NURLIA S
H411 16 016
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Jumat, 11 Oktober 2019
BAB I
PENDAHULUAN
dalam ilmu pengetahuan alam, salah satu terobosan yang telah dilakukan dan
pemisahan yang pada umumnya telah dilakukan bertahun-tahun yang lalu dan
telah mengalami perkembangan yang luar biasa dan merupakan salah satu cara
yang paling banyak dipakai, karena kemampuan dan akurasinya yang tinggi.
kemampuan suatu jenis asam amino yang terlarut dalam suatu campuran pelarut
tertentu pada fasa stasioner atau lazim disebut sebagai fasa diam, dimana bila
suatu zat terlarut yang terdistribusi dalam dua pelarut dengan volume yang sama
Pada kromatografi lapis tipis, yang digunakan sebagai fasa stasioner adalah
suatu lembaran tipis silika gel. Untuk memperoleh pemisahan asam amino yang
baik, dapat digunakan dua fase pelarut, dimana setiap jenis asam amino
pemisahan dan identifikasi asam amino dalam suatu sampel melalui metode
1. Menghitung nilai Rf dari asam amino glisin, sistein, alanin dan sampel x
menggunakan metode kromatrografi lapis tipis yang fase geraknya terdiri dari
campuran n-butanol, asam asetat dan air, sedangkan fase diamnya adalah plat
silika gell. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan jarak noda antara asam
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah unit dasar protein. Asam amino mengandung gugus
amino dan gugus karboksilat. Asam amino memiliki peran penting dalam
berbagai proses terkait dengan ekspresi gen, termasuk modulasi fungsi protein
Jika terjadi kekurangan asam amino, maka sintesis protein tidak akan terjadi.
Sebagai akibatnya terjadi defisiensi protein. Asam amino diketahui secara akut
mengatur sekresi insulin dari β-sel in vivo dan in vitro (Akram dkk, 2011).
dalam protein. Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun
esensial. Asam amino non esensial dapat dibentuk di dalam tubuh sehingga tidak
harus dipenuhi dari asupan makanan. Pada prinsipnya suatu protein yang dapat
kekurangan satu atau lebih asam-asam amino esensial mempunyai mutu yang
2.1.1 Sistein
Molekul asam amino ini mengandung gugus sulfhidril (-SH) yang cukup
relatif terutama pada proses dehidrogenasi. Dengan oksidasi dua molekul sistein
fungsional yang rantai cabangnya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
2.1.2 Alanin
Asam amino kecuali glisin dapat dianggap sebagai derivate alanin. Alanin
diperoleh untuk pertama kalinya oleh Weyl dari hasil hidrolisis fibroin, yaitu
protein yang terdapat pada sutera (poedjiadi, 2006). Alanin merupakan jenis asam
menunjukkan berat molekul Alanin pada perlakuan K1, K2, K4, K8, K16 dan K24
2.1.3 Glisin
Glisin adalah asam amino yang paling sederhana yang terdapat pada
skleroprotein. Pada tahun 1820 Braconnot menemukan glisin dari hasil hidrolisis
gelatin (Poedjiadi, 2006). Glisin termasuk dalam klasifikasi asam amino yang
terbuka sehingga tergolong asam amino alifatik. Hasil pengujian HPLC terhadap
perbedaan distribusi dari komponen-komponen dalam fasa gerak dan fasa diam.
Fasa gerak dapat berupa gas atau cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa cairan
atau padatan. Fasa gerak berupa gas disebut kromatografi gas (Gas
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu campuran. Analisis
sampel dan kecepatan aliran. Metode ini seringkali digunakan untuk sampel yang
tidak sesuai atau tidak mungkin diinjeksi langsung pada gas chromatography
Schraiber pada tahun 1983. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain
kromatografi kertas dan elektroforesis. Pada kromatografi lapis tipis fase diamnya
berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang
didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium atau plat plastik (Zaki, 2013).
Prinsip KLT yaitu perpindahan analit pada fase diam karena pengaruh fase
gerak, proses ini biasa disebut elusi. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase
diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja
KLTdalam hal efesiensi dan resolusinya. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut
pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Eluen (n-butanol : asam
asetat : air = 2,6 : 0,6 : 2,6 v/v, larutan penyemprot ninhidrin 2%, aseton, dan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah chamber, pipa kapiler,
gelas ukur 10 mL, botol semprot, pensil, penggaris, oven, pingset dan pipet tetes
berskala.
dan air dengan perbandingan 2,6 : 0,6 : 2,6 v/v. Kemudian eluen dimasukkan ke
dalam chamber, dikocok sebentar, kemudian ditutup dan ditunggu sampai jenuh ±
30 menit.
Pada plat KLT yang sebelumya telah digunting sesuai ukuran chamber
(3 x 7 cm), dikeringkan kemudian dibuat garis batas bawah 1,5 cm dan batas atas
1 cm, dibuat titik-titik pada garis batas bawah yang merupakan tempat
penotolan larutan asam amino glisin, sistein, alanin dan sampel x. Setelah itu,
semua larutan asam amino dan larutan asam amino sampel ditotolkan pada titik
Jumat, 11 Oktober 2019
yang telah dibuat pada plat KLT dengan menggunakan pipa kapiler yang
Jika eluen telah jenuh, Plat KLT dielusi ke dalam chamber dengan hati-
hati agar garis batas bawah tidak tercelup ke dalam eluen. Elusi dihentikan jika
eluen menempuh jarak yang telah ditentukan sebelumnya (garis batas atas).
Dikeluarkan plat dari chamber dan dikeringkan. Selanjutnya plat KLT disemprot
dengan larutan ninhidrin, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu kurang
lebih 60 0C selama beberapa menit. Setelah kering diberi tanda pada noda yang
timbul pada plat KLT dengan pensil. Ditentukan nilai Rf dari masing-masing noda
BAB IV
Pada percobaan ini, dilakukan pemisahan dan identifikasi asam amino pada
suatu larutan sampel dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Dari
1. Alanin 1,5 cm 0 0
2. Glisin 1,5 cm 0 0
3. Sistein 1,5 cm 0 0
4. Sampel x 1,5 cm 0 0
4.3 Pembahasan
membuat garis yang digunakan sebagai tempat menotol larutan asam amino
dan sampel yang berjarak 1,5 cm dari tepi bawah pada kertas kromatografi dan
1 cm pada bagian tepi atas. Kertas kromatografi ini adalah fase diam dalam
dan air dengan urutan perbandingan 2,6 : 0,6 : 2,6 mL. Selanjutnya eluen
asam asetat, dan air sebagai eluen karena ketiga bahan tersebut memiliki
kepolaran, dan memiliki perbedaan titik dielektrik. Air lebih polar dari pada n-
butanol dan n-butanol lebih polar jika dibandingkan dengan asam asetat.
Prinsip percobaan KLT ini didasarkan pada sifat fisik dan kimia asam amino.
Sifat fisik ditunjukkan oleh kecepatan bergerak pada fase diam dari kertas
kromatografi dan sifat kimianya berdasarkan pada warna yang timbul ketika
Asam amino glisin, sistein, alanin dan sampel x ditotolkan pada kertas
pipa kapiler. Penotolan sampel dilakukan dengan menggunakan pipa kapiler yang
sebelumnya telah dibilas dengan aseton. Aseton merupakan salah satu larutan
yang sering digunakan untuk membersihkan alat sebab sifatnya yang nonpolar
sehingga dapat membersihkan bahan-bahan non polar pada alat. Selain itu,
sangat membantu pengeringan untuk alat seperti pipa kapiler. Penotolan untuk
setiap larutan dilakukan 1 kali karena jika lebih dapat mempengaruhi hasil yang
pada suhu kamar. Setelah kering kertas kromatografi lapis tipis dimasukkan
berpisah. Proses elusi dilakukan sampai eluen mencapai jarak tertentu yang telah
diberi tanda dan setelah sampai plat KLT dikeringkan pada suhu kamar agar
pelarut menguap sempurna sehingga noda yang terbentuk tidak melebar. Setelah
digunakan karena dapat memberikan reaksi spesifik terhadap asam amino dengan
membentuk warna tertentu bagi asam amino tertentu. Setelah itu, kertas
warna yang lebih jelas. Kemudian noda yang terbentuk ditandai lalu dihitung nilai
Rf masing-masing noda. Noda yang terbentuk pada plat tidak terpisah dengan
baik, hal ini disebabkan karena penotolan yang dilakukan terlalu banyak.
Hasil yang terlihat setelah plat KLT di ambil dari oven, warna yang
terbentuk dari larutan asam amino sistein, alanin dan sampel x tidak dapat di
identifikasi sehingga nilai Rf dari larutan asam amino tersebut adalah 0. Hasil
yang diperoleh dalam praktikum ini berbanding terbalik dengan teori yang
menyatakan bahwa nilai Rf glisin adalah 0,26; nilai Rf sistein adalah 0,40 dan
nilai Rf alanin adalah 0,38. Adanya perbedaan antara hasil praktikum dan teori
yang ada dapat disebabkan karena kurang telitinya pada saat melakukan pratikum
yang mungkin dapat disebabkan karena plat KLT terlalu lama di letakkan didalam
chamber sehingga melewati batas tepi bawah dari tempat penotolan atau dapat
.
Jumat, 11 Oktober 2019
BAB V
5.1 Kesimpulan
percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan teori
yang dapat disebabkan oleh kesalah pada saat melakukan praktikum sehingga
Nilai Rf dari sampel larutan asam amino sistein, alanin, glisin dan sampel x tidak
dapat dihitung dan asam amino tidak dapat di identifikasi karena nilai Rf tidak
dapat di hitung
5.2 Saran
Untuk laboratorium sudah baik baik alat-alat dan bahan sudah lengkap,
Saran untuk laboratorium agar kedepannya fasilitasnya bisa lebih baik lagi.
Akram M., Asif H.M., Uzair M., Akhtar N., Madni A., dan Ali s.M., 2011,
Amino acids: A review article. Journal Of Medicinal Plan Research.
5 (17): 3998-3999.
Ginting A.R., Sitorus S., dan Astuti W., 2017, Penentuan Kadar Asam Amino
Esensial (Metionin, Leusin, Isoleusin dan Lisin) Pada Telur Penyu dan
Telur Bebek, Jurnal Kimia Mulawarman, 14(2): 91-92.
Rahayu M., Pramonowibowo dan Yulianto T., Profil Asam Amino Yang
Terdistribusi Kedalam Kolom Air Laut Pada Ikan Kembung (Rastrelliger
kanagurta) sebagai Umpan Skala Laboratorium. Journal Of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology, 3(3): 238-247.
Rizalina H., Cahyono E., Mursiti S., Nurcahyo B., dan Supartono., 2018,
Optimasi Penentuan Kadar Metanol dalam Darah Menggunakan Gas
Chromatography, Indonesian Journal Of Chemical Science, 7(3): 255.
Zaki M.M., 2013, isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak n-Heksana
Lumut Hati Mastighopora Diclados (Brid. Ex Web) Nees, Skripsi,. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Jumat, 11 Oktober 2019
LEMBAR PENGESAHAN
ASISTEN
PRAKTIKAN
Musdalipa Nurlia S
Lampiran 1 (Bagan Kerja)
Jumat, 11 Oktober 2019
1. Pembuatan Eluen
Dihomogenkan
Eluen
2. Penotolan Sampel
Plat KLT
atas 1 cm
Larutan asam amino dan sampel ditotolkan pada titik yang telah
KLT
3. Proses Elusi
Jumat, 11 Oktober 2019
Dielusi ke dalam chamber berisi eluen yang telah jenuh dengan hati-
sebelumnya
Setelah kering diberi tanda pada noda yang timbul pada plat KLT
dengan pensil
Data
Jumat, 11 Oktober 2019