Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA ANAK JALANAN DI YABIM

TERMINAL DEPOK TAHUN 2014

Marwa Nurdin Amin

Abstrak
Penyalahgunaan narkoba dan obat-obat terlarang merupakan permasalahan yang masih
perlu penangangan serius dari berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang analisis
perilaku penyalahgunaan narkoba pada anak jalanan di YABIM terminal Depok tahun
2014. Penelitian kualitatif dengan Rapid Assement Procedure ini dilakukan pada bulan
Mei hingga Juni dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Total informan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
karakteristik (umur, pendidikan, penghasilan), pengetahuan, sikap, kepercayaan,
motivasi, kemudahan akses, sumber informasi, teman sebaya, komunitas dan keluarga
berperan penting dalam meningkatkan perilaku penyalahgunaan narkoba pada anak
jalanan di YABIM terminal Depok. Studi ini merekomendasikan untuk melakukan yang
serius dalam hal kemudahan akes memperoleh narkoba dan pemberian pengetahuan,
sikap, kepercayaan, motivasi adalah hal lain yang harus ditekankan.
Kata kunci: Anak jalanan, perilaku, penyalahgunaan narkoba

Abstract
Abuse of narcotics and illicit drugs are serious problems that still needs serious attention
from various parties, wether government and society. The aim of this study is to get
information deeply about drug abuse behavior for street children in Depok terminal
YABIM 2014. study was conducted for May and June by using qualitative methods by
using Rapid Assessment Procedures by using indept interview. This study used 8
informants. Study showed characteristics (age, education, income), knowledge, attitudes,
beliefs, on the behavior of drug abuse street children in Depok terminal YABI. This study
recommend that to protect the access the drug easily, and give knowledge, attitudes,
beliefs, motivation to protect abuse of drug for street children in Depok.
Keywords: Children of the street, behavior, drug
Penderita paling banyak berusia diatas 55 tahun dengan
jumlah 85.254, disusul usia 45-55 tahun
PENDAHULUAN

Di Indonesia prevalensi penyakit tidak


menular mengalami kenaikan dibandingkan dengan
Riskesdas 2013. Prevalensi kanker naik dari 1,4%
menjadi 1,8%; ginjal kronik naik dari 2% menjadi
3,8% dan stroke naik dari 7% menjadi 10,9%.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, prevalensi
diabetes mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5% dan
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,
hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Terjadinya
kenaikan prevalensi ini diakibatkan oleh beberapa
faktor risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang
makan sayur dan buah sebesar 95,5%, proporsi kurang
aktivitas fisik 35,5%, proporsi merokok 29,3%,
proporsi obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas
umum 21,8%. (Riskesdas, 2018)
Data dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara
pada tahun 2015 tercatat penderia hipertensi pada
Januari-Oktober 2015, mencapai 151.939. Pendertia
terbanyak adalah wanita dengan jumlah 87.774.
1
dengan jumlah 44.909, dan usia 18-44 tahun
dengan jumlah 21.776. (Aidha, 2018)
Peneliti melakukan observasi di
kelurahan Karang Berombak, kecamatan Medan
Barat. Kelurahan Karang Berombak merupakan
salah satu kelurahan yang ada di kecamatan
Medan Barat dengan luas 105 Ha dengan jumlah
penduduk 28.271 jiwa. Masyarakat di daerah
tersebut banyak berusia 25-64 tahun dengan
pekerjaan yang banyak melibatkan aktivitas fisik
baik aktivitas sedang maupun berat. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk menganalisis gambaran
faktor-faktor penyakit tidak menular khususnya
faktor usia dan aktivitas fisik serta hubungannya
dengan penyakit tidak menular tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran faktor-faktor epidemiologi
penyakit tidak menular di kelurahan Karang
Berombak, kecamatan Medan Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan menggunakan desain


observasio

2
nal dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi kecamatan Medan Barat. Pengumpulan data dalam
dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di penelitian ini menggunakan kuesioner stepwise
kelurahan Karang Berombak kecamatan Medan Barat. WHO.
Sampel penelitian ini adalah masyarakat kelurahan
Karang Berombak kecamatan Medan Barat dengan usia HASIL DAN PEMBAHASAN
25-64 tahun yang berjumlah 20 orang. Pengambilan
sampel dilakukan menggunakan teknik accidental Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Karang
sampling. Penelitian ini bertujuan untuk Berombak Kecamatan Medan Barat dengan jumlah
menggambarkan faktor risiko penyakit tidak menular responden 20 orang dengan hasil sebagai berikut:
pada masyarakat di kelurahan Karang Berombak,

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan


Medan Barat Tahun 2019

Variabel N % MIN MAX MEAN SD


Jenis Kelamin
Laki-Laki 10 50%
Perempuan 10 50%
Jumlah 20 100%
Usia
25-31 Tahun 1 5%
32-38 Tahun 5 25%
39-45 Tahun 6 30%
46-52 Tahun 2 10%
53-59 Tahun 6 30%
Jumlah 20 100% 25 59 44,75 9,85
Pendidikan Terakhir
SD 3 15%
SMP 2 10%
SMA/SMK 13 65%
SARJANA 2 10%
Jumlah 20 100%
Pekerjaan
Pengawai Non Pemerintah 1 5%
Pensiunan 1 5%
Wiraswasta 10 50%
Ibu Rumah Tangga 8 40%
Jumlah 20 100%

Dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa 39-45 tahun dan usia 53-59 tahun (30%). Reponden
responden berjenis kelamin laki-laki (50%) dan berjenis paling banyak berpendidikan terakhir SMA/SMK
kelamin perempuan (50%). Rata-rata usia responden (65%), dengan pekerjaan paling banyak sebagai
adalah 45 tahun, dengan usia paling banyak wiraswasta (50%).

3
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Responden di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan
Medan Barat Tahun 2019

Variabel N % MIN MAX MEAN SD


Kebiasaan Merokok
Ya 7 35%
Tidak 13 65%
Jumlah 20 100%
Lama Merokok
10-14 Tahun 1 14%
15-19 Tahun 2 29%
20-24 Tahun 3 43%
25-29 Tahun 1 14%
Jumlah 7 100% 10 29 21,4 6,48
Jumlah Rokok
8-13 Batang 2 29%
14-19 Batang 3 43%
20-25 Batang 1 14%
26-31 Batang 1 14%
Jumlah 7 100% 8 30 16,9 7,99
Konsumsi Alkohol
Ya 0 0%
Tidak 20 100%
Jumlah 20 100%

Dari tabel 2 diatas menunjukkan responden merokok selama 21 tahun dengan


yang berperilaku merokok 35%. Perilaku merokok jumlah rokok yang dikonsumsi responden perhari
responden terjadi paling lama 20-24 tahun (43%). Pada paling banyak 14-19 batang (43%), dengan rata-rata
distribusi lama merokok diperoleh rata-rata lama yaitu 17 batang. Selain itu, seluruh responden tidak
mengonsumsi alkohol (100%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut IMT, Hipertensi, Tekanan Darah dan Gula Darah di Kelurahan
Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Tahun 2019

VARIABEL N % MIN MAX MEAN SD


IMT
Kurang (<18,5 kg/m²) 1 5%
Normal (18,5-22,9 kg/m²) 7 35%
Lebih (23-29,9 kg/m² ) 10 50%
Obesitas (>29,9 kg/m²) 2 10%
Jumlah 20 100% 18,07 35,60 25,23 4,02
Hipertensi

4
Ya 9 45%
Tidak 11 55%
Jumlah 20 100%
Tekanan Darah (Sistolik)
90-101 mmHg 1 5%
102-113 mmHg 9 45%
114-125 mmHg 1 5%
126-137 mmHg 0 0%
138-149 mmHg 6 30%
150-161 mmHg 3 15%
Jumlah 20 100% 90 150 124,5 18,49
Tekanan Darah (Diastolik)
60-68 mmHg 1 5%
69-76 mmHg 4 20%
77-84 mmHg 4 20%
85-92 mmHg 8 40%
93-100 mmHg 3 15%
Jumlah 20 100% 60 100 84 11,42
Gula Darah
80-93 mg/dl 5 25%
94-107 mg/dl 4 20%
108-121 mg/dl 4 20%
122-135 mg/dl 6 30%
136-149 mg/dl 0 0%
150-163 mg/dl 1 5%
Jumlah 20 100% 80% 150 111,25 21,45

2
Dari Tabel 3 diatas menunjukan bahwa rata-rata responden memiliki IMT lebih yaitu 25,23 kg/m .
Responden yang menderita hipertensi sebesar 45%. Responden memiliki rata -rata sistolik sebesar 124,5
mmHg, rata-rata diastolik sebesar 84 mmHg, dan rata-rata gula darah sebesar 111,25 mg/dl.

5
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut Variabel Dari tabel 4 diketahui bahwa hampir seluruh
Asupan di Kelurahan Karang Berombak responden mengonsumsi buah dalam jumlah cukup
Kecamatan Medan Barat Tahun 2019 (150 gr/satu porsi dalam satu hari) (95%), seluruh
responden mengonsumsi sayur dalam jumlah kurang
Asupan Makan N % (<250gr/ 2,5 porsi dalam satu hari) (100%). Dalam
variabel jenis minyak hampir seluruh responden
Buah menggunakan jenis minyak curah (60%).
Lebih 1 5%
Cukup 19 95% Tabel 5. Distribusi Frekuensi Menurut Variabel
Aktivitas Fisik di Kelurahan Karang Berombak
Kurang 0 0% Kecamatan Medan Barat Tahun 2019
Jumlah 20 100%
No VARIABEL N %
Sayur
Aktivitas Fisik
Lebih 0 0%
1 Ringan 0 0%
Cukup 0 0%
2 Sedang 16 80%
Kurang 20 100%
3 Berat 4 20%
Jumlah 20 100%
Jumlah 20 100%
Jenis Minyak
Minyak Sayur 8 40%
Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa
Minyak Curah 12 60% hampir seluruh responden melakukan aktivitas fisik
Jumlah 20 100% dalam tingkat sedang (80%), dengan kategori berupa
berjalan dan bersepeda dalam waktu minimal 10 menit.

Tabel 6. Ditribusi Frekuensi Menurut kadar Kolesterol di Kelurahan Karang Berombak


Kecamatan Medan Barat Tahun 2019

VARIABEL N % MIN MAX MEAN SD


Kolesterol
Rendah (<200mg/dL) 13 65%
Sedang (200-239mg/dL) 3 15%
Tinggi (>240mg/dL) 4 20%
Jumlah 20 100% 130 300 184,15 51,19

Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa responden yang menderita kolesterol sebesar 20% dengan rata-rata
kadar kolesterol 184,15 mg/dl.
tingginya kejadian penyakit tidak menular.
Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis Kelamin
responden berusia 25-31 tahun (5%), usia 32-38 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
(25%),usia39-45tahun(30%),46-52tahun(10%), bahwa responden berjenis kelamin laki- laki (50%), dan
dan 53-59 tahun (30%). berjenis kelamin perempuan (50%). Hipertensi lebih
banyak menyerang kelompok laki-laki (66,7%), daripada
Berdasarkan data P2PTM Kementerian
kelompok wanita (33,3%). Hipertensi cenderung lebih
Kesehatan, penyakit tidak menular banyak diderita
mudah menyerang laki-laki dari pada perempuan. Hal ini
oleh kelompok usia muda dan produktif (15-64
diakibatkan oleh hormon estrogen yang berperan dalam
tahun). Hal ini disebabkan oleh perilaku tidak sehat
peningkatan kadar High Density Lipoprotein (HDL)
seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol,
melindungi perempuan yang belum mengalami
aktivitas fisik yang kurang serta rendahnya konsumsi
menopause. Kadar kolesterol HDL
buah dan sayur yang mengakibatkan

6
yang tinggi menjadi faktor pelindung pencegahan Asupan Minyak
proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menjadi penjelas adanya imunitas bagi wanita pada hampirseluruh responden menggunakan jenis minyak
usia premenopause. Pada masa premenopause, curah(60%), dan menggunakan jenis minyak sayur
wanita sedikit demi sedikit mulai kehilangan hormon (40%).
estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah Minyak goreng curah merupakan minyak
dari adanya kerusakan. Hormon estrogen akan nabati yang mengalami penyaringan sebanyak satu
berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita kali sedangkan minyak kemasan mengalami
secara alami yang umumnya mulai terjadi pada penyaringan sebanyak dua kali. (Lempang, 2016).
wanita umur 45-55 tahun (Utama, 2018). Dikarenakan hanya sekali penyaringan menjadikan
minyak curah lebih banyak mengandung lemak jenuh
yang bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL
Aktifitas Fisik sehingga dapat menyumbat dinding pembuluh darah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jantung dan otak.
rsponden yang beraktivitas sedang seperti berjalan dan
bersepeda minimal 10 menit (80%), dan beraktivitas
berat seperti membawa atau mengangkat beban berat, Hipertensi
pekerjaan menggali atau konstruksi selama 10 menit Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45%
terus menerus (20%). responden menderita hipertensi dengan beberapa
Berdasarkan data Riskesdas 2018 penyakit faktor risiko, yaitu kurang mengonsumsi sayur (100%)
tidak menular diakibatkan oleh proporsi kurang namun cukup dalam mengonsumsi buah
aktivitas fisik sebesar 35,5%. Aktivitas fisik yang (100%). Responden yang mengalami hipertensi,
tidak memadai merupakan satu dari sepuluh faktor 77,8% berperilaku merokok. Aktivitas fisik tidak
risiko utama kematian global. Orang yang kurang berhubungan dengan penyakit hipertensi sebab 66,7%
melakukan aktivitas fisik (20-30%) lebih berisiko penderita hipertensi melakukan aktivitas sedang
terkena penyakit tidak menular bahkan sampai berupa berjalan dan bersepeda minimal 10 menit,
menyebabkan kematian. sedangkan 33,3% responden melakukan aktivitas
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota berat berupa membawa atau mengangkat beban berat,
tubuh yang menghasilkan tenaga secara sederhana pekerjaan menggali atau konstruksi selama 10 menit
yang sangat penting bagi jasmani, rohani dan kualitas terusmenerus.
gaya hidup sehat (Sherly, 2015), selain itu aktivitas Hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg)
fisik juga merupakan penentu utama dari pengeluaran merupakan gangguan yang terjadi pada pembuluh
energi sehingga penting untuk keseimbangan energi darah, sehingga mengakibatkan pemasukan oksigen
dan kontrol berat badan. Aktivitas fisik yang memadai serta nutrisi menjadi terhambat sampai ke jaringan
yaitu aktivitas yang dilakukan selama 150 menit tubuh yang membutuhkanya. Apabila kondisi tersebut
perminggu. (WHO, 2015) berlangsung terus-menerus maka akan menimbulkan
penyakit yang disebut hipertensi. (Sustrani dkk.,
2005).
Asupan Buah dan Sayur
Prevalensi hipertensi mengalami kenaikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
dari 25,8% (Riskesdas 2013) menjadi34,1%
seluruh responden mengonsumsi buah dalam jumlah
(Riskesdas 2018) hal ini disebabkan beberapa faktor
cukup (95%), dan mengonsumsi sayur dalam jumlah
risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang makan
kurang (100%).
sayur dan buah (95,5%), proporsi kurang aktivitas
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara fisik (35,5%), proporsi merokok (29,3%), proporsi
umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah- obesitas sentral (31%) dan proporsi obesitas
buahan untuk hidup sehat sejumlah 400gr perhari, umum(21,8%).
yang terdiri dari 250gr sayur (setara dengan dua porsi)
Penderita hipertensi 2-3 kali berisiko terkena
dan 150gr buah (setara dengan tiga buah pisang
penyakit jantung koroner, gagal ginjal, kerusakan pada
ambon, satu potong pepaya atau tiga buah jeruk yang
mata, dan lumpuh otak (Kaplan,1986). Untuk
berukuran sedang). Konsumsi buah dan sayur sangat
mencegah terjadinya komplikasi beberapa penyakit
penting sebab pada buah dan sayur mengandung
tidak menular, peneliti menyarankan kepada
vitamin, serat, mineral, antioksidan, cairan dan zat-zat
masyarakat kelurahan Karang Berombak, kecamatan
gizi dari tumbuhan yang mampu memperlancar sistem
Medan Barat untuk mengonsumsi buah 150 gr atau 1
metabolisme tubuh sehingga mencegah penyebab
porsi buah perhari dan 250 gr atau 2,5 porsi sayur
terjadinya penyakit tidak menular.
perhari, serta melakukan aktivitas fisik setidaknya 150
menit perminggu, dan mengurangi konsumsi rokok.

7
hormon kelamin dan anak ginjal, serta asam empedu.
Obesitas Namun, apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyebabkan peningkatkan kolesterol dalam darah
responden yang menderita obesitas sebesar 10%. Hal atau disebut Hypercolesterolemia, bahkan dalam
ini disebabkan oleh faktor risiko kurangnya aktivitas jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan
fisik seperti olahraga. Diketahui bahwa responden kematian. Kadar kolesterol cenderung meningkat
hanya melakukan aktivitas biasa seperti memasak pada orang yang kurang aktivitas fisik, gemuk, dan
danberjalan. perokok. (Iman,2004)
Prevalensi obesitas pada orang dewasa di Dampak dari tingginya kadar kolesterol
Indonesia meningkat menjadi 21,8%. Prevalensi ini yaitu penyakit jantung. (Soleha, 2012) Untuk itu,
meningkat dari hasil Riskesdas 2013 yang menyebut peneliti menyarankan kepada masyarakat kelurahan
bahwa angka obesitas di Indonesia hanya mencapai Karang Berombak, kecamatan Medan Barat untuk
14,8%. Hal ini disebabkan oleh pola hidup tidak sehat tidak mengonsumsi minyak yang mengandung lemak
seperti kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan jenuh seperti minyak curah. Peneliti juga
masyarakat. (Riskesdas, 2018) menyarankan agar masyarakat senantiasa
Obesitas merupakan suatu kondisi berolahraga untuk menghindari risiko tingginya
ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat kadar kolesterol.
badan diakibatkan oleh jaringan lemak yang berlebih
dalam tubuh, yang secara umum ditimbun dalam Diabetes Melitus
jaringan subkutan dan terjadi infiltrasi dalam organ Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tubuh. (Susce, 2005) responden yang mengalami diabetes mellitus sebesar
Obesitas dapat menyebabkan penyakit (30%), dan diketahui bahwa satu diantaranya sudah
diabetes miletus, jantung coroner, stroke, radang sendi, melakukan pengobatan dengan insulin (16,7%),
dan kesulitan bernapas (Soetjiningsih, 1995). Untuk itu sedangkan sisanya tidak mengetahui bahwa mereka
peneliti menyarankan kepada masyarakat kelurahan menderita diabetes mellitus.
Karang Berombak, kecamatan Medan Barat untuk Besar kadar gula darah sebelum makan
senantiasa melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dikatakan normal yaitu <100 mg/dl, prediabetes 100-
serta mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. 125 mg/dl, dan diabetes >125 mg/dl. Prevalensi
diabetes mellitus mengalami kenaikan dari 6,9%
(Riskesdas 2013) menjadi 8,5% (Riskesdas 2018).
Kolesterol Diabetes Melitus merupakan penyebab hiperglikemi,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu keadaan dimana gagalnya masuk gula ke dalam
responden yang memiliki kadar kolesterol tinggi sel akibat penumpukan yang terjadi dalam darah. Hal
sebesar (20%). Menurut laporan WHO pada tahun ini diakibatkan kurangnya jumlah hormon insulin atau
2011, diperkirakan sekitar 35% penduduk Indonesia cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon
memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas yang membantu proses masuknya gula di dalam
normal yang baik untuk kesehatan. Artinya sepertiga darah. (WHO, 2016)
penduduk Indonesia berisiko tinggi terkena penyakit Diabetes mellitus terjadi akibat beberapa
arteri. Kelebihan koleterol terjadi salah satunya faktor risiko, yaitu kurangnya aktivitas fisik, faktor
akibat mengonsumsi makanan dengan kandungan gen, pola hidup tidak sehat, dan perilaku merokok.
kolesterol tinggi atau karena kurang olahraga. Namun (Isnaini, 2017)
kondisi tersebut juga bisa terjadi akibat faktor Dampak diabetes militus dapat menyebabkan
keturunan. Didalam darah, koleterol dibawa oleh penyakit gagal ginjal, jantung , stroke, kebutaan,
protein. Kadar koleterol dalam darah yang disarankan nefropati, hingga kematian (Plotnikoff, 2000), untuk
bisa bervariasi, tergantung apakah orang tersebut itu peneliti menyarankan kepada masyarakat kelurahan
memiliki risiko lebih tinggi atau lebih rendah untuk Karang Berombak, kecamatan Medan Barat untuk
terkena penyakit pembuluh arteri. Kolesterol tinggi melakukan aktivitas fisik seperti rutin berolahraga,
merupakan kondisi dimana tingkat koleterol dalam mengurangi konsumsi rokok, serta konsumsi makanan
darah yang melampaui kadar normal. Kondisi yang sehat dan bergizi. Selain itu, bagi penderita
kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes peneliti menyarankan untuk rutin megontrol
penyakit serius. kadar gula darah.
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat
fisik yang berupa lemak tetapi memiliki rumus
steroida sebagai bahan pembangun esensial untuk
sintesis zat-zat penting dalam tubuh, seperti bahan
isolasi sekitar saraf, membran sel, vitamin D,

8
KESIMPULAN
Ploynikoff, R.C. Brez, S., dan Hotz, S.B. (2000).
Exercise Behavior In a Community
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45% Sample With Diabetes : Understanding
responden menderita hipertensi, 30% menderita The Determinants Of Exercise Behavioral
diabetes mellitus, 20% memiliki kadar kolesterol Changes,The Diabetes Educator; 26:240.
tinggi dan 10% responden mengalami obesitas. Rata-
Serly,V. Sofian, A,. & ernalia, Y. (2015).
rata umur responden di Kelurahan Karang Berombak
Hubungan Body Image, Asupan Energi
Kecamatan Medan Barat adalah 45 tahun. Responden
dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi
yang berperilaku merokok sebesar 35% dan rata-rata
pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
berjenis kelamin laki-laki (71,4%) dengan Universitas Riau Angkatan 2014. Jurnal
mengonsumsi rokok paling banyak 14-19 batang 43%. Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Sebagian besar responden beraktivitas fisik sedang Universitas Riau,2(2).
seperti bersepeda dan berjalan minimal 10 menit
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak.
(80%). Mayoritas responden menggunakan jenis Buku Kedokteran EGC: Jakarta
minyak curah (60%). Responden mengonsumsi asupan Soleha, Maratu. (2012). Kadar Koleterol Tinggi
buah yang cukup (55%) dan seluruh responden
Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
mengonsumsi asupan sayur yang kurang (100%).
Terhadap Kadar Kolesterol Darah.
Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. 1(2).
SARAN Susce, M.T. (2005). Obesity and associated
complications in patiensts with severe
Dengan mengetahui faktor penyakit tidak mental illnesses:a cross-sectional survey.
menular diharapkan kepada masyarkat kelurahan The Jouenal of Clinical
Karang Berombak, kecamatan Medan Barat dapat Psychiatry,66(2).
melakukan upaya pencegahan seperti sering
Sustrani, Lanny, Alam, Syamsir, hadibroto, &
melakukan aktivitas fisik misalnya berolahraga,
Iwan. (2005). Hipertensi. Gramedia
megonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang cukup,
Pustaka Utama, Jakarta.
tidak mengonsumsi rokok dan alkohol, serta
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan
menggunakan jenis minyak mengandung lemak tak
penelitian dan pengembangan kesehatan,
jenuh.
Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia. Jakarta
Utama, Feranita dkk (2018). Gambaran penyakit
DAFTAR PUSTAKA
tidak menular di Universitas Sriwijaya
Jurnal Kesehatan 11(2)
Aidha, Zuhrina S.Kep, M.kes,. Dr. Azhari Akmal
WHO (2011). Regional Office for SouthEast
Tarigan, M.A.(2018). Survey Hipertensi dan
Asia, Departement of Sustainable
Pencegahan Komplikasi di Wilayah Pesisir
Development and Healthy Enviroment.
Kecamatan Percut Sei Tuan
Non Communicable Disease:
Iman, S. (2004). Serangan Jantung dan Stroke Hypertension
Hubungannya dengan Lemak & Kolesterol.
WHO (2015). Regional Office for SouthEast
Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Asia, Departement of Sustainable
Isnaini, Nur,. Ratnasari. (2017). Risk Factors Was Development and Healthy Enviroment.
Affects of Diabetes Mellitus Type . Jurnal Non Communicable Disease:
Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah 14(1). Hypertension
Kaplan, Norman M, MD., Jremiah Stamler, MD. WHO (2016). Regional Office for SouthEast
(1986). Prevention of Coronary Heart Asia, Departement of Sustainable
Disease, Practical Management of The Risk Development and Healthy Enviroment.
Factors. Philadelphia: W.B. Saunders Co. Non Communicable Disease:
Kemeterian Kesehatan RI. (2017). Cegah Penyakit Hypertension
Tidak Menular Dengan Buah dan Sayur.
Lempang, Ika Risti, dkk. (2016). Uji Kualitas Minyak
Goreng Curah dan Minyak Goreng Kemasan
di Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi 5(4).

9
Lampiran Foto

10

Anda mungkin juga menyukai