1605160508
MEDAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antarbangsa yang bergerak menuju
kesalingtergantungan ekonomi. Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar
perdagangan yang semakin besar diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah terjadi
adalah suatu ekonomi dunia yang bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan
satu pasar. Dengan demikian kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian
dunia yang lain terlalu besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing. Oleh
karena itu kita wajib mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir internasional supaya dapat
memahami perkembangan ekonomi internasional.
Dalam ekonomi internasional menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas ekonomi suatu
negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan
negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi
internasional. Dalam mempelajari ekonomi internasional terdapat beberapa topik yang perlu
mendapat perhatian kita, yaitu perdagangan internasional, pembayaran internasional, neraca
pembayaran, dan kerjasama ekonomi internasional
a) Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara berlangsung
dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis dan aliran liberal (klasik),
liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena
beberapa alasan berikut.
Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan skala
ekonomis dan alokasi sumber daya.
Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan
kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk
tingkat laba, tabungan, dan investasi.
Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli, laba, tabungan,
dan investasi.
Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih
luas atas barang-barang yang tersedia.
b. Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan daya saing
produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade)
barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai
tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan
utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis.
Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang digunakan
oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan
larangan impor.
Wesel Bank atas Unjuk (Bankers Sight Draft) yaitu surat perintah yang dibuat oleh bank
domestik yang ditujukan kepada bank korespondennya di negara lain untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada si pembawa surat wesel.
Telegraphic Transfer (T/T), yaitu perintah pembayaran yang dikirimkan melalui telegram atau
telex dari bank dalam negeri ke bank korespondennya di luar negeri.
Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account, barang telah
dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen.
Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu,
risiko sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal
dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs
menjadi tanggungannya.
Letter of Credit
L/C (Letter of Credit) adalah sebuah instrumen yang dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu
nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut
menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau atas salah satu bank korespondennya,
berdasarkan kondisi-kondisi yang tercantum pada instrumen itu. Eksportir terjamin akan
pembayarannya bila ia memenuhi persyaratan yang diminta oleh importir, demikian pula
importir.
Pasar valuta asing adalah tempat membeli/menukar mata uang asing untuk keperluan
internasional. Fungsi pasar valuta/asing adalah :
1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari suatu negara ke
negara lain (misal melalui clearing)
2. Memperlancar terjadinya kegiatan ekspor/impor.
3. Memungkinkan dilakukan hedging. Hedging adalah tindakan pihak tertentu untuk
menghindari kerugian akibat kemungkinan terjadinya perubahan kurs valuta asing di
masa yang akan datang.
Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan
tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam
sistem kurs devisa yang betul-betul mengambang, tidak ada masalah surplus atau defisit-neraca
pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan
devisa yang keluar. Sistem ini bisa dilaksanakan apabila syarat-syarat berikut dapat. dipenuhi.
Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. kredit adalah transaksi yang
menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Sementara sisi debet adalah
transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada penduduk negara lain. Semua
transaksi kredit masuk dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi
debet masuk dengan tanda negatif (-).
2. Neraca Jasa
Sesuai dengan namanya, neraca jasa hanya mencatat transaksi-transaksi jasa saja. Neraca jasa
meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan,
turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa
termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain,
termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh
penduduk negara lain.
3. Neraca modal
Neraca modal adalah neraca yang mencatat transaksi berupa investasi modal dan emas. Neraca
modal (capital account) termasuk transaksi modal, terdiri dari transaksi jangka pendek dan
transaksi jangka panjang.
1. Perusahaan harus memiliki dan mengembangkan sistem informasi pemasaran yang kuat
dan efektif untuk memantau kegiatan lingkungan pasar agar dapat mengelompokkan dan
menargetkan pasar secara tepat atau dengan perkataan lain memiliki perspektif global.
2. Perusahaan harus fleksibel dalam mengantisipasi pasar global. Peralihan atau perubahan
skala ekonomi mengharuskan perubahan investasi dan teknologi agar dapat menciptakan
gagasan-gagasan ekonomi. Fleksibilitas itu bisa dicapai melalui kemampuan tingkat
teknologi perusahaan, penyesuaian secara cepat dan tepat baik kualitas, kemasan,
maupun kuantitas produk untuk dapat diterima secara global.
Peluang pasar global kini tidak hanya bisa diraih oleh bisnis berskala besar, tetapi juga oleh
bisnis berskala kecil. Dalam kondisi demikian dunia usaha nasional yang berorientasi global bisa
ikut menikmati peluang pasar secara tepat bagi produk yang ditawarkannya
DAFTAR PUSTAKA
Afiff, Faisal. 1994. Menuju Pemasaran Global. Badung: PT Eresco.
Bank Indonesia. 2004. Modul Kebanksentralan. Semarang: Kantor Bank Indonesia Semarang.
Donald A. Ball. 2004. International Business (Tantangan Persaingan Global). Jakarta: Salemba
Empat.
Donald A. Ball. 2000. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
Keegan, Warren J. 1989. Global Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip. 1995. Marketing Management. Jakarta: Salemba Empat.
Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.