Defenisi Eeg
Defenisi Eeg
Defenisi Eeg
DEFENISI
Elektroensefalografi (EEG) adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan alat
elektromedik yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik otak, melalui tengkorak
yang utuh.
EEG mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam neuron
otak. Dalam konteks klinis, EEG mengacu kepada perekaman aktivitas elektrik
spontan dari otak selama periode tertentu, biasanya 30-40 menit, yang direkam dari
banyak elektroda yang dipasang di kulit kepala.
Elektroensefalogram (EEG) adalah Alat untuk merekam aktifitas listrik dari otak
dengan menggunakan pena yang menulis di atas gulungan kertas Tes ini mampu
menunjukkan tanda penyakit epilepsy dan alzheimer. Sumber lain menjelaskan bahwa
EEG adalah sebuah pemeriksaan penunjang yang berbentuk rekaman gelombang
elektrik sel saraf yang berada di otak yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya
gangguan fisiologi fungsi otak.
Electroencephalogram (EEG) adalah tes medis yang digunakan untuk mengukur aktivitas
listrik otak. EEG dilakukan dengan cara menempatkan elektroda pada kulit kepada. EEG
sering juga disebut sebagai tes gelombang otak. Prosedur EEG tidaklah menyakitkan dan
dapat dilakukan tanpa harus mencukur rambut Anda. EEG akan membantu mendiagnosis
sejumlah kondisi kesehatan, seperti epilepsi, gangguan tidur, dan tumor otak.
2. RUANG LINGKUP
Prinsip kerja EEG sebenarnya sangat sederhana, yaitu menangkap sinyal atau
potensial listrik yang dihasilkan oleh otak. Hal yang menjadi masalah adalah potensial
listrik yang dihasilkan oleh otak sangat kecil (dalam skala mikrovolt) sehingga
memerlukan alat yang akurat atau sensitif untuk mengukurnya. Orang yang dikenal
sebagai penemu EEG adalah Hans Berger, seorang psikiater dari Jerman. Tahun 1924,
dia yang pertama kali berhasil merekam EEG dari manusia dan dia juga yang
mencetuskan istilah EEG. Sebelumnya, tahun 1875 Richard Caton, seorang dokter
dari Inggris, memublikasikan penelitiannya tentang sinyal listrik yang dihasilkan
kepala kelinci dan kera. Tahun 1890, seorang ahli fisiologi dari Polandia, Adolf Beck,
melakukan riset yang intensif terhadap hewan dan sampai pada kesimpulan adanya
gelombang otak.
Kondisi lain yang dapat didiagnosis dengan bantuan EEG, antara lain:
Gangguan tidur (seperti narkolepsi)
Cedera kepala
Infeksi otak
Perdarahan otak
Penyakit Alzheimer
Degenerasi jaringan otak
Kondisi metabolik yang mempengaruhi jaringan otak
Kondisi hormonal yang mempengaruhi jaringan otak
Gangguan tertentu dari sistem saraf pusat
Stroke
Tumor otak
Kematian otak.
EEG pun semakin berkembang dan semakin banyak digunakan pada berbagai bidang,
terutama dalam neurologi, fisiologi dan psikologi. Secara umum, ada dua jenis alat
EEG: scalp EEG (dipasang di bagian luar kepala) dan intracranial EEG (dipasang di
atas selaput otak, biasanya lewat operasi).Scalp EEG lebih umum digunakan dan lebih
beragam aplikasinya. Adapun intracranial EEG (kadang disebut iEEG) biasanya
hanya dipakai pada kasus tertentu, contohnya sebelum operasi untuk mendiagnosis
atau memetakan lebih detil kelainan dalam otak. Koneksi EEG dengan komputer atau
alat yang lainnya dapat menggunakan kabel atau tanpa kabel (wireless).
3. TATA LAKSANA
Aktivitas listrik dari otak pasien direkam oleh elektroda perak yang dipasang oleh teknisi
yang terlatih pada kulit kepala Elektroda ini dihubungkan secara berpasangan diatas bagian
otak yang berdekatan sehingga arus terdeteksi oleh satu elektroda, akan berbeda yang
terdeteksi oleh elektroda pasangannya, perbedaan voltase ini akan menggerakkan pena. Jika
pada bagian otak bermuatan negative dan satunya lagi pada bagian otak bermuatan positif,
pena akan bergerak ke bawah. Jika situasinya terbalik, pena akan bergerak ke atas. Jika tidak
ada arus dari kedua bagian otak di bawah elektroda mempunyai arus yang sama, pena akan
menggambar garis datar. Biasanya ada 8 pena berurutan dan rangkaian akhir dari garis ini
mengukur baik kekuatan fluktuasi perbedaan voltase maupun frekuensi.
Jika seseorang tegang, EEG akan menunjukkan pola pengaktifan yang tidak sinkron dan
bervoltase rendah. meski demikian, pola ini mirip dengan pola pada orang yang tenang, yang
melakukan tugas mental seperti menghitung. Dengan demikian bila seseorang tegang ketika
melakukan tes EEG, EEG hanya menunjukkan otak terangsang tetapi tidak menunjukkan apa
yang merangsangnya.
Kegunaan E.E.G
EEG digunakan terutama untuk meneliti epilepsy dan penyakit Alzheimer, juga
mengidentifikasi individu yang harus dirujuk untuk melayani pemeriksaan lebih lanjut jika
penyakit otak adalah penyebab dari epilepsinya. EEG biasa digunakan dalam menentukan
diagnosis penyakit epilepsi dengan mengidentifikasi setiap keabnormalan pada otak seperti
lesi yang memicu serangan epilepsi. Dokter dapat menentukan diagnosis dengan mengamati
pola kejang pada EEG. Meskipun EEG digunakan untuk meneliti penyakit epilepsy dan
Alzheimer, EEG tidak dapat mendiagnosis penyakit mental Schizofrenia, alasannya EEG dari
orang yang terganggu mentalnya biasanya normal.
Pasien harus dalam keadaan berbaring dan diam untuk menghindari gangguan listrik dari
kontraksi otot lainnya. Adakalanya dokter akan meminta pasien untuk membuka dan
menutup mata dan bernapas berat. EEG umumnya memakan waktu antara 30-60 menit.
Terkadang rekaman pada saat tidur juga diperlukan. Jika pasien adalah bayi atau anak kecil,
ada baiknya orangtua menunda tidur siang anaknya hingga dilakukan EEG.
Sedatif (obat untuk membantu tidur) mungkin diperlukan jika pasien tidak tertidur selama
pemeriksaan.
Pasca EEG
Setelah tes EEG selesai, elektroda akan dilepas dan Anda diperbolehkan untuk bangun. Hasil
EEG perlu dianalisis lebih lanjut oleh dokter ahli saraf atau dokter ahli gangguan pada otak.
Komplikasi EEG
EEG adalah tes yang aman dan tanpa efek samping. Namun, orang dengan epilepsi mungkin
saja mengalami kejang, yang dipicu oleh berbagai rangsangan yang digunakan dalam
prosedur, seperti karena penggunaan lampu. Namun para ahli tidak melihat hal ini sebagai
komplikasi, karena kejang selama EEG dapat sangat membantu dalam diagnosis epilepsi.
4. DOKUMENTASI