Disusun sebagi salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun Oleh:
Kelompok 2 / Perikanan C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “Analisis Aspek Biologi (Pertumbuhan, Reproduksi, dan Kebiasaan
Makan) Ikan Mas (Cyprinus carpio)”. Salawat dan salam senantiasa terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya,
seraya berharap semoga kita semua mendapatkan safaatnya di yaumul akhir,
Aamiin.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
kami mengucapkan banyak terima kasih diantaranya kepada dosen mata kuliah
Biologi Perikanan, asisten laboratorium serta semua rekan dan keluarga yang telah
mendukung baik secara moril maupu materil sehingga laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini.
Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik untuk penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kami
khususnya, dan untuk pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 1
1,3 Tujuan ......................................................................................... 2
1.4 Kegunaan .................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Letak Geografis Habitat Ikan Mas .............................................. 3
2.2 Biologi Ikan Mas ........................................................................ 3
2.2.1 Morfologi .................................................................................... 3
2.2.2 Klasifikasi ................................................................................... 4
2.3 Pertumbuhan ............................................................................... 4
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi ........................................................ 5
2.3.2 Hubungan Panjang Bobot ........................................................... 5
2.3.3 Faktor Kondisi ............................................................................ 6
2.3.4 Pertumbuhan Ikan Mas ............................................................... 6
2.4 Reproduksi ................................................................................. 7
2.4.1 Rasio Kelamin............................................................................. 7
2.4.2 Tingkat Kematangan Gonad ....................................................... 8
2.4.3 Indeks Kematangan Gonad ......................................................... 9
2.4.4 Hepatosomatik Indeks................................................................. 9
2.4.5 Fekunditas ................................................................................... 9
2.4.6 Diameter Telur ............................................................................ 10
2.4.7 Tingkat Kematangan Telur ......................................................... 10
2.5 Kebiasaan Makan dan Cara Makan ........................................... 11
2.5.1 Indeks Preponderan..................................................................... 11
2.5.2 Indeks Pilihan ............................................................................. 11
2.5.3 Tingkat Trofik ............................................................................. 12
2.5.4 Kebiasaan Makan dan Cara Makan Ikan Mas ............................ 12
2.6 Parameter Penunjang Fisik dan Kimiawi Kualitas ..................... 12
2.6.1 Suhu ............................................................................................ 12
2.6.2 Penetrasi Cahaya ......................................................................... 13
2.6.3 Derajat Keasaman (pH) .............................................................. 14
2.6.4 Dissolved Oxygen (DO) .............................................................. 15
iii
iv
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
a. Mengetahui aspek pertumbuhan ikan mas
b. Mengetahui aspek reproduksi ikan mas
c. Mengetahui aspek kebiasaan makan ikan mas
1.4 Kegunaan
Kegunaan dari praktikum ini yaitu memberikan informasi mengenai aspek
biologi meliputi aspek pertumbuhan, reproduksi serta kebiasaan dan cara makan
ikan mas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi ikan mas dimaksudkan untuk memasukkan ikan mas dalam
kelompok hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat - sifat aslinya. Cara
pengelompokan hewan demikian dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang
disebut taksonomi hewan. Ikan mas dalam ilmu taksonomi hewan diklasifikasikan
oleh Saanin (1984) sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
2.3 Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang atau berat dalam
satu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai populasi sebagai
pertambahn jumlah. Pertumbuhan dalam individu ialah pertambahan jaringan
5
akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan
input energi dan asam amino (protein) berasal dari makanan. Bahan yang berasal
dari makanan tersebut akan digunakan tubuh untuk metabolisme dasar,
pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh atau
mengganti sel-sel yang tidak terpakai (Effendi 2002).
Prades dan diberi pakan buatan, pertambahan berat kedua ikan ini lebih lambat
dibanding pertambahan panjangnya. Selain itu, penelitian Komarawidjaja (2005)
menujukkan bahwa pertumbuhan ikan mas dikategorikan allometrik negatif
sebagaiman nilai b yang diperoleh sebesar 2,8955. Hasil penelitian Sulawesty
(2014) mengenai laju pertumbuhan ikan mas dengan pemberian pakan lemna
menunjukkan pola pertumbuhan ikan mas bersifat allometrik negatif terlihat dari
nilai b yang lebih kecil dari 3. Menurut Effendie (1997) nilai b kurang dari 3
menunjukan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari
pertambahan beratnya.
2.4 Reproduksi
Nikolsky (1963) menyatakan bahwa beberapa aspek biologi reproduksi
dapat memberi keterangan yang berarti mengenai frekuensi pemijahan,
keberhasilan pemijahan, lama pemijahan dan ukuran ikan ketika pertama kali
matang gonad. Aspek reproduksi tersebut meliputi, rasio kelamin, tingkat
kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), hepatosomatik
indeks (HIS), fekunditas, diameter telur, dan tingkat kematangan telur.
pada saat perkembangan kematangan gonad menjadi salah satu aspek penting,
karena menggambarkan cadangan energi yang ada pada tubuh ikan sewaktu ikan
mengalami perkembangan kematangan gonad.
2.4.5 Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur matang dalam ovari yang akan dikeluarkan
pada waktu memijah (Hunter et al., 1992). Fekunditas pada setiap individu betina
tergantung pada umur, ukuran, spesies dan kondisi lingkungan (ketersediaan
makanan, suhu air dan musim) (Fujaya 2001). Spesies ikan yang mempunyai
fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan sedangkan
spesies yang fekunditasnya kecil biasanya melindungi telurnya dari pemangsa
atau menempelkan telurnya pada tanaman atau habitat lainnya (Nikolsky 1963).
Djuhanda (1981) menambahkan bahwa besar kecilnya fekunditas dipengaruhi
oleh makanan, ukuran ikan dan kondisi lingkungan, serta dapat juga dipengaruhi
oleh diameter telur. Umumnya ikan yang berdiameter telur 0.50-1.00 mm
mempunyai fekunditas 100,000 – 300,000 butir. Ikan yang memiliki diameter
telur lebih kecil biasanya mempunyai fekunditas yang tinggi dibandingkan dengan
ikan yang memiliki diameter yang lebih besar (Wotton 1990 dalam Fitrianti
(2011).
Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipergunakan untuk
mengetahui potensi reproduksi pada ikan. Secara umum fekunditas meningkat
sesuai dengan ukuran tubuh ikan. Umumnya terdapat hubungan antara fekunditas
dengan ukuran panjang, berat, umur, cara penjagaan (parental care) dan ukuran
butir telur (Moyle dan Cech 1988).
ikan apabila IP lebih besar dari 25%, pakan pelengkap apabila 5% ≤ IP ≤ 25%,
dan pakan tambahan apabila IP kurang dari 5% (Nikolsky 1963).
Hewan diurnal (aktif pada siang hari) akan memberikan reaksi sebaliknya, mereka
akan melakukan berbagai aktifitas (fototaksis positif). Kondisi demikian
menyebabkan pemisahan spesies yang nyata antara siang dan malam hari,
sehingga akan mengurangi kompetisi antar spesies dalam memperebutkan bahan
makanan yang tersedia (Barus 2004).
Penetrasi cahaya ke dalam air sangat dipengaruhi oleh intensitas dan sudut
datang cahaya, kondisi permukaan air, dan bahan–bahan terlarut dan tersuspensi
di dalam air (Boyd 1988). Cahaya matahari yang mencapai permukaan perairan
tersebut sebagian diserap dan sebagian direfleksikan kembali (Wetzel 1975).
Sebagian cahaya matahari dipantulkan kembali oleh permukaan air, dengan
intensitas yang bervariasi menurut sudut datang cahaya dan musim. Sudut datang
cahaya matahari ke permukaan air bervariasi secara harian.
Kecerahan air sangat dipengaruhi oleh kondisi air seperti adanya
kekeruhan, kekentalan, warna dan gelombang permukaan air. Semakin tinggi
tingkat kekeruhan air semakin dangkal cahaya yang dapat menembus air
(penetrasi cahaya). Demikian pula semakin kental dan bergelombang semakin
pendek daya tembus cahaya dalam air. Oleh karena itu terjadi hubungan terbalik
antara kecerahan dengan kekeruhan, kekentalan dan gelombang permukaan air.
Kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah kecerahan dengan jumlah
cahaya matahari yang masuk optimal sehingga proses fotosintesa dapat berjalan
seimbang dan jumlah fitoplankton yang memadai untuk makanan ikan. Kisaran
kecerahan perairan untuk kehidupan ikan adalah 25 – 40 cm untuk air tawar dan 7
– 12 m untuk air laut (Bond et al. 1982).
bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu perairan (Darmayanti 2011).
Kisaran pH yang cocok untuk kehidupan ikan mas (Cyprinus carpio) adalah
berkisar antara pH 6 – 9. Kondisi pH yang menyebabkan ikan mas pada titik
kematian terjadi pada pH 4 untuk asam dan 11 untuk basa (Husni 2012). Pengaruh
pH terhadap pertumbuhan dan reproduksi ikan mas dapat dilihat pada Tabel 1.
Menurut BSNI (1999) disebutkan bahwa pH untuk kelayakan pembesaran ikan
mas adalah 6,5 - 8,5.
16
17
Dibedah bagian bawah perut ikan dari anus ke arah atas hingga mencapai
tulang kemudian bedah melintang ke arah operculum
Diambil bagian gonad ikan dan diidentifikasi gonad ikan jantan atau betina
Ditimbang Gonad dan hati ikan, dihitung nilai IKG dan HSI
Keterangan :
HSI : Hepatosomatik indeks (%)
Bh : Bobot hati (gram)
Bt : Bobot tubuh ikan (gram)
3.5.7 Fekunditas
Fekunditas ikan dihitung berdasarkan metode volumetrik (Effendie 1997)
dengan rumus :
X V
=
x v
Keterangan :
X : Jumlah telur di dalam gonad yang akan dicari (fekunditas)
x : Jumlah telur dari sebagian gonad
V : Volume seluruh gonad
v : Volume sebagian gonad contoh
𝐃𝐬 = √𝐃 × 𝐝
Keterangan:
Ds : Diameter telur sebenarnya (mm)
D : Panjang diameter telur (mm)
D : Lebar diameter telur (mm)
Tingkat Trofik
Tingkat trofik ikan ditentukan berdasarkan pada hubungan antara tingkat
trofik organisme pakan dan kebiasaan makanan ikan, dirumuskan sebgai berikut.
Ttp x li
Tp = 1 + ∑( )
100
Keterangan:
Tp : Tingkat trofik ikan
Ttp : Tingkat trofik kelompok pakan ke-p
Ii : Indeks bagian terbesar untuk kelompok pakan ke-p
22
4.2 Pertumbuhan
4.2.1 Distribusi Ukuran Ikan
Pengelompokkan ikan dilakukan untuk membagi suatu kelompok ikan ke
dalam kelas ukuran yang memiliki rentang ukuran yang relatif sama.
Pengelompokkan ikan mas berdasarkan panjang total disajikan dalam gambar 6.
23
24
35% 31%
Persentase (%)
30% 24%
25% 21%
20%
15% 9%
10% 4% 4% 4%
5% 1%
0%
Bobot (gram)
Grafik hubungan panjang dan bobot ikan mas hasil data angkatan
didapatkan pola pertumbuhan yang bersifat allometrik negatif. Ikan mas yang
26
diamati termasuk ke dalam allometrik negatif karena memiliki nilai b < 3. Nilai
tersebut serupa dengan hasil penelitian Sulawesty (2014) yang juga menunjukkan
pola pertumbuhan ikan mas bersifat allometrik negatif terlihat dari nilai b yang
lebih kecil dari 3. Menurut Effendie (1997) nilai b kurang dari 3 menunjukan ikan
yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan
beratnya.
Hubungan panjang dan bobot ikan memiliki nilai regresi (R2) sebesar 0,80.
Nilai (R²) dari hubungan panjang dan bobot ikan relatif cukup besar, besarnya
nilai tersebut yang mendekati 1, menunjukkan bahwa keragaman yang
dipengaruhi oleh variabel lain cukup kecil dan hubungan antara panjang total dan
bobot ikan sangat erat (Syahrir 2013).
Faktor Kondisi
2.00
1.59 1.62 1.61 1.58 1.54
1.50 1.49
Faktor Kondisi
1.50 1.32
1.00
0.50
0.00
130-141 142-153 154-165 166-177 178-189 190-201 202-213 214-225
Interval Panjang Total (mm)
tubuhnya. Royce (1973) menyatakan bahwa perbandingan dari kedua hal ini akan
berdampak terhadap perubahan bentuk tubuh maupun kondisi hewan tersebut.
4.3 Reproduksi
4.3.1 Rasio Kelamin
Rasio kelamin dihitung dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan
dan betina dalam suatu populasi. Berdasarkan pengamatan mengenai jenis
kelamin ikan, diperoleh rasio kelamin yang dapat dilihat pada Gambar 10.
Betina
23%
Jantan
77%
Berdasarkan uji chi kuadrat terhadap rasio kelamin jantan dan betina
diketahui terdapat perbedaan rasio antara ikan jantan dan betina (hitung (29,16)
> 2tabel (3,84)). Rasio kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan
dengan jumlah ikan betina dalam suatu populasi dimana perbandingan 1:1 yaitu
50% jantan dan 50% betina merupakan kondisi ideal untuk mempertahankan
spesies. Namun pada kenyataanya di alam perbandingan rasio kelamin tidaklah
mutlak, hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan
makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan (Effendie 1997).
10 9
8 7 TKG I
6
6 5 TKG II
4
4 3 3
22 2 222 TKG III
2 1 111 1 1 11 1
TKG IV
0
TKG V
Ikan mas yang diamati memiliki tingkat kematangan gonad yang berbeda-
beda. Penentuan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan pengamatan secara
morfologi, mengacu pada kriteria Tingkat Kematangan Gonad (TKG) menurut
Effendie (1979). Ikan mas yang kelompok kami amati berada pada TKG IV,
ditandai dengan ukuran gonad yang besar dan mengisi lebih dari setengah rongga
perut, serta telur yang berwarna kuning dan mudah dipisahkan. Pencatatan
29
25.00
Indeks Kematangan Gonad
20.39
20.00
15.00 12.67
(%)
9.26
10.00
5.00 2.94
1.33
0.00
I II III IV V
Tingkat Kematangan Gonad
peroleh jika dihitung berdasarkan kriteria Nurmadi (2005) yaitu 56,67% telur
berada pada TKT fase vitalogenik; 33,33% telur berada pada TKT fase matang;
dan 10% telur berada pada fase akhir matang.
4.3.7 Fekunditas
Fekunditas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
produktivitas ikan. Fekunditas adalah jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh
induk betina atau jumlah telur yang dikeluarkan pada waktu pemijahan (Nikolsky
1969 dalam Rose dkk 2001). Hasil penghitungan fekunditas beberapa kelompok
disajikan dalam grafik hubungan fekunditas dengan panjang total sebagai berikut.
32
40000
35000 y = 5E-09x5.2576
R² = 0.0776
30000
Fekunditas
25000
20000
15000
10000
5000
0
150 160 170 180 190 200 210 220 230
TL (mm)
14%
11%
2% 2% 0% 0% 2% 3% 1% 3% 3%
0% 0% 0% 0%
digemari oleh ikan. Jika nilai E=0 berarti tidak ada seleksi oleh ikan terhadap
pakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui jenis pakan yang digemari ikan
mas diantaranya Bacillariophycae, Desmidiacae, Rhizopoda, Entomostraca,
Copepoda, Nemata, Platyhelmintes, bagian hewan, dan bagian tumbuhan. Jenis
pakan yang tidak digemari ikan mas diantaranya Cyanophycae, Chlorophycae,
Chrysophycae, Rotatoria dan detritus. Sedangkan untuk Tardigrada, Benthos dan
ikan menunjukkan tidak ada seleksi oleh ikan terhadap jenis pakan tersebut.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum mengenai aspek biologi ikan
mas meliputi aspek pertumbuhan, reproduksi, dan kebiasaan makan sebagai
berikut.
a. Hubungan panjang dan berat ikan mas didapatkan pola pertumbuhan yang
bersifat allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada
pertambahan berat, menunjukkan keadaan ikan yang kurus. Ikan mas yang
diamati termasuk ke dalam allometrik negatif karena memiliki nilai b < 3.
b. Rasio kelamin yang diperoleh yaitu 77% jantan dan 23% betina. Uji chi
kuadrat terhadap rasio kelamin jantan dan betina diketahui terdapat
perbedaan rasio antara ikan jantan dan betina (hitung (29,16) > tabel
(3,84)). Hal tersebut menunjukkan tipe pemijahan ikan mas termasuk ke
dalam kategori poliandri.
c. Hasil yang diperoleh untuk tingkat trofik ikan mas berdasarkan
pengamatan mengenai kebiasaan makannya yaitu sebesar 2,119, sehingga
ikan mas dikategorikan ke dalam herbivora yang cenderung omnivora.
Kelompok fitoplankton Chlorophycae serta bagian hewan tergolong pakan
utama bagi ikan karena nilai indeks preponderannya melibihi 25%, yaitu
32% untuk Chlorophycae dan 26% untuk bagian hewan. Adapun yang
tergolong pakan pelengkap diantaranya Platyhelmintes dan bagian
tumbuhan, dan sisanya termasuk pakan tambahan.
5.2 Saran
Kebersihan laboratorium harus dijaga agar praktikan dan asisten nyaman
di dalam ruangan praktikum selain itu agar proses praktikum menjadi lebih
efektif. Adapun sarana dan prasarana harus mendukung selama kegiatan
praktikum berlangsung.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama & Penyakit Ikan.
Cetakan Pertama. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
Amri, K. dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit Pada Ikan Mas.
Agromedia. Jakarta.
Bister, T.J., D. W. Willis., M. L. Brown., S. M. Jordan., R. M. Neumann., M. C.
Quist., C. S. Guy. 2000. Proposed standard weight equations and standard
length categories for 18 warm water nongame and riverine fish species.
North American Journal of Fisheries Management, Vol. 20 : 570-574.
Brusle, J and Anadon, G. G. 1996. The Structure and Function of Fish Liver. In:
Fish Morphology. Science Publishers. pp 77-93
Caddy, J. F. & G. D. Sharp. 1986. An Ecological Framework for Marine Fishery
Investigations. FAO Fish. Tech. Pap. 283. 152 pp.
Darmayanti, W. 2010. Kajian Stok Sumberdaya Ikan Selar (Caranx leptolepis
Cuvier, 1833) di Perairan Teluk Jakarta dengan Menggunakan Sidik
Frekuensi Panjang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Djariah, A. S. 2001. Pembenihan Ikan Mas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama.
Bogor.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Everhart, W. H and W. D. Youngs. 1981. Principles of Fshery Science. 2nd
Edition Comstock Publishing Associates, a Division of Cornell University
Press. Ithaca and London: 349 p.
Hikmat, K. 2002. Mas Siikan Panjang Umur. Agromedia. Jakarta.
Husni. H. 2012. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Ikan
Mas (Cyprinus carpio Lin). Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Irawan, A., Aminullah, Dahlan, Ismail, Bahri, S., & Fahdian, Y. 2009. Faktor –
Faktor Penting dalam Proses Pembesaran Ikan di Fasilitas Nursery dan
Pembesaran. Makalah Bidang Kosentrasi Aquaculture Program Alih
Jenjang Diploma IV ITB. hlm 1-17.
Khairuman et al. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
37
38
38
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat
Sonde Pinset
40
Mikroskop Timbangan
41
Lampiran 2. Bahan
42
Lampiran 3. Kegiatan Praktikum
Ikan mas yang telah dibedah Penimbangan bobot gonad ikan mas
43
Penetesan larutan sera pada telur ikan Pengamatan diameter dan posisi inti
telur ikan
44
Lampiran 4. Tabel Hasil Pengamatan
45
Data Hasil Pengukuran
Panjang (mm)
No.
Bobot (gram)
SL FL TL LK LT
28 164 180 195 120 133 101
29 176 193 209 129 153 147
30 167 184 200 126 162 140
31 155 185 205 115 140 115
32 165 183 198 150 175 138
33 168 190 207 143 155 142
34 170 185 210 140 160 140
35 180 200 215 140 160 148
36 155 172 197 160 172 133
37 160 170 190 120 150 89
38 150 165 187 141 153 100
39 144 158 177 118 140 95
40 143 157 172 125 150 96
41 150 175 195 120 155 110,18
42 175 200 220 45 75 172,42
43 160 170 200 110 150 120,77
44 125 140 155 80 138 68,9
45 142 155 179 111 124 81,81
46 160 173 194 140 155 123,73
47 160 180 200 80 100 132,89
48 192 210 223 155 170 165
49 184 200 218 140 160 174
50 155 172 189 125 140 109
51 152 169 189 115 154 108
52 146 157 177 110 123 75
53 165 190 212 144 169 169
54 160 171 191 120 150 118
55 150 175 190 132 145 117
56 146 166 182 103 143 110
57 152 171 188 135 158 111
58 169 183 200 140 150 129
59 170 185 204 114 160 139
60 175 191 210 132 158 151
61 170 191 205 127 155 144
62 164 185 207 124 150 130
63 147 163 175 100 120 75
46
Data Hasil Pengukuran
Panjang (mm)
No.
Bobot (gram)
SL FL TL LK LT
64 153 169 185 119 170 134
65 147 167 188 132 155 118
66 151 171 190 148 158 130
67 178 196 212 120 160 137
68 180 198 220 119 160 157
69 163 175 198 130 146 118
70 210 187 172 130 148 129
47
Tabel 7. Regresi Hubungan Panjang Bobot
Panjang Bobot log L log W (Log (Log log L ×
No.
Total (L) (W) (X) (Y) L)2 W)2 log W
1 195 123 2,29 2,09 5,24 4,37 4,79
2 210 120 2,32 2,08 5,39 4,32 4,83
3 190 118 2,28 2,07 5,19 4,29 4,72
4 205 120 2,31 2,08 5,34 4,32 4,81
5 190 113 2,28 2,05 5,19 4,22 4,68
6 180 110 2,26 2,04 5,09 4,17 4,60
7 210 138 2,32 2,14 5,39 4,58 4,97
8 187 110 2,27 2,04 5,16 4,17 4,64
9 205 129 2,31 2,11 5,34 4,45 4,88
10 195 117 2,29 2,07 5,24 4,28 4,74
11 182 135 2,26 2,13 5,11 4,54 4,81
12 157 61 2,20 1,79 4,82 3,19 3,92
13 180 100 2,26 2,00 5,09 4,00 4,51
14 175 104 2,24 2,02 5,03 4,07 4,52
15 195 125 2,29 2,10 5,24 4,40 4,80
48
Panjang Bobot log L log W (Log (Log log L ×
No.
Total (L) (W) (X) (Y) L)2 W)2 log W
37 190 89 2,28 1,95 5,19 3,80 4,44
38 187 100 2,27 2,00 5,16 4,00 4,54
39 177 95 2,25 1,98 5,05 3,91 4,45
40 172 96 2,24 1,98 5,00 3,93 4,43
41 195 110,18 2,29 2,04 5,24 4,17 4,68
42 220 172,42 2,34 2,24 5,49 5,00 5,24
43 200 120,77 2,30 2,08 5,29 4,33 4,79
44 155 68,9 2,19 1,84 4,80 3,38 4,03
45 179 81,81 2,25 1,91 5,08 3,66 4,31
46 194 123,73 2,29 2,09 5,23 4,38 4,79
47 200 132,89 2,30 2,12 5,29 4,51 4,89
48 223 165 2,35 2,22 5,51 4,92 5,21
49 218 174 2,34 2,24 5,47 5,02 5,24
50 189 109 2,28 2,04 5,18 4,15 4,64
51 189 108 2,28 2,03 5,18 4,13 4,63
52 177 75 2,25 1,88 5,05 3,52 4,22
53 212 169 2,33 2,23 5,41 4,96 5,18
54 191 118 2,28 2,07 5,20 4,29 4,73
55 190 117 2,28 2,07 5,19 4,28 4,71
56 182 110 2,26 2,04 5,11 4,17 4,61
57 188 111 2,27 2,05 5,17 4,18 4,65
58 200 129 2,30 2,11 5,29 4,45 4,86
59 204 139 2,31 2,14 5,33 4,59 4,95
60 210 151 2,32 2,18 5,39 4,75 5,06
61 205 144 2,31 2,16 5,34 4,66 4,99
62 207 130 2,32 2,11 5,36 4,47 4,90
49
R² 0,802127038
r 0,895615452
50
Diameter
TKT
K Bob B.Go B. J. T Feku IK HS (µm)
E ot nad Hati Kela K ndita G( I( K Se Be Te Ku Mel
L (g) (g) (g) min G s %) %) ec da sa nga tu ebu
il ng r h b r
95,8 Betin 0,0
17 1,38 0,17 II - 1 - - - - - -
2 a 0
140, Betin 0,0
18 1,84 0,81 I - 1 - - - - - -
2 a 1
129, Janta 0,0
19 25,7 IV - 20 - - - - - -
95 n 0
135, Betin 263,5 0,0
20 11,65 0,25 IV 9 60 73 81 21 9 0
03 a 2 0
60,1 Janta 0,0
21 5,41 IV - 9 - - - - - -
5 n 0
111, Janta 0,0
22 9,1 IV 8
71 n 0
135, Janta 0,0
23 17,21 IV 13
98 n 0
124, Betin 1283 0,0
24 7,89 0,17 III 6 61 75 83 12 7 11
57 a 8 0
Janta 10, 0,0
25 74 7,96 III - - - - - - -
n 8 0
Janta 11, 0,0
26 110 12,36 0,29 III - - - - - - -
n 23 0
Janta 16, 0,0
27 78 12,22 0,14 V - - - - - - -
n 667 0
Betin 2,0 0,0
28 101 2,1 0,16 II - - - - - - -
a 8 0
Janta 3,9 0,0
29 147 5,75 0,38 III - - - - - - -
n 1 0
Betin 1713 17, 0,0 571 45 685
30 140 24,87 0,26 IV - - -
a 8 76 0 3 70 5
Janta 1,2 0,0
31 115 1,45 0,15 I - - - - - - -
n 6 0
Janta 0,0
32 138 6,45 0,34 II - 4,7 - - - - - -
n 0
Janta 0,0
33 142 9,35 IV - 6,6 - - - - - -
n 0
Janta 57, 0,0
34 140 80 V - - - - - - -
n 14 0
Janta 8,6 0,0
35 148 12,8 IV - - - - - - -
n 5 0
Janta 0,1 0,0
36 133 17,58 V - - - - - - -
n 32 0
Betin 0,0 0,0
37 89 2,72 0,38 II - - - - - - -
a 3 0
Janta 2,1 0,0
38 100 2,17 0,3 II - - - - - - -
n 7 0
51
Diameter
TKT
K Bob B.Go B. J. T Feku IK HS (µm)
E ot nad Hati Kela K ndita G( I( K Se Be Te Ku Mel
L (g) (g) (g) min G s %) %) ec da sa nga tu ebu
il ng r h b r
Janta 14, 0,0
39 95 13,95 IV - - - - - - -
n 6 0
Janta 11, 0,0
40 96 10,65 III - - - - - - -
n 09 0
110, Janta 17, 0,5
41 19,39 0,65 IV - - - - - - -
18 n 6 9
172, Betin 13, 0,2
42 23,42 0,38 IV 6562 50 55 70 11 0 11
44 a 58 2
120, Betin 0,5
43 12,94 0,6 IV 9275 10 50 61 70 - 4 14
77 a 0
Janta 18, 0,2
44 68,9 12,77 0,18 IV - - - - - - -
n 53 6
81,8 Betin 13, 0,2
45 10,99 0,22 IV 2270 50 70 85 - 7 19
1 a 43 7
123, Janta 10, 0,2 10 221 35
46 12,56 0,35 IV 5798 20 70 -
73 n 15 8 0 6 82
132, Janta 3361 11, 0,4 14 25 310
47 15,18 0,53 IV 45 100 103
89 n 3 42 0 0 00 10
Janta 10, 0,1
48 165 18,04 0,31 IV - - - - - - -
n 93 9
173, Betin 2752 0,1 0,2 12
49 26,01 0,38 IV 80 100 - - -
61 a 5 5 2 0
Betin 8,2 0,9
50 109 9 1 II - - - - - - -
a 4 2
Janta 10, 0,2
51 108 10,85 0,26 IV - - - - - - -
n 2 4
Janta 2,5 0,2
52 75 1,88 0,2 II - - - - - - -
n 1 7
Janta 29, 0,2
53 169 50 0,4 IV - - - - - - -
n 5 3
Janta 9,3 0,2
54 118 11,04 0,31 III - - - - - - -
n 9 6
Janta 1,0 0,2
55 117 1,26 0,27 I - - - - - - -
n 8 3
Janta 7,3 0,0
56 110 8,09 0 III - - - - - - -
n 5 0
Janta 15, 0,1
57 111 17,71 0,16 IV - - - - - - -
n 95 4
Janta 2,6 0,1
58 129 3,46 0,22 II - - - - - - -
n 8 7
Betin 1099 19, 0,3 17
59 139 27,4 0,44 IV 98 125 - - -
a 5 71 2 0
Janta 0,0
60 151 18,58 0 III - 0 - - - - - -
n 0
52
Diameter
TKT
K Bob B.Go B. J. T Feku IK HS (µm)
E ot nad Hati Kela K ndita G( I( K Se Be Te Ku Mel
L (g) (g) (g) min G s %) %) ec da sa nga tu ebu
il ng r h b r
Janta 8,5 0,0
61 144 12,34 0 IV - - - - - - -
n 7 0
Betin 0,0 11 15
62 130 14,13 0,45 IV 2899 0 130 - - -
a 0 0 0
Janta 0,0
63 75 10 0 IV - 0 - - - - - -
n 0
Janta 11, 0,1
64 134 15,93 0,22 IV - - - - - - -
n 9 6
Janta 13, 0,2
65 118 15,46 0,29 IV - - - - - - -
n 11 5
Janta 11, 0,5
66 130 15,55 0,85 IV - - - - - - -
n 95 3
Janta 11, 0,2
67 137 16,08 0,33 IV - - - - - - -
n 73 4
Janta 3,5 0,1
68 157 5,58 0,28 IV - - - - - - -
n 5 8
Janta 12, 0,3
69 118 14,53 0,36 IV - - - - - - -
n 28 0
Betin 1,9 0,1
70 129 2,52 0,2 I 2515 30 35 40 - - -
a 6 6
²tabel 3,84
53
Interval TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V
154-165 2 2
166-177 1 1 1 3 1
178-189 2 4 7 1
190-201 2 6 2 12 2
202-213 1 1 3 9 1
214-225 5
54
ri - pi ri + pi E
0 0 0,00
37 37 1,00
122 122 1,00
0 0 0,00
72 532 0,14
43 283 0,15
-12 88 -0,14
0 0 0,00
55