3.10.4 Permasalahan
Kurangnya pembekalan sebelum dilakukan kegiatan patroli ditambah
dengan medan yang cukup ekstrim sehingga membutuhkan tenaga ekstra dalam
melakukan kegiatan tersebut. Minimnya peralatan dimana tim KPH Wilayah IX
Panyabungan hanya membawa 1 parang sehingga kegiatan patroli tersebut cukup
beresiko.
3.10.6 Kesimpulan
Kegiatan patroli di daerah RHL tersebut merupakan kegiatan penting
dalam rangka pengamanan dan perlindungan kawasan KPH Wilayah IX
Panyabungan. Kegiatan ini sebaiknya sering dilakukan karena masih maraknya
kegiatan illegal di kawasan RHL tersebut.
Drone merupakan salah satu alat yang saat ini mulai banyak digunakan
dalam pekerjaan lapangan, seperti pemantauan, monitoring, penginderaan jarak
jauh. Drone juga sering disebut sebagai pesawat tanpa awak atau dalam bahasa
inggris disebut (Unmanned Aerial Vehicle - UAV). UAV merupakan
sistem tanpa awak (Unmanned System), yaitu sistem berbasis
elektro-mekanik yang dapat melakukan misi-misi terprogram
(Department of Defence, dalam Wikantika, 2009).
Dalam bidang kehutanan drone merupakan alat yang sangat membantu
dalam mengambil data, contoh dalam bidang budidaya drone digunakan untuk
mengambil gambar anak mangrove, contohnya lagi dalam bidang konservasi
mitigasi bencana lingkungan drone dapat digunakan untuk memantau dari atas
seperti Gambar 3.31 penampakan suatu lahan maupun kawasan dari dampak
kebakaran.
gambar dari atas (gambar 3.32) dengan menekan tombol tangkap gambar pada
layar smartphone atau pada joystick
3.11.4 Permasalahan
3.12.6 Kesimpulan
Inhouse training staf KPH terkait dengan pengelolahan hutan lestari oleh
tenaga lapangan KPH. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan
kepada tim KPH dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.Manajemen hutan
lestari perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu keutuhan fungsi ekosistem,
yaitu interaksi, harmoni, keanekaragaman, dan keberlanjutan ekosistem,
memperhatikan dampak pembangunan terhadap lingkungan dengan menerapkan
sistem analisis mengenai dampak Iingkungan, sehingga dampak negatif dapat
dikendalikan dan dampak positif dapat dikembangkan, tidak hanya kepentingan
generasi sekarang tetapi juga kepentingan generasi masa depan.
3.13 Penyusunan Database (Khusus untuk PNS dan ABRI yang ditugas
Karyakan)
kerangka database dan di isi database dengan data dan informasi yand diperoleh
dari formulir isian pegawai.
3.13.3 Hasil dan Pembahasan
Pengolahan data untuk menghasilkan informasi secara terkomputerisasi,
merupakansarana yang sangat dibutuhkan saat ini pada berbagai jenis usaha,
karena informasi mampu disajikan dalam waktu yang cepat dan akurat. Informasi
yang mampu disajikan dengan cepat dan akurat mampu menghasilkan
pengambilan keputusan yang cepat dan efektif. Menurut silberschatz, dkk (2002)
dalam Octavian (2001) mendefenisikan basis data sebagai kumpulan data berisi
informasi yang sesuai untuk sebuah perusahaan ataupun instansi. Database juga
merupakan mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data.
Database adalah manajemen pengelolaan data model relasional yang terdiri dari
lajur kolom dan baris. Database terdiri dari Field dan Record. Field adalah
struktur data yang merupakan bagian dari kolom, field terdiri dari entitas dan
atribut, sedangkan record adalah struktur data yang merupakan bagian dari baris.
3.13.4 Permasalahan
Kurangnya informasi dan data-data mengenai pegawai (Khusus untuk PNS
dan ABRI yang ditugas Karyakan)
3.13.6 Kesimpulan
Pembuatan database merupakan kegiatan yang dilakukan guna
memudahkan staf dan pegawai dalam memperoleh data maupun informasi
mengenai identitas pegawai secara mudah.
4.1 Kesimpulan
Kegiatan yang telah dilakukan selama praktek kerja lapangan di UPT KPH
Wilayah IX Panyabungan ada yang sesuai RPHJP dan yang tidak sesuai.
Meskipun begitu, kegiatan yang dilakukan sejalan dengan visi dan misi UPT KPH
Wilayah IX Panyabungan. Kegiatan yang telah dilakukan selama praktek kerja
lapangan di KPH Wilayah IX Panyabungan adalah Meninjau Lokasi RHL, Patroli
di Kawasan RHL, Pembibitan Nursery di RHL, Pembuatan Name Tagging,
Pelatihan Penerbangan Drone, Inhouse Training/Lokalatih Pengelolaan Lestari
untuk Tenaga Lapangan KPH Wilayah IX Panyabungan, Pembuatan MOL
(Mikroorganisme Lokal) dari Bonggol Pisang, Survey Penyulingan Nilam di Desa
Tarlola, Penanaman Bibit Panili (Vanilla planifolia), Survei Lokasi Kemenyan
(Styrax spp) di Desa Tarlola, Survey Lokasi Serai Wangi, Pemanenan Air Nira,
dan Penyusunan Database (Khusus Untuk PNS dan ABRI yang Ditugaskan
Karyawan).
4.2 Saran
Sebaiknya dalam merencanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Mahasiswa harus sudah menyesuiakan dengan kegiatan yang biasa dilakukan di
11
KPH agar segala kegiatan yang telah direncanakan dapat terealisasi dengan baik.
Pemilihan dosen pembimbing sebelum keberangkatan Praktek Kerja Lapangan
juga harus ditentukan agar tetap adanya komunikasi antara Mahasiswa dan pihak
Kampus terkait kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agus, K dan Ludi, M. 2004. Nilam Tanaman Beraroma Wangi untuk Industri
Parfum dan Kosmetika. Agromedia Pustaka. Tangerang.
Aini D. N, Bambang S dam Herlinawati. 2017. Aplikasi mikroorganisme lokal
bonggol pisang dan pupuk kandang kambing terhadap produksi kedelai
(Glycine max L. Merrill) varietas baluran. Journal of Applied Agricultural
Sciences. Vol 1 (1): 35-43.
Arswendiyumna, R., Burhan, P., Zetra, Y. 2011. Minyak Atsiri Dari Daun Batang
Tanaman Dua Spesies Genus Cymbopogon, Famili Gramineae Sebagai
Insektisida Alami dan Antibakteri.
BPKH. 2010. Laporan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi Potensi Wilayah
Pengelolaan Unit KPHP Model Mandailing Natal (Unit XXIX KPHP
Model Mandailing Natal) di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi
Sumatera Utara. Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I Medan.
BPKH. 2012. Laporan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Wilayah
Pengelolaan KPH Model Madina Kabupaten Madina (Unit KPHP
ModelMandailing Natal) tahun 2012. Kementerian Kehutanan Direktorat
Jenderal Planologi Kehutanan Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Wilayah I Medan.
BPKH. 2013. Laporan Penyusunan Rencana Penataan Hutan KPHP Model
Mandailing NatalProvinsi Sumatera Utara. Kementerian Kehutanan
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah I Medan.
Budiyani, N. K, Soniari, N. N dan Sutari, N,W,S. 2016. Analisis kualitas larutan
mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang. Jurnal Agroekoteknologi
Tropika. Vol. 5 (1). Denpasar.
Budiyanto, M. 2002. Mikrobiologi Terapan. Universitas Muhammadiya. Malang.
Damayanti, R., Mandang, Y. I. dan Waluyo, T. K. 2007. Strukturanatomi dan
Kualitas Sirat Batang Kemenyan (Styrax sp.) dari Sumatera Utara. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan. 25 : (3). 273-290.
Dirjenbun. 2000. Statistik perkebunan Indonesia 1998-2000. Panili. Dephutbun.
Jakarta.
Fatwa, A., N. 2017. Potensi Pemanfaatan Serai Wangi ( Cymbopogon Nardus L.)
Sebagai Inang Fungi Mikoriza Arbuskula. Departemen Silvikultur
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Pedogenesis. Akademika Pressindo.
Jakarta. 212 hal.
13
Idris M.H, dkk. 2013. Studi Vegetasi Dan Cadangan Karbon Di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (Khdtk) Senaru, Bayan Lombok Utara. Jurnal
Ilmu Kehutanan 7 (1) : 25-36.
Jayusman . 2014. Mengenal Pohon Kemenyan (Styrax sp) Jenis dengan Spektrum
Pemanfaatan Luas yang Belum Dioptimalkan. Jakarta. IPB Press.
Kesumaningwati, R. 2015.Penggunaan MOL bonggol pisang sebagai dekomposer
untuk pengomposan tandan kosong kelapa sawit. Vol. 40 (1): 40-45.
Kim Y,S, Bae, J,S, Fisher L,A, Latifah S, Afifi M, Lee S,M, dan Kim I,A. 2015.
Indonesia’s Forest Management Units: Effective intermediaries in
REDD implementatio. Forest Policy and Economics. 6 (2): 69-77.
Kusumaningtyas, R., dan Chofyan, I. 2013. Pengelolaan hutan dalam mengatasi
alih fungsi lahan hutan di Wilayah Kabupaten Subang. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota. 13 (2).
Marsigit. 2005. Penggunaan bahan tambahan pada nira. Jurnal penelitian UNIB.
11 (1): 42-48
Octafian, D, T. 2011. Desain Database Sistem Informasi Penjualan Barang (Studi
Kasus : Minimarket “Grace” Palembang). Jurnal Teknologi Dan
Informatika (Teknomatika). 1(2): 148-157.
Rosman, R. 1986. Kemungkinan Pengembangan Tanaman Panili Di Pulau Bali
Ditinjau Dari Segi Kesesuaian Lahan Dan Iklim. Balai Penelitian
Tanaman Rempah Dan Obat. Bogor.
Rosmeilisa, P., J.T. Yuhono dan R. Rosman. 1987. Kemungkinan pengembangan
tanaman panili di KP Sukamulya Sukabumi dan
KP Citayam, Bogor, Jawa Barat. Edsus. Littro 3 (2) : 79-83.
Sangih, Meiske, S., Momuat L., I dan Kumaunang, M. 2012. Uji toksisitas dan
skrining fitokimia tepung gabah pelepah aren (Arenga pinnata). Jurnal
Ilmiah Sains. 12 (2): 127-134.
Silahi M. 2016. Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Keanekaragaman Tumbuhan di
Lingkungan Kampus (Studi Kasus Prodi Pendidikan Biologi UKI). Al-
Kauniyah Jurnal Biologi. Vol. 9 (1): 19-25.
Sujatha S. and R. Bhat. 2010. Response of vanilla (Vanilla planifolia A.)
intercropped in arecanut to irrigation and nutrition in humid tropics of
India. Agricultural Water Management 97: 988–994.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Halaman: 23.
Wikantika. K. 2009. Unmanned Mapping Technology: Development and
Applications. Workshop Sehari “Unmanned Mapping Technology:
Development and Applications” (UnMapTech2008). Bandung, Indonesia.
9 Juni 2008.