Anda di halaman 1dari 19

Makalah Ekonomi Bisnis Iternasional

OLEH ANDRE RISNADI

1605160508

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antarbangsa yang bergerak menuju
kesalingtergantungan ekonomi. Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar
perdagangan yang semakin besar diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah terjadi
adalah suatu ekonomi dunia yang bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan
satu pasar. Dengan demikian kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian
dunia yang lain terlalu besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing. Oleh
karena itu kita wajib mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir internasional supaya dapat
memahami perkembangan ekonomi internasional.
Dalam ekonomi internasional menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas ekonomi suatu
negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan
negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi
internasional. Dalam mempelajari ekonomi internasional terdapat beberapa topik yang perlu
mendapat perhatian kita, yaitu perdagangan internasional, pembayaran internasional, neraca
pembayaran, dan kerjasama ekonomi internasional

1.2. Identifikasi Masalah


Pengertian ekonomi Internasional,
Perdagangan Internasional,
Pembayaran Internasional,
Neraca Pembayaran,
Kerjasama Ekonomi Internasional.
Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekonomi Internasional


Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit
internasional.

2.2. Konsep Dasar Perdagangan Internasional


2.2.1. Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di
pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya
sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Contohnya Jepang, sebagai negara yang
ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia.
Sedang Indonesia mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan
industri. Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung pada faktor-
faktor pendorongnya berikut ini.

2.2.2. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya :
(a) Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki
suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang
hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang
yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
(b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah
besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang
semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila suatu
negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-
ratanya akan turun.
(c) Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan
melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia mengekspor daging
dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini
dan jumlah orang yang berbahagia meningkat.

2.2.3. Teori Keunggulan Mutlak dan Komparatif


Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak atas barang tertentu apabila negara tersebut
mampu memproduksinya dengan biaya lebih murah dibandingkan negara lain. Manfaat
perdagangan internasional dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu keunggulan mutlak dan teori
keunggulan komparatif.

1. Teori Keunggulan Mutlak (absolute advantage)


Contoh dua negara, Indonesia dan Jepang, sama-sama memproduksi beras dan . Kombinasi
jumlah kedua barang yang dihasilkan berdasarkan banyaknya sumber daya yang digunakan
diperlihatkan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kemungkinan Produksi Indonesia dan Jepang
a. Tabel kemungkinan produksi Indonesia

Persentasi Produksi Produksi


Sumber Daya Beras Televisi
Memproduksi Beras
100 1000 0
80 800 20
60 600 40
40 400 60
20 200 80
0 0 100
b. Tabel kemungkinan produksi Jepang

Persentasi Produksi Produksi


Sumber Daya Beras Televisi
Memproduksi Beras
100 100 0
80 80 200
60 60 • 400
40 40 . 600
20 20 800
.0 0 1000
Dalam hal ini, apabila Indonesia dan Jepang melakukan perdagangan, maka kebutuhan beras dan
televisi kedua negara bisa dipenuhi dengan lebih baik.

1. Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)


Teori keunggulan komparatif.mengatakan bahwa selama biaya relatif untuk memproduksi barang
antara satu negara dengan negara lain berbeda, selalu ada potensi keunggulan yang bisa
diperoleh dari perdagangan internasional, meskipun salah satu negara memiliki keunggulan
mutlak dalam semua barang. Untuk lebih jelas, mari kita perhatikan contoh pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kemungkinan produksi Indonesia dan Amerika
a. Tabel kemungkinan produksi Amerika

Persentasi Produksi Produksi


Sumber Daya Yang Digunakan Alat Komunikasi Makanan
Memproduksi Alat Komunikasi
100 1000 0
80 800 20
60 600 40
40 400 60
20 200 80
0 0 100

b. Tabel kemungkinan produksi Indonesia.

Persentasi Produksi Produksi


Sumber Daya Yang Digunakan Alat Komunikasi Makanan
Memproduksi Alat Komunikasi
100 20 0
80 16 1
60 12 2
40 8 3
20 6 4
.0 0 5
Menurut teori keunggulan komparatif, dua negara masih bisa melakukan perdagangan meskipun
salah satunya mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi barang, asalkan biaya relatif
untuk memproduksi barang di kedua negara tersebut berbeda.

2.2.4. Manfaat Perdagangan Internasional


1. Efisiensi
Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua kebutuhannya,
tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang paling efisien
dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dalam
pengalokasian sumber daya ekonomi dunia.
2. Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu
negara.
3. Peningkatan produktifitas
Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan berusaha
meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari negara lain
dalam memproduksi barang tersebut.
4. Sumber penerimaan negara
Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari pajak-
pajak ekspor dan impor.

2.2.5. Kebijakan Perdagangan Internasional


Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara yang
memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang memilih menjalankan
kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang memilih gabungan keduanya.

a) Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara berlangsung
dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis dan aliran liberal (klasik),
liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena
beberapa alasan berikut.
Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan skala
ekonomis dan alokasi sumber daya.
Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan
kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk
tingkat laba, tabungan, dan investasi.
Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli, laba, tabungan,
dan investasi.
Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih
luas atas barang-barang yang tersedia.

b. Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan daya saing
produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade)
barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai
tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan
utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis.

Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang digunakan
oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan
larangan impor.

1. Tarif atau Bea Masuk


Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik
barang impor maupun ekspor.
2. Kuota
Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam periode tertentu,
biasanya satu tahun.
3. Subsidi
Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga produksi
domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong konsumen membelinya.
4. Larangan Impor
Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara tidak
menghendaki impor barang tertentu.

2.3. Pembayaran Internasional


2.3.1. Pengertian Pembayaran Internasional
Pembayaran intemasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh negara-negara
yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan
sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui
bank.

2.3.2. Cara dan Alat Pembayaran Internasional


Pelaksanaan transaksi perdagangan luar negeri dapat diatur dengan cara pembayaran berikut.
Cash Payment
Pembayaran secara tunai (cash) biasanya dilakukan oleh sksportir yang belum kenal dengan
inportir atau kurang percaya akan bonafiditas importir. Cara pembayaran tunai di antaranya
dilaksanakan melalui :

Wesel Bank atas Unjuk (Bankers Sight Draft) yaitu surat perintah yang dibuat oleh bank
domestik yang ditujukan kepada bank korespondennya di negara lain untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada si pembawa surat wesel.

Telegraphic Transfer (T/T), yaitu perintah pembayaran yang dikirimkan melalui telegram atau
telex dari bank dalam negeri ke bank korespondennya di luar negeri.

Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account, barang telah
dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen.
Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu,
risiko sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal
dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs
menjadi tanggungannya.

Letter of Credit
L/C (Letter of Credit) adalah sebuah instrumen yang dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu
nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut
menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau atas salah satu bank korespondennya,
berdasarkan kondisi-kondisi yang tercantum pada instrumen itu. Eksportir terjamin akan
pembayarannya bila ia memenuhi persyaratan yang diminta oleh importir, demikian pula
importir.

Commercial Bills of Exchange


Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills, adalah surat
yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang
pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam itu sering disebut wesel.
2.3.3. Pasar Valuta Asing
Valuta asing atau mata uang asing adalah jenis mata uang yang digunakan di negara lain. Karena
adanya perbedaan nilai mata uang, maka dikenallah apa yang disebut dengan kurs (nilai -tukar).
Valuta asing dapat diperoleh di pasar valuta asing.

Pasar valuta asing adalah tempat membeli/menukar mata uang asing untuk keperluan
internasional. Fungsi pasar valuta/asing adalah :

1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari suatu negara ke
negara lain (misal melalui clearing)
2. Memperlancar terjadinya kegiatan ekspor/impor.
3. Memungkinkan dilakukan hedging. Hedging adalah tindakan pihak tertentu untuk
menghindari kerugian akibat kemungkinan terjadinya perubahan kurs valuta asing di
masa yang akan datang.

A. Sistem Kurs Valuta Asing


Meskipun kurs nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan pasar, namun sesungguhnya
ada faktor lain. yang menentukan besarnya kurs, yaitu sistem kurs valuta asing yang dianut oleh
suatu negara. Secara umum, terdapat tiga sistem penetapan kurs valuta asing, yaitu sistem kurs
tetap, sistem kurs bebas, dan sistem kurs mengambang terkendali. Perbedaan pokok ketiga
sistem tersebut terdapat pada sejauh mana campur tangan pemerintah dalam penetapan nilai
tukar.

1. Sistem Kurs Tetap


Menurut sistem kurs tetap (fixed exchange rate), nilai tukar mata uang suatu negara terhadap
mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah. Walaupun nilai tukar ditetapkan oleh
pemerintah, namun tidak berarti bahwa tidak ada perubahan permintaan dan penawaran atas
suatu mata uang di pasar valuta asing. Dampak dari perubahan permintaan dan penawaran mata
uang asing di pasar valuta asing tersebut akan diredam oleh pemerintah. Jika terjadi kelebihan
penawaran, pemerintah akan membelinya. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan permintaan terhadap
mata uang asing tertentu, pemerintah akan menjual persediaan mata uang yang dimilikinya.
Kebaikan sistem kurs tetap adalah bahwa sistem ini mampu memberikan kepastian mengenai
nilai tukar. Namun sistem ini pun banyak mengandung kelemahan, di antaranya pemerintah
harus memiliki cadangan devisa yang besar untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk melakukan
intervensi pasar.

2. Sistem Kurs Bebas


Kurs bebas adalah nilai kurs uang ditentukan oleh kekuatan pasar, yang biasa juga disebut
dengan kurs mengambang.

Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan
tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam
sistem kurs devisa yang betul-betul mengambang, tidak ada masalah surplus atau defisit-neraca
pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan
devisa yang keluar. Sistem ini bisa dilaksanakan apabila syarat-syarat berikut dapat. dipenuhi.

 Kurs ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan pasar.


 Tidak ada pembatasan penggunaan valuta asing.

3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali


Usaha-usaha untuk menstabilkan kurs konferensi Bretton Woods. Pada sistem kurs mengambang
terkendali, nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Nilai
kurs bebas bergerak untuk naik atau turun. Namun, untuk menghindari gejolak yang terlalu
tajam, pemerintah melakukan intervensi atau campur tangan sampai batas-batas yang telah
ditentukan, misalnya 5 % di atas atau di bawah kurs keseimbangan. Batas yang digunakan untuk
mengatakan bahwa perubahan nilai tukar dianggap terlalu tajam ditentukan oleh bank sentral.
Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi nilai kurs ini dapat dilakukan secara langsung
(membeli maupun menjual valuta asing di pasar) mau pun secara tidak langsung (misalnya
melalui pengaturan tingkat bunga). Apabila pemerintah melakukan campur tangan secara
langsung maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebutdirty floating (mengambang kotor).
Sedangkan jika pemerintah melakukan campur tangan secara tidak langsung, maka sistem kurs
valuta asing yang dianut disebut sebagai clean floating (mengambang bersih).
Dibandingkan dengan sistem kurs bebas, sistem kurs mengambang terkendali lebih memberikan
kepastian yang lebih baik bagi para eksportir dari importir tentang besarnya nilai tukar yang akan
berlaku untuk satu periode.

2.4. Neraca Pembayaran


2.4.1. Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi antar
penduduk suatu negara dengan negsra-negara lain selama periode tertentu. Pengertian penduduk
dalam hal ini meliputi perorangan (individu), perusahaan, badan hukum, badan pemerintah, atau
siapa saja yang tempat tinggal utamanya di negara tersebut. Transaksi ekonomi berarti
pertukaran niliai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke
negara lain.

Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. kredit adalah transaksi yang
menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Sementara sisi debet adalah
transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada penduduk negara lain. Semua
transaksi kredit masuk dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi
debet masuk dengan tanda negatif (-).

2.4.2. Komponen Neraca Pembayaran


Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan)
dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current account) dan neraca modal.

1. Neraca Barang (Neraca Perdagangan)


Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Pos ini
merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang.
Transaksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang bisa dilihat secara
fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah, kayu, karet, dan sebagainya. Ekspor barang merupakan
transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran
(menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang meliputi
barang-barang konsumsi, barang modal, dan bahan mentah untuk industri. Impor barang-barang
merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran
kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri).

2. Neraca Jasa
Sesuai dengan namanya, neraca jasa hanya mencatat transaksi-transaksi jasa saja. Neraca jasa
meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan,
turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa
termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain,
termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh
penduduk negara lain.

3. Neraca modal
Neraca modal adalah neraca yang mencatat transaksi berupa investasi modal dan emas. Neraca
modal (capital account) termasuk transaksi modal, terdiri dari transaksi jangka pendek dan
transaksi jangka panjang.

4. Lalu Lintas Moneter


Transaksi lalu lintas moneter adalah semua transaksi jual beli yang terjadi dari suatu negara ke
luar negeri. Transaksi ini sering disebut accomodating transaction sebab merupakan transaksi
yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain itu sering disebut
denganautonomous, karena timbul dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain.
Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan dan
transaksi kapital serta transaksi satu arah.

5. Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran


Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar dari pada impornya.
Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih meningkatkan penerimaan devisa dari
ekspor guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula
untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari
luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan
kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan.

2.5. Kerja Sama Ekonomi Internasional


2.5.1. Integrasi Ekonomi
Tidak satupun negara yang dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama dengan negara lain. Integrasi
ekonomi terjadi apabila beberapa negara yang berada dalam satu wilayah memutuskan untuk
menciptakan perdagangan bebas di antara sesama negara anggota dan menetapkan tarif yang
sama terhadap impor barang-barang produksi negara-negara lain yang bukan merupakan
anggota. Beberapa jenis integrasi ekonomi yang terdapat saat ini di antaranya adalah daerah
perdagangan bebas (free trade area), perserikatan pabean (customs union), pasar bersama
(common market), dan kesatuan ekonomi (economic union). Berbagai jenis integrasi ekonomi
tersebut akan dibahas di bawah ini. Kerja sama ekonomi meliputi empat jenis berikut ini:
1. Daerah Perdagangan Bebas
Daerah atau kawasan perdagangan bebas terjadi jika sekelompok negara sepakat untuk
menghapuskan berbagai hambatan perdagangan, seperti tarif dan kuota, antar sesama negara
anggota. Meskipun demikian, masing-masing negara tetap memiliki dan memberlakukan
berbagai hambatan terhadap negara-negara bukan anggota kawasan tersebut. Di wilayah Asia
Tenggara, negara-negara ASEAN mencetuskan kawasan perdagangan bebas yang dikenal
dengan nama ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA dibentuk pada awal tahun 1993 oleh
tujuh negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei,
dan Vietnam. Anggotanya kemudian bertambah dengan masuknya Laos, Kamboja, dan
Myanmar. Keringanan yang diterapkan antara sesama anggota misalnya, adalah penurunan tarif
bea masuk dari negara-negara sesama anggota AFTA.

2. Perserikatan Pabean (Custom Unions)


Pada perserikatan pabean, antar sesama negara anggota memberlakukan ketentuan perdagangan
bebas dan tarif bea masuk serta kuota yang seragam terhadap impor dari negara-negara bukan
anggota.

3. Pasar Bersama (Common Market)


Dalam integrasi ekonomi berbentuk pasar bersama, sesama negara anggota mempunyai
kebebasan secara penuh untuk memindahkan faktor-faktor produksi, khususnya modal dan
tenaga kerja, serta membentuk kawasan perdagangan bebas dan menyeragamkan peraturan tarif
bea masuk. Contoh bentuk kerja sama ini adalah Masyarakat Eropa (ME) atau European
Community (EC).

4. Kesatuan Ekonomi (Economic Union)


Negara-negara yang membentuk kerja sama kesatuan ekonomi (economic union) memiliki
kebijakan ekonomi tunggal atau serupa, termasuk kebijakan moneter, pajak, maupun
perdagangan. Sampai saat ini hanya European Union yang mengarah pada bentuk kerja sama ini.
Contohnya, diberlakukannya mata uang tunggal untuk kawasan tersebut yang
dinamakanEuropean Currency Unit (ECU) atau Euro.

2.5.2. Badan dan Lembaga Kerja Sama Internasional


1. ECOSOC
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB [Economic and Social Council = ECOSOC). Dewan itu
bertugas mempelopori penelitian, laporan, dan rekomendasi mengenai persoalan-persoalan
ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan dunia.
2. GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)
Tata perdagangan internasional yang berlaku sekarang terutama berdasarkan Perjanjian Umum
tentang Tarif dan Perdagangan (General Agree ment on Tariffs and trade/GATT),
3. ITO (International Trade Organization)
Organisasi ini merupakan organisasi perdagangan internasional untuk kemajuan perdagangan
internasional.
4. UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization).
UNESCO adalah lembaga PBB yang mengatur masalah pendidikan dan komunikasi.
5. UNIDO (United Nations Industrial Development Organization)
Organisasi ini bertujuan memajukan perkembangan industri di negara-negara berkembang,
antara lain melalui bantuan teknis, program-program latihan, penelitian, dan penyediaan
informasi.
6. IMF (International Monetary Fund)
Membantu negara-negara yang membutuhkan pinjaman uang, asalkan negara tersebut memenuhi
persyaratan yang diajukan oleh IMF.
7. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
Organisasi ini memberikan kredit kepada negara-negara anggota, terutama untuk memberi
jaminan atas kredit-kredit yang diberikan pihak lain.
8. IFC (International Finance Corporation)
Lembaga keuangan internasional yang membantu pengusaha-pengusaha swasta adalah IFC. IFC
adalah afiliasi Bank Dunia. IFC memberiksn pinjaman kepada pengusaha-pengusaha swasta.
Organisasi turut ambil bagian dalam pembentukan modal perusahaan swasta dan membantu
mengalihkan investasi luar negeri ke negara-negara yang sedang berkembang.
9. IDB (Islamic Development Bank)
Bank Pembangunan Islam tujuan utamanya membantu dan menggalakkan pembangunan
ekonomi dan sosial di negara-negara Islam baik secara individu maupun kolektif, berupa
pinjaman yang diberikan dengan syarat yang ringan.

2.5.3. Bentuk Kerja Sama Ekonomi Regional


1. ASEAN (Association of South East Asia Nations)
Tujuan ASEAN antara lain :

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan kebudayaan di Asia Tenggsra


2. Mendorong perkembangan perdamaian dan kestabilan di Asia Tenggara
3. Menciptakan kerja sama yang aktif di bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, teknologi,
dan administrasi.
4. Menyelenggarakan usaha-usaha yang efektif untuk mempercepat hasil industri dan
pertanian yang lebih baik.
5. Mendirikan industri dan memperluas perdagangan termasuk perdagangan internasional.
10. ME (Masyarakat Eropa atau European Community)
Sesuai dengan namanya, ME adalah organisasi yang menangani masalah-masalah ekonomi
negara anggotanya.
11. EFTA (European Free Trade Area)
EFTA didirikan sebagai lembaga kerja sama ekonomi antar negara-negara Eropa yang tidak
termasuk ME, yaitu Austria, Swiss, Denmark, Inggris, Swedia, dan Portugal.
12. COMECON (East European Council for Mutual Economic Assistance).
Organisasi ini terbentuk sebagai lembaga kerja sama ekonomi yang didirikan antara negara-
negara komunis, yaitu Rusia, Jerman Timur, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, dan
Cekoslovakia.

2.5.4. Lembaga-lembaga Khusus


Lembaga-lembaga yang akan dibahas di sini adalah OECD, CGI, OPEC, AFTA, dan NAFTA.
1. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
OECD tidak hanya memperhatikan kepentingan negara-negara anggotanya, tetapi juga mengenai
masalah perkembangan ekonomi dunia.

2. CGI (Consultative Group on Indonesia)


CGI atau dulu dikenal dengai. IGGI (Inter Governmental Oroup on Indonesia) Kelompok itu
berkembang menjadi lembaga kerja sama yang membantu Indonesia melaksanakan
pembangunan dan melakukan stabilisasi, dengan cara memberikan bantuan pangan dan non
pangan serta kredit dengan syarat lunak.

3. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)


OPEC bertugas mengatur pemasaran minyak tanah serta menetapkan harga yang seragam.

4. AFTA (Asean Free Trade Area)


AFTA adalah area perdagangan bebas di wilayah ASEAN sedangkan NAFTA adalah area
perdagangan bebas bagi negara-negara barat.

5. NAFTA (North American Free Trade Agreement (NAFTA)


NAFTA bertujuan menghapus hambatan perdagangan, menciptakan persaingan yang wajar, serta
meningkatkan kesempatan investasi antarnegara anggota dan merupakan dasar untuk kerja sama
regional dan multilateral di masa mendatang.
2.6. Globalisasi Ekonomi Dan Perdagangan Bebas
2.6.1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata global yang berarti keseluruhan. Globalisasi berarti proses
masuknya sesuatu ke lingkup dunia. Sifat perubahan yang menyeluruh menjadi ciri khas dari
globalisasi. Globalisasi merupakan kondisi objektif yang harus dihadapi sesuai dengan
keragaman yang ada di masyarakat.

2.6.2. Perdagangan Bebas


Sistem perdagangan bebas, berarli setiap negara harus siap bersaing dalam produk sendiri
dengan produk luar yang akan masuk dengan mudahnya.

2.6.3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian Nasional


Telah terjadi kemajuan pesat di bidang teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi dalam
beberapa dasawarsa terakhir. Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki era
globalisasi dengan perdagangan bebas yang menjadi ciri utamanya, agar produk Indonesia tetap
bisa bersaing dan tidak terpuruk oleh produk luar yang lebih baik. Oleh karena itu, badan usaha
melakukan dua terobosan baik dari sudut pemasaran maupun dari sudut kemampuan perusahaan.
Adapun terobosannya meliputi:

1. Perusahaan harus memiliki dan mengembangkan sistem informasi pemasaran yang kuat
dan efektif untuk memantau kegiatan lingkungan pasar agar dapat mengelompokkan dan
menargetkan pasar secara tepat atau dengan perkataan lain memiliki perspektif global.
2. Perusahaan harus fleksibel dalam mengantisipasi pasar global. Peralihan atau perubahan
skala ekonomi mengharuskan perubahan investasi dan teknologi agar dapat menciptakan
gagasan-gagasan ekonomi. Fleksibilitas itu bisa dicapai melalui kemampuan tingkat
teknologi perusahaan, penyesuaian secara cepat dan tepat baik kualitas, kemasan,
maupun kuantitas produk untuk dapat diterima secara global.
Peluang pasar global kini tidak hanya bisa diraih oleh bisnis berskala besar, tetapi juga oleh
bisnis berskala kecil. Dalam kondisi demikian dunia usaha nasional yang berorientasi global bisa
ikut menikmati peluang pasar secara tepat bagi produk yang ditawarkannya

DAFTAR PUSTAKA
Afiff, Faisal. 1994. Menuju Pemasaran Global. Badung: PT Eresco.
Bank Indonesia. 2004. Modul Kebanksentralan. Semarang: Kantor Bank Indonesia Semarang.
Donald A. Ball. 2004. International Business (Tantangan Persaingan Global). Jakarta: Salemba
Empat.
Donald A. Ball. 2000. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
Keegan, Warren J. 1989. Global Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip. 1995. Marketing Management. Jakarta: Salemba Empat.
Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi Report SDM
    Materi Report SDM
    Dokumen2 halaman
    Materi Report SDM
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Audit SDM.10
    Audit SDM.10
    Dokumen17 halaman
    Audit SDM.10
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bisnis
    Makalah Bisnis
    Dokumen3 halaman
    Makalah Bisnis
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan SPAL
    Penyuluhan SPAL
    Dokumen6 halaman
    Penyuluhan SPAL
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Tugaas EBI
    Tugaas EBI
    Dokumen19 halaman
    Tugaas EBI
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Tugas FKM
    Tugas FKM
    Dokumen11 halaman
    Tugas FKM
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Analisis Jurnal
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Analisis Jurnal
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Andre Ris
    Andre Ris
    Dokumen1 halaman
    Andre Ris
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Analisis Jurnal
    Ahmad Faqih Ziyad
    Belum ada peringkat