PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi
mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.
Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program
pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan
atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak
dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Muncul keluhan dari
pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa menjelakan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik
yang tidak dapat memhami pelajaran dengan baik. Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya
dan didalam pikiran tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa
setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple
intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam
makalah ini yaitu tentang “kecerdasan ganda (multiple intelligences)”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
3. Untuk mengetahui cara – cara yang dilakukan oleh pendidik dan guru dalam meningkatkan
kecerdasan ganda.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan
Menurut William Stern, kecerdasan adalah kapasitass umum dari kesadaran individu untuk
menyesuaikan pikirannya terhadap persyaratan atau tuntutan baru. Sedangkan,Charless Spearman
menyebutkan bahwa kecerdasan merupakan dua kemampuan, yaitu kemampuan yang memegang
tugas-tugas Intelektual dan sejumlah kemampuan khusus (memecahkan persoalan). Bailer dan charles
mengungkapkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dan
memecahkan persoalan-persoalan baru. Menurut Woudworh, kecerdasan itu sebagai suatu tindakan
yang bijaksana dalam menghadapi setiap situasi secara tepat dan berhasil.
Menurut Gardner, intelegensi bukan hanya sekedar nilai-nilai IQ semata, melainkan merupakan
kepingan-kepingan kemampuan yang berlokasi pada bagian-bagian yang berbeda dari otak.
Kemampuan-Kemampuan ini saling berhubungan, namun strategi mengembangkan potensi kecerdasan
anak bekerja secara mandiri. Intelegensi itu tidak statis atau menetap sejak lahir. Jean Piaget melakukan
penelitian pada perkembangan intelektual anak sejak lahir hingga dewasa. Dan ia membagi
perkembnagan itu menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motorik, praoperasional formal. Dalam
perkembnagan sensori-motorik, anak dapat menghubungkan anatara indra dan aktifitas, motoriknya
melalui percobaan, dan anak mulai membedakan diri dari realitas diluar dirinya. Dalam perkembnagan
praopreasional, anak mulai menggunakan bahasa dan dapat mengubah objek-objek kedalam bentuk
simbol, baik dalam pikiran maupun kata, namun masih bersifat egosentris. Perkembnagan operasional
konkret yaitu anak mulai mampu berpikir logis dan memahami konsep konservasi.
Meskipun banyak argumentasi para ahli tentang besaran pengaruh genetika atau faktor keturunan
dalam perkembangan kecerdasan seseorang, tetapi semua sepakat bahwa genetika sedikit banyak
berpengaruh. Hasil riset dibidang neuroscience menunjukkan bahwa faktor genetika berpengaruh
terhadap respon kognitif seperti kewaspadaan, memori, dan sensori. Artinya seseorang akan berpikir
dan bertindak dengan menggunakan ketiga aspek itu secara simultan.
● Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
● Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di
samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Pengalaman
Pengalaman merupakan ruang belajar yang dapat mendorong pertumbuhan potensi seseorang.
Penelitian menunjukkan bahwa potensi otak tumbuh dan berkembang sejalan dengan pengalaman
hidup yang dilaluinya. Sejak lahir hingga masa kanak-kanak yang memperoleh pengasuhan yang baik
dari ibunya akan tumbuh lebih cepat dan lebih sukses dibanding anak yang kurang mendapat perhatian
cenderung menimbulkan rasa rendah diri dan frustasi. Bila hal ini berjalan secara berulang-ulang akan
menentukan besaran potensi kecerdasan yang dimilikinya.
Lingkungan
Lingkungan atau konteks akan banyak membentuk kepribadian termasuk potensi kecerdasan seseorang.
Lingkungan yang memberikan stimulus dan tantangan diikuti upaya pemberdayaan serta dukungan akan
memperkuat mental dan kecerdasan.
Kemauan yang kuat dalam diri seseorang membantu meningkatkan daya nalar dan kemampuan
memecahkan masalah. Kemauan dan keputusan sering dijelaskan dalam teori motivasi. Dorongan positif
akan timbul dalam diri seseorang sejalan dengan lingkungan yang kondusif, sebaliknya jika lingkungan
kurang menantang sulit untuk membangun kesadaran untuk berkreasi. Otak yang paling cerdas
sekalipun akan sulit mengembangkan potensi intelektualnya.
9. Aktivitas Belajar dan Kegiatan Harian
Aktivitas dan kebiasaan manusia merupakan pengalaman yang sangat berharga dan bermakna bagi
kesuksesan seseorang. Menggali kebiasaan hidup sehari-hari sangat membantu dalam memetakan
pengalaman belajar yang dipadukan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
masyarakat. Implikasi dari model belajar terpadu melalui aktivitas dan pengalaman nyata pada intinya
menyerukan perubahan fundamental dalam praktek bersekolah-di-rumah yang bersifat padagogis
dengan rangkaian pengembangan kemampuan majemuk melalui kebiasaaan dan pengalaman yang
berlangsung sepanjang hayat. Dalam konteks pembelajaran di rumah, aktivitas merupakan pengalaman
itu sendiri yang dibangun berdasarkan nilai-nilai, kebiasaan, tindakan, kerjasama dan keputusan yang
dirangkaikan melalui pola hubungan positif dengan keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Pelatihan
bukan upaya menerampilan suatu kemampuan tertentu kepada sebagian kelompok masyarakat, tetapi
membangun kemampuan belajar berinteraksi dan merencanakan perubahan kedepan.
C. Alat Kecerdasan
Di dalam tubuh manusia terdapat sebuah alat yang sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang
yaitu otak. Otak adalah organ yang sangat kompleks. Seluruh tubuh dan gerak kita selalu ada di bawah
kendali otak. Otak bergerak berdasarkan pikiran. Antara otak dan pikiran sulit dipisahkan. Otak adalah
orang nyata yang kasatmata, sebaliknya pikiran bersifat abstrak dan tidak bisa dilihat. Hasil kerja pikiran
adalah nyata, dan ini merupakan hasil kerja otak juga, yang menandakan bahwa pikiran dan otak pada
saat bekerja selalu bekerja sama.
D. Kecerdasan Ganda
Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai pendidik.
Namun sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang kecerdasanpun berkembang.
Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manusia. Setiap
individu tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau
kecerdasan ganda.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner – seorang
professor psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan
kecerdasan individu.Jerold E. Kemp dan kawan-kawan mengemukakan (1996) beberapa karakteristik
individu siswa yang perlu dipahami antara lain :
• Special Talent
• Mechanical Dexterity
Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru sebagai pendidik adalah
bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan memiliki
kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan.
Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak
memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal pternsi yang aa pada dirinya. Akibat
penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-
bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara
optimal.
Ada delapan jenis kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner yaitu :
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi logis
matematis :
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka – teki.
e. Senang silogisme .
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan,
akuntan, insinyur, dan pemprogram computer
Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara
tiga dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung,
pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-
gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi visual spasiall :
d. Imaginasinya aktif.
D. Intelegensi Musikal
Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik.
Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi,
kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi musikal :
h. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
F. Intelegensi Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami
dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat
dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai
menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan
seseorang.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intra personal :
b. Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita – cita dan rencana hidup yang jelas.
c. Berjiwa bebas.
d. Mudah berkonsentrasi.
e. Keseimbangan diri.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intrapersonal:
b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok bekerja sama dalam tim.
H. Intelegensi Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta
alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi naturalis :
a. Senag terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan
Gambaran umum dalam pembelajaran saat guru menjelaskan adalah ada anak yang senang
menerima pelajaran dan berbagai macam sifat siswa di dalam tingkat kecerdasannya. Menurut Thomas
Amstrong, kita tidak dapat memberi label mereka sebagai “pebelajar verbal”, “pebelajar visual” atau
“pebelajar kinestesis” atau seterusnya karena tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran adalah untuk
memperluas dan mengembangkan intelegensi/ kecerdasan anak didik. Tugas guru dan pendidik adalah
bagaimana menciptakan suasana belajar yang dapat mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada
setiap individu anak didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar
yang mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut :
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-
komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
• Guru
• Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid perlu memberikan dukungan yang optimal
agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks
pengembangan kecerdasan ganda perlu memebrikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat
memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar
implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang
sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus
ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan
spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan
semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
30 % belajar kooperatif
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan
media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda
dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori
kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan
tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan
kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik.
Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem
penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam
mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
Teori kecerdasan majemuk ini menjelaskan fungsi kognitif yang menyatakan bahwa seseorang memiliki
kapasitas dalam kesepuluh kecerdasan tersebut dan berjalan secara bersamaan dengan cara yang
berbeda pada setiap orang. Orang pada umumnya mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada
tingkat penguasaan tertentu. Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks,
karena kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain. Kecerdasan majemuk menekankan
keanekaragaman cara orang menunjukkan bakat baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun
antarkecerdasan.
Setiap individu memiliki kesepuluh kecerdasan dan dapat dikembangkan sampai pada tingkat
kompetensi yang paling optimal. Di sisi lain, masing-masing anak memiliki kecenderungan terhadap
kecerdasan tertentu atau kelebihan yang ditunjukkan melalui perilaku spesifik. Dalam pembelajaran
harus dihindari pembatasan kemampuan hanya dalam satu kategori atau wilayah kecerdasan tertentu
saja. Tetapi lebih penting bagaimana anak di perlakukan sebagai orang yang sedang melakukan
perjalanan hidupnya dengan cara yang memungkinkan mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, pengembangan kecerdasan dapat dilakukan dengan teknik
“tutor sebaya”, dengan cara guru menyeleksi anak yang memiliki keunggulan dalam bidang tertentu.
Anak yang memiliki keunggulan di bidang matematika misalnya, diminta untuk membimbing teman-
temannya yang kurang dalam bidang matematika. Demikian juga untuk bidang kecerdasan yang lain.
Menilai potensi dan cara anak dalam mencapai tujuan tertentu merupakan langkah awal dalam
mengenal kecerdasan ganda. Tidak sada satu tes pun yang dapat menghasilkan keputusan yang
komprehensif mengenai kecerdasan dan potensi pembelajar. Tidak selamanya tes formal mampu
memberikan informasi yang cukup mengenai kecerdasan seseorang, namun perlu dilengkapi dengan
berbagai alat uji lain seperti catatan sederhana, laporan pertumbuhan fisik, dan observasi. Indikator
pengamatan yang baik dapat menunjukkan kecenderungan terhadap aspek kecerdasan seseorang,
terutama cara menggunakan waktu luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang
menonjol. Secara sederhana observasi membantu dalam menggali kecenderungan kemampuan
seseorang dan menentukan wilayah lain yang perlu dioptimalkan. Menyatukan seluruh kecerdasan yang
dimiliki menjadi prinsip yang dipegang oleh pendidik dan orang tua.
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir dan bersikap tentang
sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa guna menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap
berbagai persoalan. Menurut pendapat Galdner (Depdikbud, 1999:88), kreativitas merupakan suatu
aktivitas otak yang terorganisasikan, komprehensif, dan imajinatif tinggi untuk menghasilkan sesuatu
yang orisinil. Oleh karena itu, kreativitas lebih dikatakan sebagai suatu yang lebih inovatif daripada
reproduktif. Desmita dalam bukunyaPsikologi Perkembangan (2008:176) memaparkan tentang
perhatian para psikolog dan kalangan dunia pendidikan terhadap kreativitas sebagai salah satu aspek
dari fungsi kognitif yang berperan dalam prestasi anak di sekolah, yang bermula dari pidato Guilford
tahun 1950. Guilford dalam pidatonya menegaskan bahwa kreativitas perlu dikembangkan melalui jalur
pendidikan guna mengembangkan potensi peserta didik secara utuh dan bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan seni.
Menyadari posisi strategis kreativitas dalam kehidupan peserta didik, perlu dikemukakan
berbagai upaya yang dapat mendukung pengembangan kreativitas terhadap pendidikan. Namun dalam
kenyataannya, kreativitas bukanlah sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, melainkan hanya
memungkinkan untuk dapat dimunculkan. Oleh sebab itu, Treffinger (Depdikbud, 1999:105)
mengemukakan sejumlah pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik agar mampu
mendorong kreativitas peserta didik, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut antara lain
guru diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media, menggunakan
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi peserta didik sebagai subjek daripada objek
pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung pengembangan
kreativitas peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar tidak saja mengangkat hal-hal yang bersifat kognitif saja dan mencakup kemampuan satu
aspek kecerdasan, tetapi menghidupkan secara utuh dan alamiah seluruh kecerdasan melalui
pendekatan yang sesuai. Mendidik dan melatih merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan orang
tua atau fasilitator dalam merangsang seluruh kecerdasan dan memperbaiki aspek-aspek yang masih
lemah. Oleh karena itu, kemampuan mendidik sangat erat kaitannya dengan kemampuan
mengidentifikasi dan melihat potensi kecerdasan pebelajar serta memahami bagaimana hal itu
dikumpulkan dalam suatu rangkaian belajar yang menarik.
Perkembangan kecerdasan dapat dilakukan dengan teknik konseling tutor sebaya. Dengan cara, guru
menyeleksi siswa yang memiliki keunggulan dalam bidang tertentu. Anak yang memiliki keunggulan di
bidang matematika misalnya, diminta membimbing teman-temannya yang kurang matematika.
Pembimbing di dalam kelompok dapat bergantian tergantung pada kecerdasan apa yang akan
dikembangkan.
B. Saran
Dari makalah yang penulis sampaikan adapun saran penulis adalah setelah membaca makalah ini
diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya sehingga jika
setiap orang mampu menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan
menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Citra.
http://www.suparlan.com/pages/posts/kecerdasan-ganda-multiple-intelligences penerapannya-dalam-
proses-pembelajaran-dan-pengajaran95.php