Anda di halaman 1dari 21

ECHINODERMATA

A. Echinodermata

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinosartinya duri,

derma artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang

berkulit duri .Echinodermata adalah berkulit duri yang memuat bintang laut,

bintang ular,bulu babi, teripang dan lilia laut. Echinodermata juga memiliki

peranan yang sangat penting dalam rantai makanan diperairan, dimana

echinodermata merupakan hewan dasar pemakan detritus dan serasah yang

jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang tersuspensi di dalam air guna

mendapatkan makanan.¹

Alat pernafasan utama Echinodermata ialah insang kulit yang

merupakan perluasan rongga tubuh yang keluar melalui lubang-lubang kecil

di antara osscle kapur. Rongga tubuh berisi cairan semacam getah bening,

mengandung amebocyte yang berkepentingan dalam peredaran darah,

pernafasan dan ekskresi. Didalam rongga tubuh terdapat organ dalam seperti

kelenjar pencernaan.¹

Fauna echinoderm adalah bagian utama dari keanekaragaman hayati


laut, terutama dalam hal biomassa dan makro invertebrata yang mencolok ini
umumnya memainkan peran penting dalam fungsi ekosistem.Echinodermata
dipengaruhi oleh aktivitas manusia karena beberapa spesies memiliki nilai
komersial tinggi dan sangat dieksploitasi. Untuk mengelola dan melestarikan
fauna ini, diperlukan penelitian di beberapa tingkatan termasuk, misalnya,
taksonomi, ekologi dan komposisi fauna dari kumpulan spesies.²

¹Hidayat, Wahyu, Januari 2017, Studi Sebaran Echinodermata di Zona Litorial Pulau
Pucung, Diakses 22 Agustus 2019
²Supono, Lane. D. J. W., dan Susetiono, May 2014, Echinoderm Fauna Of The Lembeh
Strait, North Sulawesi : Inventory and Distibution Review, Diakses 22 agustus 2019
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya

adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya didasar air laut,

didaerah pantai hingga laut dalam (Nybakken, 1992). Penyebaran adalah pola

jarak antara individu didalam batasgeografis populasi (Susilowarno,

2007dalam Pratama, 2013). Polapenyebaranyang palingumum adalah

pembentukan rumpun(clump),dengan individu-individu berkelompok didalam

patch-patch.

Bahkan organisme-organisme seringkali menghabiskan sebagian besar

waktunya pada lingkungan mikro tertentu yang memenuhi kebutuhan

mereka,hewan spesies tertentu akan cenderung lebih melimpah ditempat

dimana terdapat tumbuhan atau bahan organik (sumber energi) yang

merupakan makanan mereka. Merumpunnya hewan/organisme juga dapat

dikaitkan dengan perkawinan atau perilaku sosiallainnya, keselamatan dari

predator, cara bertahan hidupdan lain sebagainya.¹

Informasi awal tentang biota laut di Indonesia berasal dari karya

Rumphius (1705), di Ambon. Sejumlah ekspedisi biohistoris Rumphius ke

wilayah Ambon kemudian menggambarkan beragam echinodermata

Diperlukan studi echinoderm lebih lanjut di Indonesia untuk mendapatkan

basis data yang komprehensif, dan penelitian terbaru telah dilakukan untuk

memberikan informasi tambahan untuk daftar spesies echinoderm dan

distribusinya..²
Potensi regenerasi yang dimiliki anggota filum Ekhinodermata

muncul dalam proses outotomi, termasuk "evisceration (membuang organ

dalam) sebagai mekanisme pertahanan diri (self-defense), dan fission

(pembelahan ) sebagai mekanisme reproduksi aseksual. Hanya 3 kelas dari

ekhinordemata Astroidea (kelompok binatang laut), Ophiuroidea

(kelompok binatang mengular) dan Holothuroidea (kelompok teripang)

yang melakukan reproduksi aseksual melalui fision

(EMSON&WILKE1980).3

Bukti fosil pertama yang jelas tentang tanggal teripang dari akhir

periode silurian, sekitar 400 juta tahun yang lalu. tidak seperti banyak

hewan, teripang memiliki beberapa bagian keras, membuat fosil mereka

sulit ditemukan. spesimen fosil lengkap hanya 12 spesies telah

dikumpulkan dengan semua bagian keras dan lunak utuh. spesimen fosil

lengkap hanya 12 spesies telah dikumpulkan dengan semua bagian keras

dan lunak utuh.4

3
Prawati, Pradina, 2001, EKSPRESI FISION DAN KONSEKUENSINYA BAGI
POPULASI FISIP ARUSHOLOTHUR OIDEA (ECHINODERMATA, Diakses 26
Agustus 2019
4
Lambert, Philip, 1997, Sea cucumbers Of British Columbia, Southeast Alaska and
Puget Sound, Diakses 27 Agustus 2019
Species teripang fisiparus dengan aktivitas fision yang

menonjol biasanya menghasilkan suatu populasi dengan ukuran

individu yang relative kecil,dengan densitas yang relative lebih besar

jika di bandingkan dengan populasi lain (dari species yang sama) yang

tidak melakukan reproduksi aseksual dengan fision. Penjelasan yang

bisa diberikan adalah karena fision membagi satu individu besar

menjadi dua individu yang kecil-kecil. Karena pertumbuhan teripang

yang relatif lambat, maka diperlukan waktu yang lama untuk

mencapai ukuran besar. Padahal fision berjalan terus.3

Teripang adalah bagian dari kelompok Echinodermata, dari

bahasa Yunani yang berarti berduri (echino) dan kulit (derm)

echinoderm termasuk bintang laut, landak laut, bintang bulu, bintang

rapuh, teripang dan penambahan baru-baru ini disebut aster laut.

hewan kecil ini ditemukan di laut dalam selandia baru (1000 M) dan

di Karibia (2000 M) memiliki karakteristik echinodermata.4


B. Struktur Komunitas Echinodermata di Zona Intertidal

Zona intertidal merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh daratan.

Zona inime- miliki faktor fisik maupun faktor kimia yang mendukung

semuaorganisme didalamnya untuk dapat tumbuhdan berkembang dengan

baik. Nyabakken(1988:35) mengemukakan bahwa “Zona intertidal adalah

daerah pantai yang ter letak antara pasang tinggi dan surut terendah, daerah

ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke kondisi daratan”. Zona ini

luasnya sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang

terbesar dibandingkan dengan daerah lautan lainnya.karena itu keragaman

organismenya sangat besar. Salah satu hewan yang terdapat dizona intertidal

adalah hewan yang termasuk dalam filum Echinodermata.5

Habitat Echinodermata dapat ditemui hampir semua ekosistem laut.

Namun ekosistem yang paling tinggi terdapat pada terumbu karang dizona

intertidal. Hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimia pada masing-

masing daerah.5

Kamera selang-waktu bentik jatuh-bebas dan sistem meteran saat ini

telah digunakan untuk memeriksa perubahan penampilan dasar laut di

Porcupine Seabight 50 ° N, 13 ° W - Atlantik timur laut). Perubahan dalam

lingkungan bentik karena deposisi fitodetritus yang cepat terjadi hingga 4000

m. Photograh yang diambil setiap 8 jam dari 1 Mei hingga pertengahan

Agustus menunjukkan perubahan dramatis dalam penampilan dasar laut antara

pertengahan Juni dan pertengahan Juli. 6

³Katili, A. s., Maret 2011, Struktur Komunitas Echinodermata di Zona Intertidal di


Gorontalo, Diakses 22 Agustus 2019

6
Lampitt, R.S., Agustus 1985, Evidence for the seasonal deposition of detritus to the
deep-sea floor and its subsequent resuspension, Diakses 27 Agustus 2019
Hewan ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh

yang hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini

bentuk tubuhnya radial simetris dan kebanyakan mem- punyai endoskeleton

dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri. Kelompok utama

Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut)

contoh: Archas- tertypicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:

Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium,

kelas Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan kelas Holothuroidea

(Tripang Laut) contoh: Holothuriascabra (Jasin,1984;195).5

Tingkat tenggelamnya detritus dihitung dari saat musim semi mekar

sampai kedatangannya di dasar laut. Pada tahun 1982 dan 1983, tahun yang

sangat berbeda dalam waktu mekar musim semi, laju tenggelamnya mungkin

antara 100 dan 150 m d-1. Agregat individu hingga diameter 12 mm tiba di

antara bingkai di semua kedalaman dan hingga 50 mm pada 4000 m.

Disintegrasi mereka selanjutnya dipantau selama beberapa hari setelah

kedatangan di dasar laut. Beberapa agregat seperti itu dikumpulkan dari dasar

laut dan percobaan laju tenggelam dilakukan pada mereka.6


Sebaran kelompok Echinodermata ditemukan pada tempat-tempat

tertentu atau zonasi. Hal tersebut diduga berhubungan dengan vegetasi

,yaitu rumput laut atau lamun yang tumbuh didaerah tersebut dan juga

adanya karang mati. Adanya pasang surut dan gelombang, jugadiduga

menjadi penyebab lain terjadinya zonasi tersebut. Perairan sekitar pulau

Menjangan Kecil Kepulauan Karimun jawa banyak ditumbuhi lamun dan

bersubstrat pasir maupun terumbu karang yang diyakini memiliki jenis

keanekaragaman Echinodermata yang tinggi. Namun informasi mengenai

sebaran secara spasial dalam bentuk petabelum tersedia.7

Analisis basis data komparatif dari ekspresi gen, spesifikasi nasib sel,

dan gerakan morfogenetik dari beberapa echinodermata untuk menentukan

mengapa proses perkembangan terjadi dan tidak berevolusi. Memetakan data

komparatif ini ke dalam kerangka filogenetik eksplisit mengungkapkan tiga

pola evolusi yang berbeda. Pertama, beberapa perbedaan evolusi dalam

pengembangan berkorelasi baik dengan ekologi larva tetapi tidak dengan

morfologi dewasa.8

5
Pratama, F. R., Suryanti, dan Suryanto, A., 2017, PEMETAANSEBARAN
ECHINODERMATAPADAKARAKTERISTIK
PERAIRANPULAUMENJANGANKECIL,
TAMANNASIONALKARIMUNJAWA, Diakss 22 Agustus 2019
8
Wray, G.A., Bely, A.E., The evolution of echinoderm development is driven by
several distinct factors, Diakses 27 Agustus 2019
Echinodermata memiliki karakteristik hidupbebas, soliter, pergerakan

yang lamban dan tidak ada yang bersifat parasit. Hewan ini biasanya hidupdari

pantai hingga kedalaman sekitar 366m. Hewan ini memiliki ciri yaitu hidup

bebas,soliter, gerakan lamban dan tidak ada yang bersifat parasit. Predator

hanya sedikit diantaranya yaitu ikan dan manusia. Secara

umum,Echinodermata mencapai diversitas tertinggi diterumbu karang dan

pantai dangkal. Larva dari Echinodermata, terutama bintang laut dan bulu babi,

bersifat pelagis, dan bisaberenang sampai jarak yang jauh untuk memperluas

distribusi (Susilo,2016).7

Perkembangan yang sama menyertai transformasi ekologis yang serupa

pada kesempatan terpisah. Ini menunjukkan bahwa ekologi larva telah menjadi

pengaruh kuat pada evolusi perkembangan awal pada echinodermata. Kedua,

beberapa perubahan dalam perkembangan awal berkorelasi dengan transformasi

dalam morfologi orang dewasa. Namun, karena sebagian besar perubahan

semacam itu hanya terjadi satu kali, sulit untuk membedakan asosiasi peluang

dari hubungan kausal. Dan ketiga, beberapa perubahan dalam pembangunan

tidak memiliki konsekuensi fenotipik yang jelas dan tidak berkorelasi dengan

fitur yang jelas dari sejarah kehidupan atau morfologi.8


C. Keanekaragaman Echinodermata

Keanekaragaman fauna banyak ditemukan di ekosistem pesisir. Salah

satu Filum yang memiliki daya tarik tersendiri di lingkungan pesisir yaitu

Echinodermata. 13 spesies Echinodermata yaitu kelas Asteroidea diwakili

oleh Linck ialaevigata, Protoreaster nodosus dan Nardoatu berculata.

Ophiomastix annulosa termasuk pada kelas Ophiuroidea. Kelas Echinoidea

diwakili oleh Diadema setosum, Tripneustes gratilla, Echinometramathaei,

Echinothrix diadema dan Echinothrixcalamaris. Kelas Holothuroidea

diwakili oleh Synapta maculata, Holothuria atra, Holothuriascabra dan

Bohadschiamarmmota. Indeks keanekaragaman Echinodermata sedang

ditemukan pada habitat mangrove yaitu H'=1,21dan habitat terumbu karang

H'=1,97, sedangkan pada habitat padang lamun indeks keanekaragamannya

rendah dengan H'=0,88. 9


Spesies yang terdistribusi pada semua habitat yaitu Smaculata

dikarenakan spesies ini mampu bertahan hidup pada semua zona yang ada

dilaut. Ketiga habitat ini berperan besar dalam menyediakan

makanan,tempat perlindungan dan berbagai bentuk kebutuhan lainnya

sehingga mempengaruhi keberadan spesies ini.Menurut Yusron (2009),

kehadiran teripang pada ketiga mikrohabitat tersebut salah satunya karena

kebutuhanakan perlindungan dari sinar matahari.9

Total semua jumlah individu dari ketiga habitat yaitu 177 individu.

Habitat padang lamun merupakan habitat yang memiliki jumlah individu

tertinggi dibandingkan dua habitat lainnya, dengan jumlah71 individu, diikuti

oleh habitat terumbu karang 63 individu dan yang memiliki jumlah

individu terendah pada habitat mangrove dengan jumlah 43 individu.9


Echinodermata dibagi kedalam lima kelas yaitu Kelas Asteriodea, Kelas

Crinoidea, Kelas Echinodea, KelasHolothuroidea dan Kelas Ophiuroidea. Hewan

inimempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi bagian yang putus, rusak

atau hilang (Katili,2011). Bintang mengula rmemiliki kemampuan regenerasi yang

besar, lengan dapat bergenerasi pada setiap titik tetapi apabila semua bagian tubuh

terpisah.dari semua lengan maka hewan ini akan mati. Bintang mengular ini

dengan mudah melepaskan lengannya apabila diserang oleh pemangsa (Rompis,

2012). Bintang lautdapat menumbuhkan kembali lengan yang hilang dan lili lautt

(Crinoidea) mempunyai kemampuan regenerasi yang tinggi sehingga dapat

menyembuhkan diri dari luka (Hutauruk, 2009).11

11
Tabe, O. S., dkk, 9 Agustus 2019, KeanekaragamanEchinodermatadi PantaiTanamon
KecamatanSinonsayangSulawesiUtara(DiversityofEchinodermsin The Tanamon
Beach,Sinosayang District, North Sulawesi)., Diakses 26 Agustus 2019
. Stasiun III memiliki 16 jenis Echinodermata dengan jumlah total

individu sebesar 379 individu. Jumlah individu berpengaruh pada nilai

keanekaragaman. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman

yang tinggi apabila komunitas itu disusun oleh banyak spesies dengan

kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. Sebaliknya, apabila

komunitas disusun oleh spesies yang sedikit maka keanekaragaman

jenisnya rendah (Soegianto, 2004). Selain itu, Stasiun II juga merupakan

daerah bersubstrat lamun yang dijadikan sebagai habitatt bagi beberapa

biota laut, sumber bahan makanan dan tempat berlindung dari serangan

pemangsa sehingga di stasiun ini banyak dijumpai berbagai jenis

Echinodermata. Pada stasiun ini juga terdapat batuan karang yang dijadikan

tempat berlindung bagi beberapa jenis Echinodermata seperti E.mathaet 11


D. Sistem Reproduksi Echinodermata

Reproduksi seksual teripang memiliki lebih banyak kendala dibanding

reproduksi secara aseksual, seperti keberhasilan fertilisasi tergantung dari

jumlah induk di alam, kondisi perairan sebagai habitat teripang, serta masa

kritis larva dan juvenile yang tinggi. Untuk itu perlu diteliti teknologi

perbanyakan teripang yang lebih efektif.13

Terdapat dua sistem reproduksi pada teripang, yaitu seksual dana

seksual. Fission, sebagai salah satu cara reproduksi aseksual, adalah

kemampuan alami teripang untuk membelah tubuhnya menjadi dua bagain

dan masing-masing bagian dapat beregenerasi menjadi individu baru.

Seacucumbers (phylum Echinoderm, class Holothuroidea) can be describe

dasworm-like organisms withe long atedand soft bodies. Sea cucumber is

knownasteripang (Indonesia), beche de-mer (French)

orteatfish.Thereare23economic importantseacucumberspeciesinIndonesiaand

actasworld’smainbechede-merexporter(Tuwo andConand,1992).14

13
Darsono, Prapto, 1998, Perilaku Perkawinan Bintang
LautARCHASTERTYPICUS(ECHINODERMATAASTEROIDE
A),Diakses 26 Agustus 2019-08-27
14
Hartati , Retno, 2013,
Stimulasi reproduksi aseksual (fission) dilakukandenganpengikatan

sesuai dengan metode Reichenbach dan Holloway (1995) serta modifikasi

Purwati (2002), yaitudiikatkencang dengankaret pentil pada 1/3 bagian

anterior. Setelah diikat, teripang uji tersebut kemudian diletakan pada

keranjang berukuran40x30x20 cm3. Masing-masing keranjangdiisi 5-10

individu. Perbedaan jumlah individu per keranjang didasarkan pada ukuran

tubuh tiap-tiap individuteripang.Setelah memasuki tahap regenerasi

teripang uji dipelihara di karamba berukuran 4x4x2 m3. 13

Fisi yang diinduksi sebagai reproduksi aseksual dapat menjadi pilihan

untuk pemulihan populasi yang efektif (Nugroho et al., 2012). Purwati

(2002) dan Purwati dan Dwiono (2007) telah membahas kemungkinan

penggunaan kapasitas reproduksi aseksual ini pada pemulihan stok

holothurians fissiparous dan juga melakukan stimulasi reproduksi aseksual

(Purwati, 2001a;2002; Purwati dan Dwiono, 2008) tentang spesies teripang

bernilai ekonomi rendah, Holothuria atra. Tetapi tidak ada yang dilakukan

pada spesies Stichopus. Makalah ini bertujuan untuk menunjukkan

kemampuan fisi Stichopus hermanii dan S. chloronotus dari perairan

Karimunjawa. 14
Hampir semua invertebrata laut yang memijah dalam kolom air

keberhasilan terjadinya fertilisasi merupakan saat awal yang kritis dalam daur

hidupnya. Menurut PENNINGTON (1985), makin jauh jarak antar individu

pada saat memijah maka persentase terjadinya fertilisasi semakin kecil.

Sehingga banyak kelompok organism yang hidup bebas biasanya mempunyai

sifat hidup beragregasi atau mengelompok (REESE1966) pada musim

pemijahan (breedingsea- sons) dan atau memijah secara sinkron

(berbarengan) untuk meningkatkan probabilitas terjadinya fertilisasi.15


Beberapa jenis bintang laut memperlihatkan sifat

"reproductive agrregation" dan "spawning synchrony" tersebut

(TYLERetal.1982). Berbeda dalam ha1ini, duajenis bintang laut,

Archastertypicus. Mempunyai sifat berpasangan antara jantan dan

betina pada musim memijah.Populasi A,typicus ditemukan didaerah

pasang surut (intertidal) dengan substrat pasir karang, tersebar pada

terumbu karang di wilayah Indo-Pasifik Barat (CLARK

&ROWE1971).15
E. Identifikasi Jenis Jenis Echinodermata

Echinodermata yang ditemukan pada salah satu pantai yaitu Pantai

Pandaratan diperoleh sebanyak 1472 individu terdiri dari 4 kelas dan 7

spesies. Pada stasiun I ditemukan sebanyak 5 spesies dengan jumlah 639

individu, stasiun II ditemukan sebanyak 3 spesies dengan jumlah 470

individu dan pada stasiun III ditemukan sebanyak 4 spesies dengan jumlah

363 individu.17

Bintang laut, yang merupakan salah satu invertebrata laut yang paling

dikenal, memiliki struktur yang sepenuhnya simetris dan menunjukkan

pergerakan multi-gait, deformasi besar, dan kemampuan beradaptasi

lingkungan yang kompleks. Tubuh lunak memungkinkan robot untuk mencapai

mobilitas tinggi melalui perubahan bentuk, tahan terhadap kerusakan eksternal,

dan beradaptasi dengan medan yang berbeda melalui deformasi pasif atau aktif.

Seorang kinematicdirancang dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan gaya

dan perpindahan. Itu strategi penggerak dari prototipe robot lunak pada kondisi

medan yang berbeda (pasir, medan kasar berawan,tanah kasar, batu, dll.)

dipelajari melalui percobaan yang luas. Pendekatan untuk mengembangkan

robot lunak seperti bintang laut menawarkan banyak fitur baru dibandingkan ke

sistem robot yang sebelumnya dibahas.18


Salah satu contoh klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Echinodermata

Kelas : Asteroidea

Ordo : Valvatida

Famili : Archasteridae

Genus : Archaster

Spesies : Archaster typicus

Deskripsi :Bintang lautinimemilikilima buah lengandengan tubuh yangpipih;

lenganberbentukruncing danmemiliki belang cokelat; sepanjang lengan terdapat

duri-duri dengan warna putih, berbentuk tumpul dan pipih;sisiaboral berwarna

kecokelatansampaiputih keabu-abuan; sisi oral berwarna putih

danterdapatmulutpada bagiantengah; tubuhnyaakan berubahwarna menjadi orange

apabila diberi alcohol.17


Bintang laut memelihara elektrolit internal yang halus menyeimbangkan

yang berada dalam keseimbangan dengan air laut, sehingga memungkinkannya

untuk menggunakan ukuran yang berbeda di berbagai lingkungankondisi,

termasuk pantai berbatu, kolam pasang surut, dan lumpur [18,21,23]. Untuk

menunjukkan bagaimana bintang laut dapat mencapaiukuran yang berbeda dan

bergerak dengan dua sinar di muka berbagai medan, percobaan serial dilakukan.18

Didalam perkembangbiakannya bersifat deoseus bersaluran reproduksi

sederhana.Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan

individu jantan dan betina yang terpisah dan membebaskan gametnya ke dalam air

laut. Zigot yang dihasilkan berkembang menjadi larva yang simetris bilateral

bersilia akan berenang mengikuti massa air laut sehingga daerah persebarannya

menjadi sangat luas (Katili, 2007:95). Secara ekonomis echinodermata dapat

dimakan atau di konsumsi bahkan mempunyai nilai niaga penting seperti bulu

babi (echinoid).19

Bintang laut adalah ikon laut.Tetapi mereka juga memiliki keimaman

biologis dan ekologis yang luar biasa.Mereka adalah salah satu kelas utama

echinodermata, dengan bentuk tubuh yang khas dan bervariasi.Starfsh hidup di

berbagai habitat laut di mana mereka adalah predator utama yang sangat

mempengaruhi komunitas mereka.Dengan catatan fosil yang panjang, bintang laut

sangat menarik bagi paleontologis dan ahli biologi evolusi.20


Secara morfologi sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar

karena adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi, bentuk

tubuh ada yang seperti bintang, bulat, pipih, dan bulat memanjang. Yang khas dari

echinodermata adalah sistem pembuluh air (water vascular system), suatu jaringan

saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung

(tube feet) yang berfungsi dalam lokomosi, makan, dan pertukaran gas (Lariman,

2011:208).19

Meskipun studi biologi bintang laut dimulai pada abad ke-19 banyak aspek

fisiologis dasar, nutrisi, reproduksi, dan bahkan anatomi masih belum dikethui.

Penelitian ekologi bintang laut dimulai pertama kali separuh abad ke-19 tetapi

terbatas terutama untuk jenis yang efeknya mencolok. Termasuk mahkota duri

bintang laut di terumbu karang dan spesies yang mempengaruhi perikanan

kerang. 20
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, F,R., Suryanti dan Agung Suryanto., 2017, Pemetaan Sebaran

Echinodermata pada Karakteristik Perairan Pulau Menjangan Kecil Tanaman

Nasional Karimunjawa, Jurnal Of Maquares, 6(4).

Hartati, R., Widianingsih dan Pradina Purwati., 2013, Fission Reproduction Of

Two Stichhopudidae Species (Holothuria:Echinodermata), Jurnal Ilmu Kelautan,

18(2).

Jalaluddin dan Ardeslan., 2017, Identifikasi dan Klasifikasi Phylum

Echinodermata Diperairan Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat

Kabupaten Simeulue, Jurnal Biologi Education, 6(1).

Tahe, O,S. dan MarnixL.D.Langoy, 2013, Keanekaragaman Echinodermata Di

Pantai Tanamon Kecamatan Sinon Saying Sulawesi Tenggara, Jurnal Biologi,

1(2).

Anda mungkin juga menyukai