Anda di halaman 1dari 10

21BPenndidika agama MAKALAH

"AKHLAK"
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA

Dosen Pengajar : Arif Hidayat Efendi, M.Ag


Disusun Oleh : Iwi (180661009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIKAN
UNIVERSITAS MUAMMADIYAH CIREBON 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kulah Pendidikan
Agama dengan judul “Akhlak”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen Pendidikan Agama kami Bapak Arif Hidayat Efendi yang telah membimbing
kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan


menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan
untuk tercapainya kebahagiaan tersebut. Timbulnya kesadaran akhlak dan
pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menentukan corak hidup
manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas
nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban
yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-
tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak
adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau
merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah
membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan,
meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia
hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan
sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami
perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari akhlak?

2. Bagaimana konsep akhlak dalam kehidupan?


3. Bagaimana urgensi akhlak dalam kehidupan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian akhlak

2. Untuk mengetahui konsep akhlak dalam kehidupan

3. Untuk mengetahui urgensi akhlak dalam kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak

Kata “akhlak” (Akhlaq) berasal dari bahasa Arab,merupakan bentuk jamak dari
”khuluq” yang menurut bahasa berarti budi pekerti,perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan kata”khalq” yang berarti
kejadian.Ibnu ‘Athir menjelaskan bahwa khuluq adalah gambaran batin manusia yang
sebenarnya (yaitu jiwa dan sifat-sifat batiniah),sedang khalq merupakan gambaran
bentuk jasmaninya (raut muka, warna kulit,tinggi rendah badan, dan lain sebagainya).
Kata khuluq sebagai bentuk tunggal dari akhlak, tercantum dalam Al-quran surah Al-
Qalam(68):4, yang artinya:”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi
pekerti yang agung” Kata akhlak juga dapat kita temukan dalam hadis yang sangat
populer yang diriwayatkan oleh Imam Malik, yang artinya:”Bahwasanya aku
(Muhammad) diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia”;. Secara
terminologis, terdapat beberapa definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli.
Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai”kehendak yang dibiasakan”. Imam Al-
Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”. Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah
“suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa kecendrungan kepada
pemilihan pada pihak yang benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak
yang buruk)”. Selanjutnya menurut Abdullah Darraz,perbuatan-perbuatan
manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila memenuhi dua
syarat, yaitu :

 Perbuatan perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk


yang sama, sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi pelakunya.

 Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan jiwanya, bukan karena


adanya tekanan dari luar,seperti adanya paksaan yang menimbulkan ketakutan
atau bujukan dengan harapan mendapatkan sesuatu.

Disamping istilah “akhlak”,kita juga mengenal istilah “etika” dan ‘moral”. Ketiga
istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk dari sikap dan perbuatan
manusia.Perbedaannya terletak pada standar masing-masing.Akhlak standarnya
adalah Al-Qur’an dan Sunnah.Sedangkan etika standarnya pertimbangan akal
pikiran,dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat
o Etika

Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan.Di dalam
kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat
yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Menurut Dr. H. Hamzah ya’qub
“ etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran”.( Asmaran, 1992: 7). Etika menurut Ki Hajar Dewantara“ etika adalah ilmu
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya”.
(Saputra, 2004: 59).

o Moral

Perkataan moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos yang berarti
adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral
adalah baik buruk perbuatan dan perkataan. Moral merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik
dan buruk.Perbedaan antara moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat teoritis
sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.Etika memandang tingkah laku
manusia saecara umum, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran,
sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.(Asmaran, 1992: 8-9).

o Kesusilaan

Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu su dan sila. Su yang berarti baik, bagus dan sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Didalam kamus umum bahasa
Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya dan
kesusilaan sama dengan kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti
sebagai aturan hidup yang lebih baik.Orang susila adalah orang yang berkelakuan
baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk.

2.2 KONSEP AKHLAK

Dari beberapa pengertian tersebut diatas,dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah


tabiat atau sifat seseorang,yakni keadaan jiwa yang telah terlatih,sehinnga dalam jiwa
tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan
dengan mudah dan spontan,tanpa dipikirkan dan diangan-angankan terlebih dahulu.
Hal itu tidak berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau
tidak dikehendaki.Hanya saja karena yang demikian itu dilakukan berulang-ulang
sehingga sudah menjadi kebiasaan,maka perbuatan itu muncul dengan mudah tanpa
dipikir dan dipertimbangkan lagi.

Sebenarnya akhlak itu sendiri bukanlah perbuatan,melainkan gambaran batin (jiwa)


yang tersembunyi dalam diri manusia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa akhlak
adalah nafsiyah (sesuatu yang bersifat kejiwaan/abstrak),sedangkan bentuknya yang
kelihatan berupa tindakan (mu’amalah) atau tingkah laku (suluk) merupakan
cerminan dari akhlak tadi. Seringkali suatu perbuatan dilakukan secara kebetulan
tanpa adanya kemauan atau kehendak,dan bisa juga perbuatan itu dilakukan sekali
atau beberapa kali saja,atau barangkali perbuatan itu dilakukan tanpa disertai ikhtiar
(kehendak bebas) karena adanya tekanan atau paksaan. Maka perbuatan-perbuatan
tersebut diatas tidak dapat dikategorikan sebagai akhlak. Sebagai contoh, seseorang
tidak dapat dikatakan berakhlak dermawan,apabila perbuatan memberikan hartanya
itu dilakukan hanya sekali atau dua kali saja,atau mungkin dia memberikan itu karena
terpaksa (disebabkan gengsi atau dibawah tekanan) yang sebenarnya dia tidak
menghendaki untuk melakukannya,atau mungkin untuk memberikan hartanya itu dia
masih merasa berat sehingga memerlukan perhitungan dan pertimbangan.Padahal
factor kehendak ini memegang peranan yang sangat penting,karena dia menunjukkan
adanya unsur ikhtiar dan kebebasan,sehingga suatu perbuatan bisa disebut perbuatan
akhlak.

2.3 URGENSI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Aspek – aspek ajaran islam, baik aqidah, ibadah mu’amalah bagi setiap muslim
ketiganya merupakan aspek – aspek yang bersifat taklifi (kewajiban) yang harus
dilaksanakan. Sejarah membuktikan bahwa semua aspek ajaran tersebut tidak dapat
terlaksana tanpa adanya akhlak yang baik.Dari sini dapat dipahami bahwa akhlak
merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam.Akhlak yang mulia adalah pertanda
kematangan iman serta merupakan kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Nabi
Muhammad sebagai Rasul terakhir diutus oleh Allah untuk mengemban misi
penyempurnaan akhlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang
ِ ‫“ ٳنَّ َماب ُِعثْت ُ ِِلُت َِم َم َمك‬Aku diutus untuk
terdahulu.Beliau bersabda : ‫َار َم ْاْل َ ْخالَقِرواهأحمدوالبيهقى‬
menyempurnakan akhlak manusia.” (HR. Ahmad dan Baihaqi) Apakah Rasulullah
diutus hanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak?Tentu tidak hanya itu
saja, tetapi pada dasarnya syariat yang dibawa para Rasul bermuara pada
pembentukkan akhlak mulia. Berbagai ritual diperintahkan Allah melalui para Nabi
dan Rasul, ternyata banyak bermuara pada pembentukkan akhlak, seperti dalam
perintah Shalat sebagai berikut : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Ankabut:45) Ayat tersebut secara
jelas menyatakan, bahwa muara dari ibadah Shalat adalah terbentuknya pribadi yang
terbebas dari sikap keji dan munkar, pada hakikatnya adalah terbentuknya manusia
berakhlak mulia, bahkan jika kita telusuri proses Shalat selalu dimulai dengan
berbagai persyaratan tertentu, seperti bersih badan, pakaian dan tempat, dengan cara
mandi dan wudhu, Shalat dipersiapkan untuk membentuk sikap manusia selalu
bersih, patuh, tata peraturan, dan melatih seseorang untuk tepat waktu.

Selanjutnya, akhlak juga dapat menentukan beriman atau tidaknya seseorang,“demi


Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman.
Para sahabat bertanya, siapakah mereka wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab:
orang yang tidak menyimpan rahasia kejelekan tetangganya (H. R. Muslim). Hadits
tersebut secara nyata mengandung arti bahwa orang yang berakhlak buruk kepada
tetangganya oleh Rasulullah dianggap tidak beriman, selama ini mungkin kita
menganggap perbuatan jahat kita kepada orang lain atau tetangga sebagai sesuatu
yang biasa, sesuatu yang tidak akan berpengaruh pada eksistensi keimanan, padahal
kalau kita mengetahui, ternyata berakhlak jelek sangat besar pengaruhnya terhadap
keimanan. Bahkan manusia paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah manusia
berakhlak jelek. ” sesungguhnya manusia paling jelek disisi Allah pada hari kiamat
adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain, karena menghindari kejelekannya.”
(H.R. Bukhari). Sebaliknya orang yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang
paling baik akhlaknya, “sesungguhnya orang yang paling aku cintai dia yang paling
dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
(H.R. At- Tirmidzi). Ternyata orang mukmin yang sempurna imannya bukan karena
banyak ibadahnya, tetapi yang baik akhlaknya, “orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Abu Daud). Demikian juga
orang bertakwa dan berakhlak mulia dijamin masuk syurga,” penyebab utama
masuknya manusia ke syurga, karena bertakwa kepada Allah dan kemuliaan
akhlaknya.” (H. R. Tirmidzi). Manusia mempunyai kecendrungan untuk berbuat baik
dan buruk. Biasanya orang bertakwa akan berbuat dan bersikap baik dan
mengutamakan akhlak mulia, perbuatan baik merupakan wujud kemuliaan akhlaknya,
sedangkan perbuatan baik akan menghapus perbuatan-perbuatan buruk. Pencerminan
diri seseorang juga sering digambarkan melalui tingkah laku atau akhlak yang
ditunjukkan. Bahkan akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang
yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat
jauh perbedaannya. B

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk , antara yang
terpuji dan yang tercela , tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
Maksud dari akhlak itu sendiri adalah adanya hubungan antara khaliq dan makhluk ,
dan antara makhluk dengan makhluk. Kita harus membiasakan diri berakhlak terpuji
dalam kehidupan sehari hari agar semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan
larangan dari Allah Swt.

3.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa, alangkah lebih baik jika kita mempelajari materi
tentang akhlak dari berbagai sumber, baik dari buku maupun situs internet. Agar
nantinya kita mudah dalam memahami dan kita akan lebih mudah dalam penulisan
makalah kedepannya. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian maupun penulisan kalimat. Oleh
karena itu,kami sebagai penulis makalah ini meminta kritik dan saran sehingga
kedepannya kami dapat menulis makalah ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nurasmawi. 2011. Buku Ajar Aqidah Akhlak, Pekanbaru : Yayasan

Pusaka Riau Anwar, Khairul. 2014. Pengantar Studi Islam :

Rajawali Pers

http//www,urgensiakhlakdalamkehidupan.com

http//akhlakdalamislam.com

Rajab, Khairunnas. 2012. Agama Kebahagian.Yogyakarta : Pustaka

Pesantren Ritonga, Rahman. 2005.Merakit Hubungan dengan

Sesama Manusia : Amelia Surabaya

http//www.perbedaanakhlakdanmoral.com

http//www.pengertianetika.com

Nurasmawi, Buku Ajar Akidah Akhlak. hal. 48 [2]Anwar Khairul.

Pengantar Studi Islam. hal. 216-219 [3] Khairunnas Rajab. Agama

Kebahagiaan.hlm 137

Anda mungkin juga menyukai