Anda di halaman 1dari 4

* Pengertian Pancasila

Kata Pancasila merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa sangsakerta yakni :

a. Panca

Yang memiliki arti yakni lima (5)

b. Sila

Yang memiliki arti yakni dasar, alas dan ber-batu sendi

Sehingga kata Pancasila memiliki arti lima dasar, lima alas ataupun lima sendi. Istilah pancasila di dalam
kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia merupakan bukanlah hal yang baru, akan tetapi istilah
pancasila sudah dikenal dan diketahui sejak pada zaman kerajaan majapahit abad ke XIV yang ada di
dalam buku negara Kertagama karangan oleh Empu prapanca serta karangan oleh Empu tantular pada
buku Sutasoma.

Pancasila juga dapat diartikan sebagai lima pelaksanaan kesusilaan yakni sebagai berikut :

1. Dengan tidak melakukan kekerasan

2. Dengan tidak mencuri

3. Dengan tidak berjiwa dengki/iri

4. Dengan tidak berbohong

5. Dengan tidak meminum-minuman keras dan mabuk-mabukan

* Sejarah Pancasila Dalam "Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara"

Dengan terlibatnya negara Jepang didalam Perang Dunia ke II membawa dan membuat sejarah yang
baru didalam kehidupan Bangsa dan negara Republik Indonesia yang telah di jajah oleh negara Belanda
selama ratusan tahun. Hal tersebut di karenakan bersamaan dengan masuk nya tentara-tentara dari
negara jepang pada tahun 1942 di Indonesia (dahulu bernama Nusantara), sehingga telah berakhir juga
sebuah sistem penjajahan oleh bangsa Eropa, kemudian dari pada itu di gantikan oleh para penjajah
yang baru dengan secara khusus di harapkan bisa menolong mereka yang ikut serta terlibat peperangan.

Mendekati pada akhir tahun 1944, tentara negara Jepang dengan secara terus menerus atau
berkelanjutan menderita dan mengalami kekalahan dalam peperangan dari sekutu. Kemudian hal ini
membawa suatu perubahan yang baru bagi pemerintah negara Jepang di kota Tokyo dengan sebuah
janji suatu kemerdekaan yang akan di umumkan oleh perdana mentri Kaiso pada tanggal 7 September
tahun 1944 didalam sebuah sidang yang istimewa oleh parlemen negara Jepang (Teiko Gikai) yang ke 85
sehingga dengan janji itu yang kemudian di umum kan oleh jendral yang bernama Kumakhichi Haroda
pada tanggal 1 maret tahun 1945 yang sedang merencanakan pembentukan sebuah Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sebagai bentuk realisasi dari janji itu maka pada tanggal 29 april tahun 1945, kepala pemerintah negara
jepang untuk pulau jawa (Gunseikan) dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang beranggotakan enam puluh (60) orang dimana merupakan
sebuah wakil atau yang mencerminkan adalah suku atau golongan yang tersebar dan meluas ke seluruh
bagian dan wilayah negara Republik Indonesia. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) ini diketuai oleh seseorang yang bernama DR Radjiman Wedyodiningrat dan wakil
nya adalah R.P Suroso dan pejabat yang mewakilkan pemerintah negara Jepang adalah Tuan
Hchibangase.

Pada pelaksanaan tugas-tugasnya, maka dibentuklah beberapa panitia-panitia kecil yakni sebagai
berikut :

1. Panitia sembilan

2. Panitia perancang Undang-undang Dasar

Oleh karena itu, itulah sebuah langkah pertama di dalam sejarah pancasila dalam proses perumusan
pancasila sebagai dasar negara. Berikut ini merupakan ringkasan proses-proses perumusan pancasila
sebagai dasar negara yakni:

*Proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara

Pada sidang yang diselenggarakan oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 mei 1945, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan bahwa rumus dari
asas dan dasar negara yakni :

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Kemudian setelah Mr. Muhammad Yamin menyampaikan pidatonya, Ia kembali menyampaikan dan
memberikan sebuah usul tertulis yakni sebuah naskah Rancangan Undang-Undang Dasar (RUUD) dan
pada pembukaan Rancangan Undang-Undang Dasar (RUUD) tersebut tercantum lima rumusan asas
dasar negara yakni sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.


5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya pada tanggal 31 mei 1945, Mr. Soepomo menyampaikan di dalam pidatonya usulan-usulan
dari lima dasar negara yakni :

1. Paham Negara Kesatuan.

2. Perhubungan Negara dan Agama.

3. Sistem Badan Permusyawaratan.

4. Sosialisasi Negara.

5. Hubungan antar Bangsa.

Kemudian tepatnya pada tanggal 1 juni 1945 pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Ir. Soekarno mengusulkan rumusan dasar negara yakni :

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.

3. Mufakat atau demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Selanjutnya di dalam sidang PPKI pada tanggal 22 juni, panitia kecil memberi usulan rumus dasar negara
yakni :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Kemudian selanjutnya pada sidang PPKI dalam Rumusan Pancasila yang telah di tetapkan pada tanggal
18 Agustus 1945 memberikan rumusan pancasila yakni :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.


Sehingga rumusan tersebut lah yang selanjutnya di jadikan dasar dari negara sampai saat ini bahkan
sampai akhir perjalanan Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Di dalam (Tap MPRS No.
XX/MPRS/1966) Bangsa Indonesia Telah Bertekad "Pancasila yakni sebagai dasar dari negara yang tidak
bisa dirubah oleh siapapun termasuk hasil pemilu MPR. Jika sampai merubah dasar negara pancasila
maka hal itu sama saja dengan membubarkan negara dari hasil proklamasi.

Anda mungkin juga menyukai