Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN SEBAGAI

UPAYA PENCEGAHAN KONTAMINASI SILANG ANTARA


PENJAMAH MAKANAN DAN MAKANAN

Program Studi Strata satu Jurusan Gizi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Disusun Oleh:

Octavia M.F Poluan

Pingkan Bella Wehantow

Triska Novani Hehy

Vitha F. Tahaku

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MANADO

Oktober 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

A. BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan

B. BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian mencuci tangan


B. Jenis–jenis mencuci tangan
C. Perilaku cuci tangan tenaga kesehatan
D. Five moment cuci tangan di Instalasi Gizi
E. Manfaat mencuci tangan
F. Akibat tidak aktif mencuci tangan
G. Faktor yang mempengharui cuci tangan
H. Kontaminasi silang

BAB III METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Lampiran :

Leaflet

Dokumentasi

Daftar hadir
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah sanitasi makanan sangat penting, terutama ditempat-
tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan untuk orang
banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayana n
medis. Agar dapat menunjang kegiatan pelayanan medis diperlukan
tempat pengol ahan makanan yang kegiatannya berada di instalasi gizi
rumah sakit. Untuk mendapatkan makanan yang bermanfaat dan tidak
membahayakan bagi yang memakannya perlu adanya suatu usaha
penyehatan makanan dan minuman, yaitu upaya pengendalian faktor
yang memungkinkan terjadinya kontaminasi yang akan mempengaruhi
pertumbuhan kuman dan bertambahnya bahan aditif pada makanan dan
minuman yang berasal dari proses pengolahan makanan dan minuman
yang disajikan di rumah sakit agar tidak menjadi mata rantai penularan
penyakit dan gangguan kesehatan.
(https://media.neliti.com/media/publications/115537-ID-perilaku-higiene-
pengolah-makanan-berdas.pdf)
Kebersihan tangan sangat penting bagi setiap orang terutama
bagi penjamah makanan. Untuk menjaga kebersihan tangan hal yang
paling utama harus dilakukan adalah cuci tangan. Menurut WHO, salah
satu prinsip yang harus dilakukan untuk keamanan makanan adalah
mencuci tangan sesering mungkin. Namun demikian pada umumnya ada
keengganan untuk mencuci tangan sebelum mengerjakan sesuatu karena
dirasakan memakan waktu (Depkes RI, 2006).
(https://media.neliti.com/media/publications/115537-ID-perilaku-higiene-
pengolah-makanan-berdas.pdf)
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran, mulai
dari ujung jari hingga siku dan lengan atas dengan cara tertentu sesui
kebutuhan. Mencuci tangan mencegah terjadinya infeksi silang melalui
tangan dan menjaga kebersihan individual. Adapun variasi mencuci
tangan adalah dengan mencuci tangan bersih dan mencuci tangan
steril.(Eni Kusyati,2016)
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersikan jari-jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual keagamaan,
ataupun tujuan-tujuan lainnya. Antiseptik merupakan bahan kimia untuk
mencegah multiplikasi mikroorganisme pada permukaan tubuh, dengan
cara membunuh mikroorganisme tersebut atau menghambat
pertumbuhan dan aktivitas metaboliknya. Hand sanitizer antiseptik yang
sering digunakan adalah alkohol. Alkohol telah digunakan secara luas
sebagai obat antiseptik kulit karena mempunyai efek menghambat
pertumbuhan bakteri.

B. Tujuan
Memberikan penyuluhan tentang kebiasaan mencuci tangan bagi
pramusaji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Instalasi gizi Rumah Sakit adalah wadah yang mengelola pelayanan
gizi secara efektif, efisien, dan kualitas yang optimal meliputi penyediaan,
pengelolaan, dan penyaluran makanan, terapi gizi, pendidikan dan
pelatihan, pengkajian, dan pengembangan melalui perencanaan,
penggerakan serta pengendalian sarana dan tenaga dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan.
Pelayanan pendukung medis seperti instalasi gizi di suatu rumah
sakit merupakan suatu kegiatan yang membantu dalam upaya
penyembuhan dan pemulihan penderita,yang kegiatannya dapat dari
usaha dapur sampai pengolahan diet bagi penderita. Dalam petunjuk
tentang ukuran akreditas rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi
merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah
sakit. Bagian ini harus diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan
klinis,kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumber- sumber
dan manajemen tepat guna. Dimana dalam proses penyembuhan pasien
dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas (Andry Hartono,2000).
Pengertian menurut KEPMENKES No. 1098
tentang Hygiene Rumah Makan dan Restoran : “Penjamah makanan
adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan
peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan, sampai dengan penyajian”.Untuk memperoleh kualitas
makanan yang baik perlu diperhatikan dan diawasi mengenai
pengetahuan, sikap dan perilaku tenaga pengolah. Tujuannya untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit melalui makanan yang
disebabkan tenaga pengolah makanan.
https://enviro24.wordpress.com/2012/03/19/penjamah-makanan-tenaga-
pengolah/
Definisi cuci tangan Menurut Tim Depkes (1987) mencuci tangan
adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari
sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Sementara itu menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan
teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan
infeksi. Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara
mekanik dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air
(Tietjen, et.al., 2004). Sedangkan menurut Purohito (1995) mencuci
tangan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi sebelum
melakukan tindakan keperawatan misalnya: memasang infus, mengambil
spesimen. Infeksi yang di akibatkan dari pemberian pelayanan kesehatan
atau terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan.Infeksi ini berhubungan
dengan prosedur diagnostik atau terapeutik dan sering termasuk
memanjangnya waktu tinggal di rumah sakit (Perry & Potter, 2000).
Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk
menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-
benar hilang. Mencuci tangan juga mengurangi pemindahan mikroba ke
pasien dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada
pada kuku, tangan , dan lengan (Schaffer, et.al., 2000)

1. Tujuan cuci tangan


Tujuan cuci tangan Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya
cuci tangan yaitu untuk Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan,
Mencegah infeksi silang (cross infection), Menjaga kondisi steril,
Melindungi diri dan pasien dari infeksi, Memberikan perasaan segar dan
bersih

2. Keuntungan mencuci tangan


Keuntungan mencuci tangan Menurut Puruhito (1995), cuci tangan
akan memberikan keuntungan Dapat mengurangi infeksi nosocomial,
Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih
dibandingkan dengan tidak mencuci tangan Dari segi praktis, ternyata
lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga tidak dapat
menyebabkan infeksi nosokomial.
B. JENIS-JENIS MENCUCI TANGAN
Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa
tipe, yaitu cuci tangan medical (medical hand washing), cuci tangan
surgical (surgical hand washing) dan cuci tangan operasi (operating
theatre hand washing).
Adapun cara untuk melakukan cuci tangan tersebut dapat dibedakan
berbagai cara :

1. Teknik mencuci tangan biasa


Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan,
biasanya digunakan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang
tidak mempunyai resiko penularan penyakit. Peralatan yang dibutuhkan
untuk mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel dilengkapi dengan
peralatan cuci tangan sesuai standar rumah sakit (misalnya kran air
bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak
tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik
berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi), alat
pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sarung tangan (gloves),
sabun cair atau cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai
antiseptik, lotion tangan, serta di bawah wastefel terdapat alas kaki dari
bahan handuk.
2. Tehnik mencuci tangan aseptik
Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum
tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. Mencuci
tangan dengan larutan disinfektan, khususnya bagi petugas yang
berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau
sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat
steril.Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan
prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja
bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci
tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril.
Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan kotoran beserta
mengurangi penularan infeksi.
Cuci tangan ada 2 jenis yaitu :
1. Hands rub yaitu cuci tangan prosedural menggunakan alkohol glyserin
dilakukan setelah melakukan 5moments .
2. Hands wash yaitu cuci tangan prosedural menggunakan chlorhexidime
dilakukan setelah melakukan 5moments dan setelah melakukan 5kali
hands rub.

3. Teknik mencuci tangan steril


1) Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti
cincin atau jam tangan.
2) Mengatur posisi berdiri terhadap kran air agar memperoleh posisi
yang nyaman.
3) Membuka kran air dengan mengatur temperatur airnya.
4) Menuangkan sabun cair ke telapak tangan
5) Melakukan gerakan tangan, dimulai dari meratakan sabun dengan
kedua telapak tangan.
6) Gosok sela-sela jari lewat punggung tangan secara maju mundur,
lakukan jugapada tangan satunya.
7) Gosok sela sela jari lewat telapak tangan secara maju mundur..
8) Kaitkan jari kedua tangan dan lakukan dengan gerakan menggeser.
9) Pegang jempol tangan kiri seperti memegang stang motor dan
gerakan seperti mengegas sembari jempol tangan kanan mengusap
punggung tangan kanan, lakukan juga pada tangan satunya secara
bergantian.
10) Kuncupkan jari tangan dan tempelkan pada telapak kanan satunya
lakukan gerakan memutar ke arah jempol, lakukan juga pada tangan
satunya.Lakukan semua gerakan masin- masing 4 hitungan sehingga
total 36 hitungan.Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang
mengalir sampai bersih sehingga tidak ada cairan sabun dengan
ujung tangan menghadap ke bawah.
11) Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari, karena jari
yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih.
12) Pada saat meninggalkan tempat cuci tangan, tempat tersebut dalam
keadaan rapi dan bersih. Hal yang perlu diingat setelah melakukan
cuci tangan yaitu mengeringkan tangan dengan hand towel.

C. Perilaku cuci tangan tenaga kesehatan


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya.Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003). Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori
Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40863/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y)

D. Five Moments Mencuci Tangan di Instalasi Gizi


1. Sebelum Menjamah atau memengang makanan
2. Sebelum memengang peralatan makan
3. Setelah keluar dari WC atau kamar kecil
4. Setelah meracik bahan mentah seperti daging, ikan, sayuran dan
lain-lain
5. Setelah mengerjakan pekerjaan lain seperti bersalaman, menyetir
kendaraan, memperbaiki peralatan, memegang uang dan lain-lain.
E. Manfaat Mencuci Tangan
Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun yaitu:
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup
akan menurunkan insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai
delapan belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan
makananefektif menurunkan insiden diare.
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan
dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan
menyiapkan makananmembuktikan bahwa perilaku tersebut
merupakan cara yang efektif untukmenurunkan insidens penyakit.

F. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat
sederhana dan sepele, namun berperan penting dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan. Dengan mencuci tangan menghindari
penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal – gatal. Karena
tangan kita adalah bagian dari tubuh yang sangat sering menyebarkan
infeksi. Tangan terkena kuman waktu menyentuh daerah tubuh kita,
tubuh orang lain, hewan atau permukaanyangtercemar.Walaupun kulit
yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk
ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang
terkena HIV lebih rentan terhadap infeksi apapun karena sistem
kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh karena itu, kebersihan
terutama mencuci tangan secara lebih teratur.
(http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-mencuci-tangan.html)

G. Faktor yang mempengaruhi perilaku cuci tangan


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku mencuci tangan diantaranya adalah
pengetahuan. Pengetahuan siswa tentang mencuci tangan yang
diperoleh siswa dari guru, diantaranya tentang waktu dan cara mencuci
tangan. Sehingga dengan pengetahuan tersebut akan menyebabkan
perilaku mencuci tangan siswa relatif kurang.

(http://repository.ump.ac.id.810/3/erina.setya.anggraeni250BAB%2520
11.pdf)

H. Kontaminasi Silang
Kontaminasi silang adalah Perpindahan kuman dari makanan
mentah, pekerja, wadah ke makanan lain seperti makanan matang/siap
saji selama proses persiapan, pengolahan dan penyajian. Komponen
yang menyebabkan terjadinya kontaminasi sangat beragam, baik itu
benda mati ataupun mahluk hidup. Kontaminan yang berasal dari benda
mati misalnya senyawa kimia dan kotoran. Sedangkan kontaminan yang
berasal dari mahluk hidup misalnya mikroba.
Pengertian kontaminasi makanan adalah terjadinya percampuran
antara bahan makanan dengan zat, senyawa, atau mahluk hidup lainnya
yang bersifat merusak makanan tersebut. Makanan yang sudah
terkontaminasi zat yang merusak akan berbahaya bila masuk ke dalam
tubuh manusia.Misalnya, sayur sop yang terkontaminasi kuman
berbahaya karena wadahnya kotor, gorengan di pinggir jalan yang
terkontaminasi debu, bakso yang terkontaminasi dengan borax, roti yang
terkontaminasi jamur, dan lain-lain.Semua makanan yang sudah
terkontaminasi dengan zat/senyawa berbahaya dapat mengakibatkan
keracunan bagi orang yang mengonsumsinya.

(https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-kontaminasi.html)
BAB III
METODE

A. Metode
Penyuluhan tentang kebiasaan mencuci tangan

B. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018
Tempat : Ruang Instalasi Gizi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

C. Sasaran
Petugas penjamah makanan

D. Instrumen
Instrumen/alat bantu yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi :
1. Alat tulis menulis
2. Laptop
3. Leaflet
E. Pelaksanaan Kegiatan
Mahasiswa D-IV Tingkat IV Jurusan Gizi, POLTEKKES KEMENKES
MANADO :
1. Octavia M.F Poluan
2. Pingkan Bella Wehantow
3. Triska Novani Hehy
4. Vitha F. Tahaku
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil
Petugas pengolah makanan atau pramusaji yang mengikuti penyuluhan
ini berjumlah …orang dan waktu penyuluhan berlangsung selama 10
menit. Dari penyuluhan yang telah dilaksanakan, respon dari petugas
pengolah makanan bahwa mereka sudah memahami materi yang sudah
disampaikan karena memang pada dasarnya kebiasaan mencuci tangan
sudah menjadi kebiasaan sehari-hari mereka.

B. Pembahasaan
Pramusaji atau petugas pengolah makanan merupakan salah satu
bagian dari Rumah Sakit yang mendukung pelayanan medik yang juga
berpengaruh terhadap proses kesembuhan pasien. Seperti pengertiannya
yaitu petugas pengolah makanan adalah orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian.
Oleh karena itu, makanan yang dibuat oleh petugas pengolah makanan
tersebut harus hygienis atau terhindar dari kontaminasi bakteri patogen
yang membahayakan pasien. Maka dari itu, untuk menghindari bahaya
tersebut, dalam mengolah makanan petugas harus bisa mencuci tangan
sesuai dengan five moment instalasi gizi.
Dalam kegiatan penyuluhan, Mahasiswa D-IV Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Manado telah menyampaikan materi berdasarkan
tujuan yaitu tentang Kebiasaan Mencuci Tangan Sebagai Upaya
Pencegahan Kontaminasi Silang Antara Penjamah Makanan Dan
Makanan bagi petugas pengolah makanan yang berada di Instalasi Gizi
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk
menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-
benar hilang. Mencuci tangan juga mengurangi pemindahan mikroba ke
pasien dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada
pada kuku, tangan , dan lengan. Pentingnya pemberian penyuluhan
“Kebiasaan Mencuci Tangan Sebagai Upaya Pencegahan Kontaminasi
Silang Antara Penjamah Makanan Dan Makanan” agar supaya petugas
pengolah makanan atau pramusaji lebih mengerti dan mematuhi salah
satu indicator mutu dari instalasi gizi rumah sakit.
B. Saran
Untuk pengolah makanan atau pramusaji agar tidak menyepelekan cuci
tangan, karena hal sepele dapat mengakibatkan berkembangnya
penyakit-penyakit berbahaya dan khususnya dalam pengolahan makan
rumah sakit akan terjadinya kontaminasi silang antara penjamah dan
makanan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai