Dosen ABSTRAK
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar Penelitian bercorak positivistik (kuantitatif), bertujuan untuk; 1)
mendeskripsikan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, 2) mendeskripsikan
muhsainhanafy@yahoo.com pengembangan bakat peserta didik, dan 3) memprediksi pengaruh pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler terhadap pengembangan bakat peserta didik di Madrasah
Naskah diterimah 15-10-
Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa. Penelitan tergolong field research jenis
2017
survey yang menggunakan angket sebagai instrumen kunci, di samping studi
dokumentasi dalam mengumpulkan data yang diolah dan dianalisis dengan teknik
statistik untuk menguji hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif. Hasil pengolahan
dan analisis data diperoleh kesimpulan, bahwa; 1) skor rerata hasil penelitian tentang
kegiatan ekstrakurikuler sebesar 928 : 20 = 46.4 : 16 = 2.9 (lebih dekat pada angka 3),
sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik tergolong aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa,
2) skor rerata hasil penelitian tentang pengembangan bakat peserta didik sebesar 952:
20 = 47.6 : 16 = 2.98 (lebih dekat pada angka 3) dengan kategori tinggi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemampuan bakat peserta didik di Madrasah Aliyah Madani
Alauddin Paopao Kab. Gowa sebagaimana yang ditunjukkan dalam dimensi persptual,
dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual yang tergolong tinggi, dan 3) hasil
analisis regresi adalah Ý = -1.27053 + 1.043387 (64) = 65.506 yang berarti bahwa
agar bakat peserta didik meningkat 1 maka nilai rata-rata kegiatan ekstrakurikuler
harus dinaikkan sebesar 64 : 64 : 65.506 = 0.958. Hal ini berarti bahwa bila kualitas
kegiatan ekstrakurikuler ditingkatkan sampai 64, maka bakat peserta didik di Madrasah
Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa akan meningkat menjadi 65.506.
Didasarkan pada kesimpulan, penelitian ini berimplikasi sebagai berikut; 1) kegiatan
ekstrakurikuler di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa dapat
dikembangkan, karena hasil penelitian menunjukkan keaktifan peserta didik yang
tergolong tinggi, 2) bakat peserta didik di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao
Kab. Gowa dapat dikembangkan, karena hasil penelitian menunjukkan nilai yang
tergolong tinggi, dan 3) bakat peserta didik tidak dapat dikembangkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler di di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Kab. Gowa karena
hasilnya tidak positif dan signifikan.
Kata Kunci : Implikasi, Strategi, Pembelajaran.
Guru sebagai salah satu komponen strategi dan metode yang digunakan untuk
pendidikan di sekolah dituntut untuk memiliki melakukan kegiatan belajar.5
kemampuan merancang, menerapkan, dan
Sistem pembelajaran adalah satu
mengembangkan perangkat pembelajaran
kesatuan komponen yang satu sama lain saling
yang diperlukan dalam menyelenggarakan
berkaitan dan saling berinteraksi untuk
proses pembelajaran di sekolah
mencapai suatu hasil yang diharapkan secara
Salah satu perangkat pembelajaran yang optimal sesuai dengan tujuan yang
dipersyaratkan dimiliki oleh guru adalah strategi diharapkan. 6 Komponen-komponen tersebut
pembelajaran. Terdapat dua jenis strategi adalah tujuan, materi pelajaran, metode
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pembelajaran, media, dan evaluasi. 7 Sebagai
pada guru (teacher-centered approaches), dan suatu sistem, komponen-komponen tersebut
pendekatan yang berpusat pada peserta didik membentuk sistem proses pembelajaran, yaitu:
(student- centered approaches).2 Kedua jenis Bagan 1
pendekatan pembelajaran tersebut diaplikasikan Sistem Proses Pembelajaran
oleh guru dalam bentuk Strategi Pembelajaran 1
Ekspositori (SPE), Strategi Pembelajaran Inkuiri S Proses S
(SPI), Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK),
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPMB), Input Tujuan Input
Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL), dan
Strategi Pembelajaran Aktif (SPA).3 Isi/Materi
2. Bagaimana perilaku belajar peserta didik kepada proses penyampaian materi secara
di MA Madani Paopao? verbal dari seseorang guru kepada sekelompok
peserta didik dengan maksud agar peserta
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik di
didik dapat menguasai materi pelajaran secara
MA Madani Paopao?
optimal.10 Strategi pembelajaran ini merupakan
4. Apakah penerapan strategi pembelajaran bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berimplikasi terhadap perilaku belajar berorientasi kepada guru, sebab dalam strategi
peserta didik di MA Madani Paopao? ini guru memegang peran yang sangat
dominan. Guru menyampaikan materi secara
5. Apakah penerapan strategi pembelajaran
berimplikasi terhadap hasil belajar terstruktur dengan harapan materi pelajaran
peserta didik di MA Madani Paopao? yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta
didik dengan baik.11
6. Apakah perilaku belajar peserta didik
berimplikasi terhadap hasil belajar Berdasarkan pendapat tersebut, dipahami
peserta didik di MA Madani Paopao? bahwa guru dalam menyampaikan informasi
mengenai bahan pelajaran dalam bentuk lisan
7. Apakah penerapan strategi pembelajaran atau ceramah. Dalam praktik pembelajaran yang
berimplikasi terhadap perilaku dan hasil menerapkan strategi ekpositori kegiatan
belajar peserta didik di MA Madani pembelajaran lebih didominasi guru (teacher
Paopao? centered learning), peserta didik diposisikan pada
kondisi menerima informasi dari guru tanpa
memberi peluang kepada peserta didik
Penerapan Strategi Pembelajaran melakukan aktivitas pikir dan olah materi secara
Strategi dalam konteks pembelajaran, kritis. Komunikasi yang dibangun dalam
dijumpai dalam beberapa literatur. Abuddin berinteraksi dengan peserta didik adalah
Nata menjelaskan bahwa strategi pembelajaran komunikasi satu arah. Oleh sebab itu, kegiatan
yaitu langkah-langkah yang terencana dan belajar peserta didik kurang optimal, sebab
bermakna luas dalam menggerakkan hanya terbatas kepada mendengarkan dan
seseorang agar dengan kemampuan dan mencatat ceramah guru.
kemauannya sendiri dapat melakukan Penerapan strategi pembelajaran
kegiatan yang berhubungan dengan belajar.8 ekspositori melalui prosedur atau langkah-
Setiap tingkah laku yang diharapkan langkah yang terdiri atas persiapan (preparation),
dapat dicapai oleh peserta didik dalam penyajian (presentation), korelasi (correlation),
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan. menyimpulkan (generalization), mengaplikasikan
Dengan demikian, strategi pembelajaran (aplication).12 Selain ekspositori, terdapat strategi
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang pembelajaran inkuiri yang merupakan rangkaian
harus dikerjakan guru dan peserta didik agar kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
efektif dan efisien.9 mencari dan menemukan
8 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang 11Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran:
Strategi Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2009), Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
h. 209. Satan Pendidikan (KTSP) (Cet. 1; Jakarta: Kencana,
2008), h. 299.
9 Rusman, Model-model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet. I; Jakarta: 12 Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran,
Rajawali Pers, 2010), h. 132. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), h. 301-303.
10Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta :
Insan Madani, 2012), h. 73.
sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu secara sistematis dalam menerapkan strategi
masalah yang dipertanyakan. 13 pembelajaran kontekstual.
Strategi lain yang dikenal dalam Pembelajaran berbasis masalah
praktik pembelajaran adalah Strategi merupakan inovasi dalam pembelajaran karena
Pembelajaran Kontekstual (CTL). Pembelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah
kontekstual sebagai sebuah sistem yang kemampuan berpikir peserta didik betul-betul
merangsang otak untuk menyusun pola-pola dioptimalisasikan untuk mengobservasi suatu
yang menghasilkan makna dengan fenomena baik secara perorangan maupun
menghubungkan muatan akademis dengan proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
konteks dari kehidupan sehari-hari peserta sehingga peserta didik dapat memberdayakan,
didik. Sehubungan dengan itu, di bawah ini mengasah, menguji, dan mengembangkan
dikemukakan beberapa pandangan tentang kemampuan berpikirnya secara ber
strategi pembelajaran kontekstual (CTL). kesinambungan. 17 Pembelajaran berbasis
masalah adalah salah satu strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran kontekstual
yang berpusat pada peserta didik dengan cara
(CTL) merupakan konsep belajar yang
menghadapkan peserta didik pada berbagai
beranggapan bahwa anak akan belajar lebih
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
baik jika lingkungan diciptakan secara
Dengan strategi pembelajaran ini, menjadikan
alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna
masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
jika peserta didik bekerja dan mengalami
dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari
sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar
pemecahan atau jawabannya oleh peserta didik
mengetahuinya.14 Pada konteks lain,
itu sendiri.18
pembelajaran kontestual adalah suatu konsepsi
yang membantu guru mengaitkan konten/isi Menyimak ketiga pendapat tersebut,
mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan tampak bahwa pembelajaran berbasis masalah
memotivasi peserta didik membuat hubungan adalah sebuah strategi pembelajaran yang
antara pengetahuan dan penerapannya dalam memfokuskan pada pelacakan akar masalah
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan pemecahan masalah tersebut, baik secara
warga negara, dan tenaga kerja.15 individu maupun secara kelompok. Pada
Agar penerapan pembelajaran kontekstual
strategi pembelajaran berbasis masalah belum
dapat efektif dan efisien, guru perlu memegang
dikatakan berhasil apabila salah seorang
prinsip pembelajaran, yaitu merencanakan
peserta didik belum menguasai bahan
pembelajaran sesuai dengan kewajiban
pelajaran, walaupun pembelajaran ini
dilakukan secara kelompok. Karena itu,
perkembangan mental peserta didik,
pembelajaran berbasis masalah melibatkan
membentuk kelompok belajar yang saling
semua peserta didik dalam satu kelas yang
tergantung, menyediakan lingkungan yang
tingkat kemampuannya berbeda. Peran guru
mendorong pembelajaran mandiri, dan
dalam pembelajaran berbasis masalah adalah
mempertimbangkan keragaman peserta didik.
menyajikan materi/masalah, mengajukan
16 Langgkah-langkah tersebut tersusun
pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan
dan dialog. Implikasi daripada strategi belajar membentuk rangkaian atau belajar
pembelajaran ini adalah peserta didik merasa berantai (chaining learning), yaitu belajar
tertarik belajar secara kolaboratif mencari atau menghubung-hubungkan gejala yang satu
menemukan masalah, pemecahan masalah, dengan yang lain sehingga menjadi satu
sampai pada penarikan kesimpulan tanpa kesatuan yang berarti, (d) belajar asosiasi
merasa bosan. verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk
kata-kata terhadap rangsangan yang
diterimanya, (e) belajar membedakan hal yang
Perilaku Belajar majemuk (multiple discrimination learning), yaitu
Perilaku belajar adalah aktivitas belajar memberikan reaksi berbeda terhadap rangsangan
peserta didik yang dibedakan atas; belajar tanda yang hampir sama sifatnya, (f) belajar konsep
(signal learning), belajar mereaksi rangsangan (concept learning), yaitu menempatkan objek
melalui penguatan (reinforcement), belajar menjadi satu klasifikasi tertentu, (g) belajar
membentuk rangkaian atau belajar berantai kaidah atau belajar prinsip (principle learning),
(chaining learning), belajar asosiasi verbal, belajar yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep,
membedakan hal yang majemuk (multiple dan (h) belajar memecahkan masalah (problem
discrimination learning), belajar konsep (concept solving learning), yaitu menggabungkan beberapa
learning), belajar kaidah atau belajar prinsip kaidah atau prinsip untuk memecahkan
(principle learning), dan belajar memecahkan persoalan.19
masalah (problem solving learning). Setiap perilaku belajar selalu ditandai
oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Di antara
Telah diuraikan sebelumnya bahwa
ciri-ciri khas perubahan yang menjadi
belajar pada hakikatnya adalah perubahan
karakteristik perilaku belajar yang terpenting
perilaku yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling terkait dalam berinteraksi adalah perubahan intensional, perubahan positif
dengan lingkungan. Oleh karena itu, hasil dan aktif, dan perubahan efektif dan
belajar biasanya direfleksikan dalam bentuk fungsional.20 Perilaku belajar yang diharapkan
perilaku belajar. adalah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar,
yaitu (a) peserta didik melakukan kegiatan
belajar sendiri, (b) setiap individu belajar
Bentuk-bentuk Perilaku Belajar menurut tempo atau kecepatannya sendiri, (c)
seorang peserta didik akan belajar lebih banyak
Perilaku belajar mencakup bentuk- bila setiap langkah yang dilaluinya mendapat
bentuk perilaku belajar dan prinsip-prinsip penguatan, (d) peserta didik akan lebih
belajar. Bentuk-bentuk perilaku belajar disusun termotivasi untuk belajar dan akan belajar dan
secara hierarkis dari yang paling sederhana mengingat dengan baik bila diberi tanggung
sampai yang kompleks yang dimulai dari jawab untuk belajar mandiri.21 Perilaku belajar
belajar tanda sampai belajar memecahkan tersebut direfleksikan dalam bentuk
masalah. pengalaman, motivasi, konsentrasi, reaksi,
Bentuk-bentuk perbuatan belajar organisasi, pengertian, dan ulangan.
mencakup; (a) belajar tanda (signal learning), Bagi guru, dimungkinkan untuk
yaitu belajar memberi reaksi (respons) terhadap memilih taktik pembelajaran yang tepat,
rangsangan (stimulus), (b) belajar mereaksi mengerti hubungan beragam tujuan belajar,
rangsangan melalui penguatan (reinforcement), meningkatkan pengertian mendalam sebagai
yaitu belajar dengan memberi reaksi yang sarana untuk menyajikan fakta-fakta dalam
berulang-ulang manakala terjadi penguatan, (c)
rangka pengayaan khazanah pengetahuan sulit disebabkan perubahan hasil belajar itu ada
peserta didik, menyajikan informasi dengan yang bersifat intangible (tidak dapat diraba).26
suatu taktik yang lebih dapat diingat oleh Oleh karena itu, perubahan tingkah laku peserta
peserta didik.22 didik sebagai hasil belajar dapat dikur
berdasarkan indikator masing-masing ranah.
Manifestasi dari hasil belajar adalah
Manifestasi Perilaku Belajar
terjadinya perubahan perilaku yang meliputi;
Perilaku belajar mengandung perubahan (1) terbentuk perilaku baru berupa kemampuan
dalam diri peserta didik yang pada umumnya aktual maupun potensial, (2) kemampuan itu
dimanifestasikan atau diwujudkan dalam bentuk berlaku dalam waktu yang relatif lama, (3)
(a) kebiasaan, (b) keterampilan, (c) pengamatan, kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha. 27
(d) berpikir asosiatif dan daya ingat, (e) berpikir Hal ini menunjukkan, bahwa hasil belajar
rasional, (f) sikap, (g) inhibisi, merupakan usaha yang dilakukan dalam waktu
(h) apresiasi, dan (i) tingkah laku afektif. 23 yang relatif lama untuk membentuk perilaku
Manifestasi perilaku atau perbuatan belajar baru berupa kemampuan aktual dan potensial.
tersebut merupakan perwujudakan perubahan
dalam diri peserta didik sebagai akibat dari
perbuatan belajarnya. Kerangka Pikir
Perilaku belajar dalam bentuk Berdasar pada jenis penelitian menurut
kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir jenis data dan analisisnya, penelitian ini
asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional, termasuk penelitian kuantitatif dengan pola
sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku pikir logiko, hipotetiko, dan verifikatif,
afektif, merupakan manifestasi hasil blajar sehingga proses penelitian menunjukkan alur
yang diperoleh peserta didik setelah melalui pikir secara logis yang disusun dalam bentuk
proses interaksi dengan lingkungannya. kerangka pikir berikut ini.
Bagan 1
Kerangka Pikir
Hasil Belajar Peserta Didik
MENARIK
MERUMUSKAN MASALAH
Hasil belajar merupakan manifestasi KESIMPULAN
LOGIKO
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta TEORI & HASIL
didik sebagai hasil pengalamannya sendiri PENELITIAN RELEVAN
22 Departemen Agama RI., Metodologi 25Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan
Pendidikan Agama Islam, h. 28-29. Penilaian Pendidikan, h. 190.
23Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 26Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, h. 116. dengan Pendekatan Baru, h. 148.
24 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang 27Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif
Mempengaruhinya, Edisi Revisi (Cet. 3; Jakarta: PT (Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 96.
Rineka Cipta, 1995), h. 2.
2. Lembar pengamatan, yaitu daftar catatan ∑X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.
yang berisi hal-hal yang dijadikan sebagai N = Number of Cases (banyaknya skor-skor itu
acuan mengamati secara dekat sasaran sendiri).33
pengamatan sehubungan dengan
perilaku belajar peserta didik di MA
MAdani Paopao c. Standar deviasi dengan rumus:
3. Studi dokumentasi, yaitu peneliti
melakukan penelusuran dokumen
sehubungan dengan hasil belajar peserta
didik di MA Madani Paopao.
kesalahan α = 5% untuk uji satu pihak (one tail Uji signifikansi korelasi product moment
test) dapat dilakukan dengan cara langsung
dikonsultasikan dengan tabel r product moment
pada taraf kesalahan dan n tertentu dengan
2. Pengujian Hipotesis Asosiatif ketentuan bahwa H0 (hipotesis nihil) diterima
dan H1 (hipotesis kerja) ditolak bila r hitung
a. Korelasi Product Moment (Product Moment
Correlation) dengan rumus: lebih kecil dari r tabel (rh < rt), sebaliknya H0
(hipotesis nihil) ditolak dan H1 (hipotesis kerja)
diterima bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh
> rt). Selanjutnya, dihitung koefisien
determinasinya untuk mengetahui tingkat
persentase pengaruh atau kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikat atau antara
rxy = Angka indeks korelasi “r” product
moment satu variabel dengan variabel lainnya dan
memprediksi sisanya yang ditentukan atau
∑x2 = Jumlah deviasi skor X setelah terlebih dipengaruhi faktor lain.
dahulu dikuadratkan
∑y2 = Jumlah deviasi skor Y setelah terlebih
dahulu dikuadratkan.34 c. Uji Determinasi dengan rumus:
Hasil Penelitian
1. Penerapan Strategi Pembelajaran di MA 3. Hasil Belajar Peserta Didik di MA
Madani Paopao Madani Paopao Kabupaten Gowa
rx y =
Berdasarkan data hasil penelitian, √ (∑x 2
1
2
) (y ) √ (80,712) (373) (8,984) (19,313) 173,508
hipotesis yang menyatakan Ho = 0 atau H1 ≠ 0 2
diuji dengan menggunakan uji korelasi Harga r hitung tersebut selanjutnya
Product moment sesuai rumus sebagai berikut: dibandingkan dengan harga ktirik r pada tabel
∑x1y untuk taraf signifikan 5% dan df/db – N – 2 =
rx1y = 28 – 2 = 26 dan diperoleh r hitung sebesar
2 2
√ (∑x1 ) (y ) 0,388, ternyata r hitung = 0,013 < t tabel = 0,388
∑x y 81 81 81 sehingga Ho diterima dan H1 ditolak sehingga
= = == 0,169 dapat disimpulkan bahwa perilau belajar
1
rx y =
1
√ 1 - 0,032 0,968
rx y = =
√ (∑x ) (x √ (613) (80,712) (24,759) (8,984) 222,435
1
2 2
bahwa r hitung = = 0,178 < t tabel = 0,388 2. Salah satu faktor penting yang
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak mempengaruhi hasil belajar adalah
sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam merancang dan
penerapan strategi pembelajaran tidak memanfaatkan perangkat pembelajaran.
berkorelasi secara positif dengan perilaku Oleh karena itu, optimalisasi peran guru
belajar peserta didik di Madrasah Aliyah baik sebagai sumber belajar maupun
Madani Paopao Kabupaten Gowa. Melalui sebagai fasilitator pembelajaran sangat
uji signifikansi dengan uji dua pihak (two menentukan pencpaian tujuan dan hasil
tail test) t hitung sebesar 0,938 jatuh pada belajar peserta didik.
daerah penerimaan Ho sehingga dapat
3. Selain guru, peran orang tua tidak kurang
dinyatakan bahwa tidak ada korelasi yang
pentingnya dalam memotivasi anak didik
signifikan antara penerapan strategi
memperoleh hasil belajar yang
pembelajaran dengan perilaku belajar
diharapkan. Kerja sama antara orang tua
peserta didik di Madrasah Aliyah Madani
dan guru menjadi hal penting dalam
Paopao Kabupaten Gowa. Jadi dapat
menciptakan budaya belajar di kalangan
digeneralisasikan atau dapat berlaku pada
peserta didik.
populasi di mana sampel yang 28 orang
diambil.
7. Pengujian hipotesis asosiatif antara DAFTAR PUSTAKA
variabel X2 dan X2 dengan Y menunjukkan
Abu-Rabi’, Ibrahim M., Intellectual Origins of Islamic
bahwa r hitung sebesar 0,029 yang secara
Resurgence in the Modern Arab World,
kualitatif dapat dinyatakan sangat rendah
(United States of America: State University
dan besarnya lebih kecil dari korelasi
of New Yoek Press, 1996), h. 12.
parsial antara X1 dengan Y dan antara X 1
dengan X2. Uji signifikansi menunjukkan Arif, Syamsuddin, Orientalis dan Diabolisme
bahwa F hitung sebesar 0,011< F tabel = Pemikiran, Jakarta: Gema Insani Press,
3,38 sehingga dapat dinyatakan bahwa 2008.
korelasi ganda tersebut tidak signifikan
Assamurai, Qasim et al, Bukti-bukti Kebohongan
dan dapat diberlakukan di mana sampel
Orientalis, alih Bahasa Syuhud Islam,
diambil. Dengan demikian, penerapan Jakarta: Gema Insani Press, 1966.
strategi pembelajaran dan perilaku belajar
tidak berkorelasi secara signifikan dengan Badawi, Abdurrahman, Mawsu’ah al-
hasil belajar peserta didik di Madrasah Musytasriqin, diterjemahkan oleh
Aliyah Madani Paopao Kabupaten Gowa. Amroeni Drajat dengan judul
Ensiklopedi Tokoh Orientalis,
(Yogyakarta: LKiS, 2003).
B. Implikasi Hasil Penelitian Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
1. Baik peneran strategi pembelajaran Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hove,
maupun perilaku belajar tidak berkorelasi 2001)
secara signifikan dengan hasil belajar Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus
peserta didik. Dengan demikian terdapat Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2000.
faktor lain yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Faktor tersebut Esposito, John L., The Oxford Encyclopedia of The
terutama kompetensi guru dalam Modern Islamic World, Volume 3, New
menyelenggarakan proses pembelajaran. York: Oxford Universiity Press, 1995.
maka guru sebagai pendidik profesional Hanafi, Hassan, Muqaddimah fi al-Istigrab,
dituntut untuk senantiasa mengembang diterjemahkan oleh M. Najib Buchori
kan kemampuan dalam merancang, dengan judul Oksidentalisme: Sikap Kita
melaksanakan, dan mengevaluasi terhadap Tradisi Barat, (Jakarta:
pembelajaran. Paramadina, 2000.
Asaf Hussain, Orientalism, Islam and Islamist, Yatim, Badri (ed.), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Vermont: Amana Books, 1984. Kebudayaan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1996)
Jamilah, Maryam, Islam and Orientalism, Sunnat
Nagar, Lahore: Muhammad Yusuf Khan Ya’qub, Ismail, Orientalisme dan Orientalisten,
& Sons, 1981. Surabaya: CV Faizan, 1970.
Mahmud, Moh. Natsir, Orientalisme: al-Qur’an Zaqzuq, Mahmud Hamid, Al-Istisyraq wa al-
di Mata Barat, Sebuah Studi Evaluatif , Khalfiyyah al-Fikriyyah li al-Sira al-
Semarang: Dina Utama Toha Putera Hadhara, diterjemahkan oleh Luthfie
Group, t.th. Abdullah dengan judul Orientalisme
dan Latar Belakang Pemikirannya, Bangil:
Miraza, Mohd. Nuh dan Jusuf Amir Feisal,
al-Muslimun, 1984.
English Pocket Dictionary, Jakarta: Ksatrya,
1983. Zuhdi, Ahmad, Pandangan Orientalis Barat
Tentang Islam, Antara Yang Menghujat
Said, Edward W., Orientalism, diterjemahkan
Dan Yang Memuji, Surabaya: PT. Karya
oleh Asep Hikmat dengan judul
Pembina Swajaya, 2004.
Orientalisme, Bandung: Pustaka, 1996.
http://blog.re.or.id/orientalisme.htm.
Sou’yb, Yoesouf. Orientalisme dan Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1985). http://one.indoskripsi.com/node/9811
Posted June 22nd.2009 by noe88.
Syam, Masiyan M., Hadis Rasulullah di Mata
Orientalis, Jambi: Sulthan Thaha Press,
2009.