Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

Topik Percobaan : Menentukan Fokus Lensa Konvergen

Oleh :
Nama : Eeiss Agustina
Nim : 1801130402
Kelompok : 5 (lima)
Program Studi : Tadris Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Praktikum ke : 8 (delapan)
Hari/Tanggal : Minggu/12 Maret 2019
Dosen Pengampu : Muhammad Nasir, S.Pd, M.Pd
Asisten Dosen : 1. Rani
2. Riski Syariah

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
TAHUN 2019
I. Topik Praktikum
Topik praktikum kali ini adalah Menentukan Fokus Lensa Konvergen
II. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Membedakan antara jarak fokus dengan fokus
2. Menentukan jarak benda lensa konvergen
3. Menentukan jarak bayangan lensa konvergen
4. Membuat grafik hubungan antara kebalikan jarak benda dengan kebalikan
jarak bayangan berdasarkan data pengamatan
5. Membuat grafik hubungan antara jarak benda dengan bayangan lensa
konvergen
6. Menganalisis grafik untuk menentukan jarak fokus
7. Menerapkan rumus umum lensa
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
Tabel 1. Alat dan bahan
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1. Penghubung rel 3
2. Bangku optik 4
3. Lensa cembung 1
4. benda 1
5. Lampu 1
6. Layar 1
7. Rel presisi 2
Power supply 1
Kabel penghubung 2
Stop kontak 1
IV. Dasar Teori
Salah satu organ tubuh kita yang sangat penting adalah mata. Kita dapat
melihat suatu benda adanya berkas cahaya yang masuk ke mata kita. Berkas
cahaya tersebut mengenai permukaan bola mata menembus lapisan terluar, yang
kemudian maasuk mengenai lensa mata dan akhirnya terbentuk bayangan di retina
mata. Dengan terbentuknya bayangan tersebut maka kita merasa melihat suatu
benda. Terbentuknya bayangan ini tidak lain karena adanya lensa mata. Sehingga
dengan demikian lensa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
melihat.
Lensa adalah benda yang bening atau tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan lengkung. Secara umum lensa dibedakan menjadi 2 yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Lensa cembung memiliki ketebalan bagian tengah
lebih tebal dibandingkan bagian sisinya. Lensa cembung bersifat mengumpulkan
cahaya yang datang (konvergen). Lensa cekung memiliki ketebalan bagian tengah
lebih tipis dibandingkan bagian sisinya. Lensa cekung bersifat menyebarkan
cahaya yang datang (divergen).
Pembentukan bayangan pada lensa cembung, cahaya yang jatuh pada
permukaan lensa cembung akan mengalami pembiasan. Setiap cahaya yang
datang dibiaskan brbeda-beda karena garis normal pembiasannya berbeda-beda
mengikuti kelengkungan permukaan lensa.
Bentuk lensa yang dimiliki oleh bola mata kita termasuk jenis tipis, dimana
tebalnya dapat diabaikan. Apabila suatu berkas sinar datang yang sejajar dengan
sumbu utama pada sebuah lensa dan berkumpul pada suatu titik di belakang lensa.
Titik ini disebut titik api lensa (fokus). Jarak antara titik api sampai titik pusat
lensa disebut jarak fokus yang sering kita temukan pada berbagai literatus biasa
disimbolkan dengan huruf f (jarak fokus).
Jika seandainya lensa tersebut dibalik maka sinar-sinar yang datang sejajar
sumbu utama yang jatuh pada lensa, tetap berkumpul pada satu titik dan jaraknya
terhadap lensa sama dengan keadaan semula (sebelum dibalik). Jadi sebuah lensa
(konvergen) memiliki dua buah titik api (fokus) yang terletak disebelah lensa
dengan jarak fokus yang sama. Untuk lensa konvergen yang berada diudara
memiliki indeks bias sama dengan satu (n=1), pada keadaan ini berlaku rumus:
1 1 1 1
+ = (𝑛 − 1)( + )
𝑆 𝑆′ 𝑅1 𝑅2
Yang rumus umumnya biasa dituliskan berupa: (Paul, Pauliza A. 2001.
Fisika Kelompok Teknologi. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.)

1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
Dimana:
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
n = indeks bias lensa
R1 dan R2 = jari-jari kelengkungan lensa
f = jarak fokus
V. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
A. Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Membuat tabel untuk mencatat data hasil praktikum.
B. Pelaksanaan
1. Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian yang ada pada
modul praktikum.
2. Mengatur bangku optik berturut-turut dari kiri ke kanan sumber cahaya,
benda berupa layar bercelah, lensa konvergen dan layar.
3. Benda dan layar ditempelkan pada kedudukan yang tetap dan catatlah
jaraknya
4. Geserlah lensa kekiri, kemudian gerakan perlahan-lahan kekiri sambil
memperhatikan bayangan benda yang terbentuk pada layar
5. Jika bayangan benda telah terbentuk dengan jelass pada layar, catatlah
jarak bayangan dan jarak bendanya
6. Menggeser lensa kekanan kemudian kembali perlahan-lahan ke kiri
sambil memperhatikan terbentuknya bayangan yang jelass pada layar
7. Setelah terbentuk bayangan pada layar, catatlah jarak bayangan dan jarak
bendanya
8. Melakukan langkah ke-2 sampai dengan langkah ke-7 sebanyak 7 kali.
9. Merapikan alat dan bahan yang telah digunakan .
10. Melakukan perhitungan pada data-data yang didapat pada saat praktikum
11. Membuat laporan sementara secara berkelompok
C. Setelah Pelaksanaan
1. Melakukan diskusi antar kelompok
2. Membuat laporan lengkap praktikum secara individu.
VI. Gambar Rangkaian
Gambar rangkaian pada praktikum menentukan fokus lensa konvergen, adalah:

Gambar 1. Rangkaian praktikum fokus lensa konvergen


Keterangan:
0 = titik pusat lensa
F = jarak fokus lensa
f = titik api (fokus) lensa
M1M2 = sumbu utama lensa
Gambar 2. Rangkaian praktikum fokus lensa konvergen
VII. Hasil Pengamatan
Setelah melakukan praktikum, kami mendapatkan data yang memuat tabel
berikut:
Jarak benda dan layar = 50 cm =0,5 m
Tabel 2 pendekatan dari kiri ke kanan (lensa)

Jarak Benda (s) Jarak Bayangan (s’)


No Fokus (f) …cm
…cm …cm

1. 11,3 38,7 8,75


2. 14,5 35,5 10,3
3. 17,2 32,8 11,28
4. 23,1 26,9 12,43
5. 25,3 24,7 12,5
6. 27,9 22,1 12,33
7 30,9 19,1 11,8
𝑠̅ = 21,4571429 ̅ = 28,5428571
𝑠′ 𝑓 ̅ = 11,3414286

Tabel 3 pendekatan dari kanan ke kiri (lensa)

Jarak Benda (s) Jarak Bayangan (s’) Fokus (f)


No
… cm … cm … cm

1. 34 16 10,88
2. 30,9 19,1 11,8
3. 27,9 22,1 12,33
4. 26,4 23,6 12,46
5. 23,9 26,1 12,48
6. 23 27 12,42
7. 19,1 30,9 11,8
𝑠̅ =26,4571429 ̅ =23,5428571
𝑠′ 𝑓 ̅ = 12,0242857

1 1 1
Catatan : f diperoleh dari 𝑆 + 𝑆′ = 𝑓

VIII. Analisis Percobaan


A. Analisis Data
Pada tabel diatas yaitu hasil pengamatan dari percobaan menentukan fokus
lensa konvergen yaitu dengan jarak benda dengan layar = 50 cm / 0,5 m.
1 1 1
maka rumus yang digunakan adalah 𝑆 + 𝑆′ = 𝑓

1. Pendekatan dari kiri ke kanan (lensa)


a. Pada percobaan pertama dengan jarak benda 11,3 cm dan jarak
bayangan 38,7 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
11,3 38,7 𝑓
8,75 = 𝑓
b. Pada percobaan kedua dengan jarak benda 14,5 cm dan jarak bayangan
35,5 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
14,5 35,5 𝑓
10,3 = 𝑓

c. Pada percobaan ketiga dengan jarak benda 17,2 cm dan jarak bayangan
32,8 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
17,2 32,8 𝑓
11,28 = 𝑓

d. Pada percobaan keempat dengan jarak benda 23,1 cm dan jarak


bayangan 26,9 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
23,1 26,9 𝑓
12,43 = 𝑓

e. Pada percobaan kelima dengan jarak benda 25,3 cm dan jarak


bayangan 24,7 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
25,3 24,7 𝑓
12,5 = 𝑓

f. Pada percobaan keenam dengan jarak benda 27,9 cm dan jarak


bayangan 22,1 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
27,9 22,1 𝑓
12,33 = 𝑓

g. Pada percobaan ketujuh dengan jarak benda 30,9 cm dan jarak


bayangan 19,1 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
30,9 19,1 𝑓
11,8 = 𝑓
2. Pendekatan dari kanan ke kiri (lensa)
a. Pada percobaan pertama dengan jarak benda 34 cm dan jarak bayangan
16 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
34 16 𝑓
10,88 = 𝑓

b. Pada percobaan kedua dengan jarak benda 30,9 cm dan jarak bayangan
19,1 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
30,9 19,1 𝑓
11,8 = 𝑓

c. Pada percobaan ketiga dengan jarak benda 27,9 cm dan jarak bayangan
22,1 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
27,9 22,1 𝑓
12,33 = 𝑓

d. Pada percobaan keempat dengan jarak benda 26,4 cm dan jarak


bayangan 23,6 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
26,4 23,6 𝑓
12,46 = 𝑓

e. Pada percobaan kelima dengan jarak benda 23,9 cm dan jarak


bayangan 26,1 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
23,9 26,1 𝑓
12,48 = 𝑓
f. Pada percobaan keenam dengan jarak benda 23 cm dan jarak bayangan
27 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
23 27 𝑓
12,42 = 𝑓
g. Pada percobaan ketujuh dengan jarak benda 19,1 cm dan jarak
bayangan 30,9 cm
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
1 1 1
+ =
19,1 30,9 𝑓
11,8 = 𝑓
B. Grafik

Grafik 1 hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada pendekatan dari
kiri ke kanan (lensa)
hubungan jarak benda dan jarak
bayangan
45 y = -3.4657x + 42.247
40 38.7
35.5
jarak bayangan (s')

35
32.8
30
25 26.9
24.7 Jarak Bayangan (s’) …cm
22.1
20
15
Linear (Jarak Bayangan
10
(s’) …cm)
5
0
11.3 14.5 17.2 23.1 25.3 27.9
jarak benda (s)

Grafik 1 hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada pendekatan dari
kiri ke kanan (lensa)
Keterangan :
Tabel 4. Keterangan grafik 1 hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada
pendekatan dari kiri ke kanan (lensa)

Jarak Benda (s) …cm Jarak Bayangan (s’) …cm


11,3 38,7
14,5 35,5
17,2 32,8
23,1 26,9
25,3 24,7
27,9 22,1
30,9 19,1

Grafik 2 hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada pendekatan dari
kanan ke kiri (lensa)
hubungan jarak benda dan jarak
bayangan
35 y = 3.4976x + 4.8607
30
jarak bayangan (s')

25
20
15
10
5
0
… cm 34 30,9 27,9 26,4 23,9 23 19,1
jarak benda (s)

Grafik 2. hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada pendekatan dari
kanan ke kiri (lensa)
Keterangan :
Tabel 5. Keterangan grafik hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada
pendekatan dari kanan ke kiri (lensa)

Jarak Benda (s) Jarak Bayangan (s’)


… cm … cm

34 16
30,9 19,1
27,9 22,1
26,4 23,6
23,9 26,1
23 27
19,1 30,9

C. Persamaan Matematis
Berdasarkan grafik pada pembahasan sebelumnya persamaan matematis
yang digunakan adalah y= ax-b.
hubungan jarak benda dan jarak bayangan
y1= 38,7
x1= 11,3
y2 = 35,5
x2= 14,5
untuk mencari nilai a hilangkan variable b untuk menyesuaikan apakah
hasil perhitungan sama dengan yang ada pada grafik
y = ax-b
38,7 = 11,3a- b
35,5 =14,5a-b -
3,2 = -3,2a
-1= a
Untuk mencari nilai a hilangkan variable b untuk menyesuaikan apakah
hasil perhitungan sama dengan yang ada pada grafik.
y=ax-b
38,7 = 11,3a- b
38,7 = 11,3 (-1)-b
-50 =b
Pembuktian 1, a=-1 dan b=-50
38,7 = 11,3a- b
38,7 = 11,3 (-1) – (-50)
38,7 = 38,7(terbukti)
Pembuktian 2, a=-1 dan b=-50
35,5 =14,5a-b
35,5 = 14,5 (-1) – (-50)
35,5 = 35,5 (terbukti)
D. Ralat
percobaan ke f (cm) f2
1 8,75 76,5625
2 10,3 106,09
3 11,28 127,2384
4 12,43 154,5049
5 12,5 156,25
6 12,33 152,0289
7 11,8 139,24
2
∑𝑛 = 7 ∑𝑓 =79,39 ∑𝑓 =911,9147

∑𝑓 79,39
𝑓0 = ∑𝑛 = = 11,3414286 𝑐𝑚
7

1 ∑𝑛.∑𝑓 2 −(∑𝑓)2
∆𝑓 = ∑𝑛 √ ∑𝑛−1

1 7×911,9147−6.302,7721
= 7√ 7−1

1 6.383,4029−6.302,7721
= 7√ 6

1 80,6308
= 7√ 6

1
= 7 3,66585143

= 0,52369306 cm

∆𝑓 0,52369306
Ketidakpastian relatif = 𝑓 × 100 = 11,3414286 × 100% = 4,61752695%
0

𝑓 = 𝑓0 ± ∆𝑓 = 11,3414286 ± 0,52369306 = 11,8651217cm atau 10,8177355


cm

IX. Tugas, Pertanyaan, dan Eksplorasi


1. Kemukakanlah sifat-sifat lensa konvergen
2. Apakah yang dimaksud dengan bayangan sejati, dan kapan keadaan
tersebut dapat terjadi
3. Sebagaimana rumus umum untuk lensa, seperti yang diaplikasikan pada
percobaan saudara, jabarkanlah turunan rumus umum tersebut dari
manakah rumus matematisnya
4. Buatlah grafik hubungan antara S dan S’ serta analisislah grafik tersebut
hingga jarak fokusnya (f) dapat ditentukan. Bandingkanlah hasil analisis
grafik saudara dengan hasil perhitungan dengan rumus umum. Bagaimana
pendapat saudara dengan hasil tersebut
5. Dari data pengamatan yang saudara peroleh, tentukan jarak fokus lensa
serta hitunglah kesalahan mutlak dan kesalahan relatifnya.
Jawab :
1. Sifat-sifat lensa konvergen:
a. Pada lensa cembung, sinar bisa datang dari dua arah sehingga sehingga
lensa cembung memiliki 2 titik fokus. Lensa cembung bagian depan
adalah tempat datangnya sinar dan lensa cembung bagian belakang
adalah tempat sinar dibiaskan.
b. Bila 3 sinar datang sejajar dan diarahkan ke lensa cembung, maka
berkas sinar tersebut akan dibiaskan oleh lensa dan berpotongan atau
menuju sebuah titik. Titik fokus yang berada pada bagian depan lensa
cembung disebut dengan titik fokus maya atau fokus pasif (F2) dan titik
fokus pada bagian belakang lensa cembung disebut dengan titik fokus
sejati atau fokus aktif (F1).
c. Lensa cembung bersifat konvergen (mengumpulkan). Karena sinar
yang datang melewati lensa cembung selalu dibiaskan menuju ke satu
titik atau mengumpulkan cahaya maka lensa cembung disebut dengan
lensa konvergen (mengumpulkan).
d. Jarak fokus lensa cembung selalu positif karena tempat berpotongan
atau tujuan sinar bias selalu terletak di bagian belakang lensa cembung
sehingga fokus lensa cembung adalah fokus sejati.
e. Besar pembiasan cahaya pada lensa cembung dipengaruhi oleh indeks
bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa. Sedangkan indeks bias
sendiri tergantung pada cepat rambat cahaya dalam lensa teersebut.
f. Lensa cembung yang tebal akan menghasilkan bias cahaya lebih besar
dari pada lensa cembung yang tipis. Selain itu, lensa cembung yang
tebal juga akan menghasilkan panjang fokus lensa yang lebih pendek
daripada lensa cembung yang titpis. Bayangan sejati adalah
2. Bayangan sejati adalah bayangan yang terjadi karena perpotongan sinar
pantul. Bayangan sejati tidak dapat dilihat langsung oleh mata, tetapi
malalui layar. Kita dapat mengetahui bahwa bayangan itu sejati jika kita
melihatnya dari layar, jika tertangkap pada layar (muncul bayangan pada
layar) berarti itu adalah bayangan sejati atau nyata.

3.
n P
A 0 A1 P1 P2
S’ R1
R2
Dari gambar dasar, jika indeks bias lensa n2, indeks bias sekitar lensa n1,
jari-jari kelengkungan lensa R2 dan R1 maka berlaku persamaan :
n1 n2 n2  n1
 
s s0 R1
n2 n n  n2
 1  1
s 0
s' R2

n1 n1 n2  n1 n1  n2
  
s s' R1 R2
 1 1  n  n1 n1  n2
n1     2 
 s s'  R1 R2
1 1  n  1 1 
n1     n1  2  1  
 s s'   n1  R1 R2 
1 1  n  1 1 
     2  1  
 s s'   n1  R1 R2 
 1 1 
 n21  1 
1 1
 
s s'  R1 R2 
Jika s  , maka s '  f , sehingga
 1 1 
 n21  1 
1

f  R1 R2 
dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa
1 1 1
 
f s s'

4. Jawaban untuk soal ini ada pada analisis data


5. kesalahan mutlak dan kesalahan relatif.
percobaan ke f (cm) f2
1 8,75 76,5625
2 10,3 106,09
3 11,28 127,2384
4 12,43 154,5049
5 12,5 156,25
6 12,33 152,0289
7 11,8 139,24
2
∑𝑛 = 7 ∑𝑓 =79,39 ∑𝑓 =911,9147

∑𝑓 79,39
𝑓0 = ∑𝑛 = = 11,3414286 𝑐𝑚
7
1 ∑𝑛.∑𝑓 2 −(∑𝑓)2
∆𝑓 = ∑𝑛 √ ∑𝑛−1

1 7×911,9147−6.302,7721
= 7√ 7−1

1 6.383,4029−6.302,7721
= 7√ 6

1 80,6308
= 7√ 6

1
= 7 3,66585143

= 0,52369306 cm

∆𝑓 0,52369306
Ketidakpastian relatif = 𝑓 × 100 = 11,3414286 × 100% = 4,61752695%
0

𝑓 = 𝑓0 ± ∆𝑓 = 11,3414286 ± 0,52369306 = 11,8651217cm atau 10,8177355


cm

X. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Lensa adalah benda yang bening atau tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan lengkung. Secara umum lensa dibedakan menjadi 2 yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Lensa cembung memiliki ketebalan bagian tengah
lebih tebal dibandingkan bagian sisinya. Lensa cembung bersifat mengumpulkan
cahaya yang datang (konvergen). Lensa cekung memiliki ketebalan bagian tengah
lebih tipis dibandingkan bagian sisinya. Lensa cekung bersifat menyebarkan
cahaya yang datang (divergen).
Bentuk lensa yang dimiliki oleh bola mata kita termasuk jenis tipis, dimana
tebalnya dapat diabaikan. Apabila suatu berkas sinar datang yang sejajar dengan
sumbu utama pada sebuah lensa dan berkumpul pada suatu titik di belakang lensa.
Titik ini disebut titik api lensa (fokus). Jarak antara titik api sampai titik pusat
lensa disebut jarak fokus yang sering kita temukan pada berbagai literatus biasa
disimbolkan dengan huruf f (jarak fokus).
Jika seandainya lensa tersebut dibalik maka sinar-sinar yang datang sejajar
sumbu utama yang jatuh pada lensa, tetap berkumpul pada satu titik dan jaraknya
terhadap lensa sama dengan keadaan semula (sebelum dibalik). Jadi sebuah lensa
(konvergen) memiliki dua buah titik api (fokus) yang terletak disebelah lensa
dengan jarak fokus yang sama. Untuk lensa konvergen yang berada diudara
memiliki indeks bias sama dengan satu (n=1), pada keadaan ini berlaku rumus:
1 1 1 1
+ = (𝑛 − 1)( + )
𝑆 𝑆′ 𝑅1 𝑅2
Yang rumus umumnya biasa dituliskan berupa:
1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
Dimana:
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
n = indeks bias lensa
R1 dan R2 = jari-jari kelengkungan lensa
f = jarak fokus

B. Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya mempelajari terlebih dahulu topik
sehingga ketika praktikum kita sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dalam
melakukan praktikum hendaknya hati-hati dalam menggunakan alat.
XI. Daftar Pustaka
Pauliza, A. Paul. 2001.Fisika Kelompok Teknologi. Bandung: PT. Grafindo
Media Pratama.
Tim Penyusun. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar II.

Anda mungkin juga menyukai