Anda di halaman 1dari 16

Muh.

Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAN


PERILAKU BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK DI MADRASAH ALIYAH MADANI PAOPAO
KABUPATEN GOWA

Muh. Sain Hanafy

Dosen ABSTRAK
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar Penelitian bercorak positivistik (kuantitatif), bertujuan untuk; 1)
mendeskripsikan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, 2) mendeskripsikan
muhsainhanafy@yahoo.com pengembangan bakat peserta didik, dan 3) memprediksi pengaruh pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler terhadap pengembangan bakat peserta didik di Madrasah
Naskah diterimah 15-10-
Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa. Penelitan tergolong field research jenis
2017
survey yang menggunakan angket sebagai instrumen kunci, di samping studi
dokumentasi dalam mengumpulkan data yang diolah dan dianalisis dengan teknik
statistik untuk menguji hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif. Hasil pengolahan
dan analisis data diperoleh kesimpulan, bahwa; 1) skor rerata hasil penelitian tentang
kegiatan ekstrakurikuler sebesar 928 : 20 = 46.4 : 16 = 2.9 (lebih dekat pada angka 3),
sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik tergolong aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa,
2) skor rerata hasil penelitian tentang pengembangan bakat peserta didik sebesar 952:
20 = 47.6 : 16 = 2.98 (lebih dekat pada angka 3) dengan kategori tinggi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemampuan bakat peserta didik di Madrasah Aliyah Madani
Alauddin Paopao Kab. Gowa sebagaimana yang ditunjukkan dalam dimensi persptual,
dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual yang tergolong tinggi, dan 3) hasil
analisis regresi adalah Ý = -1.27053 + 1.043387 (64) = 65.506 yang berarti bahwa
agar bakat peserta didik meningkat 1 maka nilai rata-rata kegiatan ekstrakurikuler
harus dinaikkan sebesar 64 : 64 : 65.506 = 0.958. Hal ini berarti bahwa bila kualitas
kegiatan ekstrakurikuler ditingkatkan sampai 64, maka bakat peserta didik di Madrasah
Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa akan meningkat menjadi 65.506.
Didasarkan pada kesimpulan, penelitian ini berimplikasi sebagai berikut; 1) kegiatan
ekstrakurikuler di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa dapat
dikembangkan, karena hasil penelitian menunjukkan keaktifan peserta didik yang
tergolong tinggi, 2) bakat peserta didik di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao
Kab. Gowa dapat dikembangkan, karena hasil penelitian menunjukkan nilai yang
tergolong tinggi, dan 3) bakat peserta didik tidak dapat dikembangkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler di di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa karena
hasilnya tidak positif dan signifikan.
Kata Kunci : Implikasi, Strategi, Pembelajaran.

PENDAHULUAN keluarga atau membentuk kepribadian peserta


didik yang tidak menerima pendidikan dalam
Latar Belakang Masalah
keluarga. Konteks tersebut mengharuskan
Fungsi sekolah/ madrasah dalam kemampuan guru mengubah sikap peserta
kaitannya dengan pendidikan antara lain didiknya agar menerima pendidikan yang
sebagai pelanjut pendidikan di lingkungan diberikannya.1

1Jalaluddin, Psikologi Agama (Cet. 1; Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 207.

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 125


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain Hanafy

Guru sebagai salah satu komponen strategi dan metode yang digunakan untuk
pendidikan di sekolah dituntut untuk memiliki melakukan kegiatan belajar.5
kemampuan merancang, menerapkan, dan
Sistem pembelajaran adalah satu
mengembangkan perangkat pembelajaran
kesatuan komponen yang satu sama lain saling
yang diperlukan dalam menyelenggarakan
berkaitan dan saling berinteraksi untuk
proses pembelajaran di sekolah
mencapai suatu hasil yang diharapkan secara
Salah satu perangkat pembelajaran yang optimal sesuai dengan tujuan yang
dipersyaratkan dimiliki oleh guru adalah strategi diharapkan. 6 Komponen-komponen tersebut
pembelajaran. Terdapat dua jenis strategi adalah tujuan, materi pelajaran, metode
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pembelajaran, media, dan evaluasi. 7 Sebagai
pada guru (teacher-centered approaches), dan suatu sistem, komponen-komponen tersebut
pendekatan yang berpusat pada peserta didik membentuk sistem proses pembelajaran, yaitu:
(student- centered approaches).2 Kedua jenis Bagan 1
pendekatan pembelajaran tersebut diaplikasikan Sistem Proses Pembelajaran
oleh guru dalam bentuk Strategi Pembelajaran 1
Ekspositori (SPE), Strategi Pembelajaran Inkuiri S Proses S
(SPI), Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK),
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPMB), Input Tujuan Input
Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL), dan
Strategi Pembelajaran Aktif (SPA).3 Isi/Materi

Efektivitas penerapan strategi


Metode
pembelajaran tersebut sangat ditentukan oleh
beberapa faktor terutama oleh guru sebagai
Media
tokoh sentral dalam memengaruhi perilaku
belajar peserta didik yang pada akhirnya
Evaluasi
berimplikasi pada hasil belajarnya.
Setiap perilaku belajar peserta didik Implikasi penerapan strategi
selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang pembelajaran dan perilaku belajar terhadap
spesifik, yaitu terjadinya perubahan secara hasil belajar peserta didik menjadi urgen untuk
intensional, positif dan aktif, serta efektif dan diteliti di Madrasah Aliyah Madani Paopao
fungsional. 4 Perubahan-perubahan tersebut Kabupaten Gowa.
terjadi sebagai implikasi beberapa faktor yang
secara garis besar dibedakan atas faktor internal
berupa keadaan fisiologis dan psikologis peserta Rumusan Masalah
didik, faktor eksternal berupa kondisi
Sesuai dengan pokok masalah dirumus
lingkungan di sekitar peserta didik, dan faktor
kan masalah penelitian, yaitu:
pendekatan belajar (approach to learning) berupa
upaya belajar peserta didik yang meliputi 1. Bagaimana penerapan strategi
pembelajaran di MA Madani Paopao?

2Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta:


5Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Insan Madani, 2012), h. 6.
Pendekatan Baru, h. 129.
3Hamruni, Strategi Pembelajaran, h. 71.
6Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran:
4Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Pendekatan Baru (Cet. 15; Bandung: PT Remaja Satuan Pendidikan (KTSP), h. 195.
Rosdakarya, 2010), h. 114.
7Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran:
Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), h. 195.

126 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

2. Bagaimana perilaku belajar peserta didik kepada proses penyampaian materi secara
di MA Madani Paopao? verbal dari seseorang guru kepada sekelompok
peserta didik dengan maksud agar peserta
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik di
didik dapat menguasai materi pelajaran secara
MA Madani Paopao?
optimal.10 Strategi pembelajaran ini merupakan
4. Apakah penerapan strategi pembelajaran bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berimplikasi terhadap perilaku belajar berorientasi kepada guru, sebab dalam strategi
peserta didik di MA Madani Paopao? ini guru memegang peran yang sangat
dominan. Guru menyampaikan materi secara
5. Apakah penerapan strategi pembelajaran
berimplikasi terhadap hasil belajar terstruktur dengan harapan materi pelajaran
peserta didik di MA Madani Paopao? yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta
didik dengan baik.11
6. Apakah perilaku belajar peserta didik
berimplikasi terhadap hasil belajar Berdasarkan pendapat tersebut, dipahami
peserta didik di MA Madani Paopao? bahwa guru dalam menyampaikan informasi
mengenai bahan pelajaran dalam bentuk lisan
7. Apakah penerapan strategi pembelajaran atau ceramah. Dalam praktik pembelajaran yang
berimplikasi terhadap perilaku dan hasil menerapkan strategi ekpositori kegiatan
belajar peserta didik di MA Madani pembelajaran lebih didominasi guru (teacher
Paopao? centered learning), peserta didik diposisikan pada
kondisi menerima informasi dari guru tanpa
memberi peluang kepada peserta didik
Penerapan Strategi Pembelajaran melakukan aktivitas pikir dan olah materi secara
Strategi dalam konteks pembelajaran, kritis. Komunikasi yang dibangun dalam
dijumpai dalam beberapa literatur. Abuddin berinteraksi dengan peserta didik adalah
Nata menjelaskan bahwa strategi pembelajaran komunikasi satu arah. Oleh sebab itu, kegiatan
yaitu langkah-langkah yang terencana dan belajar peserta didik kurang optimal, sebab
bermakna luas dalam menggerakkan hanya terbatas kepada mendengarkan dan
seseorang agar dengan kemampuan dan mencatat ceramah guru.
kemauannya sendiri dapat melakukan Penerapan strategi pembelajaran
kegiatan yang berhubungan dengan belajar.8 ekspositori melalui prosedur atau langkah-
Setiap tingkah laku yang diharapkan langkah yang terdiri atas persiapan (preparation),
dapat dicapai oleh peserta didik dalam penyajian (presentation), korelasi (correlation),
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan. menyimpulkan (generalization), mengaplikasikan
Dengan demikian, strategi pembelajaran (aplication).12 Selain ekspositori, terdapat strategi
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang pembelajaran inkuiri yang merupakan rangkaian
harus dikerjakan guru dan peserta didik agar kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
efektif dan efisien.9 mencari dan menemukan

Strategi pembelajaran ekspositori adalah


strategi pembelajaran yang menekankan

8 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang 11Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran:

Strategi Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2009), Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
h. 209. Satan Pendidikan (KTSP) (Cet. 1; Jakarta: Kencana,
2008), h. 299.
9 Rusman, Model-model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet. I; Jakarta: 12 Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran,

Rajawali Pers, 2010), h. 132. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), h. 301-303.
10Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta :
Insan Madani, 2012), h. 73.

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 127


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain Hanafy

sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu secara sistematis dalam menerapkan strategi
masalah yang dipertanyakan. 13 pembelajaran kontekstual.
Strategi lain yang dikenal dalam Pembelajaran berbasis masalah
praktik pembelajaran adalah Strategi merupakan inovasi dalam pembelajaran karena
Pembelajaran Kontekstual (CTL). Pembelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah
kontekstual sebagai sebuah sistem yang kemampuan berpikir peserta didik betul-betul
merangsang otak untuk menyusun pola-pola dioptimalisasikan untuk mengobservasi suatu
yang menghasilkan makna dengan fenomena baik secara perorangan maupun
menghubungkan muatan akademis dengan proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
konteks dari kehidupan sehari-hari peserta sehingga peserta didik dapat memberdayakan,
didik. Sehubungan dengan itu, di bawah ini mengasah, menguji, dan mengembangkan
dikemukakan beberapa pandangan tentang kemampuan berpikirnya secara ber
strategi pembelajaran kontekstual (CTL). kesinambungan. 17 Pembelajaran berbasis
masalah adalah salah satu strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran kontekstual
yang berpusat pada peserta didik dengan cara
(CTL) merupakan konsep belajar yang
menghadapkan peserta didik pada berbagai
beranggapan bahwa anak akan belajar lebih
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
baik jika lingkungan diciptakan secara
Dengan strategi pembelajaran ini, menjadikan
alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna
masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
jika peserta didik bekerja dan mengalami
dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari
sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar
pemecahan atau jawabannya oleh peserta didik
mengetahuinya.14 Pada konteks lain,
itu sendiri.18
pembelajaran kontestual adalah suatu konsepsi
yang membantu guru mengaitkan konten/isi Menyimak ketiga pendapat tersebut,
mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan tampak bahwa pembelajaran berbasis masalah
memotivasi peserta didik membuat hubungan adalah sebuah strategi pembelajaran yang
antara pengetahuan dan penerapannya dalam memfokuskan pada pelacakan akar masalah
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan pemecahan masalah tersebut, baik secara
warga negara, dan tenaga kerja.15 individu maupun secara kelompok. Pada
Agar penerapan pembelajaran kontekstual
strategi pembelajaran berbasis masalah belum
dapat efektif dan efisien, guru perlu memegang
dikatakan berhasil apabila salah seorang
prinsip pembelajaran, yaitu merencanakan
peserta didik belum menguasai bahan
pembelajaran sesuai dengan kewajiban
pelajaran, walaupun pembelajaran ini
dilakukan secara kelompok. Karena itu,
perkembangan mental peserta didik,
pembelajaran berbasis masalah melibatkan
membentuk kelompok belajar yang saling
semua peserta didik dalam satu kelas yang
tergantung, menyediakan lingkungan yang
tingkat kemampuannya berbeda. Peran guru
mendorong pembelajaran mandiri, dan
dalam pembelajaran berbasis masalah adalah
mempertimbangkan keragaman peserta didik.
menyajikan materi/masalah, mengajukan
16 Langgkah-langkah tersebut tersusun
pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan

13 Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran, 16 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi


Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Satuan Pendidikan (KTSP), h. 303. Sukses Sertifikasi Guru, h.303.
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi
14 17 Rusman, Model-model Pembelajaran:
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet. I; Jakarta:
Sukses dalam Sertifikasi Guru (Cet. III; Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 229.
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 293. 18 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang
Strategi Pembelajaran, h. 243.
15Jamil Surihatiningrum, Strategi Pembelajaran
(Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 178.

128 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

dan dialog. Implikasi daripada strategi belajar membentuk rangkaian atau belajar
pembelajaran ini adalah peserta didik merasa berantai (chaining learning), yaitu belajar
tertarik belajar secara kolaboratif mencari atau menghubung-hubungkan gejala yang satu
menemukan masalah, pemecahan masalah, dengan yang lain sehingga menjadi satu
sampai pada penarikan kesimpulan tanpa kesatuan yang berarti, (d) belajar asosiasi
merasa bosan. verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk
kata-kata terhadap rangsangan yang
diterimanya, (e) belajar membedakan hal yang
Perilaku Belajar majemuk (multiple discrimination learning), yaitu
Perilaku belajar adalah aktivitas belajar memberikan reaksi berbeda terhadap rangsangan
peserta didik yang dibedakan atas; belajar tanda yang hampir sama sifatnya, (f) belajar konsep
(signal learning), belajar mereaksi rangsangan (concept learning), yaitu menempatkan objek
melalui penguatan (reinforcement), belajar menjadi satu klasifikasi tertentu, (g) belajar
membentuk rangkaian atau belajar berantai kaidah atau belajar prinsip (principle learning),
(chaining learning), belajar asosiasi verbal, belajar yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep,
membedakan hal yang majemuk (multiple dan (h) belajar memecahkan masalah (problem
discrimination learning), belajar konsep (concept solving learning), yaitu menggabungkan beberapa
learning), belajar kaidah atau belajar prinsip kaidah atau prinsip untuk memecahkan
(principle learning), dan belajar memecahkan persoalan.19
masalah (problem solving learning). Setiap perilaku belajar selalu ditandai
oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Di antara
Telah diuraikan sebelumnya bahwa
ciri-ciri khas perubahan yang menjadi
belajar pada hakikatnya adalah perubahan
karakteristik perilaku belajar yang terpenting
perilaku yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling terkait dalam berinteraksi adalah perubahan intensional, perubahan positif
dengan lingkungan. Oleh karena itu, hasil dan aktif, dan perubahan efektif dan
belajar biasanya direfleksikan dalam bentuk fungsional.20 Perilaku belajar yang diharapkan
perilaku belajar. adalah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar,
yaitu (a) peserta didik melakukan kegiatan
belajar sendiri, (b) setiap individu belajar
Bentuk-bentuk Perilaku Belajar menurut tempo atau kecepatannya sendiri, (c)
seorang peserta didik akan belajar lebih banyak
Perilaku belajar mencakup bentuk- bila setiap langkah yang dilaluinya mendapat
bentuk perilaku belajar dan prinsip-prinsip penguatan, (d) peserta didik akan lebih
belajar. Bentuk-bentuk perilaku belajar disusun termotivasi untuk belajar dan akan belajar dan
secara hierarkis dari yang paling sederhana mengingat dengan baik bila diberi tanggung
sampai yang kompleks yang dimulai dari jawab untuk belajar mandiri.21 Perilaku belajar
belajar tanda sampai belajar memecahkan tersebut direfleksikan dalam bentuk
masalah. pengalaman, motivasi, konsentrasi, reaksi,
Bentuk-bentuk perbuatan belajar organisasi, pengertian, dan ulangan.
mencakup; (a) belajar tanda (signal learning), Bagi guru, dimungkinkan untuk
yaitu belajar memberi reaksi (respons) terhadap memilih taktik pembelajaran yang tepat,
rangsangan (stimulus), (b) belajar mereaksi mengerti hubungan beragam tujuan belajar,
rangsangan melalui penguatan (reinforcement), meningkatkan pengertian mendalam sebagai
yaitu belajar dengan memberi reaksi yang sarana untuk menyajikan fakta-fakta dalam
berulang-ulang manakala terjadi penguatan, (c)

20Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan


19 Departemen Agama RI., Metodologi
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat dengan Pendekatan Baru, h. 114.
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 21 Departemen Agama RI., Metodologi
Departemen Agama RI., 2001), h. 29. Pendidikan Agama Islam, h. 39.

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 129


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain Hanafy

rangka pengayaan khazanah pengetahuan sulit disebabkan perubahan hasil belajar itu ada
peserta didik, menyajikan informasi dengan yang bersifat intangible (tidak dapat diraba).26
suatu taktik yang lebih dapat diingat oleh Oleh karena itu, perubahan tingkah laku peserta
peserta didik.22 didik sebagai hasil belajar dapat dikur
berdasarkan indikator masing-masing ranah.
Manifestasi dari hasil belajar adalah
Manifestasi Perilaku Belajar
terjadinya perubahan perilaku yang meliputi;
Perilaku belajar mengandung perubahan (1) terbentuk perilaku baru berupa kemampuan
dalam diri peserta didik yang pada umumnya aktual maupun potensial, (2) kemampuan itu
dimanifestasikan atau diwujudkan dalam bentuk berlaku dalam waktu yang relatif lama, (3)
(a) kebiasaan, (b) keterampilan, (c) pengamatan, kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha. 27
(d) berpikir asosiatif dan daya ingat, (e) berpikir Hal ini menunjukkan, bahwa hasil belajar
rasional, (f) sikap, (g) inhibisi, merupakan usaha yang dilakukan dalam waktu
(h) apresiasi, dan (i) tingkah laku afektif. 23 yang relatif lama untuk membentuk perilaku
Manifestasi perilaku atau perbuatan belajar baru berupa kemampuan aktual dan potensial.
tersebut merupakan perwujudakan perubahan
dalam diri peserta didik sebagai akibat dari
perbuatan belajarnya. Kerangka Pikir
Perilaku belajar dalam bentuk Berdasar pada jenis penelitian menurut
kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir jenis data dan analisisnya, penelitian ini
asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional, termasuk penelitian kuantitatif dengan pola
sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku pikir logiko, hipotetiko, dan verifikatif,
afektif, merupakan manifestasi hasil blajar sehingga proses penelitian menunjukkan alur
yang diperoleh peserta didik setelah melalui pikir secara logis yang disusun dalam bentuk
proses interaksi dengan lingkungannya. kerangka pikir berikut ini.
Bagan 1
Kerangka Pikir
Hasil Belajar Peserta Didik
MENARIK
MERUMUSKAN MASALAH
Hasil belajar merupakan manifestasi KESIMPULAN
LOGIKO
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta TEORI & HASIL
didik sebagai hasil pengalamannya sendiri PENELITIAN RELEVAN

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 24 HIPOTETIKO MERUMUSKAN HIPOTESIS


Salah satu bentuk hasil belajar dapat dilihat
dari prestasi kognitif dari mata pelajaran yang KUMPUL DATA PADA
ditempuh peserta didik pada suatu semester POPULASI & SAMPEL

tertentu. 25 Prestasi kognitif mencakup enam VALIDASI & RELIABILITASI


VERIFIKATIF
aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, INSTRUMEN

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. ANALISIS DATA DENGAN MENGUJI


STATISTIK HIPOTESIS
Pengungkapan perubahan tingkah laku
seluruh ranah khususnya ranah afektif sangat

22 Departemen Agama RI., Metodologi 25Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan
Pendidikan Agama Islam, h. 28-29. Penilaian Pendidikan, h. 190.
23Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 26Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, h. 116. dengan Pendekatan Baru, h. 148.
24 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang 27Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif
Mempengaruhinya, Edisi Revisi (Cet. 3; Jakarta: PT (Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 96.
Rineka Cipta, 1995), h. 2.

130 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

Metode Penelitian tentang strategi pembelajaran yang diterapkan


oleh guru sehingga dapat dikorelasikan baik
Jenis dan Lokasi Penelitian
dengan perilaku belajar peserta didik, maupun
1. Jenis Penelitian dengan hasil belajar peserta didik di Madrasah
Aliyah Madani yang berlokasi di Paopao
Penelitian yang tergolong penelitian
profesional yang dilakukan secara mandiri Kabupaten Gowa.
sebagai dosen melalui validitas internal dan
berguna untuk pengembangan ilmu melalui
validitas eksternal.28 Jenis penelitian dilihat Pendekatan Penelitian
dari tujuan, pendekatan, tinfgkat eksplanasi, Pendekatan yang digunakan dalam
serta analisis dan jenis data sebagai berikut: penelitian ini adalah pendekatan multidisipliner,
meliputi: pendekatan teologis, pedagogis, dan
psikologis dengan pertimbangan, bahwa:
1. Pendekatan teologis normatif digunakan
untuk mengigrasikan konsep pembelajaran
berdasarkan Alquran dan hadis dengan
teori-teori pendidikan yang terdapat baik
pada peraturan perundangan maupun
pandangan para ahli.
2. Pendekatan pedagogis digunakan untuk
Didasarkan pada jenis penelitian
menurut tujuannya, penelitian tergolong mengkorelasikan antara teori-teori
pendidikan dengan temuan di lapangan
penelitian survey yang mengambil sampel dari
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai tentang operasionalisasi strategi
pembelajaran oleh guru di sekolah.
alat pengumpulan data yang pokok. 29
3. Pendekatan psikologis terutama psikologi
Menurut tingkat penjelasannya (level of
explanation), penelitian ini disebut penelitian pendidikan digunakan untuk
asosiatif karena bertujuan untuk mengetahui
mendeskripsikan komponen-komponen
pembelajaran yang dihubungkan dengan
korelasi antara dua variabel atau lebih. 30 Dilihat
penerapan strategi pembelajaran.
dari jenis data dan analisisnya, penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif yang 4. Pendekatan sosiologis, yaitu usaha untuk
mengungkap data berbentuk angka untuk melihat hubungan kerjasama guru
dianalisis dengan menggunakan statistik.31 Pendidikan Agama Islam dengan sesama
Didasarkan pada jenis penelitian di atas guru, kepala sekolah, tenaga
maka penelitian ini termasuk penelitian terapan
kependidikan, peserta didik dalam
kehidupan setiap hari di sekolah.
menurut tujuannya, penelitian survey menurut
metodenya, penelitian asosiatif menurut 5. Pendekatan manajerial, yaitu usaha
tingkat eksplanasinya, dan penelitian untuk memahami kemampuan dan
kuantitatif menurut jenis data dan analisisnya. kesediaan kepala sekolah memberikan
dukungan pada guru Pendidikan Agama
Islam mengembangkan kreativitas dan
2. Lokasi Penelitian menerapkan model strategi pembelajaran
Penelitian dilakukan di lapangan (field
research) untuk mengungkap data lapangan

30 Sugiyono, Metode PenelitianAdministrasi


Bandung: Alfabeta, 2011), h. 4.
Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 11.
29 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi
31 Sugiyono, Metode PenelitianAdministrasi
(Eds), Metode Penelitian Survai (Cet. 1; Jakarta:
LP3ES, 1989), h. 3. Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 11.

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 131


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain Hanafy

Populasi dan Sampel hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif


maka analisis data dengan teknik statistik
Populasi sebagai generalisasi wilayah
menggunakan statistik deskriptif dan statistik
yang menjadi subjek dan objek penelitian,
inferensial.
mencakup seluruh guru pada MA Madani
Paopao Kabupaten Gowa yang berjumlah 20
orang guru sehingga ditarik sampel dengan
1. Pengujian Hipotesis Deskriptif
teknik sampel jenuh di mana semua anggota
populasi merupakan anggota sampel. a. Persentase, dengan rumus:
Sedangkan peserta didik yang berjumlah 139
orang dilakukan penarikan sampel dengan
proportionate stratifield random sampling dengan
menetapkan sebesar 20% pada setiap jenjang
kelas, sehingga diperoleh jumlah sampel P = persentase
sebesar 0,20 x 139 = 27,8 = 28 orang peserta f = frekuensi
didik.
N = banyaknya subjek yang memiliki nilai
100 = bilangan konstanta.
Instrumen Penelitian
Terdapat beberapa jenis instrumen
yang digunakan dalam mengumpulkan data b. Skor rerata (Mean Score) dengan rumus:
lapangan, yaitu:
M= X1 + X2 + …+ Xn atau dapat disingkat Mx = ∑
1. Daftar angket sebagai instrumen kunci x
yang digunakan untuk mengungkap
data tentang penerapan strategi
pembelajaran di MA Madani Paopao. Mx = Mean yang dicari.

2. Lembar pengamatan, yaitu daftar catatan ∑X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.
yang berisi hal-hal yang dijadikan sebagai N = Number of Cases (banyaknya skor-skor itu
acuan mengamati secara dekat sasaran sendiri).33
pengamatan sehubungan dengan
perilaku belajar peserta didik di MA
MAdani Paopao c. Standar deviasi dengan rumus:
3. Studi dokumentasi, yaitu peneliti
melakukan penelusuran dokumen
sehubungan dengan hasil belajar peserta
didik di MA Madani Paopao.

d. Uji t deskriptif dengan rumus:


Teknik Pengolahan dan Analisis Data X - µ0
Analisis dan interpretasi data sebagai t=
s
gambaran penerapan cara berpikir penalaran
pada proses penelitian, 32 dilakukan untuk √ n
menguji hipotesis statistik. Didasarkan pada
jenis hipotesis statitik yang dibedakan atas Harga t hitung tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan harga t tabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n–1 dan taraf
32 John W. Best, Research in Education, terj.
Sanapiah Faisal dan Mulyadi Guntur Waseso, 33 Anas Sudijono, Pengantar Statistik
Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Usaha Pendidikan, edisi pertama (Cet. 23; Jakarta: Rajawali
Nasional, 1982), h. 244. Pers, 2011), h. 81.

132 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

kesalahan α = 5% untuk uji satu pihak (one tail Uji signifikansi korelasi product moment
test) dapat dilakukan dengan cara langsung
dikonsultasikan dengan tabel r product moment
pada taraf kesalahan dan n tertentu dengan
2. Pengujian Hipotesis Asosiatif ketentuan bahwa H0 (hipotesis nihil) diterima
dan H1 (hipotesis kerja) ditolak bila r hitung
a. Korelasi Product Moment (Product Moment
Correlation) dengan rumus: lebih kecil dari r tabel (rh < rt), sebaliknya H0
(hipotesis nihil) ditolak dan H1 (hipotesis kerja)
diterima bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh
> rt). Selanjutnya, dihitung koefisien
determinasinya untuk mengetahui tingkat
persentase pengaruh atau kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikat atau antara
rxy = Angka indeks korelasi “r” product
moment satu variabel dengan variabel lainnya dan
memprediksi sisanya yang ditentukan atau
∑x2 = Jumlah deviasi skor X setelah terlebih dipengaruhi faktor lain.
dahulu dikuadratkan
∑y2 = Jumlah deviasi skor Y setelah terlebih
dahulu dikuadratkan.34 c. Uji Determinasi dengan rumus:

Harga koefisien korelasi selanjutnya


diuji signifikansinya dengan membandingkan
r hitung dengan r tabel pada taraf kesalahan
Artinya, besarnya kontribusi variabel X
5% atau 1% dan n tertentu untuk menentukan terhadap variabel Y.36
H0 (hipotesis nihil) diterima dan H1 (hipotesis
kerja) ditolak bila r hitung lebih kecil dari r
tabel (rh < rt), sebaliknya H0 (hipotesis nihil) d. Uji Korelasi Ganda (Multiple Correlation)
ditolak dan H1 (hipotesis kerja) diterima bila r dengan rumus:
hitung lebih besar dari r tabel (r h > rt).
Selanjutnya, untuk menguji signifikansi
hubungan, yaitu apakah hubungan yang
ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi,
maka perlu diuji signifikansinya.
Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan
X2 secara bersama–sama dengan
b. Uji Signifikansi dengan rumus:
variabel Y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1
dengan Y
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2
t = Taraf signifikansi variabel X dengan Y dengan Y
r = Nilai koefisien korelasi rx1 x2 = Korelasi Product Moment antara X1
n = Jumlah item soal/ pernyataan.35 dengan X2.37

34 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial, Kebijakan,


Pendidikan, h. 204. Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan) (Cet. 3;
Bandung: Alfabeta, 2009), h. 127.
35 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi
Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 216. 37 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi
Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 222.
36Riduan dan Akdon, Rumus dan Data dalam
Analisis Statistika: Untuk Penelitian (Administrasi

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 133


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain
Hanafy

Koefisien korelasi yang diperoleh


tersebut baru berlaku untuk sampel yang diperoleh data hasil penelitian skor sebesar
diteliti. Untuk mengetahui koefisien korelasi 1697 dengan skor ideal sebesar 4 x 28 x 20 =
tersebut dapat digeneralisasikan atau tidak 2240, sehingga diperoleh persentase sebesar
maka harus diuji signifikansinya. 1697 : 2240 x 100% = 75,759% dan skor rerata
sebesar 1697 : 28 : 20 = 3,030 yang lebih dekat
pada angka 3 dengan kategori sering. Dengan
e. Uji F Signifikansi dengan rumus: demikian, strategi pembelajaran sering
diterapkan di MA Madani Paopao Kabupaten
Gowa.

2. Perilaku Belajar Peserta Didik di MA


dimana:
Madani Paopao Kabupaten Gowa
R = Koefisien korelasi ganda
Perilaku belajar peserta didik yang
k = Jumlah variabel independen dimanifestasikan dalam bentuk kebiasaan,
n = Jumlah anggota sampel.38 keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif,
berpikir rasional, sikap, inhibisi, apresiasi, dan
Harga F hitung selanjutnya tingkah laku afektif , merupakan perubahan
dikonsultasi kan dengan F tabel dengan dk yang bersifat intensional, positif dan aktif,
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan serta efektif dan fungsional. Melalui
taraf kesalahan yang ditetapkan (5% atau 1%) pengembangan instrumen penelitian diperoleh
dengan ketentuan bahwa koefisien korelasi data hasil penelitian skor sebesar 750 dengan
ganda yang diuji adalah signifikan bila Fh lebih skor ideal sebesar 4 x 28 x 9 = 1008, sehingga
besar dari Ft sehingga dapat diberlakukan diperoleh persentase sebesar 750 : 1008 x 100%
untuk seluruh populasi.39 Sebaliknya, koefisien = 74,404% dan skor rerata sebesar 750 : 28 : 9 =
korelasi ganda yang diuji tidak signifikan bila 2,976 yang lebih dekat pada angka 3 dengan
Fh lebih kecil dari Ft sehingga tidak dapat kategori mulai konsisten.
diberlakukan untuk seluruh populasi.
Dengan demikian, perilaku belajar
tampak mulai konsisten di kalangan peserta
PEMBAHASAN didik di MA Madani Paopao Kabupaten Gowa.

Hasil Penelitian
1. Penerapan Strategi Pembelajaran di MA 3. Hasil Belajar Peserta Didik di MA
Madani Paopao Madani Paopao Kabupaten Gowa

Strategi pembelajaran langkah kegiatan Hasil belajar merupakan manifestasi


guru dan peserta didik mencakup Strategi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta
Pembelajaran Ekspositori (SPE), Strategi didik sebagai hasil pengalamannya sendiri
Pembelajaran Inkuiri (SPI), Strategi Pembelajaran dalam berinteraksi dengan lingkungannya
Kontekstual (CTL), Strategi Pembelajaran sebagaimana yang ditunjukkan dengan nilai
Berbasis Masalah (SPBM), dan Strategi rerata peserta didik pada semester berjalan di
Pembelajaran Kooperatif (SPK) sebagaimana MA Madani Paopao diperoleh skor sebesar
yang diterapkan dalam proses pembelajaran di 2241 dengan skor ideal sebesar 28 x 100 = 2800,
MA Madani Paopao, telah dikembangkan dalam
sehingga diperoleh persentase sebesar 2241 :
sejumlah indikator penelitian yang dirumuskan
2800 x 100% = 80,036% dan skor rerata sebesar
dalam bentuk instrumen penelitian sehingga
2241 : 28 = 80,036 yang berkategori tinggi.
Dengan demikian, hasil belajar peserta didik di

38 Sugiyono, Metode Penelitian


Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 223. 39 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi
Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 223.

134 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

MA Madani Paopao Kabupaten Gowa yang dihipotesiskan untuk perilaku belajar


termasuk dalam kategori tinggi. peserta didik paling tinggi 75% dari nilai ideal
sebesar 4 x 9 x 28 = 1008 : 28 = 36. Ini berarti
bahwa 0,75 x 36 = 27. Hipotesis statistiknya
Pengujian Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Deskriptif H0 : µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 36 = 27
a. Pengujian Hipotesis Deskriptif Variabel X1 Ha : µ > 75% > 0,75 x 36 = 27
Berdasarkan skor hasil penelitian t=
X2 - µ0
=
26,79 – 27
=
- 0,21
= - 0,127
dilakukan pengujian hipotesis deskripif. Nilai s 8,984 1,698
√N 5,292
yang dihipotesiskan untuk penerapan strategi
pembelajaran adalah paling tinggi 75% dari Harga t hitung tersebut selanjutnya
nilai ideal sebesar 4 x 20 x 28 = 2240 : 20 = 112. dibandingkan dengan harga t tabel dengan
Ini berarti bahwa 0,75 x 112 = 84. Hipotesis derajat kebebasan (dk) = n – 1 (28 – 1) = 27 dan
statistiknya dirumuskan sebagai berikut: taraf kesalahan α = 5% untuk uji satu pihak (one
tail test). Berdasarkan dk = 27 dan α = 5% untuk
H0 : µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 84 = 63
uji satu pihak (one tail test), ternyata harga t tabel
Ha : µ > 75% > 0,75 x 84 = 63 = 1,703 sehingga t hitung = - 0,127 < t tabel =
1,703 maka jatuh pada daerah penerimaan H0.
X1 - µ 0 61 – 63 -2
t= = = = - 0,427
s 24,759 4,679 Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa
√N 5,292
perilaku belajar peserta didik di MA Madani
Harga t hitung tersebut selanjutnya Paopao Kabupaten Gowa paling tinggi 75%
dibandingkan dengan harga t tabel dengan dari yang diharapkan dinyatakan diterima
derajat kebebasan (dk) = n – 1 (28 – 1) = 27 dan atau tidak terdapat perbedaan antara yang
taraf kesalahan α = 5% untuk uji satu pihak (one diduga dalam populasi dengan data yang
tail test). Berdasarkan dk = 27 dan α = 5% untuk terkumpul dari sampel.
uji satu pihak (one tail test), ternyata harga t tabel
= 1,703 sehingga t hitung = - 0,427 < t tabel = Melalui perhitungan pada sampel
1,703 maka jatuh pada daerah penerimaan H0. ditemukan rerata perilaku belajar peserta didik
di MA Madani Paopao 750 : 1008 x 100% =
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa 74,405%. Dengan demikian, perilaku belajar
penerapan strategi pembelajaran di MA peserta didik di Madrasah Aliyah Madani
Madani Paopao Kabupaten Gowa paling tinggi Paopao Kabupaten Gowa, sama dengan nilai
75% dari yang diharapkan dinyatakan diterima yang diduga, yaitu paling tinggi 75%.
atau tidak terdapat perbedaan antara yang
diduga dalam populasi dengan data yang
terkumpul dari sampel. c. Pengujian Hipotesis Deskriptif Variabel Y
Melalui perhitungan pada sampel Berdasarkan skor hasil penelitian
ditemukan rerata penerapan strategi dilakukan pengujian hipotesis deskripif. Nilai
pembelajaran di MA Madani Paopao 1697 : 2240 yang dihipotesiskan untuk hasil belajar peserta
x 100% = 75,759% (perbedaan tidak berarti didik paling tinggi 75% dari nilai ideal sebesar
disebabkan adanya pembulatan. Dengan 75 x 28 = 2100 : 28 = 75. Ini berarti bahwa 0,75 x
demikian, penerapan strategi pembelajaran di 75 = 56,27. Hipotesis statistiknya dirumuskan
Madrsah Aliyah Madani Paopao Kabupaten sebagai berikut:
Gowa, sama dengan nilai yang diduga.
H0 : µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 75 = 56,27
Ha : µ > 75% > 0,75 x 36 = 56,27
b. Pengujian Hipotesis Deskriptif Variabel X2
X 2 - µ0 80 – 56,27 23,73
t= = = = 6,501
Berdasarkan skor hasil penelitian s 19,313 3,650
dilakukan pengujian hipotesis deskripif. Nilai √N 5,292

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 135


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain Hanafy

Harga t hitung tersebut selanjutnya Untuk menguji signifikansi korelasi


dibandingkan dengan harga t tabel dengan (hubungan), yaitu apakah korelasi (hubungan)
derajat kebebasan (dk) = n – 1 (28 – 1) = 27 dan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh
taraf kesalahan α = 5% untuk uji satu pihak (one populasi, dignakan uji signifikansi korelasi
tail test). Berdasarkan dk = 27 dan α = 5% untuk product moment, sesuai rumus sebagai berikut:
uji satu pihak (one tail test), ternyata harga t tabel
= 1,703 sehingga t hitung = 6,501 > t tabel = r√ n–2 0,169 √ 28 – 2 0,169 (5,099) 0,862
1,703 maka jatuh pada daerah penolakan H0. t= = = = = 0,875
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa √1–r
2
1 – (0,169)2 √ 0,971
√ 0,985
hasil belajar peserta didik di MA Madani Berdasarkan perhitungan maka t hitung
Paopao Kabupaten Gowa paling tinggi 75% = 0,875 untuk uji signifikansi dengan uji dua
dari yang diharapkan dinyatakan ditolak atau pihak (two tail test) jatuh pada daerah
terdapat perbedaan antara yang diduga dalam penerimaan Ho sehingga dapat dinyatakan
populasi dengan data yang terkumpul dari bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara
sampel. penerapan strategi pembelajaran dengan hasil
Melalui perhitungan pada sampel belajar peserta didik di MA Madani Paopao
ditemukan rerata hasil belajar peserta didik di Kabupaten Gowa. Jadi dapat digeneralisasikan
MA Madani Paopao sebesar 2241 : 28 = 80,036. atau dapat berlaku pada populasi di mana
Dengan demikian, hasil belajar peserta didik di sampel yang 28 orang diambil.
Madrasah Aliyah Madani Paopao Kabupaten b. Uji Korelasi Antara Variabel X2 dengan Y
Gowa lebih besar dari nilai yang diduga
(80,036 > 75). Berdasarkan data hasil penelitian,
hipotesis statistik yang menyatakan Ho = 0
atau H1 ≠ 0 diuji dengan menggunakan uji
2. Pengujian Hipotesis Asosiatif korelasi Product moment.

a. Uji Korelasi Antara Variabel X1 dengan Y


∑x y 2,26 2,26 2,26
= = = = 0,013
2

rx y =
Berdasarkan data hasil penelitian, √ (∑x 2
1

2
) (y ) √ (80,712) (373) (8,984) (19,313) 173,508
hipotesis yang menyatakan Ho = 0 atau H1 ≠ 0 2
diuji dengan menggunakan uji korelasi Harga r hitung tersebut selanjutnya
Product moment sesuai rumus sebagai berikut: dibandingkan dengan harga ktirik r pada tabel
∑x1y untuk taraf signifikan 5% dan df/db – N – 2 =
rx1y = 28 – 2 = 26 dan diperoleh r hitung sebesar
2 2
√ (∑x1 ) (y ) 0,388, ternyata r hitung = 0,013 < t tabel = 0,388
∑x y 81 81 81 sehingga Ho diterima dan H1 ditolak sehingga
= = == 0,169 dapat disimpulkan bahwa perilau belajar
1

rx y =
1

peserta didik tidak berkorelasi secara positif


√ (∑x 2) (y 2) √ (613) (373) (24,759) (19,313) 478,171 dengan hasil belajar peserta didik di MA
1 Madani Paopao Kabupaten Gowa.
Harga r hitung tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan harga ktirik r pada tabel Korelasi (hubungan) tersebut baru
untuk taraf signifikan 5% dan df/db – N – 2 = berlaku untuk sampel yang diperlakukan.
28 – 2 = 26 dan diperoleh r hitung sebesar Untuk menguji signifikansi korelasi
0,388, ternyata r hitung = 0,169 < t tabel = 0,388 (hubungan), yaitu apakah korelasi (hubungan)
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak sehingga yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh
dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi populasi, dignakan uji signifikansi korelasi
pembelajaran tidak berkorelasi secara positif product moment, sesuai rumus sebagai berikut:
dengan hasil belajar peserta didik di MA r√n–2 0,013√ 28 – 2 0,013 (5,099) 0,066
Madani Paopao Kabupaten Gowa. t= = = = = 0,066
Korelasi (hubungan) tersebut baru √ 1–r
2
√ 1 – (0,013)2 √ 0,999 0,999
berlaku untuk sampel yang diperlakukan.

136 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi
Pembelajaran

Berdasarkan perhitungan maka t hitung


= 0,066 untuk uji signifikansi dengan uji dua digeneralisasikan atau dapat berlaku pada
pihak (two tail test) jatuh pada daerah populasi di mana sampel yang 28 orang
penerimaan Ho sehingga dapat dinyatakan diambil.
bahwa tidak ada korelasi yang signifikan
antara perilaku belajar dengan hasil belajar
peserta didik di MA Madani Paopao d. Uji Korelasi Ganda Antara Variabel X1 dan
Kabupaten Gowa. Jadi dapat digeneralisasikan X2 dengan Y
atau dapat berlaku pada populasi di mana Berdasarkan data hasil penelitian,
sampel yang 28 orang diambil. hipotesis yang menyatakan Ho = 0 atau H1 ≠ 0
diuji dengan menggunakan uji korelasi ganda
(multiple correlation) sebagai berikut:
c. Uji Korelasi Antara Variabel X1 dengan X2
(ryx1) + (ryx2)
2 2
– 2(ryx1) (ryx2) (rx1x2)
Berdasarkan data hasil penelitian,
Ryx1x2 =
hipotesis yang menyatakan Ho = 0 atau H1 ≠ 0 √ 1 -(rx1x2) 2

diuji dengan menggunakan uji korelasi (0,169)


2
+ (0,013)
2
– 2(0,169) (0,013) (0,178)
Product moment. Ryx1x2 =
√ 1 -(0,178) 2

∑x x 39,63 39,63 39,63 Ryx1x2 =


0,029 + 0,000169 – 0,000782
=
0,028
= 0,029
= = = 0,178
1 2

√ 1 - 0,032 0,968
rx y = =
√ (∑x ) (x √ (613) (80,712) (24,759) (8,984) 222,435
1

2 2

) Korelasi ini secara kualitatif dapat


1 2 dinyatakan sangat rendah dan besarnya lebih
Harga r hitung tersebut selanjutnya kecil dari korelasi parsial antara X 1 dengan Y
dibandingkan dengan harga k tirik r pada tabel dan antara X1 dengan X2. Korelasi sebesar 0,029
untuk taraf signifikan 5% dan df/db – N – 2 = itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti
28 – 2 = 26 dan diperoleh r hitung sebesar sehingga untuk dapat digeneralisasikan atau
0,388, ternyata r hitung = 0,178 < t tabel = 0,388 tidak, perlu diuji signifikansinya dengan
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak sehingga rumus:
dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi
pembelajaran tidak berkorelasi secara positif
dengan perilaku belajar peserta didik di MA
Madani Paopao Kabupaten Gowa.
Korelasi (hubungan) tersebut baru
berlaku untuk sampel yang diperlakukan. Harga ini (0,011) selanjutnya
Untuk menguji signifikansi korelasi dikonsultasikan dengan F tabel dengan dk
(hubungan), yaitu apakah korelasi (hubungan) pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – 1)
yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh dan taraf kesalahan sebesar 5% sehingga
populasi, dignakan uji signifikansi korelasi Fhitung = 0,011 < F tabel = 3,38. Dengan
product moment, sesuai rumus sebagai berikut: demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi
ganda tersebut tidak signifikan dan dap
r √ n – 2 0,178√ 28 – 2 0,178 (5,099) 0,908
t= = = = = 0,938
2 √ 1 – (0,178) √ 0,968 0,968
PENUTUP
√1–r

Berdasarkan perhitungan maka t hitung Kesimpulan


= 0,938 untuk uji signifikansi dengan uji dua
pihak (two tail test) jatuh pada daerah Penelitian multi variabel korelasional
penerimaan Ho sehingga dapat dinyatakan yang terdiri atas penerapan strategi
bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara pembelajaran, perilaku belajar, dan hasil
penerapan strategi pembelajaran dengan belajar peserta didik sebagaimana yang
perilaku belajar peserta didik di MA Madani dilakukan di Madrasah Aliyah Madani Paopao
Paopao Kabupaten Gowa. Jadi dapat Kabupaten Gowa, menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan sebagai berikut:

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 137


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain
Hanafy

1. Pengujian hipotesis yang menyatakan


bahwa penerapan strategi pembelajaran 1,703 maka jatuh pada daerah penolakan
di Madrasah Aliyah Madani Paopao H0. Melalui perhitungan pada sampel
Kabupaten Gowa paling tinggi 75% dari ditemukan rerata hasil belajar peserta
yang diharapkan dinyatakan diterima didik di Madrasah Aliyah Madani
atau tidak terdapat perbedaan antara Paopao sebesar 2241 : 28 = 80,036.
yang diduga dalam populasi dengan Dengan demikian, hasil belajar peserta
data yang terkumpul dari sampel. Hal ini didik di Madrasah Aliyah Madani
didasarkan pada pengujian hipotesis Paopao Kabupaten Gowa lebih besar dari
deskriptif untuk uji satu pihak (one tail nilai yang diduga (80,036 > 75).
test) di mana t hitung = - 0,427 < t tabel = 4. Pengujian hipotesis asosiatif antara
1,703 yang jatuh pada daerah variabel X1 dengan Y menunjukkan bahwa
penerimaan H0. Melalui perhitungan r hitung = 0,169 < t tabel = 0,388 sehingga
pada sampel ditemukan rerata Ho diterima dan H1 ditolak dan dapat
penerapan strategi pembelajaran di disimpulkan bahwa penerapan strategi
Madrasah Aliyah Madani Paopao 1697 : pembelajaran tidak berkorelasi secara
2240 x 100% = 75,759% (perbedaan tidak positif dengan hasil belajar peserta didik di
berarti disebabkan adanya pembulatan. Madrasah Aliyah Madani Paopao
2. Pengujian hipotesis yang menyatakan Kabupaten Gowa. Melalui uji signifikansi
bahwa perilaku belajar peserta didik di dengan uji dua pihak (two tail test) t hitung
Madrasah Aliyah Madani Paopao sebesar 0,875) jatuh pada daerah
Kabupaten Gowa paling tinggi 75% dari penerimaan Ho sehingga dapat
yang diharapkan dinyatakan diterima dinyatakan bahwa tidak ada korelasi
atau tidak terdapat perbedaan antara yang signifikan antara penerapan strategi
yang diduga dalam populasi dengan pembelajaran dengan hasil belajar
data yang terkumpul dari sampel. Hal ini peserta didik di Madrasah Aliyah ku
didasarkan pada pengujian hipotesis pada populasi di mana sampel yang 28
deskriptif untuk uji satu pihak (one tail orang diambil.
test) di mana t hitung = - 0,127 < t tabel =
5. Pengujian hipotesis asosiatif antara
1,703 maka jatuh pada daerah
variabel X2 dengan Y menunjukkan
penerimaan H0. Melalui perhitungan
bahwa r hitung = 0,013 < t tabel = 0,388
pada sampel ditemukan rerata perilaku
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak
belajar peserta didik di Madrasah Aliyah
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Madani Paopao 750 : 1008 x 100% =
perilau belajar peserta didik tidak
74,405%. Dengan demikian, perilaku
berkorelasi secara positif dengan hasil
belajar peserta didik di Madrasah Aliyah
belajar peserta didik di Madrasah Aliyah
Madani Paopao Kabupaten Gowa, sama
Madani Paopao Kabupaten Gowa.
dengan nilai yang diduga, yaitu paling
Melalui uji signifikansi dengan uji dua
tinggi 75%.
pihak (two tail test) t hitung sebesar 0,066
3. Pengujian hipotesis yang menyatakan jatuh pada daerah penerimaan Ho
bahwa hasil belajar peserta didik di sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak
Madrasah Aliyah Madani Paopao ada korelasi yang signifikan antara
Kabupaten Gowa paling tinggi 75% dari perilaku belajar dengan hasil belajar
yang diharapkan dinyatakan ditolak atau peserta didik di Madrasah Aliyah
terdapat perbedaan antara yang diduga Madani Paopao Kabupaten Gowa. Jadi
dalam populasi dengan data yang dapat digeneralisasikan atau dapat
terkumpul dari sampel. Hal ini berlaku pada populasi di mana sampel
didasarkan pada pengujian hipotesis yang 28 orang diambil.
deskriptif untuk uji satu pihak (one tail
6. Pengujian hipotesis asosiatif antara
test) di mana t hitung = 6,501 > t tabel = variabel X2 dengan X2 menunjukkan

138 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017


Muh. Sain Hanafy Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran

bahwa r hitung = = 0,178 < t tabel = 0,388 2. Salah satu faktor penting yang
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak mempengaruhi hasil belajar adalah
sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam merancang dan
penerapan strategi pembelajaran tidak memanfaatkan perangkat pembelajaran.
berkorelasi secara positif dengan perilaku Oleh karena itu, optimalisasi peran guru
belajar peserta didik di Madrasah Aliyah baik sebagai sumber belajar maupun
Madani Paopao Kabupaten Gowa. Melalui sebagai fasilitator pembelajaran sangat
uji signifikansi dengan uji dua pihak (two menentukan pencpaian tujuan dan hasil
tail test) t hitung sebesar 0,938 jatuh pada belajar peserta didik.
daerah penerimaan Ho sehingga dapat
3. Selain guru, peran orang tua tidak kurang
dinyatakan bahwa tidak ada korelasi yang
pentingnya dalam memotivasi anak didik
signifikan antara penerapan strategi
memperoleh hasil belajar yang
pembelajaran dengan perilaku belajar
diharapkan. Kerja sama antara orang tua
peserta didik di Madrasah Aliyah Madani
dan guru menjadi hal penting dalam
Paopao Kabupaten Gowa. Jadi dapat
menciptakan budaya belajar di kalangan
digeneralisasikan atau dapat berlaku pada
peserta didik.
populasi di mana sampel yang 28 orang
diambil.
7. Pengujian hipotesis asosiatif antara DAFTAR PUSTAKA
variabel X2 dan X2 dengan Y menunjukkan
Abu-Rabi’, Ibrahim M., Intellectual Origins of Islamic
bahwa r hitung sebesar 0,029 yang secara
Resurgence in the Modern Arab World,
kualitatif dapat dinyatakan sangat rendah
(United States of America: State University
dan besarnya lebih kecil dari korelasi
of New Yoek Press, 1996), h. 12.
parsial antara X1 dengan Y dan antara X 1
dengan X2. Uji signifikansi menunjukkan Arif, Syamsuddin, Orientalis dan Diabolisme
bahwa F hitung sebesar 0,011< F tabel = Pemikiran, Jakarta: Gema Insani Press,
3,38 sehingga dapat dinyatakan bahwa 2008.
korelasi ganda tersebut tidak signifikan
Assamurai, Qasim et al, Bukti-bukti Kebohongan
dan dapat diberlakukan di mana sampel
Orientalis, alih Bahasa Syuhud Islam,
diambil. Dengan demikian, penerapan Jakarta: Gema Insani Press, 1966.
strategi pembelajaran dan perilaku belajar
tidak berkorelasi secara signifikan dengan Badawi, Abdurrahman, Mawsu’ah al-
hasil belajar peserta didik di Madrasah Musytasriqin, diterjemahkan oleh
Aliyah Madani Paopao Kabupaten Gowa. Amroeni Drajat dengan judul
Ensiklopedi Tokoh Orientalis,
(Yogyakarta: LKiS, 2003).
B. Implikasi Hasil Penelitian Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
1. Baik peneran strategi pembelajaran Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hove,
maupun perilaku belajar tidak berkorelasi 2001)
secara signifikan dengan hasil belajar Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus
peserta didik. Dengan demikian terdapat Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2000.
faktor lain yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Faktor tersebut Esposito, John L., The Oxford Encyclopedia of The
terutama kompetensi guru dalam Modern Islamic World, Volume 3, New
menyelenggarakan proses pembelajaran. York: Oxford Universiity Press, 1995.
maka guru sebagai pendidik profesional Hanafi, Hassan, Muqaddimah fi al-Istigrab,
dituntut untuk senantiasa mengembang diterjemahkan oleh M. Najib Buchori
kan kemampuan dalam merancang, dengan judul Oksidentalisme: Sikap Kita
melaksanakan, dan mengevaluasi terhadap Tradisi Barat, (Jakarta:
pembelajaran. Paramadina, 2000.

Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017 | 139


Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Muh. Sain Hanafy

Asaf Hussain, Orientalism, Islam and Islamist, Yatim, Badri (ed.), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Vermont: Amana Books, 1984. Kebudayaan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1996)
Jamilah, Maryam, Islam and Orientalism, Sunnat
Nagar, Lahore: Muhammad Yusuf Khan Ya’qub, Ismail, Orientalisme dan Orientalisten,
& Sons, 1981. Surabaya: CV Faizan, 1970.
Mahmud, Moh. Natsir, Orientalisme: al-Qur’an Zaqzuq, Mahmud Hamid, Al-Istisyraq wa al-
di Mata Barat, Sebuah Studi Evaluatif , Khalfiyyah al-Fikriyyah li al-Sira al-
Semarang: Dina Utama Toha Putera Hadhara, diterjemahkan oleh Luthfie
Group, t.th. Abdullah dengan judul Orientalisme
dan Latar Belakang Pemikirannya, Bangil:
Miraza, Mohd. Nuh dan Jusuf Amir Feisal,
al-Muslimun, 1984.
English Pocket Dictionary, Jakarta: Ksatrya,
1983. Zuhdi, Ahmad, Pandangan Orientalis Barat
Tentang Islam, Antara Yang Menghujat
Said, Edward W., Orientalism, diterjemahkan
Dan Yang Memuji, Surabaya: PT. Karya
oleh Asep Hikmat dengan judul
Pembina Swajaya, 2004.
Orientalisme, Bandung: Pustaka, 1996.
http://blog.re.or.id/orientalisme.htm.
Sou’yb, Yoesouf. Orientalisme dan Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1985). http://one.indoskripsi.com/node/9811
Posted June 22nd.2009 by noe88.
Syam, Masiyan M., Hadis Rasulullah di Mata
Orientalis, Jambi: Sulthan Thaha Press,
2009.

140 | Jurnal al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai