diselenggarakan
pelayanan medis mempunyai beberapa kekhususan tersendiri sesuai dengan
fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan, misalnya ruang operasi, ruang
laboratorium, ruang x-ray, poliklinik dan ruang perawatan.
Kekhususan ruangan yang disesuaikan dengan fungsi pelayanannya ini menurut
adanya ketentuan khusus mengenai bentuk ruangan dan jenis serta kualitas bahan
bangunan yang dipergunakan dalam membuat ruangan tersebut, sehingga
pemeliharaannya harus mengacu kepada aspek-aspek bahan dan fungsi
pelayanannya.
1.2. Tujuan Pedoman Pemeliharaan Sarana.
1. Setiap petugas dan semua pihak yang terkait dalam kegiatan pemeliharaan
bangunan rumah sakit mempunyai pegangan dan acuan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah sakit .
3. Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pasien dan keluarganya yang
berkunjung di Rumah Sakit

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan Pemeliharaan Sarana.


 1. Arsitektur bangunan.
 2. Utilitas.
 3. Halaman.

1.4. Batasan Operasional.


Pemeliharaan bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan perbaikan
keciluntuk seluruh bangunan rumah sakit yang mencakup arsitektur, utilitas dan
halaman.
1. Pemeliharaan.
Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara berkala meliputi :
a. Pembersihan,
b. perapihan,
c. pelumasan,
d. penyetelan,
Perbaikan kecil yang dilakukan sesuai keadaan atau kebutuhan meliputi:
a. Pemolesan,
b. pelapisan,
c. pengecatan,
d. penggantian komponen atau suku cadang yang rusak dengan volume atau nilai
perbaikan tidak melebihi 2 (dua) % dari volume atau nilai keseluruhan per unit.
2. Sasaran kegiatan pemeliharaan.
Arsitektur bangunan, meliputi :
a. Lantai dan tangga,
b. dinding dan partisi,
c. pintu dan jendela,
d. atap dan talang,
e. dan plafon.
Utilitas, meliputi :
a. Listrik,
b. plumbing,
c. tata udara (AC),
d. komunikasi dalam gedung,
e. pemadam kebakaran dan lift,
f. instalasi pengelohan air limbah.
Halaman, meliputi :
a. Pagar,
b. lapangan parkir,
c. saluran air hujan
d. tempat sampah.
3. Pelaksanaan pemeliharaan.
Pelaksana pemeliharaan bangunan rumah sakit dapat dilakukan sendiri
oleh bagian pemeliharaan sarana rumah sakit yang bersangkutan, oleh
bengkel rujukan atau oleh pihak ketiga.
4. Biaya pemeliharaan.
Biaya pemeliharaan bangunan rumah sakit dibebankan pada anggaran
rutin rumah sakit. Komponen biaya pemeliharaan meliputi biaya
pengadaan bahan, suku cadang, alat kerja bantu.

1.5. Landasan Hukum.


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan No. … tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit .

BAB 2 – STANDAR KETENAGAAN.


2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.
Standar SDM bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit adalah sebagai
berikut.

PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH


NAMA JABATAN KEBUTUHAN

1. KEPALA BAGIAN
PEMELIHARAAN Kursus
SARANA D3, D4 / S1 Perbengkelan 1

Menguasai
2. PETUGAS Komputer &
ADMINISTRASI SLTA Surat menyurat 1

3. PETUGAS Magang di
PEMELIHARAAN bangunan (4th
GEDUNG/KAYU SLTA magang) 2
4. PEMELIHARAAN Menguasai
GENSET SLTA Mesin Diesel 2

Menguasai
5. PEMELIHARAAN instalasi listrik
LISTRIK & TELEPON SLTA (4th magang) 2

Menguasai
instalasi
6. TUKANG PIPA/BESI SLTA perpipaan 2

Menguasai
7. KESEHATAN Managemen
LINGKUNGAN D3 Kesling Limbah 1

Menguasai
sistem
8. PEMELIHARAAN pendingin (3th
ALAT PENDINGIN SLTA magang) 2

Menguasai
sistem motor
9. PEMELIHARAAN bensin dan
KENDARAAN DINAS SLTA diesel 2

Menguasai las
listrik dan Las
10. TUKANG LAS SLTA Asetylin 2

11. TEHNISI Menguasai


ALAT MEDIS D3 Atem peralatan medis 1
BAB III STANDAR FASILITAS.

3.1. Denah Ruang.


(Ada Pada Lampiran)
3.2. Standar Fasilitas.
1. Adanya ruang untuk aktifitas.
2. Adanya sarana/peralatan yang dipakai .

2.1 Untuk mendukung kegiatan administrasi pemeliharaan sarana,


diperlukan fasilitas sebagai berikut :

– Komputer 1 buah.
– Printer Berwarna 1 buah.
– Kamera Digital 1 buah.
– ATK (bolpoin, kertas, spidol, gunting, penggaris, cutter, dll) Sesuai
kebutuhan.
– UPS 1 buah.
– Pesawat Telepon 1 buah.
– Meja 1buah.
– Kursi 1 buah.
– Lemari arsip 1 buah.
– Ruang kerja.

2.2 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan gedung dan kayu, diperlukan


fasilitas sebagai berikut :

– Ruang kerja
– Tang 1 bh
– Water pas 1 bh
– Obeng 2 bh
– Gergaji kayu 1 bh
– Gergaji besi 1 bh
– Mesin pemotong keramik 1 bh
– Selang penimbang 10 mter
– Cangkul 2 bh
– Timba 2 bh
– Klem kayu 2 bh
– Pahat kayu 2 bh
– Meja kerja kayu 1 bh
– Serut 1 bh
– Bodem 1 bh
– Cetok 2 bh
– Meteran 50 meter 1 bh
– Meteran 5 meter 1 bh.
– Kompresor cat 1 bh.
– Sekop 1 bh.

2.3 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan genset, diperlukan fasilitas


sebagai berikut :

 Kunci pas 1 set


 Kunci ring 1 set
 Fuller 1 bh
 Kunci filter oli 1 bh
 Tangki solar 5000 ltr 1 bh
 Avo meter 1 bh
 Ear phone 1 bh
 Kunci inggris 1 bh
 Mistar sorong 1 bh
 Martil 1 bh
2.4 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan listrik dan telepon, diperlukan
fasilitas sebagai berikut :

 Avo meter analog 1 bh


 Avo meter digital 1 bh
 Tang amper 1 bh
 Obeng 2 bh
 Kunci pas 1 set
 Kunci ring 1 set
 Tang potong 1 bh
 Tang skun kecil 1 bh
 Tang skun besar 1 bh
 Tang kombinasi 1 bh
 Tang pembulat 1 bh
 Insert tool 1 bh
 Telepon kecil 1 bh
 Ruang kerja 1
 Meja kerja 1 bh
 Martil 1 bh
2.5 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan pipa atau besi ,diperlukan
fasilitas sebagai berikut :

 Gergaji besi 2 bh
 Ragum 1 bh
 Pemotong pipa besar 1 bh
 Mata snei pipa 1 set
 Snei pipa sedang 1 bh
 Snei pipa besar 1 bh
 Kunci pipa 4 bh
 Mesin bor duduk 1 bh
 Mistar baja 1 bh
 Penggaris besi siku 1 bh
 Mistar sorong 1 bh
 Tang kombinasi 1 bh
 Kunci inggris 1 bh
 Obeng 2 bh
 Ruang kerja 1

2.6 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan kesehatan lingkungan,


diperlukan fasilitas sebagai berikut :

 Ruang kerja : Ada


 Komputer 1 ada.

2.7 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan alat pendingin ,diperlukan


fasilitas sebagai berikut :

 Ruang kerja Ada


 Alat pengisi referigerant 1 bh
 Obeng 2 bh
 Kunci pas 1 set
 Freon R 22 1 bh
 Freon R 134 a 1 bh
 Tang amper 1 bh
 Avo meter 1 bh
 Kunci ring 1 set
 Kunci fliring tool 1 set
 Freon R 404 1 bh
 Martil 1 bh.
2.8 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan kendaraan dinas, diperlukan
fasilitas sebagai berikut :

 Kunci pas 1 set


 Kunci ring 1 set
 Tang 1 bh
 Obeng 2 bh
 Stand jack mobil 2 bh
 Dongkrak mobil 3 ton 1 bh
 Charger accu 1 bh
 Meja kerja 1 bh
 Kursi 1 bh
 Fuller 1 bh
 Martil 1 bh.
2.9 Untuk mendukung kegiatan tukang las, diperlukan fasilitas sebagai
berikut :

 Ruang kerja Ada


 Penggaris siku besi 1 bh
 Mistar baja 1 bh
 Tabung gas elpiji 1 bh
 Tabung gas asetyllin 1 bh
 Mesin bor duduk 1 bh
 Mesin gerinda duduk 1 bh
 Ragum duduk 1 bh
 Las listrik 3 phasa 1 bh
 Las listrik 1 phasa 1 bh
 Tabung oksigen 1 bh
 Martil 1 bh
 Regulator asetillyn 1 bh
 Regulator oksigen 1 bh
 Blander las 1 set
 Obeng 2 bh
 Tang 1 bh
 Tang jepret 1 bh
 Kaca mata las 2 bh
 Kaca mata gerinda 1 bh
 Selang las 10 mtr
 Kabel las listrik 3 mtr
2.10 Untuk mendukung kegiatan teknisi medis, diperlukan fasilitas sebagai
berikut :

 Ruang kerja
 Solder listrik 1 bh
 Timah 1 bh
 Obeng 2 bh
 Tang 1 bh
 Tang cucut 1 bh
 Tang potong 1 bh
 Kuas 1 bh
 Multitester 1 bh
 Vacuum timah 1 bh.
BAB 4 –TATA LAKSANA PELAYANAN.
Yang termasuk di dalam pemeliharaan di bagian arsitektur adalah :

1. Pemeliharaan Lantai.
2. Pemeliharaan Dinding.
3. Pemeliharaan Pintu dan Jendela.
4. Pemeliharaan Plafon.
5. Pemeliharaan Atap.

Untuk pemeliharaan dari Lantai, Dinding, Pintu dan Jendela serta Plafon
menjadi tanggungjawab Cleaning Service, dan apabila ada kerusakan yang
memerlukan perbaikan dan penggantian maka Bagian atau Instalasi
dimana kerusakan terjadi wajib segera melaporkan ke bagian
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit .

Untuk Pemeliharaan Atap di Rumah Sakit pemeliharaannya meliputi


pembersihan sampah yang dilakukan setiap seminggu sekali dan 3 (tiga)
bulan sekali untuk pembersihan rumput.

Perbaikannya meliputi pembongkaran atap yang rusak dan pemasangan


kembali dengan atap yang baru.

Demikian juga dengan pemeliharan dan perbaikan talang. Baik talang


yang tegak maupun dengan talang yang datar.

Pembersihan meliputi pembersihan dari sampah yang menyumbat di


dalam talang dan organisme botani seperti rumput/lumut, dan pemasangan
paku pada klem – klem yang lepas.

Apabila talang tebuat dari PVC, talang yang berlubang, lepas sambungan
diperbaiki dengan mengganti talang PVC yang baru.

4.2. UTILITAS.
4.2.1. AIR CONDITIONING UNIT.
Yang termasuk dengan Air Conditioning (AC) unit adalah : Window unit :
Split Unit, dan Package unit.
Pemeliharaan :

1. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit, (case unit) menyeka
menggunakan kain atau sikat pembersih dan detergen, dilakukan setiap
sebulan sekali.
2. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat exchanger
condensor, koil pipa evaporator, filter (saringan) dan panci penampung.
Pembersihan dilakukan dengan cara mengeluarkan window AC dari rumahnya
kemudian dibersihkan mengunakan sikat atau kain pembersih, deterjen dan
compressor angin. PEmeliharaan dilakukan 3(tiga) bulan sekali.
3. Dilakukan pengisian refrigerant dengan cara memasukkan refrigerant ke
dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah ada. Jenis refrigerant
yang digunakan adalah Freon R-12,R-22 atau fluida lain yang ditentukan oleh
pabrik pembuatnya. Pengisian dilakukan bila dianggap perlu.
Perbaikan :

1. AC Split. Dilakukan penggantian isolasi pipa tembaga atau kuningan atau


jenis lain bila ditemui adanya bagian/daerah isolasi yang rusak tersebut
sekeliling pipa kemudian diganti dengan isolasi dari salah bahan yang tersebut
di bawah ini :
A. Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan air.
B. Magnesium karbida, kalsium silikat, busa polietilen kemudian dilapisi
bahan tahan air. Ketebalan bahan isolasi disesuaikan dengan ketentuan
pabrik pembuat AC atau minimal 20.
2. AC Package
A. Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan penggantian atau
penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali kipas maka tali kipas harus diganti
dengan cara mengatur posisi motor penggerak sedemikian, sehingga tali
kipas dapat diganti dan kemudian diatur kembali pada posisi yang sesuai
dengan ketentuan tegangan tali kipas dari pabrik pembuatnya dan
dilakukan pada saat blower tidak beroperasi. Pemeriksaan kondisi tali
kipas ini dilakukan setiap minggu. Baut – baut yang ditemukan dalam
keadaan kendor pada saluran pipa refrigeran dilakukan pengokohan.
Pengokohan baut yang kendor, disesuaikan dengan petunjuk dari pabrik
pembuat AC tersebut. Pemeriksaan kondisi baut dilakukan setiap minggu.
B. Dilakukan penyetelan termostat pendingin sesuai dengan kebutuhan
pendinginan di dalam ruangan dengan cara mengatur termostat pada
kondisi temperatur ruangan yang diinginkan. Pemeriksaan kondisi
penunjukan thermostat dilakukan setiap
3. Chiller Pemeliharaan :
A. Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap permukaan luas unit
chiller ini dengan cara menyeka dengan kain atau dengan sikat
B. Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air pendingin kondensor
dan koil pipa pendingin evaporator dengan cara membuka bagian penutup
mesin chiller yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Pembersihan
dilakukan pada saat mesin chiller tidak beroperasi, dan dilakukan 6
(enam) bulan
C. Untuk penggantian refrigerant mesin chiller dilakukan sesuai petunjuk
mesin tersebut, karena setiap mesin chiller mempunyai spesifikasi yang
D. Fluida yang digunakan adalah R-22,R11 atau refrigerant lain sesuai
petunjuk pabrik. Penggantian dilakukan bila dianggap
4.2.2. LIFT.
Yang termasud lingkup lift adalah sangkar, lampu indicator, motor
penggerak dan panel. …dan seterusnya …
4.2.3. POMPA.
Yang termasuk dalam lingkup pompa adalah pompa AC, air bersih, air
kotor,hydran dan sprinkler. dan seterusnya …
4.2.4. PERPIPAAN.
1. Pemeliharaan. Pembersihan terhadap debu pada pipa power house
dengan menggunakan kain. Pembersihan dilakukan sebulan sekali.
2. Perbaikan : …
4.2.5. KOMUNIKASI DALAM GEDUNG.
Yang termasuk lingkup komunikasi dalam gedung adalah tata suara dan
telepon. …
4.2.6. PEMELIHARAAN LISTRIK
Komponen yang termasuk dalam lingkup pemeliharaan listrik meliputi :
armatur lampu, saklar, stop kontak, pembumian, instalasi kabel dalam
gedung, panel listrik dan UPS. …
4.2.7. PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH.
a. Saluran.
Pemeliharaan dari saluran di atas secara periodic tiap bulan dapat berupa :
1. Penggelontoran air
2. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
3. Pengambilan endapan.
b. Lubang Pemeriksa ( Bak Control/Man Hole).
Pemeliharaan lubang pemeriksa, sama dengan pemeliharaan saluran
tersebut di atas hanya frekuensinya lebih sering (2 minggu sekali).

c. Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia. Penggelontoran
agar menggunakan air yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan setiap
hari.

d. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras endapan. Hal
ini dilakukan dengan seksama minimal 1 (satu) tahun maksimal 4 (empat)
tahun. Bila limbah cair banyak mengandung lemak/minyak maka tangki
septic dilengkapi dengan alat penangkap lemak.

e. Bak Pengumpul/Pengangkat.
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjasi pengendapan di
dalam bak pengumpul dan pompa dilakukan tiap 6 (enam) bulan.
Pengangkat baru dihidupkan disertai dengan penyemprotan air terhadap
semua permukaan yang kotor.

f. Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Anaerobic Filter.


Pemeliharaan anaerobic filter adalah membersihkan sampah,
tanaman,lumut yang terdapat pada anaerobic filter. Pembersihan dilakukan
tiap minggu.

g. Bak Penampung Lumpur.


Pemeliharaan bak penampung lumpur adalah membersihkan kotoran,
lumut yang menempel pada dinding. Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan.

h. Bak Pengering Lumpur. Pemeliharaan :


1. Pembersihan sampah, lumut dan tumbuhan lain.
2. Penambahan pasir secara berkala sesuai ketebalan yang diperlukan.
3. Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.

i. Bak Kaporisasi. Pemeliharaan :


1. Pembersihan secara periodic endapan sisa kaporit.
2. Saluran pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit menjadi lancer.

4.2.8. PEMELIHARAAN PLUMBING.


Plumbing rumah sakit adalah Segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat plumbing dan
pipa dengan peralatannya didalam gedung rumah sakit, yang
bersangkutan dengan system drainase saniter, drainase air hujan, vent,
dan jaringan air bersih yang dihubungkan dengan system kota atau system
lain yang diperbolehkan.
4.2.9. PEMELIHARAAN PEMADAM KEBAKARAN.
System Pemadam Kebakaran terdiri dari :
a. Hidran.
b. Sprinkler.
c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

4.2.10. PERPIPAAN.
Komponen yang termasuk lingkup pemipaan adalah pipa air bersih, pipa
hidran, dan pipa sprinkler.

4.2.11. PANEL.
Pemeliharaan dan perbaikan kecil pada panel meliputi lampu indicator dan
pengaman.

4.2.12. PEMELIHARAAN INCINERATOR.


BAB 5 – LOGISTIK.

Kebutuhan logistik bagian Pemeliharaan Sarana diadakan melalui


permintaan barang sesuai SPO Logistik RS :

1. Administrasi.

 Surat perintah kerja lembur


 Kertas folio
 Tinta printer
 Buku ekspedisi
 Buku folio
 Map
 Pensil
 Penggaris
 Staples
 Isi staples
 Stipo
 Slip bon makan
 Bollpoint.
2. Pemeliharaan Gedung.

1 Pasir
2 Semen
3 Koral
4 bata
5 Plamir tembok
6 Lem rajawali putih
7 Kertas gosok
8 Calcium
9 Pensil kayu
10 Plamir kayu
11 Pernes
12 Kayu
13 Triplek
14 Laberkol
15 Cat tembok
16 Cat kayu

3. Genset.
1 Bahan Bakar solar
2 Filter oli
3 Filter solar
4 Filter udara
5 Oli mesin
6 Aki
7 Van belt
8 Red silikon

4. Pemeliharaan Listrik & Telepon.

1 Kabel NYY 2×2,5 mm²


2 Kabel NYY 3×2,5 mm²
3 Kabel NYY 4×4 mm²
4 Kabel serabut 2×2 mm²
5 MCB
6 Kontaktor
7 Relay
8 Timer
9 Lampu tl
10 Lampu mercury
11 Lampu sl
12 No fuse breaker
13 Kabel NYY 4×10 mm²
14 Kabel telepon indoor
15 Kabel telepon outdoor
16 Skun kabel
17 Terminal telepon
18 Isolasi listrik
19 Lampu indicator panel listrik
20 Volt meter panel
21 Amper meter panel
22 Klem kabel

5. Pemeliharaan Pipa/Besi.

1 Pipa besi ½ ”
2 Pipa besi ¾ ”
3 Pipa besi 1”
4 Pipa besi 1 ½ ”
5 Pipa besi 2”
6 Tba
7 Pipa pvc ½ ”
8 Pipa pvc ¾ ”
9 Pipa pvc 1”
10 Pipa pvc 1 ¼ ”
11 Pipa pvc 1 ½ ”
12 Pipa pvc 2 ”
13 Pipa pvc 2 ½ ”
14 Pipa pvc 4 ”
15 Pipa pvc 6”
16 Pipa pvc 8”
17 Kran wastafel
18 Stop kran
19 Flexible
20 Gasket

6. Kesehatan Lingkungan.

1 Clorin
2 Abate

7. Pemeliharaan Alat Pendingin.

1 Freon R 12
2 Freon R 22
3 Freon R 134 a
4 Freon R 404
5 Pakan las perak

8. Pemeliharaan Kendaraan Dinas.

1 Oli
2 Busi
3 Roda
4 Bahan bakar
5 Filter oli
6 Filter udara
7 Filter bensin
8 Filter solar
9 Dop lampu
10 Bahan bakar

9. Las.

1 Pakan las kuningan


2 Pakan las listrik
3 Oksigen
4 Asetyllin
5 Elpiji

10. Pemeliharaan Alat Medis.

1 Timah
2 Kontak cleaner

BAB 6 – KESELAMATAN PASIEN


Program Keselamatan Kerja di Bagian Pemeliharaan Sarana

BAB 7 – KESELAMATAN KERJA.

Undang – Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan


bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan. Kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang
termasuk kategori tersebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan
kerja ini bertujuan guna melindungi karyawan dan kemungkinan terjadinya
kecelakaan di dalam atau di luar rumah sakit.

Dalam Undang – Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah
pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada
dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari rumah
sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktifitas pegawai dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Undang
– Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efesien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.
Faktor –faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan


penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
? Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
? Alat –alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi.
? Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.
? Tidak tersedia alat –alat pengaman.
? Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran
dan lain –lain.

Program Keselamatan kerja di bagian Pemeliharaan Sarana :


– Peraturan keselamatan harus jelas dan dimengerti oleh setiap karyawan.
– Harus dicegah jangan sampai terjadi pegawai terjatuh.
– Ruang gerak bebas.
– Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup.
– Penerangan lampu yang baik, menghindarkan kelelahan penglihatan
pegawai.
– Harus tersedia locker untuk penyimpanan alat – alat tugas.
– Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan,
debu dan pencegahan kebakaran.
– Ketika melakukan tugas harus selalu mengutamakan keselamatan kerja
(memakai kacamata pada waktu mengelas, memakai sabuk pengaman bila
naik tembok yang tinggi dll).
BAB 7 – PENGENDALIAN MUTU.

Pemeliharaan sarana rumah sakit


Input :
1. Adanya Penanggung Jawab IPSRS SK Direktur
2. Ketersediaan bengkel kerja Tersedia
Proses :
3. Waktu tanggap kerusakan alat ? 15 menit = ? 80 %
4. Ketepatan waktu pemeliharaan alat sesuai jadwal pemeliharaan = 100
%
5. Ketepatan waktu kalibrasi alat = 100 %
Output :
6. Alat ukur dan alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu = 100 %
BAB 9 – PENUTUP.
Pedoman Pemeliharaan Sarana Bangunan Rumah Sakit ini telah
diusahakan disusun dengan sebaik – baiknya. Namun demikian tentu
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunannya yang
perlu mendapatkan perhatian guna penyempurnaannya.
Tanggapan dari pembaca yang berkepentingan dengan pedoman ini
sangat kami harapkan untuk menjadi bahan pertimbangan guna
penyempurnaan penyusunan pedoman Pemeliharaan Sarana Bangunan
Rumah Sakit dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai