Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PENGEMBANGAN WILAYAH & INFRASTRUKTUR

REVIEW JURNAL MENGENAI TATA KOTA

Disusun oleh :

Ivonne Nisrina Kusuma

Rahmad Syahputra

Rimamunanda Ekamarta NPM :1925011020

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
REVIEW JURNAL TATA KOTA

Judul :PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT


TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

Jurnal : Jurnal Tata Kota dan Daerah

Volume dan Tahun : Volume 2, Nomor 2, Desember 2011

Penulis : Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman

Peringkas : Ivonne Nisrina Kusuma, Rahmad Syahputra, Rimamunanda

Tanggal mereview : 19 September 2019

TUJUAN PENELITIAN

1). Mengidentifikasi karakteristik permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan

2) Mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi arahan penataan permukiman


di Kawasan Segiempat Tunjungan

3) Menyusun arahan penataan permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan.

LATAR BELAKANG

Permasalahan perkotaan menunjukkan bahwa akibat dari pertumbuhan kota yang


cukup tinggi serta kenyataan akan terbatasnya ruang kota, membawa dampak dalam
berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah keterbatasan papan atau permukiman
sehingga menimbulkan adanya permukiman kumuh di perkotaan. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan kualitas
pemukiman yang terwujud. Kota Surabaya sebagai salah satu kota yang memiliki
tingkat pertumbuhan yang cepat, yang ditandai dengan tersedianya aktivitas ekonomi
yang memadai, tersedianya sarana komunikasi dan transportasi yang lengkap, serta
sarana pendidikan dan kesehatan yang lengkap telah menjadikan Kota Surabaya
sebagai salah satu tujuan migrasi penduduk. Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan
Kota Surabaya menjadi pesat, namun kondisi ini juga berkontribusi terhadap tercipta
dan berlangsungnya permukiman padat di perkotaan. Menurut Zainuri (2003),
kawasan segiempat Tunjungan merupakan salah satu kawasan pemukiman tertua di
kawasan pusat di Surabaya.

Segiempat Tunjungan adalah sebutan untuk kawasan yang dibatasi Jalan Blauran,
Jalan Praban, Jalan Embong Malang, dan Jalan Tunjungan di pusat Kota Surabaya.
Menurut Fadly (2007), Kondisi segi empat Tunjungan saat ini secara fisik berupa
permukiman penduduk bernama Kebangsren, Ketandan, Blauran Kidul, dan Blauran,
dengan kondisi lingkungan permukiman yang padat baik padat bangunan maupun
padat penduduk, tidak ada ruang terbuka hijau (100% coverage building), jalan
lingkungan sempit, dan saluran drainase yang kurang terawat.

Identifikasi permasalahan dalam penelitian terkait arahan penataan permukiman


kawasan

Segiempat Tunjungan adalah sebagai berikut:

1) Kawasan pusat kota (CBD) yang tidak teratur merupakan salah satu permasalahan
yang dihadapi Kota Surabaya sekaligus juga merupakan pertentangan antara
kebutuhan permukiman penduduk dengan estetika kota.

2) Sarana prasarana permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan kurang memadai


bagi masyarakatnya. Kondisi sarana prasarana yang bisa terlihat antara lain tampak
dari jaringan jalan tidak berpola, permasalahan air bersih yang kurang lancar, dan
drainase kurang berfungsi dengan baik serta sistem persampahan yang belum dikelola
dengan baik.

3) Kawasan Segiempat Tunjungan dan sekitarnya telah mengalami pemanfaatan


lahan yang sangat tinggi, sehingga selain jalan sebagai aksesibilitas dari dan menuju
kawasan, semua permukaan lahan telah tertutup oleh dasar bangunan hampir 100%.
Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan 30% kawasan yang seharusnya menjadi Ruang
Terbuka Hijau

RINGKASAN

Berdasarkan Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman,


definisi rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga. Permasalahan perkotaan menunjukkan bahwa akibat dari
pertumbuhan kota yang cukup tinggi serta kenyataan akan terbatasnya ruang kota,
membawa dampak dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah
keterbatasan papan atau permukiman sehingga menimbulkan adanya permukiman
kumuh di perkotaan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola
kota akan menentukan kualitas pemukiman yang terwujud.

Menurut Zainuri (2003), kawasan segiempat Tunjungan merupakan salah satu


kawasan pemukiman tertua di kawasan pusat di Surabaya. Segiempat Tunjungan
adalah sebutan untuk kawasan yang dibatasi Jalan Blauran, Jalan Praban, Jalan
Embong Malang, dan Jalan Tunjungan di pusat Kota Surabaya.

Beberapa karakteristik Kawasan Segiempat adalah sebagai berikut:

a) Fisik dasar Kawasan Segiempat Tunjungan berada pada ketinggian 5 (lima) meter
dihitung dari atas permukaan laut dengan kemiringan yang datar

b) Kependudukan Karakter kependudukan pada Kawasan Segiempat Tunjungan

c) Perumahan Luas 82 kavling bangunan (91%) pada kawasan segiempat tunjungan

d) Sarana permukiman yang terdapat pada kawasan segiempat tunjungan meliputi


sarana pendidikan, sarana peribadatan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan
pelayanan umum, sarana RTH, serta sarana perdagangan dan jasa.

e) Prasaranapermukiman yang menunjang aktivitas masyarakat di kawasan


segiempat tunjungan

f) Ekonomi Masyarakat di kawasan segiempat tunjungan


g) Sosial

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik permukiman, dapat disimpulkan bahwa


karakteristik permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan berkaitan dengan faktor
lokasi permukiman yang berada di kawasan pusat Kota Surabaya. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi arahan penataan permukiman Kawasan Segiempat
Tunjungan adalah faktor sarana dan prasarana, kondisi bangunan, sosial
kemasyarakatan, serta ekonomi masyarakat. Sedangkan arahan penataan
permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan menggunakan strategi Aggressive
Maintanance Strategy. arahan atau konsep yang dapat dilakukan dalam penataan
permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan adalah dengan memfokuskan
tindakan untuk meminimalkan kendala atau masalah internal dan memanfaatkan
peluang serta potensi yang ada.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Penulis menyusun jurnal dengan sangat runtut, detail, jelas, dan sesuai dengan
tujuan penelitian. Selain itu penulis menggunakan bahasa yang cukup efektif, dan
penyusunnya sesuai dengan EYD. Kekurangannya Penelitian tidak membahas
penataan sarana perdagangan dan jasa di sepanjang jalan utama Kawasan Segiempat
Tunjungan, tidak membahas mengenai pengelolaan drainase secara lebih detail. Hal
ini berkaitan dengan permasalahn banjir yang selalu terjadi di Kawasan Segiempat
Tunjungan Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Zainuri, (2003). Penataan Hunian Padat di Pusat Kota, Tesis, Perancangan
Kota, Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya
Budihardjo, Eko. (2006). Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: Penerbit
Alumni. Usman, Fadly. (2007). Bangunan Berlantai
Banyak, Sebagai Solusi Pembangunan di Kawasan Kumuh
Tengah Kota. Studi Kasus: Segi Empat Tunjungan,
Surabaya, Jakarta : Proseding Seminar Nasional Green
Infrastructure, Universitas Trisakti.
--------------------.(1992). Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992
tentang Perumahan dan Permukiman. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.

Anda mungkin juga menyukai