Anda di halaman 1dari 89

BAB 1

PENDAHULUAN

Hampir setiap kegiatan manusia merupakan bagian dari sistem bisnis. Hal ini
berarti bahwa setiap kegiatan yang dilakukan umat manusia sudah tentu merupakan
perwujudan dari aktivitas bisnis. Misalnya seorang petani yang mengolah sawah,
perusahaan penggilingan padi, dokter yang melakukan perawatan kesehatan, PLN yang
melayani penerangan masyarakat, perguruan tinggi yang mendidik mahasiswa dan
sebagainya.
Kegiatan-kegiatan di atas pada hakekatnya adalah kegiatan yang menciptakan
nilai. Dengan demikian, kegiatan bisnis dapat dikatakan sebagai kegiatan penciptaan nilai
yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umat manusia. Mengingat
ukurannya yang bervariasi, bisnis dapat dipandang dalam konteks kegiatan yang
memenuhi hajat hidup orang banyak, seperti Perseroan Terbatas (PT), dan aktivitas yang
melayani masyarakat dalam lingkup yang kecil, seperti usaha kecil dan menengah. Oleh
karena itu, pada bagian ini akan dibahas konsep dan fungsi bisnis yang meliputi
pengertian dan peran bisnis, elemen dan sistem bisnis, jenis-jenis kegiatan bisnis, dan
pengaruh bisnis terhadap perekonomian.

A. PENGERTIAN BISNIS
Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan semua
aktivitas dari institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari,
sedangkan bisnis dalam arti sempit adalah suatu sistem menyeluruh yang
menggabungkan sub sistem yang lebih kecil yang disebut industri. Artinya, setiap
industri dibentuk dari banyak perusahaan yang terdiri dari berbagai ukuran perusahaan
dengan berbagai produk yang dihasilkannya, termasuk kegiatan pemasaran,
pengembangan SDM, pengaturan keuangan dan sistem manajemennya.
Definisi Bisnis menurut Huat, T Chwee dkk (1990): suatu sistem yang
memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita
(business is then simply a sistem that produces goods and service to satisfy the needs of
our society). Definisi tersebut, diharapkan adanya suatu hubungan yang saling
mengisi antara bisnis dan pilihan kebutuhan dalam masyarakat kita. Setiap tindakan

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 1


yang diambil dalam bisnis, akan berakibat dalam sistem sosial yang lebih besar
karena sistem bisnis berhubungan dengan sistem politik, ekonomi dan sistem hukum.
Definisi Bisnis menurut Griffin dan Ebert (1996): bisnis merupakan suatu
organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Definisi ini menitik beratkan pada kemampuan menghasilkan (produce) dan
pencapaian tingkat keuntungan atau laba.
Definisi Bisnis menurut Amirullah dan Imam Hardjanto (2005): bisnis adalah
kegiatan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang (organisasi) yang
menciptakan nilai (create of value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of
goods and service ) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh
keuntungan melalui transaksi.
Dengan demikian bisnis ditekankan pada aspek-aspek sebagai berikut :
1. Kegiatan individu dan kelompok: kegiatan bisnis dapat dilakukan baik oleh
individu (perorangan) ataupun kelompok (perusahaan)
2. Penciptaan nilai: bisnis didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
melalui penciptaan 4 jenis kegunaan yaitu kegunaan bentuk (form utility),
kegunaan tempat (place utility), kegunaan waktu (time utility) dan kegunaan
kepemilikan (possession utility).
3. Penciptaan barang dan jasa: boleh memilih menciptakan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
4. Keuntungan melalui transaksi: setiap usaha didirikan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, salah satunya adalah keuntungan.

Berdasarkan definisi bisnis tersebut, maka keberadaan dari sebuah bisnis


harus dapat memenuhi harapan atas kebutuhan-kebutuhan, baik dari
masyarakat luas, bangsa dan negara. Berikut ini adalah fungsi-fungsi bisnis
dilihat dari kepentingan mikro ekonomi dan makro ekonomi.

B. FUNGSI-FUNGSI BISNIS
1. Fungsi Mikro Bisnis
Mikro bisnis sebagai kemampuan aktivitas bisnis yang memberikan
kontribusinya pada pihak yang berperan secara langsung terhadap proses penciptaan
nilai yaitu :
a. Pekerja/karyawan. Yang merupakan salah satu sumber daya dan sekaligus
input yang berharga yang dimiliki perusahaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 2


b. Dewan Komisaris. Bagi perusahaan seperti PT, terdiri dari beberapa bahkan
ribuan orang yang terlibat di dalamnya yang biasa disebut “Pemegang saham”,
Dewan Komisaris diperlukan untuk mewakili para pemegang saham.
c. Pemegang Saham. Memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu
terhadap perusahaan

2. Fungsi Makro Bisnis


Makro bisnis sebagai kemampuan aktifitas bisnis dalam memberikan
kontribusinya pada pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam
pembentukan dan pengendalian bisnis yaitu :
a. Masyarakat sekitar perusahaan: diharapkan keberadaan perusahaan
memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitarnya sebagai bentuk
tanggung-jawab sosial perusahaan
b. Bangsa dan negara: tanggung jawab terhadap bangsa dan negara diwujudkan
dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak.

C. ELEMEN DAN SISTEM BISNIS


Elemen bisnis adalah faktor penunjang dalam kegiatan bisnis, baik yang
bersifat teknis maupun non-teknis. Empat elemen bisnis yang utama adalah :
1. Modal (capital) : Modal dapat berbentuk material dan non material. Dalam
pengertian ini, modal dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan
untuk menjalankan kegiatan bisnis seperti memperoleh bahan baku, upah tenaga
kerja dan sebagainya.
2. Bahan Baku (Material) : Semua bahan (sumber alam) yang diperlukan
sebagai faktor produksi dalam melaksanakan aktivitas bisnis, g una
menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Yang perlu
diperhatikan untuk mencapai keunggulan bisnis adalah kualitas bahan karena dapat
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
3. Sumber Daya Manusia (Human Resource) : Karyawan merupakan salah
satu sumber daya dan sekaligus input yang berharga yang dimiliki
perusahaan. Dalam suatu perusahaan, antara karyawan dan pimpinan memiliki
kepentingannya masing-masing. Karyawan menginginkan adanya imbalan
berupa upah yang layak dari hasil kerja mereka, sedangkan pimpian
menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh banyaknya omzet
penjualan dan laba. Menurut Nawawi (2003) bahwa: SDM yang

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 3


dipekerjakan dalam sebuah perusahaan harus memenuhi kualifiasi :
a. Memiliki kemampuan kompetitif (SDM Kompetitif) dan b. Memiliki
kemampuan berkualitas tinggi (SDM Berkualitas).
4. Keterampilan Manajemen (Management Skill) : Keterampilan yang paling
penting adalah keterampilan memungkinkan manajer dapat membantu orang lain
(dalam hal ini karyawan) sehingga menjadi lebih produktif di tempat kerja.
Robert. L. Katz menggolongkan keterampilan dasar manajer tersebut menjadi tiga
kategori yaitu; keterampilan konsep ( conceptual skills ), ketrampilan manusiawi
(human skills) dan keterampilan teknis (technical skills). Ketiga keterampilan
tersebut penting bagi setiap manajer, namun tingkat kepentingan masing-
masing keterampilan tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat tanggung jawab
manajerialnya.

Bisnis dapat dilihat sebagai keseluruhan sistem yang terdiri dari sub sistem
yang lebih kecil seperti produksi, pemasaran, SDM, keuangan dan sebagainya. Bila
digambarkan, maka sistem bisnis ini akan tampak seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.
Bisnis Sebagai Suatu Sistem
Input Proses Output
Bisnis menerima input dan Bisnis memproses input Bisnis menghasilkan barang
mengoperasikannya dalam dengan cara yang paling dan jasa untuk memuaskan
kendala lingkungan fisik, efisien dengan kebutuhan konsumen
ekonomi, politik, hukum, mengorganisasikan sehingga menciptakan
teknologi dan sosial sumberdaya, memotivasi manfaat ekonomi dan sosial
SDM dan mengaplikasikan serta meningkatkan standar
teknologi yang tepat. kehidupan masyarakat.

D. KARAKTERISTIK SISTEM BISNIS


Kompleksitas, keberagaman, ketidakpastian dan dinamika perubahan yang
selalu terjadi menjadikan dunia bisnis penuh dengan tantangan. Tantangan tersebut
menjadikan dunia bisnis menjadi dinamis. Beberapa karakteristik bisnis yakni
meliputi :

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 4


1. Kompleksitas dan Keanekaragaman
Kompeleksitas yang dimaksud adalah bahwa bisnis saat ini muncul dengan
berbagai sektor dengan beberapa kelompok industri. Dalam masing-masing industri
terkumpul perusahaan-perusahaan yang bervariasi baik dalam bentuk kepemilikan,
volume bisnis, struktur modal, gaya manajemen, dan lingkup aktivitasnya.
Lingkup aktivitas bisnis dipandang dari distribusi juga bervariasi, yaitu ada
yang bergerak hanya pada pasar lokal, sebaliknya ada yang memiliki jaringan
distribusi dan pemasaran sampai ke luar negeri (mampu bersaing dengan produk-
produk lokal dimana produk tersebut berada).
2. Saling Ketergantungan
Yang dimaksud dengan saling ketergantungan adalah bahwa masing-masing
perusahaan dalam operasinya selalu membutuhkan dan dibutuhkan oleh perusahaan
lain. Output yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan menjadi input bagi
perusahaan lain, demikian juga sebaliknya.
Ketergantungan lain yakni dari penyebaran wilayah produk. Perusahaan yang
berada dalam satu negara, dan ingin meningkatkan permintaan produknya tentu
akan mempertimbangkan untuk menjualnya ke luar negeri jika pasar dalam negeri
melebihi kapasitas atau permintaannya terbatas. Dalam hal ini kerjasama dengan
asosiasi atau lembaga perdagangan tertentu di luar negeri sangat membantu
memasarkan produknya.
3. Perubahan dan Inovasi
Perubahan dan inovasi sangat diperlukan dalam bisnis terutama dalam
menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat atau dengan kata lain
perusahaan tidak mampu menawarkan produknya sesuai dengan selera
konsumen, maka produknya pasti akan ditinggalkan oleh pelanggannya.
Perubahan dan inovasi dalam bisnis pada hakekatnya adalah untuk
memberikan kepuasan bagi konsumen, karena adanya perubahan lingkungan,
seperti pendapatan yang tidak bertambah, trend atau model yang berubah,
gaya hidup dan perkembangan teknologi.
Alternatif-alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah : 1)
mengembangkan produk yang sudah ada (kemasan, manfaat, bentuk
pelayanan), dan 2) menciptakan produk yang betul-betul baru. Masing-masing
alternatif tersebut harus mempertimbangkan batasan-batasan yang dimiliki oleh
perusahaan, seperti : teknologi, keterampilan dan anggaran.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 5


E. TUJUAN BISNIS
Bisnis adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan :
1. Mencari laba jangka panjang
2. Mempertahankan dan mengembangan kehidupan organisasi
3. Memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk masyarakat serta member i
bantuan (sebagai tanggung jawab sosial bisnis)
4. Memperkuat ketahanan negara (pajak, penarikan tenaga kerja, devisa dan
sebagainya)

Tujuan tersebut dimaksud untuk tetap menjaga agar bisnis berjalan terus
jangka panjang (sustainable) . Dalam kenyataannya tidak selalu mendapatkan
sebagaimana yang diinginkan sehingga organisasi bisnis dapat saja berfluktuasi
kehidupannya.

F. ORIENTASI DALAM AKTIVITAS BISNIS


Bisnis memiliki orientasi untuk menjalankan dan mengembangkan aktivitasnya.
Orientasi dalam aktivitas bisnis mengalami perkembangan, tetapi ada juga yang statis.
Perkembangan orientasi tersebut bertahap sebagai berikut :
1. Orientasi Produk. Artinya produk dibuat sesuai kemampuan produsen semaksimal
mungkin dapat dilakukan untuk menghasilkan sebaik-baiknya, kemudian barang atau
jasanya dijual kepada konsumen.
2. Orientasi Produsen. Produk dibuat berdasarkan ide produsen dan diupayakan
diproses dengan biaya yang minimal agar dapat dijual dengan harga yang murah.
3. Orientasi Penjualan. Produk dibuat berdasarkan ide produsen dan dijual dengan
dukungan kegiatan promosi secara besar-besaran.
4. Orientasi Konsumen/Pasar. Produk dibuat berdasarkan ide yang datang dari
pasar/konsumen, kemudian dijual ke pasar/konsumen juga sehingga sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya.
5. Orientasi Pasar dan Lingkungan. Produk dibuat berdasar ide yang datang dari
pasar/konsumen kemudian dijual ke konsumen dan dalam rangkaian operasinya
bisnis tidak merusak lingkungan (di luar organisasi bisnis terutama alam).

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 6


G. TANTANGAN PENGEMBANGAN BISNIS
Pengembangan bisnis akan selalu mendapat tantangan karena disebabkan
dinamika lingkungan yang tidak dapat dikendalikan pelaku bisnis dan juga disebabkan
persaingan baik lokal maupun global.
Menurut Stoner (1995), tantangan dalam pengembangan bisnis modern terdapat
beberapa hal yaitu :
1. Tantangan Produktivitas. Bisnis modern harus memiliki tingkat produktivitas yang
tinggi agar memperoleh efisiensi.
2. Tantangan Global. Bisnis modern harus menuju pada bisnis global, oleh karena
mampu bersaing dengan bisnis global lainnya.
3. Tantangan Kualitas. Yakni menghasilkan produk dan jasa yang memiliki kualitas
sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen.
4. Tantangan Budaya dan Etika. Harus dapat menyesuaikan dengan budaya dan
etika di mana perusahaan dan konsumen berada yang bersifat dinamis.
5. Tantangan Tanggung jawab Sosial. Tuntutan dari masyarakat selalu dinamis,
dalam hal ini bisnis harus dapat mengantisipasi dan berupaya memenuhinya.
6. Tantangan Lingkungan. Lingkungan setiap saat mengalami perubahan, dan bisnis
harus dapat mengevaluasi dan menyesuaikannya.
7. Tuntutan Teknologi. Perkembangan teknologi perlu diantisipasi dan diikuti karena
dapat menjadi perangkat bersaing antar perusahaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 7


BAB 2

PEMIKIRAN- BISNIS, KREATIVITAS,


INOVASI DAN KEBISNISAN

Kegiatan Bisnis adalah menciptakan barang/jasa baru, proses produksi baru,


organisasi (manajemen) baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-
kegiatan Bisnis tersebut menciptakan nilai atau kemampulabaan bagi perusahaan.
Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut karena seorang Bisnis memiliki
sifat-sifat kreatif dan inovatif.
Sifat-sifat tadi melekat kepada seorang Bisnis sehingga menjadi ciri khas
seorang Bisnis, tanpa ciri-ciri tersebut seorang Bisnis tidak dapat dikatakan sebagai
Bisnis lagi , dia beralih fungsi sebagai manajer rutin dalam perusahaannya.

A. Pengertian Kreativitas, Inovasi dan Hubungannya Dengan Kebisnisan


Kemampuan untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang
didasari sifat kreativitas dari para pengelolanya, yaitu kemampuan untuk
menciptakan gagasan baru dan menemukan cara baru dalam menyikapi masalah
dan memanfaatkan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan gagasan-gagasan baru atau pemecahan kreatif terhadap berbagai
masalah dan dalam memanfaatkan peluang. Pengertian kreativitas dan inovasi
secara singkat sering dianalogikan : creativity -thinking new things, innovations ==
doing new things.
Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada, sering sekali
merupakan perbaikan dari sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru
timbul secara kebetulan. Yang penting untuk dipahami mengapa kreativitas dan
inovasi tersebut merupakan ciri-ciri yang melekat kepada Bisnis.
Bagaimana alam pikiran seorang Bisnis sehingga menjadi sumber kreativitas dan
inovasi ?
a. Seorang Bisnis selalu memimpikan gagasan baru dengan selalu bertanya
“bagaimana kalau begitu atau begini”; “mengapa tidak”; “mengapa tidak
dicoba”, dan lain-lain;

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 8


b. Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru untuk menciptakan peluang baru;
c. Selalu berorientasi kepada tindakan ( action oriented);
d. Seorang pemimpi besar, meskipun mimpinya tidak selalu dapat direalisasikan;
e. Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala kecil;
f. Tidak pernah memikirkan untuk menyerah, selalu mencoba lagi;
g. Tidak pernah takut gagal.

Alam pikiran seorang Bisnis seperti digambarkan di atas mendorong sifat-sifat


kreativitas dan inovatif, sehingga sifat-sifat tersebut seolah-olah melekat kepada seorang
Bisnis. Ditinjau dari aspek kreativitas dan inovatif seorang Bisnis sering
diidentifikasikan sebagai orang yang secara sistematis menerapkan
kreativitas/gagasan-gagasan baru dan inovasi/penerapan gagasan baru kepada
kebutuhan-kebutuhan dan peluang disesuaikan dengan perkembangan pasar.

B. Apakah Kreativitas Dapat Diajarkan ?


Ada yang berpendapat bahwa sifat kreativitas adalah sifat “bawaan”,
sehingga tidak dapat diajarkan kepada orang lain, yang tidak mempunyai sifat
bawaan tersebut. Akan tetapi kebanyakan para ahli berpendapat bahwa pada
dasarnya setiap orang adalah kreatif, artinya setiap orang dilahirkan membawa
potensi sifat-sifat kreativitas, akan tetapi orang menjadi tidak kreatif karena faktor
lingkungan dan kesalahan-kesalahan cara berfikir. Faktor lingkungan, misalnya
kebiasaan dalam keluarga untuk “menak-nakuti” anak-anaknya untuk melakukan
sesuatu secara tidak wajar; dalam sekolah; guru menitikberatkan pelajarannya
kepada hapalan; dalam organisasi, pimpinan sangat otokratif sehingga
bawahannya tidak berani mengemukakan pendapat atau memberikan
masukan-masukan. Kesalahan cara berfikir yang merupakan belenggu mental untuk
berfikir secara kreatif, antara lain:
a. Selalu mencari jawaban bahwa hanya ada “satu-satunya jawaban yang benar”,
sehingga tidak pernah memberikan bahwa ada kemungkinan beberapa jawaban
yang benar;
b. Memfokuskan kepada cara “berfikir logis”. Berfikir logis sangat penting dan
merupakan bagian dari kreativitas, akan tetapi kreativitas selalu berkaitan
dengan berfikir logis, intuisi merupakan sumber dari kreativitas.
c. Mentaati peraturan secara membabi buta, sehingga mematikan prakarsa-prakarsa;

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 9


d. Spesialisasi yang berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lain/bidang
lain selain yang ditekuni;
e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, dan lain-lain, sehingga tidak berani
mengemukakan pendapat;
f. Takut berbuat salah atau gagal. Kegagalan merupakan hal yang normal, dan
cara yang bersifat alamiah untuk menemukan beberapa hal yang belum
diketahui;
g. Rasa rendah diri, percaya bahwa saya tidak kreatif, atau menyerah sebelum
bertanding. Sifat-sifat sebagai pecundang/orang selalu merasa kalah dalam
berbagai hal merupakan perintang utama untuk dapat kreatif.
Jadi dengan mengetahui faktor-faktor yang menghambat cara berfikir kreatif
dan berusaha untuk menghilangkannya seseorang mempunyai potensi untuk
menjadi kreatif. Akan tetapi untuk menjadi kreatif perlu memahami pula kiat-kiat agar
menjadi kreatif.

C. Kiat-Kiat Untuk Menjadi Kreatif


Selain ada usaha yang sistematik untuk menghilangkan perintang-perintang
untuk menjadi kreatif seperti telah diuraikan di muka, perlu pula memahami kiat-kiat
untuk mendorong kreativitas.
Kreativitas di dalam suatu organisasi seperti dalam perusahaan tidak timbul
dengan sendirinya, akan tetapi diusahakan adanya iklim yang mendorong
kreativitas. Adalah kewajiban dari pimpinan perusahaan untuk menciptakan iklim yang
demikian itu. Beberapa kiat/kebijakan untuk mendorong kreativitas bagi seluruh
sumberdaya manusia dalam organisasi , antara lain:
a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan bagi suatu perusahaan,
yaitu agar dapat bertahan dan berkembang kalau telah ada persepsi yang sama;
b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau kegagalan. Seseorang
yang tidak pernah gagal cenderung tidak kreatif. Tidak seluruh kegiatan hasil
kreativitas akan berhasil;
c. Mendorong sikap keingintahuan ( curiosity ). Sikap tersebut dapat didorong
apabila pimpinan selalu bersikap “bagaimana kalau begini”, atau “mungkin dapat”,
pernyataan-pernyataannya tidak merupakan harga mati;
d. Menyikapi masalah sebagai tantangan. Setiap masalah yang timbul dapat
merupakan peluang untuk berinovasi ;
e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara teratur;

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 10


f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan yang kreatif;
g. Memberikan penghargaan bagi kreativitas yang berhasil, baik dalam bentuk uang
maupun bukan uang;
h. Membuat model-model/teknik mengembangkan kreativitas untuk
dipelajari/dilatihkan, baik untuk perorangan maupun kelompok.

D. Metode-Metode Pengembangan Kreativitas


a. Metode Osborn atau sering disebut “The Osborn Checklist”
Metode Osborn berupa pertanyaan yang diajukan terhadap suatu hasil apakah
merupakan berupa produk, prosedur, atau suatu fenomena. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut mendorong untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
Sifat-sifat pertanyaan ada yang bersifat m e mp e rd al am s e hi ngg a
m e ng h as il ka n g ag a sa n y an g t id ak logis/unconventional.
Metode Osborn dapat digunakan dalam kelompok atau oleh seseorang. Berikut
adalah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan metode Osborn.
a. Dapatkah digunakan untuk kegunaan lain?
b. Apakah bisa diadaptasikan?
c. Apakah dapat dimodifikasi?
d. Apakah dapat diperkecil/minify?
e. Apakah dapat diperbesar/magnify?
f. Apakah dapat disubstitusi/diganti dengan hal yang hampir serupa?
g. Apakah dapat dirubah penataannya/rearrange?
h. Apakah dapat diubah-balik/reserve?
i. Apakah dapat dikombinasikan?
Pertanyaan tersebut tentu dapat diteruskan sesuai kebutuhan, akan tetapi yang
terpenting agar pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat medorong timbulnya gagasan-
gagasan baru.

b. Metode “Why-why Diagram”


Metode ini dapat digunakan baik dalam kelompok maupun oleh
perorangan. Sebutan lain untuk metode ini “ Logical-Framework Approach”.
Menurut metode ini, pertama-tama harus menentukan masalah atau fenomena yang
menjadi isu yang penting yang dihadapi. Setelah itu dikaji faktor-faktor penyebab dari
masalah itu. Setiap penyebab dibahas lagi faktor penyebabnya dan seterusnya dengan
mengaj ukan pertanyaan-pertanyaan mengapa, mengapa? Setelah tuntas memahami

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 11


faktor-faktor penyebab masalah, masalah pokok atau fenomena di ubah menjadi
sebaliknya (dari negatif menjadi positif), kemudian diteliti faktor-faktor penyebab apa
yang dapat diubah dengan menanyakan: bagaimana, bagaimana.
Berdasarkan Why-why diagram yang telah diisi secara lengkap kemudian
dibalik dari why-why diagram menjadi “how-how diagram”, yaitu agar penjualan
meningkat.
c. Metode “Mind-Mapping”.
Metode ini ada persamaannya dengan metode why-why diagram. Masalah pokok
ditempatkan dalam sebuah lingkaran, kemudian menarik garis ke setiap arah dalam
mencari penyebab atau dampaknya.
Dengan mempergunakan metode “Mind Mapping”, akan didapatkan wawasan
yang lebih luas tentang suatu permasalahan. “Mind Mapping” juga dapat digunakan
untuk keperluan lain misalnya meramalkan, merencanakan, mempersiapkan
tulisan/pidato atau menyingkat buku, dan lain-lain.

E. Proses Mempersiapkan Kreativitas


Masih banyak metode untuk mengembangkan kreativitas, akan tetapi ada satu hal
yang dipahami bahwa gagasan baru biasanya tidak timbul begitu saja, memerlukan
suatu proses atau akibat suatu proses kreatif, sehingga perlu dipahami bagaimana
proses atau akibat suatu proses kreatif, sehingga perlu dipahami bagaimana proses
suatu kreativitas dapat terjadi, walaupun mungkin banyak proses untuk terciptanya suatu
gagasan, akan tetapi yang sering dianjurkan melalui proses, sebagai berikut :
a. Persiapan; b. Penelitian/Investigasi ; c. Transformasi; d. Inkubasi; e. Iluminasi;
f. Verifikasi; g. Implementasi.
a. Persiapan untuk mendorong kreativitas merupakan hal yang sangat penting, karena
tanpa persipan yang memadai bukan kreativitas yang dihasilkan, mungkin kekacauan.
Pepatah mengatakan “creativity favors the prepared mind ”. Termasuk persiapan
antara lain membaca, mengadakan survei, berlatih tentang seluk-beluk masalah yang
sedang dihadapi.
b. Mengadakan investigasi/survei tentang masalah-masalah tertentu, unsur-unsur, faktor-
faktor yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut, biasanya dilakukan dengan
metode why-why diagram, seperti telah diuraikan di muka.
c. Inkubasi dalam arti harfiah “mengeram”, dalam hubungannya dengan
kreativitas adalah “merenungkan”. Dengan merenung mungkin dapat
menghasilkan gagasan-gagasan yang baik. Dalam usaha mendapat gagasan baru

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 12


dengan merenungkan biasanya yang berkepentingan mencoba melepaskan diri
sewaktu-waktu dari masalah-masalah yang digelutinya dan mencari suasana
lain, sehingga dapat melihat permasalahan lebih jernih, sehingga mendaptkan
gagasan-gagasan baru.
d. Verifikasi proses kreativitas memerlukan verifikasi. Karena gagasangagasan
yang dihasilkan, harus bermakna sehingga mengarah kepada inovasi, yaitu dapat di
implementasikan dan menghasilkan tambahan nilai, bukan hanya untuk perusahaan
saja, akan tetapi juga bagi masyarakat.
e. Implementasi proses implementasi, merupakan proses yang sangat
penting. Termasuk dalam proses implementasi, misalnya membuat percobaan-
percobaan dalm skala kecil, pilot project, uji pasar, dan lain-lain.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 13


BAB 3

LINGKUNGAN BISNIS

Sebagai suatu sistem, perusahaan sangat terkait dengan aktivitas publik lainnya.
Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembangan ekonomi.
Perkembangan dalam sistem mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada
organisasi bisnis atau perusahaan. Alternatif-alternatif dan kesempatan lebih banyak
terbuka untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan skala pengaruh, maka
lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan perusahaan/bisnis merupakan kekuatan yang mempengaruhi baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja perusahaan. Selain itu,
lingkungan merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di
luar perusahaan tesebut dan secara potensial mempengaruhi kinerja perusahaan.
Porter (1980) mengemukakan bahwa lingkungan bisnis dapat dibagi dalam dua
Kategori yaitu Lingkungan Internal dan Eksternal.

A. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan di dalam perusahaan meliputi: aspek
keuangan, SDM, pemasaran, operasional dan aspek-aspek perusahaan lainnya. Mc.
Kinsey menyarankan komponen-komponen untuk menjalankan perusahaan secara efektif
yaitu :
1. Struktur Organisasi. Dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perlu
penyesuaian struktur dengan strategi yang diterapkan dan merupakan tugas dasar
seorang manajer perusahaan
2. Strategi. Dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dasar jangka panjang yang
merupakan sasaran sebuah perusahaan, penerimaan dari serangkaian tindakan dan
alokasi dari sumber-sumber yang dibutukan untu melaksanakan tujuan. Penerapan
strategi yang efektif, akan menjamin tercapainya tujuan perusahaan yang efektif
pula.
3. Sistem. Motivasi dan pengendalian personil (SDM) dalam pelaksanaan strategi,
dilakukan melalui sistem imbalan perusahaan meliputi gaji yang diberikan, bonus,
kenaikan gaji, penilaian prestasi, tanggung jawab, norma kelompok, ketegangan,

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 14


ketakutan, kecelakaan kerja dan sebagainya. Mengacu pada pedoman dalam
menyusun sistem imbalan yang efektif akan menjamin
4. Gaya Kepemimpinan. Kepemimpinan dan budaya perusahaan saling
tergantung satu sama lain. Setiap gaya kepemimpinan dapat membentuk
budaya perusahaan, sebaliknya budaya yang sudah ada dalam perusahaan
5. Staf atau Karyawan. Karyawan merupakan salah satu sumber daya dan
sekaligus input yang berharga milik perusahaan. Dalam suatu perusahaan, antara
karyawan dan pimpinan memiliki kepentingannya masing-masing. Karyawan
menginginkan adanya imbalan berupa upah yang layak dari hasil kerja mereka,
sedangkan pimpian menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh
besarnya omzet penjualan dan laba. Pertentangan dua kepentingan ini seringkali
menimbulkan konflik dalam perusahaan.
6. Budaya Perusahaan. Selain memberikan identitas pada perusahaan budaya
perusahaan dapat menumbuhkan komitmen bagi para karyawan untuk
mencapai tujuan perusahaan, bahkan kadang-kadang komitmen yang melebihi tujuan
pribadinya sendiri.

B. Lingkungan Eksternal
Lingkungan bisnis eksternal adalah lingkungan bisnis, jenis/macam
lingkungan yang dihadapi organisasi, teori-teori tentang lingkungan bisnis eksternal,
pendekatan untuk mengukur lingkungan bisnis eksternal, dan analisis lingkungan
bisnis eksternal.
Lingkungan eksternal terbagi dalam dua kategori yaitu lingkungan umum dan
lingkungan industri. Lingkungan umum meliputi faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan
teknologi, sedangkan lingkungan industri meliputi aspek-aspek yang terdapat dalam
konsep strategi bersaing (competitive strategy).
Pendekatan untuk mengukur lingkungan bisnis eksternal yaitu : ukuran obyektif
dan ukuran subyektif. Pendektan obyektif dilakukan dengan menggunakan data-data
industri seperti, pertumbuhan penjualan industri dan rasio konsentrasi industri (Boye et,
al., 1993). Sementara pendekatan subyektif dilakukan dengan menggunakan atensi dan
interpretasi manajer sebagai informan kunci dari lingkungan yang dihadapi perusahaan.
Menurut Siagian (2001: 63) mengatakan bahwa pengenalan terhadap lingkungan
eksternal secara tepat semakin penting karena menyangkut hal :
1. Jumlah faktor yang berpengaruh selalu berubah-ubah
2. Intensitas dampaknya beraneka ragam
Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 15
3. Adanya faktor eksternal yang merupakan “kejutan” yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya betapapun cermatnya analisis SWOT dilakukan.
4. Kondisi eksternal berada di luar kemampuan organisasi untuk
mengendalikannya.

C. Lingkungan Umum
Merupakan lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
perusahaan. Komponen-komponen lingkungan umum meliputi :

1. Demografi: Isu penting yang perlu diamati adalah perubahan struktur umur
penduduk, permasalahan gender, ras, peluang kerja, pengangguran dan
masalah yang menyangkut urbanisasi.
2. Ekonomi: Kondisi ekonomi suatu daerah/negara dapat mempengaruhi suatu
perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim bisnisnya.
3. Alam: SDA memberikan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
Ketersediaan bahan baku akan menjamin kelancaran kerja perusahaan.
Sebaliknya, perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan bila bahan baku yang
diperlukan tidak tersedia.
4. Teknologi. Lingkungan teknologi merupakan kekuatan yang dapat menciptakan
produk dan pasar baru.
5. Politik: Kebijakan yang dibuat pemerintah, sering bermuatan politis. Situasi politik
yang tidak kondusif akan berdampak negatif pada dunia bisnis, begitu pula sebaliknya.
Umar (2001:76) mengemukakan bahwa beberapa hal utama yang perlu
diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang adalah :
a. Undang-undang tentang lingkungan perburuhan,
b. Peraturan tentang perdagangan luar negeri
c. Stabilitas pemeintahan
d. Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja
e. Sistem Perpajakan.
6. Sosial dan Budaya: Perubahan sosial yang terjadi dan mempengaruhi
perusahaan harus dapat diantisipasi. Aspek kondisi sosial ini misalnya: sikap, gaya
hidup, adat istiadat dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal
perusahaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 16


D. Lingkungan Industri
Menurut Porter (1980) bahwa: aspek lingkungan industri akan lebih
mengarah pada aspek persaingan di mana perusahaan berada. Hal ini
mengakibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti
ancaman dan kekuatan yang dimiliki perusahaan, perlu dianalisa. Faktor-faktor
tersebut adalah :
1. Ancaman masuk Pendatang baru: Masuknya perusahaan sebagai penantang
baru akan menimbulkan implikasi bagi perusahaan yang sudah ada sehingga
akan terjadi perebutan pasar yang semakin kompetitif serta perebutan sumber.
2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri: Adanya persaingan dalam dunia
industri akan dapat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Perusahaan
yang mempunyai kekuatan cukup besar, dapat mempengaruhi pasar, sedangkan
pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa.
3. Ancaman dari produk pengganti: Ancaman produk pengganti ini akan
semakin kuat bila konsumen dihadapkan pada biaya peralihan (switching cost)
yang sedikit, dan jika harga produk pengganti tersebut lebih murah.
4. Kekuatan Tawar Pembeli: Kekuatan tawar dari para pembeli, dapat
mempengaruhi bahkan memaksa perusahaan untuk menurunkan harga suatu produk,
meningkatkan mutu produk dan pelayanan.
5. Kekuatan Tawar Pemasok: Kekuatan tawar pemasok juga dapat
mempengaruhi atau memaksa industri, lewat kemampuan mereka menaikkan harga
atau pengurangan kualitas produk atau pelayanan
6. Pengaruh kekuatan Pemegang Saham lainnya: Pemegang Saham memiliki
kepentingan dan tanggung jawab tertentu pada perusahaan. Tanggung jawab
tersebut didasarkan pada besarnya saham mereka dalam perusahaan.

E. Lingkungan dan Kondisi Bisnis


Untuk dapat melihat bentuk pengaruh lingkungan terhadap kondisi bisnis,
oleh James D. Thompson membaginya atas tingkat perubahan dan tingkat
homogenitas. Tingkat perubahan akan melihat seumum mana stabilitas suatu
lingkungan yang diukur dengan skala tingkat perubahan stabil dan perubahan
dinamis.
Sementara tingkat homogenitas melihat seumum mana kompleksitas
lingkungan yang diukur dengan skala homogenitas sederhana dan kompleks.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 17


Perusahaan dikatakan berada dalam kondisi ketidakpastian tinggi apabila
perusahaan tersebut menghadapi perubahan lingkungan yang cepat dan elemen
homogenitas yang sangat kompleks.
Beberapa strategi yang dapat mengatasi perubahan lingkungan dan
ketidakpastian itu yakni : pertama, melakukan penyesuaian terhadap perubahan
lingkungan. Tindakan ini dilakukan manakala kekuatan lingkungan tidak dapat
diubah. Penyesuaiannya meliputi perusahaan, struktur atau desainnya. Kedua,
melakukan pemantauan lingkungan secara tidak langsung. Yakni memantau
perkembangan lingkungan dengan mencari informasi dari media massa. Ketiga,
mempengaruhi lingkungan langsung. Yakni dengan melakukan lobi, pemasangan
iklan, dan perundingan dengan pihak terkait.
Sehubungan dengan perubahan lingkungan bisnis, maka dituntut
kemampuan perusahaan untuk melakukan hal-hal berikut ini :
1. Membangun keunggulan kompetitif melalui dictinctive capability
2. Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta perjalanan untuk
mewujudkan masa depan perusahaan.
3. Memempuh langkah-langkah strategik dalam membangun masa depan
perusahaan.
4. Mengarahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh personil dalam
membangun masa depan perusahaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 18


BAB 4

ETIKA BISNIS

A. Pendahuluan
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu
orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas
kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari
kegagalan.
Etika Bisnis adalah pengetahuan tata cara ideal tentang pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal dan secara ekonomi/sosial dengan menerapkan norma dan moralitas
tersebut untuk menunjang tujuan kegiatan bisnis (Muslich, 1998:4).
Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu
mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir
menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang
ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru
mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita
yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas di masa mendatang.
Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar
kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa
kita.
Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia bisnis kita
mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat
perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah
dan pengusaha golongan atas.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep
pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan
persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan,

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 19


menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
mampu mengatakan yang benar itu benar dan sebaliknya.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua
pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis
salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2000 an dapat
diatasi.

B. Moral Dan Etika Dalam Dunia Bisnis


a. Moral Dalam Dunia Bisnis
Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang
dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi
daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur"
(borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama
lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang
kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk
menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.
Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu
dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian
yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan
oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita
khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar
memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan
tantangan bagi etika bisnis kita
Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis
kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat
perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah
dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan?
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan
budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran
serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Jadi, moral sudah
jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua
belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan
konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan
satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling
menguntungkan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 20


Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar
menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini
dibicarakan. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan
budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang
sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama
akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis.

b. Etika Dalam Dunia Bisnis


Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan
secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan
mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan
bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good
conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah
tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta
kelompok yang terkait lainnya. Mengapa?
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan
pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu
dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang
transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun
bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara
pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait
yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang
disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain ialah :
1. Pengendalian Diri. Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari
siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak
mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain,
tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.
Inilah etika bisnis yang "etis".

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 21


2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (social responsibility). Pelaku bisnis
disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
"uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya
sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada
tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi
perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda.
3. Mempertahankan Jati Diri Dan Tidak Mudah Untuk Terombang-Ambing
Oleh Pesatnya Perkembangan Informasi Dan Teknologi. Bukan berarti etika
bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu
harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan
tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat. Persaingan dalam dunia bisnis perlu
untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak
mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara
pelaku bisnis besar dan golongan menengah ke bawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan". Dunia bisnis
seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa mendatang. Sehingga
dengan demikian pelaku bisnis diharapkan mengekspoitasi lingkungan dan
sumberdaya alam berkesinambungan.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
komisi. Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin
tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu Menyatakan Yang Benar Itu Benar. Artinya, kalau pelaku bisnis itu
memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari
"koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak
yang terkait.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 22


8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya Antara Golongan Pengusaha Kuat
Dan Golongan Pengusaha Ke Bawah. Untuk menciptakan kondisi bisnis yang
"kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat
dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang
bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini
kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah
waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan
berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen Dan Konsisten Dengan Aturan Main Yang Telah Disepakati
Bersama. Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat
terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika
tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
"oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan Kesadaran Dan Rasa Memiliki Terhadap Apa
Yang Telah Disepakati. Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua
memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu Adanya Sebagian Etika Bisnis Yang Dituangkan Dalam Suatu
Hukum Positif Yang Berupa Peraturan Perundang-Undangan. Hal ini untuk
menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap
pengusaha lemah.

C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Muslich (1998:31 -33) :
a. Prinsip Otonomi: perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan
bidang garapan yang dilakukan dan visi & misi yang ditentukan perusahaan.
b. Prinsip Kejujuran: menjadi nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis,
kejujuran diorientasikan pada seluruh pihak, baik karyawan, konsumen,
pemasok dan pihak lainnya yang terkait dengan aktivitas bisnis.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat: Erat kaitannya dengan prinsip kejujuran. Bila
kejujuran dapat diterapkan, maka keinginan perusahaan untuk bertindak jahat
dapat diredam. Keinginan akan berbuat jahat dapat menghancurkan
perusahaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 23


d. Prinsip Keadilan: Menganjurkan pada perusahaan untuk berlaku adil kepada
pihak-pihak yang terkait dalam sistem bisnis. Contoh: perusahaan
memberikan pelayanan yang sama pada konsumen yang membayar dengan harga
yang sama, atau member upah yang adil kepada karyawan dengan kontribusi
yang telah diberikannya.
e. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri: Perlunya meningkatkan citra perusahaan
melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan berlaku adil. Menjaga citra
perusahaan merupakan pengakuan atas keberadaan/eksistensi perusahaan,
sehingga prinsip-prinsip lainnya dengan sendirinya akan terbangun.

D. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Etika Bisnis


Di depan sudah dikatakan bahwa bisnis tetap mengenal etika, dari semua keterangan di
atas kita juga perlu mengetahui masalah-masalah yang dihadapi etika bisnis. Dari sini kita perlu
mengetahui hubungan-hubungan dalam etika bisnis.
1. Hubungan Primer. Meliputi semua hubungan langsung yang diperlukan suatu
perusahaan untuk melaksanakan fungsi dan misinya yang utama, yaitu memproduksi barang
dan jasa dalam masyarakat.

2. Hubungan Sekunder. Meliputi berbagai hubungan dengan kelompok-kelompok


masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksanaan fungsi dan misi utama perusahaan.

Secara spesifik oleh karena etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab
sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu
berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.
Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti hal manusia pribadi juga
memiliki etika pergaulan antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat
umum juga mempunyai atau memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan
bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah:
a. Hubungan Antara Bisnis Dengan Pelanggan/Konsumen.
Hubungan antara bisnis dengan pelanggannya merupakan hubungan yang paling
banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara
baik dalam hal ini. Adapun pergaulannya dengan pelanggan ini dapat disebutkan di
sini, misalnya sebagai berikut :
1. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membedakan atau
mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 24


2. Bungkus ataupun kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di
dalamnya, sehingga produsen perlu memberikan kejelasan tentang isi serta
kandungan atau zat-zat yang terdapat di dalam produk itu.
3. Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama. Oleh
karena itulah maka sampai saat inipun TVRI masih melarang ditayangkannya iklan
dalam siarannya sejak awal 1980-an.
4. Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang sangat
etis bagi suatu bisnis. Sangatlah tidak etis suatu bisnis yang menjual produknya yang
ternyata jelek (busuk) atau tak layak dipakai tetap saja tidak mau mengganti
produknya tersebut kepada pembelinya.

b. Hubungan Dengan Karyawan


Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan
bisnisnya seringkali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan
karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yaitu:
Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat, transfer,
demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off atau pemecatan/PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja). Di dalam menarik tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan
yang jujur sesuai dengan hasil seleksi yang telah dijalankan. Seringkali terjadi hasil
seleksi tidak diperhatikan akan tetapi yang diterima adalah peserta atau calon
yang berasal dari anggota keluarga sendiri.
Di samping itu tidak jarang seorang manajer yang mencoba menaikkan
pangkat para karyawan dari generasi muda yang dianggapnya sangat potensial
dalam rangka membawa organisasi menjadi lebih dinamis, tetapi hal tersebut
mendapat protes keras dari karyawan golongan generasi tua. Masalah lain lagi dan
yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan atau drop-out (DO).
Masalah DO atau PHK ini perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para
manajer karena hal ini menyangkut masalah tidak saja etik akan tetapi juga masalah
kemanusiaan. Karyawan yang di PHK tentu saja akan kehilangan mata pencahariannya
yang menjadi tumpuan hidup dia bersama keluarganya.

c. Hubungan Antar Bisnis


Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan
dengan pesaingnya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan
pngecernya, agen tunggalnya maupun distributornya. Dalam kegiatan seharihari
Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 25
tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan kepentingan antar
keduanya. Dalam hubungan itu tak jarang dituntut adanya etika pergaulan
bisnis yang baik.

d. Hubungan Dengan Investor


Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan terutama yang akan
atau telah "go public" haruslah menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur
dari bisnisnya kepada para investor atau calon investornya. Informasi yang tidak
jujur akan menjerumuskan untuk mengambil keputusan yang keliru.
Banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin menjadi emiten yang
akan menjual sahamnya (mengemisi sahamnya) kepada masyarakat. Di pihak
lain masyarakat juga sangat berkeinginan untuk menanamkan uangnya dalam
bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga yang lain yang diemisi oleh
perusahaan di pasar modal.
Oleh karena itu masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham
haruslah diberikan informasi secara lengkap dan benar mengenai prospek
perusahaan yang go publik tersebut. Janganlah sampai terjadi adanya
manipulasi atau penipuan terhadap informasi atas hal ini.

e. Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan


Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak
pada umumnya hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini
merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang
berupa neraca dan laporan rugi laba misalnya. Laporan finansial disusun secara
benar sehingga tidak terjadi kecenderungan ke arah penggelapan pajak.
Keadaan tersebut merupakan etika bisnis yang tidak baik.

E. Etika Pemasaran
Fungsi bisnis mendominasi perhatian etika bisnis, selain itu fungsi pemasaran
berhubungan dengan konsumen langsung. Kecurangan dan keburukan tindakan yang
dilakukan oleh fungsi pemasaran seringkali berdampak pada fungsi-fungsi lainnya (operasi,
keuangan, dan SDM). Setiap perusahaan dan manajer pemasaran harus memahami
falsafah tanggung jawab sosial dan tingkah laku etis.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 26


Untuk menjalankan falsafah yang jelas dan bertanggungjawab berikut ini beberapa
prinsip yang mungkin dapat menjadi pedoman untuk menyusun kebijakan publik terhadap
pemasaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prinsip kebebasan konsumen dan produsen. Sejauh mungkin, keputusan
pemasaran harus diambil oleh konsumen dan produsen dengan kebebasan relatif.
Kebebasan pemasaran penting bila sistem pemasaran dimaksudkan untuk
menyampaikan standar kehidupan yang tinggi.
2. Prinsip mengendalikan bahaya potensial. Sejauh mungkin transaksi bebas
dimasuki secara bebas oleh produsen dan konsumen adalah bisnis pribadi mereka.
Sistem politik mengendalikan kebebasan produsen/konsumen hanya untuk mencegah
transaksi yang berbahaya akan merugikan produsen, konsumen atau pihak ketiga.
3. Prinsip memenuhi kebutuhan dasar. Sistem pemasaran harus melayani konsumen
kurang mampu dan juga kaya atau dengan kata lain penyediaan barang yang mampu
dibeli.
4. Prinsip efisiensi ekonomi. Sistem pemasaran berusaha keras untuk memasok barang
dan jasa secara efisien dan dengan harga rendah. Sejauh mana kebutuhan dan
keinginan masyarakat dapat dipuaskan tergantung pada seberapa efisiennya
pemanfaatan sumberdaya yang langka.
5. Prinsip inovasi. Sistem pemasaran mendorong inovasi otentik untuk menurunkan
biaya produksi dan distribusi serta mengembangkan produk baru supaya bisa memenuhi
kebutuhan konsumen yang berubah.
6. Prinsip pendidikan dan informasi konsumen. Sistem pemasaran efektif banyak
melakukan investasi dalam pendidikan dan informasi konsumen untuk meningkatkan
kepuasan dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.
7. Prinsip perlindungan konsumen. Pendidikan dan informasi konsumen tidak dapat
melakukan seluruh tugas melindungi konsumen.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 27


BAB 5
BENTUK-BENTUK
ORGANISASI BISNIS

A. Perusahaan Perseorangan
Usaha pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya
satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas keseluruhan harta kekayaan perusahaan
tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan untung dari hasil usaha. Namun orang
tersebut juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan utang yang di tanggung oleh
perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh harta kekayaan
pribadinya berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan.
Dari definisi yang diberikan diatas, jelas bahwa usaha pribadi merupakan bentuk
badan usaha yang sangat mudah untuk didirikan. Beberapa kelebihan dan kekurangan lain
dari jenis usaha ini adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan Dari Bentuk Usaha Pribadi
Kelebihan-kelebihan bentuk usaha pribadi adalah sebagai berikut:
a. Mudah dibentuk, murah biaya pembentukannya dan di banyak negara tidak
memerlukan izin pembentukan dari pemerintah.
b. Keuntungan hanya dinikmati oleh satu orang yaitu pendiri usaha tersebut
c. Pembuatan keputusan dan mengendalikan hanya dilakukan oleh
satu orang sehingga orang tersebut benar-benar mengetahui bisnis yang
dijalankannya.
d. Fleksibel dalam arti manajemen dapat dengan mudah bereaksi terhadap keputusan
harian dengan mudah.
e. Relatif tidak ada control dari pemerintah sehingga pajak yang
harus dibayarkan adalah pajak pribadi bukan pajak usaha.

2. Kekurangan Perusahaan Perseorangan


Disamping kelebihan yang telah disebutkan di atas, usaha pribadi juga memiliki
beberapa kekurangan dibandingkan dengan bentuk hukum bisnis lainnya. Kekurangan-
kekurangan dari bentuk usaha pribadi adalah sebagai berikut :

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 28


a. Tanggung jawab utang yang tidak terbatas. Artinya apabila terjadi kewajiban
pembayaran maka kewajiban itu harus dipenuhi dengan menyerahkan seluruh harta
perusahaan dan harta pribadi pemilik.
b. Jarang ada yang bertahan lama, dimana hal ini dapat saja disebabkan oleh
meninggalnya pendiri atau pemilik dari perusahaan tersebut.
c. Relatif sulit untuk dapat memperoleh pinjaman jangka panjang dengan bunga yang
rendah.
d. Relatif tergantung hanya pada pola pikir satu orang saja sehingga apabila orang ini
tidak berpengalaman dalam bisnis yang akan digelutinya maka ancaman kegagalan
adalah sangat besar.

B. Perusahaan Dagang
Merupakan suatu bentuk badan usaha pribadi yang memikul resiko secara pribadi
pula atau perorangan. Perusahaan Perorangan/ Perusahaan Dagang merupakan bentuk
peralihan antara bentuk partnership dan dapat pula dimungkinkan sebagai one man
corporation. Dalam hubungan ini dapat pula diberlakukan pasal 6 dan pasal 18 Kitab
Undang-undang Hukum Dagang.
a. Sumber modal Perusahaan Perorangan/ Perusahaan Dagang adalah dari pemilik atau
dapat pula menggunakan modal pinjaman.
b. Contoh Perusahaan Perorangan/ Perusahaan Dagang adalah toko pakaian, toko
makanan dan lain-lain.

1. Tanggung Jawab Pemilik Perusahaan Perorangan Perusahaan Dagang


Pada Perusahaan Perorangan/Perusahaan Dagang tidak terdapat pemisahan
antara kekayaan pribadi pemilik dengan perusahaan sehingga utang perusahaan berarti
pula utang pemiliknya. Dengan demikian bahwa seluruh harta kekayaan pemilik menjadi
jaminan bagi semua utang perusahaannya. Oleh karena itu, pemilik Perusahaan
Perorangan/Perusahaan Dagang memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas.

2. Kelebihan Perusahaan Perorangan Perusahaan Dagang


a. Aktivitas relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah.
b. Biaya organisasi rendah.
c. Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan formalitas.
d. Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik.
e. Manajemen relatif fleksibel.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 29


3. Kelemahan Perusahaan Perorangan/Perusahaan Dagang
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Apabila kekayaan perusahaan tidak dapat
menutup utang perusahaan, maka kekayaan pribadi menjadi jaminan untuk menutup
kekurangan pembayaran utang perusahaan tersebut.
b. Status hukum Perusahaan Perorangan/Perusahaan Dagang adalah bukan badan
hukum.
c. Pada umumnya kemampuan investasi terbatas sehingga besar atau luas usaha juga
terbatas.
d. Apabila pemilik perusahaan meninggal dunia atau tidak dapat aktif untuk waktu yang
cukup lama maka kegiatan perusahaan akan terhenti.
e. Kemampuan manajerial yang terbatas.

C. Perusahaan Persekutuan Firma


Pengertian firma adalah sebagai badan usaha persekutuan dua orang atau
lebih yang menjalankan usaha dengan satu nama dan bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam firma, sekutu-sekutu tersebut ikut aktif dalam pengelolaan usaha.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dibagi sesuai dengan jumlah sekutu
tersebut. Selain itu, tiap-tiap sekutu juga ikut bertanggung jawab atas segala risiko yang
akan diderita oleh perusahaan.
Secara bahasa, firma berarti usaha bersama. Nama yang digunakan perusahaan
tergantung dari kesepakatan para sekutunya. Bisa nama salah satu pemilik atau
gabungan dari nama sekutunya. Mungkin juga mengambil nama yang dirasakan
membawa hoki atau keberuntungan usaha bagi sekutunya.
Berdasarkan uraian tersebut, firma memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Usaha ini dilakukan secara bercama-sama antara dua orang atau lebih dengan
menyetorkan modal masing-masing.
2. Firma dapat terbentuk di lingkungan kerabat atau teman yang saling kenal.
3. Proses pendiriannya dilakukan di hadapan notaris dengan membuat akta pendirian
usaha sebagai bukti tertulis.
4. Besarnya modal yang disetorkan sekutu ke perusahaan disesuaikan dengan yang
tertera pada akta pendirian.
5. Keuntungan yang dibagikan ke sekutu-sekutunya sesuai dengan presentase modal
yang disetorkan para sekutu.
Sebagai usaha bersama, firma juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Apa
sajakah kelebihan dan kelemahan firma? Dapatkah kamu menyebutkannya?

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 30


a. Kelebihan Firma sebagai berikut:
1. Modal yang digunakan untuk menjalankan usaha cukup besar karena berasal dari
beberapa orang. Besarnya modal yang disetor sekutu sesuai dengan kesepakatan
yang tercantum dalam akta pendirian.
2. Adanya kemudahan dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor. Hal ini
disebabkan risiko yang mungkin terjadi ditanggung semua sekutu dalam firma.
3. Kelangsungan usaha perusahaan dapat terjamin.
4. Manajemen perusahaan dapat dijalankan secara lebih profesional.
5. Pengelolaan dilakukan secara bersama-sama sehingga memunculkan ide-ide
kreatif untuk mengembangkan usaha.

b. Kelemahan dari firma sebagai berikut:


1. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas menjadi kekayaan perusahaan tidak
terpisah dari kekayaan pribadi. Jika perusahaan bangkrut, kekayaan pribadi
menjadi jaminan.
2. Mudah terjadinya kesalah pahaman dan perselisihan antar sekutu.
3. Kesalahan yang dilakukan salah satu sekutu, baik secara hukum maupun finansial,
menyebabkan semua sekutu terkena imbasnya.
4. Kerahasiaan perusahaan kurang terjamin karena semua sekutu terlibat dalam
pengelolaan.
5. Pengambilan keputusan tidak dapat segera diputuskan karena perlu adanya
pertimbangan dari para sekutu.

D. Persekutuan CV
Persekutuan merupakan bentuk organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih
bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga bertanggungjawab dan hak yang
ada akan ditanggung oleh mereka. Sedangkan Persekutuan Komanditer (CV) adalah
perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu
orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab satu orang atau lebih sebagai
pihak lain yang mempercayakan uangnya.
Pada bentuk usaha jenis persekutuan ini, tugas atau tanggung jawab masing-
masing pendiri harus dijelaskan dalam akte pendirian perusahaan. Berikut ini contoh
informasi yang haris dimasukkan ke dalam perjanjian antara lain: data-data pribadi para
pendirinya, jumlah modal yang disetorkan, tanggung jawab manajemen dari para
pendirinya, kekuasaannya, pembagian keuntungan, dan pembagian utang.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 31


Disamping persyaratan pendirian ini, perlu pula dipahami bahwa dalam bentuk CV salah
seorang pendiri harus berfungsi sebagai general partner yang bertanggung jawab penuh
atas pengendalian perusahaan dan utang yang mungkin timbul.
a. Kelebihan dari Bentuk Persekutuan
Beberapa kelebihan dan kebaikan dari bentuk persekutuan baik Firma maupun
Komanditer adalah sebagai berikut :
1. Mudah pembentukannya; aspek formal serta biaya yang harus ditanggung untuk
pendiriannya sangat mudah dan murah.
2. Imbalan yang langsung diberikan; dimana para pendiri dapat langsung menikmati
keuntungan yang diperolehnya berdasarkan atas perjanjian yang telah dibuat.
3. Pertumbuhan serta unjuk kerja yang umumnya baik. Hal ini dikarenakan kemampuan
kerja sama serta saling menunjang antara partner dalam menjalankan bidang usaha
serta penguasaan aspek-aspek penting dalam perusahaan.
4. Fleksibilitas; dimana respons terhadap tantangan bisnis dapat dilakukan dengan cepat.
5. Pengawasan dari pemerintah yang relatif longgar dan sangat jarang dilakukan
interferensi dalam pengendalian suatu persekutuan.
6. Kemudahan perpajakan; dimana para pendiri persekutuan hanya membayar pajak
individu saja.

b. Kekurangan dari bentuk persekutuan adalah :


1. Adanya pembagian utang yang tidak berimbang dimana seorang partner harus
menanggung seluruh utang dari persekutuan yang ada.
2. Jarang ada yang bertahan lama, dimana hal ini dapat saja disebabkan oleh
meninggalnya pendiri atau pemilik dari perusahaan tersebut.
3. Relatif sulit untuk dapat memperoleh pinjaman jangka panjang dengan bunga yang
rendah.
4. Banyak terjadi persekutuan dijalankan dengan bergantung hanya pada pola pikir
general partner sehingga apabila orang ini tidak berpengalaman dalam bisnis yang
akan digelutinya maka ancaman kegagalan adalah sangat besar.
5. Kesulitan dalam meredam keinginan masing-masing partner dalam upayanya
memajukan perusahaan serta mencapai kompromi atas suatu keputusan atau
kebijakan; dimana faktor yang terakhir ini benar-benar menentukan sukses atau
tidaknya persekutuan itu di dalam menjalankan roda usahanya.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 32


E. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta
peraturan pelaksanaannya. Biasanya izin pendirian PT akan diberikan sepanjang tersebut
tidak bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan yang ada.
a. Kelebihan dari Bentuk PT
Beberapa kelebihan dan kebaikan dari bentuk perseroan terbatas (PT) adalah
sebagai berikut :
1) Adanya tanggung jawab atas utang yang terbatas; dimana tanggung jawab utang
harus dibayar hanya terbatas atas jumlah saham yang dimiliki.
2) Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang dimilikinya.
3) Umumnya memiliki jangka waktu operasi yang tidak terbatas.
4) Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nilai nominal yang besar
untuk jangka waktu panjang dan tingkat bunga yang rendah.
5) Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu dimana
para pemegang saham dapat dengan mudah menyewa tenaga manajemen professional
untuk menjalankan perusahaan yang ada.

b. Kekurangan dari Bentuk PT


Beberapa kekurangan dan keburukan dari perseroan terbatas adalah sebagai
berikut :
1) Keterbatasan dalam jenis-jenis bidang usaha yang akan dijalankan ; dimana umumnya
bidang-bidang usaha yang dijalankan oleh PT ditentukan oleh izin yang dileluarkan
serta peraturan-peraturan yang berlaku.
2) Adanya perbedaan kepentingan didalam menjalankan PT ; dimana terkadang pemilik
saham minoritas dikalahkan oleh kepentingan pemilik saham mayoritas
3) Adanya kewajiban-kewajiban untuk membuat laporan ke berbagai pihak.
4) Biaya yang tidak sedikit untuk mendirikan suatu PT.
5) Adanya sistem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham membayar pajak
ganda yaitu pajak atas PT itu sendiri, dividen yang diterima serta pajak individunya.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 33


BAB 6

KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN

A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus
atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah
manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat
dijadikan pegangan dalam memahami manajemen tersebut, yaitu : Manajemen adalah
suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.
Sedangkan pengertian menurut ahli-ahli yang lain adalah sebagai berikut :
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4. Menurut Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa
istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 34


1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

B. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan manajer
dalam kegiatan manajerialnya. Yang bermula dari kegiatan pembuatan perencanaan
sampai pada pengadaan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut.
Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya pelaksanaan
rencana sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Secara menyeluruh, fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan/Planning. Yaitu suatu usaha atau upaya untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu program kerja.
2. Pengorganisasian/Organizing. Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas
dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan antar fungsi.
3. Penyusunan Staf/Staffing. Termasuk di dalamnya adalah perekrutan karyawan,
pemanfaatan, pelatihan, pendidikan dan pengembangan sumberdaya karyawan
tersebut dengan efektif.
4. Pengarahan/Directing. Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga
termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi dan pengarahan agar
karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif.
5. Pengkoordinasian/Coordinating. Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan
dalam satu totalitas organisasi pekerjaan. Pengorganisasian mengandung hal-hal
sebagai berikut :
a. Sinkronisasi kegiatan
b. keterpaduan kegiatan
c. menyelaraskan kegiatan
d. Meruntutkan kegiatan
e. Mencegah overlapping dan kekosongan kegiatan
6. Pengawasan/Controling. Fungsi yang memberikan penilaian, koreksi dan evaluasi
atas semua kegiatan. Secara terus-menerus melakukan monitoring atas pekerjaan
yang sedang dilakukan. Fungsi ini bertujuan untuk menyesuaikan rencana yang telah
dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Hasil dari evaluasi pengawasan ini dijadikan
sebagai bahan rekomendasi untuk kegiatan berikutnya.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 35


C. Organisasi Dan Kepemimpinan
1. Pengertian
Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan menurut Chester I. Barnard, organisasi
adalah sebagai suatu sistem aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih. Dari dua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
suatu wadah tempat kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Secara tegas organisasi ditandai oleh : 1. Adanya kelompok atau kumpulan orang yang
saling terikat; 2. Adanya hubungan yang harmonis dalam kerjasama; 3. Hubungan
kerjasama atas dasar penetapan hak, kewajiban dan tanggungjawaban tertentu.
Dalam membentuk sistem mekanisme pengorganisasian terdapat tahapan yang
perlu diperhatikan : a. Merinci pekerjaan yang harus dilaksanakan; b. Membagi beban
kerja; c. mensinkronisasi pekerjaan; d. menentukan mekanisme pekerjaan.
Dari beberapa penjelasan pada pengertian tersebut bahwa pengorganisasian
disusun dengan tujuan agar pekerjaan yang dikehendaki dapat tercapai dan dibagi-
bagi diantara anggota organisasi dengan rentang tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang jelas sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Unsur-Unsur Organisasi
Ada sekitar 4 unsur yang dimiliki oleh suatu organisasi. Unsur tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai wadah atau tempat bekerja sama. Dapat diartikan sebagai tempat atau
kerangka mekanisme pendelegasian kekuasaan dan tanggungjawab.
b. sebagai proses kerjasama antara dua orang atau lebih. Pembagian tugas agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
c. adanya tugas atau kedudukan yang jelas. Adanya pengaturan dan pembagian
wewenang tugas dan tanggungjawab.
d. mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang telah ditetapkan menjadi suatu acuan
dalam tugas untuk mencapainya.

3. Asas atau Prinsip Organisasi


a. Perumusan dan penentuan tujuan. Organisasi dibuat berdasarkan atas tujuan
yang hendak dicapai.
b. Pembagian kerja. Susunan organisasi dijabarkan dengan aspek pembagian
kerja.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 36


c. Pendelegasian Wewenang. Susunan dan struktur organisasi diatur sesuai alur
pendelegasian wewenang sehingga ketegasan pertanggungjawaban jelas.
d. Koordinasi. Susunan organisasi diutamakan pada yang paling mungkin dan
paling mudah pengkoordinasiannya.
e. Efisiensi Pengawasan. Ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan
pengawasan yang efisien.
f. Pengawasan Umum. Agar pengawasan secara menyeluruh dapat mudah
dilaksanakan.

4. Tujuan dan Manfaat Organisasi


Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang
dikehendaki dapat mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Sementara
itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan tugas
dilakukan dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat lebih
baik, pengawasan pelaksanan pekerjaan dapat efektif dan efisien dan tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.

5. Kepemimpinan (Leadership)
a. Pengertian dan Unsur-Unsurnya
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut George Terry,
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja
dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok. Menurut Cyriel O'Donnell,
kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan
umum. Dari dua pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
terdiri atas :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.
2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.
3. Untuk mencapai tujuan manajer.
4. Untuk memperoleh manfaat bersama.
Sehingga jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah
adanya unsur kader penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi,
adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian
anggota.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 37


b. Fungsi dan Tugas
Seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :
1. Mengambil keputusan
2. Mengembangkan informasi
3. Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota
3. Memberi dorongan dan semangat pada anggota
4. Bertanggungjawab atas semua aktivitas kegiatan
5. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
6. Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi

Sedangkan tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Yang berkaitan dengan kerja : Mengambil inisiatif, Mengatur langkah dan arah,
Memberikan informasi, Memberikan dukungan, memberikan pemikiran, mengambil
suatu kesimpulan.
2. Yang berkaitan dengan kekompakan anggota : Mendorong, bersahabat, bersikap
menerima, Mengungkapkan perasaan, bersikap mendamaikan, berkemampuan
mengubah dan menyesuaikan pendapat, memperlancar pelaksanaan tugas,
memberikan aturan main.

c. Level dan Keterampilan yang perlu dimiliki


Kepemimpinan dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Level Top Leader/Top Management. Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama.
Melakukan tugas yang bersifat konseptual.
2. Level Middle Leader/Middle Management. Golongan menengah, misalnya, staf
produksi, manajer keuangan. Melakukan tugas konseptual sebagai penjabaran dari top
management, juga melakukan pekerjaan tersebut.
3. Lower Leader/Lower Management. Golongan bawah, misalnya, supervisor,
mandor dan pelaksana teknis.

d. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Otokratik : gaya kepemimpinan penguasa. Kekuasaan terpusat dan tidak
memberikan ruang kepada yang dipimpinnya untuk mengambil peran yang penting.
Suasana organisasi dengan ketegangan, kaku, dan selalu menunggu perintah.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 38


2. Free-rein/Laissez-faire : gaya kepemimpinan yang membiarkan stafnya untuk
melakukan apapun yang terkait dengan tugasnya. Tidak ada pengarahan, sehingga
bawahan menjadi bingung dan ragu-ragu dalam mengambil kebijakan.
3. Participative/democratic : gaya kepemimpinan yang memberikan ruang
berdiskusi/berbeda pendapat antara bawahan dan pimpinan. Bawahan menjadi
terbuka dan mendorong dirinya untuk melakukan terobosan dan kreasi. Masalah yang
muncul menjadi cepat diketahui dan diantisipasi oleh pimpinan.

Dari dua gaya kepemimpinan tersebut berkembang gaya kepemimpinan yang lain
seperti :
1. Gaya kekompakan tinggi, kerja rendah
2. Gaya kerja tinggi, kekompakan rendah
3. Gaya kerja tinggi, kekompakan tinggi
4. Gaya kerja rendah, kekompakan rendah

e. Persyaratan Ideal Bagi Pimpinan


Menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut :
1. Mental dan fisik yang energik
2. Emosi yang stabil
3. Pengetahuan human relasi yang baik
4. Motivasi personal yang baik
5. Cakap berkomunikasi
6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7. Ahli dalam bidang sosial
8. Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial

Menurut Horold Koontz dan Cyrel O Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :
1. Tingkat kecerdasan yang tinggi
2. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan
3. Cakap berbicara
4. Matang dalam emosi dan pikirian
5. Motivasi yang kuat
6. Penghayatan terhadap kerjasama

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 39


BAB 7

KONSEP DAN FUNGSI PEMASARAN

A. Pendahuluan
Semua organisasi, baik berorientasi profit maupun not-for-profit, harus bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat beroperasi dan
sukses. Kemampuan organisasi dalam menentukan siapa yang menjadi konsumen
dari produk/jasa yang dihasilkan merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi.
Berikutnya barulah organisasi dapat memfokuskan diri untuk mengidentifikasi
kebutuhan konsumen, cara-cara memenuhi kebutuhan itu dan akhirnya mengusahakan
konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk/jasa yang ditawarkan perusahaan.
Di samping itu, organisasi harus memiliki kemampuan pula untuk
menyampaikan informasi kepada konsumen bahwa mereka telah menghasilkan sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Disinilah fungsi pemasaran (marketing)
menonjol. Ia menjadi penghubung antara organisasi dan konsumen. Lebih jauh lagi,
fungsi ini dapat diberdayakan untuk mendukung suatu gagasan dan mendidik
konsumen (Boone & Kurzt, 234).
The American Marketing Association mendefinisikan Marketing (management)
sebagai Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi,
dan pendistribusian gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
mampu memenuhi tujuan individu dan organisasi.
Philip Kotler sendiri mendefiniskan marketing management sebagai seni dan
ilmu di dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, memelihara dan
mengembangkan para pelanggan melalui proses penciptaan, penyampaian dan
pengkomunikasian nilai pelanggan yang lebih baik.
Secara umum pemasaran adalah kegiatan untuk menjalankan bisnis guna
memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga,
mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan
konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 40


B. Unsur Pokok Dalam Kegiatan Pemasaran
1. Pemasaran
Pemasaran adalah organisasi perusahaan atau perorangan yang mempunyai
tujuan tertentu bagi organisasi maupun pribadinya. Tujuan pemasaran tersebut
misalnya keuntungan, survive, pangsa pasar, kesetiaan pelanggan, kesejahteraan, dan
sebagainya yang harus dipenuhi. Pemasar mempunyai kapasitas (sumberdaya,
teknologi, dan manajemen) tertentu yang mampu memprodusksi barang dan jasa sebagai
pemenuhan permintaan pasar. Kapasitas masing-masing unsur dalam setiap organisasi atau
pribadi belum tentu seimbang. Misalnya suatu perusahaan mempunyai sumberdana lebih
rendah dari pada tingkat teknologi yang dimiliki. Kapasitas pemasaran satu dengan yang
lain belum tentu sama. Pemasaran dapat merupakan: 1) produsen (orientasi terhadap
keuntungan); 2) organisasi (belum tentu orientasi terhadap keuntungan); 3)
pemerintah (orientasi terhadap kesejahteraan masyarakat).
2. Barang dan Jasa
Apapun bentuk sesuatu yang ditawarkan produsen untuk pemenuhan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Barang dapat bersifat konkret, tidak konkret atau kombinasinya.
3. Pasar
Pasar adalah konsumen pribadi atau organisasi perusahaan yang mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang berwujud sebagai permintaan terhadap barang atau jasa.
Pada umumnya, tujuan dari konsumen pribadi adalah pemenuhan dan kepuasan
kebutuhan dan keinginannya. Sedang tujuan pasar organisasi perusahaan adalah
keuntungan atau yang lain. Pasar mempunyai kapasitas pertukaran (daya beli) untuk
bisa memperoleh barang yang diminta. Daya beli adalah kemampuan pasar untuk
mendapatkan barang yang diperlukan. Daya beli dapat berwujud penguasaan uang,
barang yang bernilai untuk ditukarkan, ataupun kepercayaan orang lain bahwa mereka
mampu membayar.
4. Proses Pertukaran.
Pertukaran adalah kegiatan dua pihak yang masing-masing memerlukan sesuatu
milik pihak yang lain sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan masing-
masing. Pertukaran dapat dilakukan secara barter atau transaksi penjualan dengan syarat-
syarat yang disepakati secara layak oleh kedua belah pihak. Artinya dalam pertukaran
tersebut tidaklah ada pihak yang dirugikan. Bahkan kedua pihak merasa diuntungkan
dengan adanya pertukaran tersebut (win-win agreement). Dengan demikian dalam
setiap pertukaran selalu ada proses penciptaan nilai tambah pada masing-masing pihak.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 41


C. Konsep-Konsep Pemasaran
Pemasaran dapat lebih mudah dipahami dengan mengerti beberapa elemen inti
dari pemasaran. Secara konseptual, pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yang
menyadari pentingnya keterlibatan seluruh elemen organisasi dalam proses
pemenuhan kebutuhan konsumen sekaligus memenuhi tujuan-tujuan organisasi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengaplikasikan konsepsi
pemasaran :
1. Menggali informasi mengenai pasar, potensial maupun aktual. Sudah
tersediakah barang/jasa yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan
pasar? Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kemampuan produknya untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen?
2. Merancang dan mengembangkan program pemasaran
a. Menyediakan produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
b. Menetapkan harga produk yang dapat diterima oleh pasar
c. Mengkomunikasikan produk kepada konsumen untuk memposisikan produk di
pikiran konsumen
d. Memberikan jaminan bahwa konsumen dapat memperoleh produk di saat yang
tepat dan di tempat yang tepat pula.
3. Mengevaluasi melalui proses penggalian informasi mengenai efektivitas
program-program pemasaran perusahaan.
Aktivitas-aktivitas pemasaran seharusnya dilaksanakan dengan
mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, dan tanggung jawab sosial pemasaran. Di
dalam khasanah pemasaran terdapat lima konsep yang mendasari aktivitas pemasaran
perusahaan: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran,
dan konsep pemasaran sosial.
a. Konsep Produksi:
Konsep produksi meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-
produk yang tersedia di mana-mana dan dengan harga murah. (The production concept
holds that consumers will prefer products that are widely available and inexpensive.)
b. Konsep Produk :
Konsep produk meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk
yang menawarkan kualitas yang baik, kinerja, atau fitur-fitur yang inovatif.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 42


c. Konsep Penjualan
Konsep penjualan meyakini bahwa bila konsumen dan pelaku bisnis dibiarkan
saja, maka mereka tidak akan membeli dalam jumlah yang memadai produk-
produk perusahaan. Perusahaan haruslah melakukan usaha penjualan dan promosi
yang agresif.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran meyakini bahwa kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan mencakup usaha perusahaan untuk menjadi lebih efektif daripada para
pesaingnya dalam hal menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan kepada
pasar sasaran yang ditetapkan nilai manfaat bagi konsumen.
e. Konsep Pemasaran Sosial
Konsep pemasaran sosial meyakini bahwa tugas perusahaan adalah
menetapkan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada para pesaing
dengan cara-cara yang menjaga atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat.

D. Elemen Inti Pemasaran


1. Pasar
Banyak cara orang mendefinisikan konsep pasar. Pasar di sini dimaksudkan
sebagai sekelompok individu/organisasi yang memiliki kebutuhan dan keinginan
yang ingin dipuaskan dengan disertai daya beli serta memiliki kemauan untuk
membelanjakan daya beli itu. Konsekuensi dari definisi itu, kita dapat menggolongkan
pasar ke dalam dua kategori, pasar konsumen dan pasar industri. Pasar konsumen
merujuk pada individu-individu yang membeli produk perusahaan untuk dikonsumsi
sendiri. Sementara pasar industri, organisasi membeli suatu produk untuk dijual
kembali atau digunakan di dalam proses operasi yang nantinya juga akan dijual kepada
konsumen.
Dalam usahanya menawarkan produk kepada pasar, perusahaan harus
menyadari bahwa tidaklah mungkin semua orang akan menyukai satu produk tertentu.
Tidak semua orang sama-sama menyukai soft drink, kamar hotel, restoran, mobil,
universitas dan lain sebagainya. Ketidaksamaan ini muncul dari berbagai alasan, yaitu
perbedaan lingkungan geografis (seperti wilayah negara, provinsi, kabupaten atau
perkotaan dan pedesaan, demografi (seperti jenis kelamin, usia, tingkat
penghasilan, ukuran keluarga dan tingkat pendidikan), psikografi (seperti gaya

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 43


hidup, kepribadian dan nilai), dan perilakunya (seperti kesempatan khusus, manfaat
khusus, status pemakai, dan tingkat pemakaian).
Perbedaan-perbedaan ini perlu penanganan yang spesifik bila perusahaan ingin
berhasil. Konsep penanganan ini membawa kita pada istilah Market Segmentation
(segmentasi pasar). Segmen pasar adalah suatu kumpulan besar dari pasar yang
memiliki kesamaan keinginan, daya beli, lokasi geografis, sikap pembelian, atau
kebiasaan membeli.
Haruslah diingat oleh para pemasar bahwa tidak semua segmentasi di atas dapat
diterapkan begitu saja dalam proses pemasaran. Pemasar sebaiknya mempertimbangkan
hal-hal ini agar segmentasinya bermanfaat.
a. Dapat diukur : jumlahnya, daya beli
b. Cukup besar jumlahnya sehingga dapat menguntungkan
c. Dapat diakses dan dilayani
d. Dapat dibedakan
e. Dapat diaplikasikan, program yang efektif dapat disusun untuk menarik dan melayani
segmen itu.

Dalam realitas pemasaran, para pemasar seringkali menemukan bahwa pasarnya


sangatlah beragam setelah dilakukan segmentasi. Untuk memilih segmen mana yang
hendak dilayani, Kotler menyarankan ada lima pilihan, yaitu :
(1) Konsentrasi pada satu segmen (single segment concentration),
(2) Spesialisasi selektif (Selective specialization),
(3) Spesialisasi produk ( product specialization),
(4) Spesialisasi pasar (Market specialization) , dan
(5) Peliputan seluruh pasar (full market coverage).

2. Perilaku Pasar
Perilaku pasar mencerminkan perilaku individu-individu yang ada di dalam suatu
kelompok tertentu. Pola perilaku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor
personal (usia dan tahapan hidup, kedudukan/jabatan, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri), faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan
sikap). Kedua faktor di atas akan menentukan perilaku individu-individu di dalam
mengambil keputusan pembelian. Perilaku pembelian : keputusan dan tindakan orang-
orang yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan suatu produk.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 44


Ada lima peran yang terlibat di dalam proses pembuatan keputusan
pembelian.
a. Initiator: seseorang yang menyarankan/memunculkan ide untuk membeli sesuatu
produk/jasa.
b. Influencer. Seseorang yang cara pandang dan gagasannya mempengaruhi
keputusan pembelian.
c. Decider. Seseorang yang cara pandang dan gagasannya mempengaruhi keputusan
pembelian.
d. Buyer. Seseorang yang secara aktual melakukan pembelian
e. User. Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk/jasa.

E. Mengembangkan Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah sebuah rencana yang
memungkinkan perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk
mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan. Isu strategis pemasaran adalah :
1. Seleksi dan evaluasi pasar sasaran. Pasar sasaran adalah kelompok orang yang
dijadikan sasaran dari semua usaha pemasaran. Dengan mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap tingkat penjualan perusahaan, biaya dan laba.
2. Merancang dan menyusun pemasaran. Marketing mix adalah sekumpulan alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran pada
pasar sasaran. E.Jerome Mc. Carthy menamai alat-alat pemasaran itu “the four Ps of
Marketing”. 4P yang dimaksudkan adalah Produk, Harga, promosi, dan Tempat.

F. Riset Pemasaran Dalam Komunikasi Pemasaran


Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis dewasa ini, proses pengambilan
keputusan, preferensi, perilaku dan kepuasan konsumen kini menjadi fokus perhatian
setiap perusahaan yang ingin tetap eksis dan unggul dalam persaingan berskala global.
Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen memerlukan penelitian terhadap
pasar, baik pasar saat ini maupun pasar potensial.
Demikianlah Riset Pemasaran berperan sebagai dasar penyusunan strategi dan
taktik pemasaran. Riset pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi,
pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif
dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang
pemasaran.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 45


1. Kriteria Riset Pemasaran
a. Relevan. Menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk merespon tantangan
atau menyelesaikan masalah pemasaran yang dihadapi perusahaan.
b. Tepat waktu. Hasil penelitian selesai tepat pada waktunya.
c. Efisien. Setiap riset pemasaran harus memberikan nilai tambah lebih besar dari
pada biaya yang telah dikeluarkan.
d. Obyektif. Agar hasil penelitian berkualitas baik, sehingga kesalahan interpretasi
dapat dihindari.
2. Klasifikasi Riset Pemasaran
a. Riset Indentifikasi Masalah
Membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin belum muncul ke
permukaan, namun bakal terjadi di masa depan. Terdiri dari : potensi pasar, pangsa
pasar, citra merk atau perusahaan, karakteristik pasar, analisis penjualan, peramalan
bisnis, dan trend bisnis.
b. Riset Pemecahan Masalah
Digunakan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah
pemasaran yakni: segmentasi, produk, penetapan harga, promosi, distribusi.
3. Proses Riset Pemasaran
a. Perumusan Masalah.
Riset hanya dapat dirancang secara sistematis untuk memberikan informasi
berharga jika masalah yang dihadapi telah dirumuskan secara jelas dan akurat.
b. Penentuan Desain Riset.
Desain riset merupakan kerangka untuk melaksanakan proyek riset pemasaran,
yang menjabarkan prosedur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
memecahkan masalah riset pemasaran.
Komponen-komponen desain riset :
1. Menentukan desain riset pemasaran (eksploratoris, deskriptif atau kausal).
2. Menentukan informasi yang dibutuhkan
3. Menetapkan prosedur pengukuruan dan skala
4. Menyusun dan melakukan pre-test terhadap kuesioner atau bentuk
pengumpulan data lainnya.
5. Menetapkan proses sampling dan jumlah sampel
6. Menyusun rencana analisis data

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 46


c. Perancangan Metode Pengumpulan Data
1. Apakah data harus dikumpulkan melalui observasi atau kuesioner
2. Haruskan bentuknya terstruktur berupa alternatif jawaban yang telah
ditentukan atau pertanyaan terbuka? Haruskah tujuan penelitian
disampaikan secara jelas kepada responden atau disamarkan.
a. Kriteria data yang baik : 1) obyektif; 2) representatif; 3) standar error harus
kecil; 4) up to date; 5) relevan
b. Klasifikasi data menurut :
1. Jenisnya : data kualitatif dan kuantitatif
2. Sifatnya : data diskrit dan kontinyu
3. Sumbernya : data internal dan eksternal
4. Cara memperolehnya :
a. Data primer : dikumpulkan dan diolah sendiri langsung dari obyeknya.
Terdiri dari : observasi, eksperimen dan kuesioner.
b. Data sekunder : diperoleh dalam bentuk sudah jadi, biasnya dalam
bentuk publikasi.
5. Menurut waktu pengumpulannya : data cross section dan time series.
c. Data primer – kuesioner
1. Metode kuesioner meliputi :
a. Wawancara pribadi
b. Survey pos
c. Telepon
d. Panel
e. Wawancara kelompok
2. Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner
d. Perancangan samplel dan pengumpulan data
Peneliti harus menspesifikasi kerangka sampling, proses pemilihan sampel
dan jumlah sampel.
e. Analisis dan interpretasi data
Analisis data terdiri dari : editing, koding, tabulasi, analisis dan interpretasi
data.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 47


Analisis data
1. Analisis dengan bantuan ilmu statistik. Mayoritas data riset pemasaran
merupakan tipikal data statistik, sehingga dianalisis dengan menggunakan
metode statistik.
Aplikasi Metode Statistik :
1. Statistik deskriptif : menggambarkan berbagai karakteristik data
2. Statistik induktif : inferensi terhadap sekumpulan data dari satu sampel

Jenis data statistik :


1. Data kualitatif : data kategori, tidak dapat dilakukan operasi matematika,
meliputi : data nominal dan data ordinal.
2. Data Kuantitatif : dapat dilakukan operasi matematika, meliputi : data
interval dan data rasio.
2. Analisis dengan bantuan non ilmu statistik.
Contoh : analisis sikap konsumen dengan metode fishbein, analisis semantic
differensial, uang pengambilan keputusan untuk mendukung optimasi biaya
pemasaran.
f. Penyusunan laporan riset.
Laporan riset merupakan rangkuman hasil, kesimpulan dan rekomendasi
penelitian yang diserahkan kepada pihak masyarakat.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 48


BAB 8

KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN


SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM)

A. Pengertian MSDM
SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau potensi manusiawi sebagai
penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya; atau potensi yang merupakan
asset dan berfungsi sebagai modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan
eksistensi organisasi (Nawawi, 2000).
Mengelola SDM di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh
karena itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk
mendukung proses terwujudnya SDM yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap
eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek
pengembangan kualitas SDM-nya.
Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan
tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan,
organisasi dan masyarakat (Flippo, 1996).

B. Fungsi Operasional MSDM


Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan dasar
pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 (lima) yakni :
1. Fungsi Pengadaan. Adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Fungsi Pengembangan. Adalah proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 49


yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
depan.
3. Fungsi Kompensasi. Adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa yang
diberikannya kepada perusahaan.
4. Fungsi Pengintegrasian. Adalah kegiatan mempersatukan kepentingnan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan
saling menguntungkan.
5. Fungsi Pemeliharaan. Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang.
Pemeliharaan yang dilakukan dengan program K3 (keselamatan, dan Kesehatan
Kerja).

C. Peran Strategik MSDM


Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya. Perubahan tersebut telah
menggeser fungsi-fungsi manajeman sumber daya manusia yang selama ini hanya
dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan
pegawai staffing, coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.

Saat ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri
menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk
bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM
lama menjadi lebih bersifat strategik.
Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan
pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan
strategi perusahan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan
pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin
besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Tingkat integrasi antara perencanaan strategik dengan fungsi-fungsi SDM
terwujud dalam empat macam hubungan :

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 50


1. Hubungan Administrasi.
Disini manajer puncak dan manajer fungsional yang lainnya mengangap fungsi
SDM relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan
maupun asset perusahaan dalam pengambil keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu Arah
Terdapat hubungan sekuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-
fungsi SDM. Fungsi SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan
strategis perusahaan.
3. Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara
perencanaan strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat
dipercaya. SDM berperan dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah
dijadikan mitra
4. Hubungan Integratif
Ditandai oleh hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM
dan perencanaan strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benanrya
mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan strategis.

D. Faktor Pendorong Pembentukan Integrasi Yang Efektif


Lingkungan: Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalam persaingan yang
semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan demografi tenaga kerja
Sejarah dan kultur organisasi : Budaya organisasi yang berorientsi pada sumber
daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan
sumber daya manusia dengan perencanaan strategis.

Strategis: Strategi pemusatan pada satu jenis bisnis inti dapat memacu potensi
bagi terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia
yang semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan diterapkannya
program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.

Struktur: Penempatan unit sumber daya manusia dalam struktur organisasi,


senior eksekutif sumber daya manusia di beri status sama seperti direktur fungsional lainnya
keterampilan dan nilai yang dianut eksekutif : Sumber daya manusia memiliki
pengetahuan yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan ke dalam
proses perencanaan strategis.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 51


Keterampilan dan nilai yang dimiliki karyawan : bantuan fungsi SDM yang
diterima manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan
pentingnya fungsi SDM. Sistem manajemen yang meliputi sistem imbalan, sistem
komunikasi dan informasi SDM sehingga SDM dan perencanaan strategis akan semakin
terintegrasi jika para senior eksekutifnya memiliki persentase yang substansial
kompensasi menanggung resiko.

Sistem Komunikasi yang memiliki tujuan membangun kesadaran manajer


terhadap tujuan strategis perusahaan dan mendorong mereka mendorong mereka
mengembangkan motivasi bawahannya didukung dengan data base SDM yang
dikembangkan dengan baik.

Menurut Nkomo (1980) evolusi manajemem SDM melewati tiga tahapan yaitu :

1. Definisi Stage : yaitu ketika manajer personalia menyelenggarakan program-


program yang kurang memberikan manfaat untuk mengurangi kekacauan karyawan
dan kemungkinan perpecahan.
2. Perencanaan man power : dalam tahap ini digunakan kebutuhan pekerja dan
perekrutan seleksi, training untuk menjamin terpenuhinya target man power.
3. Manajemen SDM : strategis ketika manajer SDM seharusnya lebih proaktif dalam
memecahkan masalah manajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusi
efektivitas organisasional yang lebih besar.

E. Peran MSDM Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif


Agar tujuan SDM memberikan kontribusi yang besar bagi organisasi untuk
meraih keunggulan kompetitif diperlukan strategi yang tepat dalam perencanaan SDM
secar terpadu. Kegiatan dari strategi SDM didasarkan kerjasama antar departemen SDM
secara terpadu. Kegiatan dari strategi SDM didasarkan kerja sama antar departemen SDM
dngan manajer lini serta keterlibatan manajemen puncuk dalam menjelaskan visi
dan misi organisasi yang dapat dijabarkan dalam tujuan bisnis yang strategi.
Departemen SDM dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan empat
pendekatan yaitu :
1. Strategi Patner menjadi mitra manajer senior dan manajer lini dalam melaksanakan
strategi yang telah direncanakan, menterjemahkan strategi bisnis ke dalam tindakan
nyata dengan diagnosis organisasi, yakni sistem penilaian (ass essmen) dan
pengabungan praktek organisasi dengan tujuan bisnis yang dapat dibentuk pada setiap
level organisasi.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 52


2. Administrasi Expert, menjadi ahli dalam mengatur pelaksanaan pekerjaan serta
efisiensii adaministrasi agar dihasilkan output dengan biaya rendah namum kualitas
terjamin. Upaya ini dapat dilakukan dengan rekayasa ulang (reengineering),
termasuk merekayasa kembali bidang SDM. Menjadi pakar administrasi perlu
menguasai dua fase rekayasa kembali. Pertama, proses perbaikan, menfokuskan pada
indentifikasi proses-proses yang tidak efektif dan merencanakan metode alternatif
untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Kedua memikirkan penciptaan ulang
(rethinking value creation values) yang prosesnya dimulai pelanggan. Sehingga dapat
mengubah fokus kerja dari apa yang dapat dilakukan menjadi apa yang
harus dihasilkan.
3. Employee Champion, menjadi penengah antara karyawan dan manajemen
untuk memenuhi kepentingan dua belah pihak. Dengan persaingan bisnis
yang semakin kuat menyebabkan tuntutan manajemen terhadap karyawan
semakin tinggi. Oleh karena itu manejer lini harus memperhatikan keadaan
karyawan yang berkaitan dengan : Pertama, kurangi tuntutan (demand)
dengan cara mengurangi beban kerja dan menyeimbangkan dengan sumber
daya yang dimiliki oleh karyawan. Kedua, tingkatan sumber daya dengan
membantu karyawan mendefenisikan sumber daya baru (dalam dari karyawan)
sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan organisasi. Ketiga,
mengubah tuntutan menjadi sumber daya dengan cara membantu karyawan
mempelajarai transformasi demand ke dalam sumberdaya.
4. Change Agent, menjadi agent perubahan, mempertajam proses dan budaya
yang dapat meningkatkan kapasitas organisasi untuk berubah.

F. Fungsi Pengadaan Analisa Jabatan


1. Pentingnya Pengadaan
Pengadaan adalah merupakan fungsi operasional yang utama dari MSDM.
Pengadaan TK merupakan masalah pokok yang penting, sulit dan karena untuk
mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta efektif
tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin.
Tenaga-kerja adalah asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan juga
pelaku aktif dari setiap aktivitas dalam organisasi. Mereka mempnyai pikiran, perasaan,
keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen,
dibawa kedalam organisasi perusahaan; bukan seperti mesin, uang, dan material

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 53


yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya guna mendukung
tercapainya tujuan perusahaan.
Kualitas dan kuantitas para tenaga-kerja juga harus disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan juga efisien. Penempatan
tenagakerja juga harus tepat sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang
dimilikinya.
Pengadaan tenaga-kerja ini haruslah didasarkan pada prinsip apa, barulah
kemudian disusul dengan siapa. Apa maksudnya kita harus terlebih dahulu menetapkan
pekerjana-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Sedangkan
siapa maksudnya adalah kita akan mencari orang-orang yang tepat untuk menjabat di posisi
tersebut yang didasarkan pada spesifikasi pekerjaan.
Pengadaan tenaga-kerja yang berdasarkan pada siapa yang kemudian barulah
disusul dengan apa ini akan menimbulkan mis manajemen di dalam menempatkannya.
Penempatan tenaga-kerja yang jauh di luar batas kemampuannya akan
mengakibatkan moral kerja dan tingkat kedisiplinan yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut ini digambarkan peran pentingnya
pengadaan tenaga kerja ini yakni : Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan tenaga-kerja yang secara
efektif dan efisien mampu mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Jika tenaga-
kerja yang diterima berkompeten, maka usaha untuk mewujudkan tujuan relatif mudah
dan sebaliknya.
Pengadaan tenaga-kerja ini harus mendapatkan perhatian yang serius serta
didasarkan kepada analisa jabatan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan,
persyaratan pekerjaan dan evaluasi pekerjaan, bahkan perlu juga untuk
mempertimbangkan pemerkayaan pekerjaaan, perluasan pekerjaan, dan
penyederhanaan pekerjaan.

2. Analisa Jabatan
Analisa jabatan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan-pekerjaan
apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan
itu harus dilakukan. Analisa jabatan akan memberikan informasi mengenai uraian
pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bahkan kita juga dapat
memperkirakan pemerkayaan pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan penyederhanaan
pekerjaannya.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 54


Tujuannnya yakni agar dapat mendesain organisasi dan menetapkan uraian
pekerjaan, spesifikasi pekerjaan serta evaluasi pekerjaan. Sedangkan manfaatnya
yakni memberikan informasi tentang : aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan,
konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia, dan alat-alat yang
digunakan.

3. Langkah-Langkah/Proses Dalam Analisa Jabatan


Proses dalam menganalisis jabatan ini melalui beberapa tahapan yakni :
a. Menentukan penggunaan hasil informasi analisa jabatan
b. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang
c. Menyeleksi dan mewakili jabatan yang akan dianalisis
d. Mengumpulkan informasi analisa jabatan
e. Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
f. Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
g. Meramalkan perkembangan perusahaan.

Analisa jabatan selain itu juga menghasilkan job description, job specification
dan job evaluation yang akan berguna bagi :
1. Perekrutan dan seleksi. Analisa jabatan memberikan info tentang pekerjaan
dan syarat-syarat manusia yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan itu,
dari spesifikasi dijadikan dasar seleksi untuk memutuskan jenis orang yang perlu
direkrut dan diangkat.
2. Kompensasi. Informasi analisa jabatan memberikan pemahaman yang jelas
tentang latar belakang (pendidikan, usia, pengalaman dan sebagainya) orang
yang akan menjabat jabatan itu, sehingga kita dapat menentukan gajinya.
3. Evaluasi jabatan. Informasi analisa jabatan memberikan pemahaman yang
jelas mengenai berat/ringannya pekerjaan, besar/kecilnya resiko yang dihadapi
pekerja, sulit/mudahnya mendapatkan orang yang sesuai. Dengan demikian kita
dapat menetapkan harga/gaji pejabat yang menjabat jabatan tersebut.
4. Penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja merupakan upaya untuk
membandingkan prestasi aktual pegawai dengan prestasi kerja yang diharapkan
darinya. Untuk mengharapkan suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik
yakni melalui uraian pekerjaannya.
5. Latihan. Informasi analisa jabatan digunakan untuk merangsang program
latihan dan pengembangan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 55


6. Promosi dan pemindahan. Informasi analisa jabatan akan digunakan untuk
membantu dalam menentukan ataupun pemindahan karyawan.
7. Organisasi. Informasi jabatan yang diperoleh dari analisa jabatan seringkali
memberikan petunjuk bahwa organisasi yang ada perlu untuk diperbaiki.
8. Pemerkaya pekerjaan. Informasi analisa jabatan dapat digunakan untuk
memperkaya pekerjaan pada jabatan tertentu.
9. Penyederhanaan pekerjaan. Informasi analisa jabatan dapat digunakan
untuk menyederhanakan pekerjaaan dikarenakan adanya perkembangan
perusahaan dan spesifikasi yang mendalam akibatnya pekerjaan yang harus
dilakukan dalam suatu jabatan semakin terspesialisasi.
10. Penempatan. Informasi analisa jabatan digunakan untuk menempatkan para
tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilannya
agar mereka dapat bekerja secara efektif.
11. Peramalan dan perekrutan. Informasi analisa jabatan digunakan untuk
peramalan dan perekrutan tenaga kerja yang akan dibutuhkan perusahaan.
12. Orientasi dan induksi. Informasi analisa jabatan digunakan untuk orientasi
bagi tenaga kerja baru mengenai sejarah perusahaan, hak dan kewajibannya,
menginduksi dan sebagainya.

4. Uraian Pekerjaan (job description)


Uraian pekerjaan dan uraian jabatan diketahui serta disusun berdasarkan
informasi yang telah dihasilkan oleh analisa jabatan. Uraian pekerjaan biasanya
digunakan untuk tenaga-kerja operasional, sedangkan uraian jabatan digunakan untuk
tenaga-kerja manajerial. Uraian pekerjaan/jabatan ini harus ditetapkan secara jelas
untuk setiap jabatan, agar pejabat tersebut dapat mengetahui tugas dan tanggung-jawab
yang harus dilakukannya.
Uraian pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus
dicapai oleh seorang pejabat yang menjabat jabatan tersebut. Uraian pekerjaan ini
menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi
pejabat yang menjabat jabatan itu.
Apakah yang diartikan dengan uraian pekerjaan itu? Uraian pekerjaan
adalah informasi yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan,
hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu
dalam organisasi.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 56


Uraian pekerjaan harus jelas dan persepsinya juga harus mudah untuk
dipahami, serta menguraikan hal-hal sebagai berikut :
1. Identifikasi pekerjaan/jabatan yakni memberikan nama jabatan, seperti : rektor,
dekan, dosen, manajer dan sebagainya.
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung
jawab secara nyata yang diuraikan secara terpisah, agar dapat dengan jelas
untuk diketahui.
3. Standar wewenang dan pekerjaan yakni kewenangan dan prestasi yang harus
dicapai oleh setiap pejabata tersebut harus jelas.
4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas seperti alat-alat, mesin-mesin, dan
bahan baku yang akan digunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
5. Ringkasan pekerjaan/jabatan yaitu hendaknya menguraikan bentuk umum
pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan aktivitas utamanya.
6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus dijelaskan
darimana si petugas dipromosikan dan ke jabatan mana si petugas akan
dipromosikan.

5. Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification)


Spesifikasi pekerjaan ini disusun berdasarkan uraian pekerjaan dengan menjawab
pertanyaan "apa ciri, karakteristik, pendidikan, pengalaman dari orang yang akan
melaksanakan pekerjaan tersebut baik".
Apakah spesifikasi pekerjaan itu? Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan
kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan baik
dan kompeten. Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian informasi :
a. Tingkat pendidikan pekerja
b. Jenis kelamin pekerja
c. Keadaan fisik pekerja
d. Pengetahuan dan kecakapan pekerja
e. Batas umur pekerja.
f. Menikah atau belum
g. Minat pekerja
h. Emosi dan tempramen pekerja
i. Pengalaman pekerja.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 57


BAB 9

KONSEP DAN FUNGSI KEUANGAN

A. Pengertian Dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan


Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi keberhasilan
perusahaan. Hampir semua kejadian penting dalam perusahaan mengandung aspek
keuangan, misalnya penambahan divisi, menambah mesin pabrik, perjanjian leasing, dan
sebagainya.
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat
keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Sedangkan Manajemen keuangan menurut
Husnan (2002) yakni sebagai kegiatan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana
dengan tujuan untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Keputusan investasi ditujukan unt uk menghasilkan kebijakan yang
berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)
kebijakan modal kerja (c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi
perusahaan yang lebih luas (merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997).
Sedangkan fungsi manajemen keuangan adalah merencanakan, mencari dan
memanfaatkan dana dengan berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi. Untuk itu
diperlukan suatu rencana yang tepat sehingga manajer dapat memperoleh dan
mengalokasikan dana secara efisien. Manajer harus dapat memproyeksikan arus kas
tersebut terhadap kondisi keuangan. Dana yang diperoleh oleh manajer keuangan baik
bersumber dari dalam maupun luar perusahaan.

B. Pembelanjaan Perusahaan
Fungsi pembelanjaan perusahaan meliputi :
1. Fungsi penggunaan/pengalokasian dana. yakni meliputi perencanaan dan
pengendalian penggunaan aktiva lancar dan tetap. Efisiensi penggunaan dana secara
langsung akan menentukan besar keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut.
2. Fungsi pemenuhan kebutuhan/pendanaan dana. Dalam hal ini manajemen
keuangan harus mengupayakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 58


menguntungkan. Selain itu harus dipertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari
masing-masing sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana
mempunyai konsekuensi financial yang berbeda.

C. Pengertian Dan Kebijakan Modal Kerja


Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai
operasional sehari-hari. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk akan
dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutanya. Dengan demikian maka dana
tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan.
Penjabaran tujuan pengelolaan modal kerja haruslah mengacu pada tujuan
perusahaan yaitu menghasilkan profitabilitas yang optimal, sehingga disamping
meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, juga melakukan
efisiensi khususnya bidang keuangan.
Pengertian modal kerja menurut Riyanto (2001) dapat dikemukakan dalam
beberapa konsep :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur aktiva
lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar dan kembali dalam
bentuk semula dalam waktu yang pendek.
2. Konsep Kualitatif
Pada konsep ini modal kerja hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar
saja, maka pada konsep ini modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah utang
lancar yang harus dibayar.
3. Konsep Fungsional
Dasar dari konsep ini adalah fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan.
Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan ini adalah untuk menghasilkan
pendapatan.

Kebijakan modal kerja menurut Sarwoko (1995), mempunyai tiga tujuan :


1. Menjaga tingkat likuiditas yang cukup, sehingga mampu menjalankan aktivitas sesuai
dengan yang telah direncanakan.
2. Meminimkan resiko atas sumber-sumber dana yang digunakan, sehingga pada saat
jatuh tempo perusahaan mampu memenuhi seluruh hutang yang menjadi
kewajibannya. Disamping itu memilih cost of capital yang paling efisien.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 59


3. Memperbesar nilai perusahaan karena mampu menunjukkan tingkat likuiditas,
rentabilitas, aktivas dan solvabilitas yang mantap dan mampu menghasilkan nilai
ekonomis yang tinggi.
Sumber pembiayaan modal kerja digolongkan dalam tiga jenis yakni :
1. Hutang Jangka Pendek.
Modal kerja yang dibiayai dengan hutang jangka pendek mempunyai resiko yang
paling tinggi karena cos of capital dan jatuh tempo hutangnya relatif pendek,
sehingga manajemen berperilaku risk seeker.
2. Hutang Jangka Pendek Dan Hutang Jangka Panjang
Modal kerja yang dibiayai sebagian dengan hutang jangka pendek dan sebagian
dengan hutang jangka panjang mempunyai resiko lebih rendah dibandingkan dengan
kebijakan aggressive karena cost of capital dan jatuh tempo hutangnya relatif sedang,
sehingga manajemen berprilaku netral.
3. Hutang Jangka Panjang.
Modal kerja yang dibiayai dngan hutang jangka panjang mempunyai resiko yang
paling rendah karena cost of capital relatif rendah dan jatuh tempo hutangnya relatif
panjang, sehingga manajemen berprilaku risk averter.

D. Jenis-Jenis Modal Kerja


Jenis-jenis modal kerja menurut W.B. Taylor (sawir, 2001) digolongkan atas :
1. Modal Kerja Permanen. Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat mendukung kelancaran usaha.
a. Modal kerja primer. Jumlah kerja minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin keberlanjutan usahanya.
b. Modal kerja normal. Jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal. Normal yakni dinamis.
2. Modal Kerja Variabel. Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
a. Modal kerja musiman. Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi musim
b. Modal kerja siklis. Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi kongjungtor.
c. Modal kerja darurat. Modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya: mogok buruh,
banjir, krisis ekonomi.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 60


E. Aliran Kas (Cash Flow)
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode.
Rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat dibedakan
menjadi tiga aktivitas antara lain :
1. Aktivitas Operasi. Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang
berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan
operasional pokok untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi. Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan
dengan harta yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan. Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi
bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.

F. Anggaran Dan Karakteristik Anggaran


Anggaran menurut R.A. Supriyono (1994: 90) adalah suatu rencana terinci yang
dinyatakan secara formal dalam satuan kuantitatif, biasanya dalam satuan uang untuk
menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu.
Amin widjaja Tunggal (1996:6) anggaran adalah rencana manajemen dengan
maksud bahwa langkah-langkah positif harus dilakukan untuk membuat apa yang akan
dipakai sesuai dengan yang direncanakan.
Karakteristika anggaran oleh Mulyadi (1993: 489) yakni :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para
manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusunan anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan
selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 61


BAB 10

STRATEGI BISNIS

Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral
dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya (tantangan
perubahan lingkungan ekonomi, sosial budaya, teknologi, konsumen, suplier, dan
terutama persaingan).

A. Strategi dan Strategik

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” (stratos


=militer dan ag = memimpin) yang berarti “generalship” atau
sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam
membuat rencana untuk memenangkan perang. Secara umum,
kita mendefinisikan strategi sebagai suatu cara mencapai
tujuan.

Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competitive Strategy dalam


Harvard Business Review, 1996, mengatakan bahwa strategi adalah sekumpulan tindakan
atau aktivitas yang berbeda untuk menghantarkan nilai yang unik. Sedangkan
Thompson dan Strikcland (2001) mengatakan strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas
yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang
memuaskan (sesuai target).
Kata strategik merupakan kata sifat yang menjelaskan implementasi strategi.
Menurut kamus Oxford edisi Learner (2003) strategik berarti menjalankan strategi
dengan perencaan, target waktu, dan tujuan yang jelas. Strategi adalah Suatu
tindakan yang menjawab 3 pertanyaan besar, yaitu :

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 62


 a. Dimana kita saat ini?
 b. Kemana kita ingin pergi( Mencapai Suatu Posisi)?
1. Posisi bisnis
2. Kinerja finansial
3. Kinerja non finansial
 c. Kapan dan Bagaimana kita sampai ke sana?

B. Implementasi dan Eksekusi Strategi


Implementasi strategi berarti menempatkan strategi pada tujuan yang tepat.
Perusahaan diharapkan jangan sampai keliru dalam mengimplementasikan strategi. Hal
ini bisa saja terjadi meskipun tujuan telah ditetapkan di awal. Sementara eksekusi
strategi harus memenuhi beberapa prinsip dibawah ini:
1. Membangun organisasi yang mampu menyelesaikan strategi dengan sukses
2. Alokasi sumberdaya perusahaan yang tepat dan sesuai (fit)
3. Menetapkan kebijakan dan SOP yang mendukung strategi
4. Memotivasi SDM, memodifikasi tugas-tugas, dan memperbaiki perilaku agar sesuai dengan
persyaratan strategi yang dipilih
5. Mendesain struktur reward
6. Menciptakan budaya organisasi dan iklim kerja yang mendukung implementasi dan eksekusi
strategi.
7. Mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang mampu menyediakan informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
8. Menentukan best practices dan program-program perbaikan kontinyu (continuous
improvement)
9. Mengembangkan kepemimpinan internal yang dapat mendorong kemajuan implementasi
strategi

C. Tingkatan Strategi
Strategi yang disusun dapat kita bedakan menjadi beberapa tingkatan tergantung
pada jenis perusahaan yang melakukannya, apakah perusahaan tunggal (single business)
atau perusahaan terdiversifikasi (diversified company).

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 63


Strategi
Bisnis

Strategi
Fungsional
(SDM, Pemasaran,
Keuangan, Operasional)

Strategi
Operasional

Gambar 1. Perusahaan Tunggal

Strategi
Korporat

Strategi
Bisnis

Strategi
Fungsional
(SDM, Pemasaran,
Keuangan, Operasional)

Strategi
Operasional

Gambar 2. Perusahaan Diversifikasi

D. Macam-Macam Strategi
1. Strategi Korporat (Perusahaan)
Strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan bisnis secara keseluruhan
mencakup bagaimana mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis. Korporat
bertanggung jawab membangun “value” dan portofolio bisnis, memastikan bahwa bisnis
akan beroperasi dalam jangka panjang, dan memastikan setiap bisnis yang dimilikinya
kompatibel satu sama lain.
Strategi korporat merupakan game plan keseluruhan dari perusahaan diversifikasi.
Strategi ini menjadi payung atau pedoman strategi bagi seluruh unit bisnis yang dimiliki

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 64


perusahaan diversifikasi. Penyusunan strategi korporat perlu mempertimbangkan hal-hal
di bawah ini:
1. Langkah-langkah untuk memantapkan posisi dan keunggulan masing-masing unit
bisnis
2. Langkah-langkah mempercepat tercapainya kinerja bisnis
3. Menentukan cara untuk mencapai kesesuaian strategik (strategik fits) antar bisnis
dengan korporat
4. Menentukan prioritas investasi dan mendorong sumberdaya korporat untuk berdaya
guna di bisnis yang paling atraktif dan menguntungkan.

2. Strategi Bisnis
Strategi level unit bisnis ini bisa berupa strategi di level anak perusahaan, divisi,
lini produk, atau profit centre lain yang memiliki otonomi pengelolaan bisnisnya sendiri.
Isu dalam strategi bisnis adalah bagaimana mengkoordinasikan fungsi-fungsi
bisnis/manajemen untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Di level bisnis strategi yang diformulasikan akan berkaitan dengan posisi bisnis
terhadap pesaing, bagaimana mengakomodasi perubahan tren pasar dan teknologi, dan
upaya-upaya mempengaruhi persaingan melalui tindakan-tindakan strategis sepeti
integrasi vertikal, atau tindakan politis seperti lobi.
1. Strategi Fungsional
Strategi yang diformulasikan dan diimplementasikan di level fungsi manajemen
dari tiap bisnis, seperti fungsi SDM, keuangan, operasional, dan pemasaran. Level ini
menjadi pusat informasi manajemen strategi di level lebih atas yaitu bisnis dan korporat.
Setiap unit fungsional diharuskan mengembangkan strategi bisnis agar dapat
memberikan kontribusi pada kesuksesan strategi bisnis secara keseluruhan
2. Strategi Operasional
Strategi yang diformulasikan dan diimplementasikan di unit-unit operasional
seperti penjualan, distribusi, penyimpanan, promosi, persediaan, penggajian dll.
Keberhasilan manager pada jajaran ini akan menentukan kelancaran proses dan
kesuksesan organisasi secara keseluruhan.

E. Perencanaan Strategi
Pimpinan organisasi setiap hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan
internal perusahaan dan kekuatan eksternal suatu pasar. Suatu perusahaan
mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 65


yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi disebut dengan perencanaan
strategi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat
secara objektif kondisi internal dan kondisi eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Jadi perencanaan strategi penting untuk
memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
Perencanaan strategi adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan
memelihara suatu arah strategi yang menyelaraskan tujuan-tujuan organisasi dan
berbagai sumber dayanya sehubungan dengan peluang pemasaran yang berubah-ubah.
Tujuan perencanaan strategi adalah :
1. Mengukur dan memanfaatkan kesempatan atau peluang sehingga mampu mencapai
keberhasilan.
2. Membantu meringankan beban manajer dalam tugasnya menyusun dan
mengimplementasikan manajemen strategi.
3. Agar lebih terkoordinasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
4. Sebagai landasan untuk memonitor perubahan-perubahan yang terjadi sehingga
dapat segera dilakukan penyesuaian.
5. Sebagai cermin atau bahan evaluasi perencanaan selanjutnya sehingga bisa menjadi
bahan penyempurnaan perencanaan strategi yang akan datang.

E.1. Dasar Perencanaan Strategi


Ada dua dasar perencanaan strategi perusahaan, yaitu :
1. Perencanaan Intuitif Antisipatif
Suatu perencanaan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman, naluri,
pertimbangan dan reflektif seorang manajer dengan perkataan lain perencanaan
strategi intuitif antisipatif adalah perencanaan berdasarkan pengalaman masa lalu,
pertimbagan dan cara berfikir reflektif.
2. Perencanaan Jangka Panjang Formal
Perencanaan berdasarkan prosedur, penelitian, melibatkan banyak orang dan
menghasilkan seperangkat rencana tertulis.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 66


DA SA R PERENCA NA A N STRA TEGI

Perenc anaan Intiutif A ntis if atif Perenc anaan Jangka Panjang Formal

Dasarprosedur, penelitian, melibatkan


Dasar pengalaman masa lalu,
banyak orang, menghasilkan
pertimbangan dan c ara berf ikir ref lektif
s eperangkat rencana tertulis

PERENCA NA A N
STRA TEGI

Sumber : Djaslim S. “Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan“ Edisi


Ketiga, (Linda Karya 2001), Hal 25.

Gambar 3. Dasar Perencanaan Strategi

E.2. Proses Perencanaan Strategi


Proses perencanaan strategi adalah analisa situasi dengan maksud untuk menghimpun
unsur-unsur yang termasuk ke dalam kelompok pengenalan situasi, yaitu :
1. Harapan masyarakat adalah harapan pemegang saham, pelanggan, pemasok,
kreditur dan komunitas.
2. Harapan perusahaan adalah harapan manajemen puncak, manajemen lain serta
karyawan.
3. Data dasar merupakan prestasi masa lalu dan situasi saat ini serta peramalan.
4. Analisa SWOT merupakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Serta peluang dan ancaman lingkungan

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 67


PROSES PERENCA NA A N STRA TEGI

A NA LISIS SITUA SI

1. Harapan Mas y arakat


2. Harapan Perus ahaan
3. Data Das ar
4. A nalis is SWOT

STRA TEGI INDUK

1. Misi
2. Tujuan
3. Sas aran
4. Strategi

Sumber : Djaslim S. “Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan“ Edisi


Ketiga, (Linda Karya 2001), Hal 26.

Gambar 4. Proses Perencanaan Strategi

E.3. Tipe-Tipe Strategi


Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu:
1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi pengembangan
produk, strategi penerapan harga, strategi akusisi dan strategi pengembangan pasar.
2. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan strategi yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu
divisi baru atau strategi divestasi.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis atau strategi bisnis fungsional karena strategi ini berorientasi pada
fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi, strategi
distribusi atau strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

F. Strategi Operasi Dalam Lingkungan Global


Untuk menetapkan strategi bisnis dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif
yang tepat maka biasanya ada tiga langkah utama yang dilakukan perusahaan yaitu:

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 68


1. Analisis Lingkungan
Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan memahami
lingkungan, pelanggan, industri dan pesaing
2. Menetapkan Misi Perusahaan
Menetapkan alasan keberadaan perusahaan dan mengidentifikasi nilai produk yang
akan diciptakan oleh perusahaan.
3. Membentuk Strategi
Membangun keunggulan bersaing seperti harga yang murah, fleksibilitas rancangan
atau isi, mutu, penghantaran yang cepat, ketergantungan, jasa purna jual, atau lini
produk yang luas.

Adapun tiga strategi yang masing-masing memberikan peluang bagi para manajer
operasi untuk meraih keunggulan adalah:
1. Bersaing pada perbedaan (Differentiation), keunikan dapat melalui karakteristik
fisik maupun atribut jasa yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen
mempersepsikannya sebagai nilai.
2. Bersaing pada biaya (Cost Leadership), nuntuk mencapai nilai maksimum yang
diinginkan pelanggan tetapi dengan kualitas yang memadai.
3. Bersaing pada respon cepat (rapid response), melalui keseluruhan nilai yang
terkait dengan pengembangan dan penghantaran barang yang tepat waktu,
penjadwalan yang dapat diandalkan serta kinerja yang fleksibel.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 69


BAB 11

ANALISIS BISNIS DAN


STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha


Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh
secara kontinyu dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak
dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberikan manfaat. Untuk itu, ada
dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu
bisnis dimulai atau dikembangkan, yaitu:
a. Studi kelayakan Usaha ( Feasibility Study of Businesses)
b. Analisis SWOT (SWOT analysis, yaitu kekuatan (Strenght), kelemahan (Weaks), Peluang
(Opportunity), ancaman (Treath)

Studi kelayakan usaha/bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu
bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara kontinyu. Studi ini pada dasarnya
membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses
pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial
sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis
sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain:
a. Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko membangun pabrik,
mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
b. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah
kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk mengganti
peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, dan sebagainya.
c. Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa,
pabrikasi atau asemblasi, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 70


Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi
kelayakan usaha, diantaranya:
1. Pihak Bisnis (Pemilik Perusahaan)
Dalam keBisnisan, studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan
supaya kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan memberi
keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang
memerlukan persyaratan tertentu seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman dan sebagai bagan perimbangan
untuk merintis usaha, untuk mengembangkan usaha atau untuk melakukan
investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan baik bagi Bisnis
itu sendiri maupun bagi semua pihak yang berkepentingan.
2. Pihak Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk
memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal
yang ditanamkan atau dipinjamkannya. Oleh investor, studi kelayakan sering
digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya investasi dilakukan.
3. Pihak masyarakat
Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan
kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau merugikan. Bagaimana dampak lingkungannya apakah
positif atau negatif. Demikian juga bagi pemerintah sangat penting untuk
mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.

B. Proses Dan Tahapan Studi Kelayakan


Berdasarkan tahapannya, studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan
Tahap penemuan ide ialah tahap dimana Bisnis memiliki ide untuk merintis
usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya
kemungkinan-kemungkinan bisnis apa saja yang paling memberikan peluang untuk
dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Tahap Memformulasikan Tujuan
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis
yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk
menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 71


ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng? Apakah visi dan misi bisnis
yang akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak.
Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
3. Tahapan Analisis
Tahapan penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan
sebagaimana prosedur penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan
data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi
kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).
Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut
meliputi :
a. Aspek Pasar, yaitu mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang pasar,
permintaan dan penawaran, harga, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran
pasar, perkembangan pasar, struktur pasar dan strategi pasar.
b. Aspek Teknik Produksi/Operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan
peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi , lokasi
dan lay-out pabrik, atau tempat usaha.
c. Aspek Manajemen/Pengolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan, aspek
tenaga kerja, aspek kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan sebagainya.
d. Aspek Finansial/Keuangan, meliputi sumber dana, penggunaan dana, proyeksi
biaya, proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan proyeksi ali ran kas (cah flow).

4. Tahap Keputusan
Setelah dievaluasi , dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah
berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan
atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Period
(PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return, dan sebagainya.

C. Analisis Kelayakan Bisnis


Di atas telah dikemukakan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis
untuk dilakukan harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimanakah untuk mengetahui
aspek-aspek tersebut dinyatakan layak atau tidak? Di bawah ini adalah beberapa
kriteria yang dapat dijadikan aspek penilaian.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 72


1. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisa aspek pemasaran, seorang Bisnis terlebih dahulu harus
melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran
yang memadai, apakah berdasarkan analisis dan prediksi, bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis
pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati
diantaranya :
a. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen. Barang dan j asa apa yang banyak dibutuhkan
dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya
beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan
mereka terindentifikasi dan memungkinkan terpenuhi berarti peluang pasar
bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi Pasar. Pelanggan dikelompokan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi, demografi, dan sosial budaya dan demografis. Jika segmentasi pasar
teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa
target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis kita? Sangat
tergantung pada nilai produk dan jasa yang di pasarkan apakah memberi kepuasan
atau tidak. Jika loyal, maka potensi pasar tinggi.
d. Nilai Tambah. Bisnis harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap
rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Nilai
tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga. Misalnya berapa harga dari
pabrik (supplier), berapa harga setelah di agen, dan berapa harga setelah ke
konsumen.
e. Masa Hidup Produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan
lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak? Jika masa produk lebih
lama berarti potensi pasar tinggi . Harus dianalisis juga apakah produk industri baru
atau industri lama yang sudah mapan atau produk industri yang sedang menurun. Jika
produk industri baru yang sedang tumbuh, maka potensi pasar tinggi.
f. Struktur Pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan diapasarkan
termasuk pasar persaingan tidak sempurna seperti pasar monopoli, oligopoli, dan
monopolistik competition ataukah termasuk pasar persaingan sempurna. Jika barang
dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna. Jika barang dan jasa
termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna (monopoli, oligopoli, atau
Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 73
monopolistic competition) berarti potensi pasar tinggi, sedangkan bentuk lainnya
kurang potensial.
g. Persaingan dan Strategi Pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan
tinggi atau rendah. Jika tinggi bahkan ketat berarti peluang pasar rendah. Bisnis
harus membandingkan keunggulan pesaing, misalnya apakah dilihat dari strategi
produk, strategi harga, strategi jaringan distribusi dan strategi promosinya lebih
unggul? Bagaimana tingkat teknologinya? Jika pesaing lebih unggul berarti bisnis yang
akan dirintis atau dikembangkan lemah dalam persaingan .
h. Ukuran Pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya, untuk volume penjualan usaha skala
kecil sebesar Rp 5 miliar per tahun atau sebesar Rp 10 juta per hari , berarti ukuran
pasar cukup besar.
i. Pertumbuhan Pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih
dari 20 persen), berarti potensi pasar tinggi.
j. Laba Kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah?
Jika profit margin kotor lebih dari 20 persen berarti pasar potensial .
k. Pangsa Pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih antara jumlah barang
dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika
pangsa pasar menurut proyeksi meningkat mencapai 40 persen, berarti bisnis
yang akan dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.

2. Analisis Aspek Produksi/Operasi


Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis,
diantaranya:
a. Lokasi Operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagai pelanggannya.
Misalnya dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dekat ke alat transport atau di
antara ketiganya. Serta harus menarik agar konsumen tetap loyal.
b. Volume Operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
Volume operasi yang berkelebihan akan menimbulkan permasalahan baru dalam
penyimpanan yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan.
c. Mesin dan Peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuaikan
Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 74
dengan luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.
d. Bahan Baku dan Bahan Penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber
daya yang diperl ukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan, sehingga persediaan tersebut efisien.
e. Tenaga Kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan disesuaikan dengan keperluan jam
kerja dan kualifikasi pekerjaan itu, supaya lebih tepat, lebih cepat, dan lebih hemat.
f. Lay-out. Lay-out adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay-
out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien.
Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka analisis aspek manajemen.

3. Analisis Aspek Manajemen


Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus
dianalisis meliputi komponen:
a. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan)
atau milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya).
Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih tersebut?
Hendaknya dipilih yang tidak beresiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi. Macam organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, organisasi
staf, lini dan staf atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain.
Tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki Bisnis.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang
diperlukan. Bila dari analisis ketiga aspek di atas tidak menimbulkan permasalahan,
maka analisis bisnis dapat diteruskan (go) kepada analisis aspek keuangan. Setelah
aspek pemasaran, operasi, dan manajemen layak, maka analisis berikutnya adalah
aspek keuangan.

4. Analisis Aspek Keuangan


Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan Dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya
berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan
awal.
b. Sumber Dana. Beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana
internal (misalnya modal yang disetor, laba yang ditahan, penyusutan) dan

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 75


modal eksternal (misalnya saham-saham, obligasi , dan pinjaman).
c. Proyek Neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan
kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi
aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan
kekayaan bersih.
d. Proyeksi Rugi dan Laba. Proyeksi rugi dan laba dari tahun ketahun
menggambarkan perkiraan laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponen
rugi dan laba meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, proyeksi rugi/laba
bersih.
e. Proyeksi Aliran Kas ( Cash Flow ). Dari aliran kas dapat dilihat
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban
keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu:
1. Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan-penerimaan
yang berupa hasil penjualan atau pendapatan.
2. Aliran kas keluar (cash out flow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran
bunga dan pajak.
3. Aliran kas masuk bersih (net cah in-flow), merupakan selisih dari aliran kas
masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan
bunga setelah pajak.
f. Kriteria Nilai Bersih Sekarang
Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai manfaat ekonomi dari usaha
yang diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengan
nilai uang yang diterima pada saat sekarang, karena adanya faktor interest rate
yang besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu.
Oleh sebab itu, dalam study kelayakan usaha, unsur waktu dan interest rate
diperhitungkan.
g. Kriteria Internal Ret of Return (IRR)
IRR dapat dihitung dengan cara melakukan coba-coba memasukan interest
rate, yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang membuat
N PV = 0.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 76


BAB 12

KONSEP PRODUKSI

A. Produksi
Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang
menjadi barang yang lain atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Dengan demikian produksi meliputi semua
perbuatan/kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang saja, tetapi
dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan.
Dilihat dari bidang garapannya, produksi dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut :
1. Produksi Ekstraktif
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahan ekstraktif, yaitu dengan cara
mengambil kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia tanpa mengubah sifat maupun bentuk barangnya. Contoh : perusahaan
penambangan
2. Produksi Agraris
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan agraris, yaitu dengan cara
mengolah SDA terlebih dahulu sehingga menghasilkan barang baru. Misalnya
mengolah tanah pertanian.
3. Produksi Industri
Kegiatan yang dilakukan pada perusahaan industri berhubungan dengan usaha dan
kegiatan manusia mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau barang
jadi. Kegiatan ini untuk mempertinggi kegunaan dan nilai barang untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
4. Produksi Perdagangan. Kegiatan yang dilakukan perdagangan berhubungan
dengan penyaluran hasil produksi dari produsen kepada konsumen.
5. Produksi Jasa. Walaupun jasa tidak berwujud kongkrit, tetapi manfaatnya dapat
dirasakan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 77


B. Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen merupakan ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan dan mengkoordinasi serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan maksimal.
Sedangkan produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah atau kegunaan
atas faktor-faktor produksi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga lebih bermanfaat
bagi pemenuhan manusia sehari-hari.
Dengan demikian menejemen produksi oleh Sofyan Assuri (2004, p12) adalah
manajemen Produksi dan Operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya
manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan
efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa”.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-
usaha pengelolaan sumberdaya yang ada secara optimal di dalam proses produksi agar
dapat menciptakan dan menambah nilai atau kegunaan suatu produk/jasa.

C. Proses Produksi
Perusahaan tidak terlepas dari proses produksi dalam melaksanakan usahanya.
Oleh karena itu, perusahaan berusaha agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan
baik, ekonomi, serta mencegah timbulnya hambatan kegiatan operasi perusahaan.
Proses produksi menurut Sofyan Assauri (2004, p75) adalah cara, metode dan
teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang ada.
Selanjutnya proses produksi menurut Sofyan A (2004, p75) dibedakan menjadi
dua jenis yaitu : proses produksi yang menggunakan mesin dan peralatan yang
dipersiapkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu yang lama/panjang, tanpa
mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama.

1. Proses Produksi Yang Menggunakan Mesin dan Peralatan


Menurut T. Hani handoko (2000, p122) adalah proses produksi yang
memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti
serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya.
Menurut Sofyan Assauri (2004, p76) sifat-sifat atau ciri-ciri proses
produksi yang terus menerus adalah :

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 78


a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan
sudah distandardisasi.
b. Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan berdasarkan urutan pengerjaan
dari produk yang dihasilkan.
c. Mesin-mesin produksi yang dipakai adalah mesin bersifat khusus untuk menghasilkan
produk tersebut.
d. Oleh karena mesin-mesinnya yang bersifat khusus maka pengaruh individual operator
terhadap produk yang dihasilkan kecil, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai
keahlian khusus.
e. Jika salah satu mesin terhenti/rusak, maka seluruh produksi akan terhenti.
f. Mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produksinya kecil maka job structurenya
sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah
h. Bahan-bahan dipindahkan dengan peralattan yang tetap menggunakan tenaga mesin
seperti ban berjalan.

2. Proses produksi yang terputus-putus


Menurut beberapa ahli, pengertian dari produksi yang terputus-putus itu adalah
sebagai berikut : menurut Assauri (2004, p75), yakni proses produksi yang menggunakan
waktu yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat
menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.
Sedangkan T. Hani Handoko (2000, p123) yakni suatu proses produksi yang
mempunyai ciri produk dalam kumpulan-kumpulan/kelompok-kelompok barang yang
sejenis dalam interval waktu yang terputus-putus.
Sedangkan sifat-sifat proses produksi yang terputus-putus menurut
Sofyan Assauri (2004, p76-77) adalah :
a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat
besar dan didasarkan atas pesanan
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem penyusunan peralatan berdasarkan
fungsi dalam proses produksi pada tempat yang sama.
c. Mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin bersifat
umum.
d. Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu keahlian dalam
pengerjaan produk tersebut.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 79


e. Proses produksi tidak mudah akan terhenti walaupun terjadinya kerusakan
terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
f. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan
apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses lebih
tinggi daripada continuous process, karena prosesnya terputus-putus.
g. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat flexible
yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong.

D. Perencanaan Kapasitas Produksi


Buffa dan Sarin (1998) mendefinisikan kapasitas sebagai batas kemampuan dari
unit produksi untuk berproduksi dalam kurun waktu tertentu. Suad Husnan dan
Suwarsono (1994) mengistilahkan kapasitas produksi sebagai luas produksi, yaitu jumlah
produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimal.
Beberapa Faktor Yang Perlu diperhatikan Dalam Penentuan Luas
Produksi Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (1994) adalah :
1. Batas permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan pangsa
pasar.
2. Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang dibatasi oleh kapasitas teknis/ekonomis.
3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi.
4. Kemampuan finansial dan manajemen
5. Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.

Selain faktor tersebut, di atas, Zulian Y (1996) mengungkapkan untuk


menentukan kapasitas produksi optimum harus memperhatikan faktor-faktor :
1. Kapasitas bahan baku, yaitu jumlah bahan baku yang mampu disediakan dalam
waktu tertentu. Jumlah tersebut dapat diukur dari kemampuan para supplier untuk
memasok maupun kemampuan penyediaan dari sumber bahan baku.
2. Kapasitas jam kerja mesin, yaitu jumlah jam kerja normal mesin yang mampu
disediakan untuk melakukan kegiatan produksi.
3. Kapasitas jam kerja, yaitu jumlah jam kerja normal yang mampu disediakan.
Jumlah jam kerja tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah dan jam kerja yang berlaku
apakah satu shift (8 jam), dua shift (16 jam), atau tiga shift (24 jam).
4. Modal kerja, yaitu kemampuan penyediaan dana untuk melaksanakan proses
produksi.
5. Jumlah atau kapasitas permintaan.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 80


E. Perencanaan Dan Desain Produk
Dalam sebuah perusahaan fungsi perencanaan produk masuk dalam bagian
pemasaran, bagian operasi, atau terpisah. Fungsi pemasaran melaksanakan kegiatan
riset dan pengembangan untuk mengkaji kebutuhan pasar sehingga diperoleh informasi
tentang spesifikasi produk yang akan dibuat.
Mengingat akan pentingnya peranan perencanaan produk dalam perjalan
usaha/bisnis, maka pelaksanaan perencanaan produk tersebut harus dilakukan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Yamit, Z (2002), mengungkapkan
terdapat empat faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain produk yakni :
1. Globalisasi selera konsumen. Perilaku konsumen yang cenderung mengikuti
Negara lain mendorong perusahaan untuk memproduksi barang yang memiliki
kesamaan barang baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Segmentasi Pasar. Semakin kompleks stratifikasi konsumen akan semakin banyak
jenis produk yang diperlukan untuk melayani segmentasi konsumen tersebut.
3. Kondisi Lokal. Desain produk bila dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi lokal
maupun budaya lokal akan mengakibatkan kegagalan dalam pemasaran.
4. Teknologi. Peluang untuk menciptakan produk-produk yang inovatif sangat terbuka
sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 81


BAB 13

TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CSR) BISNIS

A. Definisi CSR
Corporate sosial responsibility (CSR) dalam sejaran modern dikenal sejak Howard
R. Bowen (1953) menerbitkan bukunya berjudul sosial responsibilities of the
businessman. Buku ini diterbitkan di AS ide dasarnya yakni kewajiban perusahaan
menjalankan usahanya dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di
tempat perusahaan tersebut beroperasi.
Menurut Wibisono (2007) CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada
pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan
(triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sementara Nursahid (2006) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral suatu
organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholdernya yang terkena
pengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung dari operasi perusahaan.
Penerapan CSR dangat dipengaruhi oleh pandangan perusahaan mengenai CSR.
Wibisono (2007) menjelaskan beberapa cara pandang perusahaan terhadap CSR, yaitu:
(1) Sekedar basa-basi atau keterpaksaan. Perusahaan mempraktekkan CSR karena
external driven (faktor eksternal), environmental driven (karena terjadi masalah
lingkungan dan reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan); (2)
Sebagai upaya memenuhi kewajiban (compliance); (3) CSR diimplementasikan karena
adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven).
Saidi (2004) dalam Tanudjaja (2008) membagi CSR menjadi 4 model, yaitu
keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, bermitra
dengan pihak lain, dan mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Sementara
itu, Wibisono (2007) menjelaskan bahwa penerapan CSR oleh perusahan dapat dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan.
CSR yang diterapkan oleh perusahaan akan mendatangkan berbagai manfaat bagi
perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Wibisono
(2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 82


mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak
mendapatkan sosial licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan
akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya,
memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator,
meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan
penghargaan.

B. Model CSR
Merujuk pada Saidi dan Abidin (2004 : 64-65) terdapat empat model CSR yang
umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia :
1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat
tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan
salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau
menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan
sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang
lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya adalah
Yayasan Coca Cola Company.
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui
kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (Ornop), instansi
pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam
melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia (PMI),
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/UPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI,
ITB, IPB); media massa.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk
tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi
pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat "hibah pembangunan". Pihak konsorsium
atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 83


mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga
operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.
Seperti diperlihatkan Tabel 1, dari keempat model atau model di atas, model yang
banyak dijalankan selama tahun 2001 adalah model ketiga, yakni perusahaan bermitra
dengan organisasi sosial atau lembaga lain dengan dana yang teralokasi mencapai 79 miliar
rupiah. Tabel 2 selanjutnya memperlihatkan mengenai jenis kegiatan CSR dilihat dari jumlah
kegiatan dan jumlah dana yang dikeluarkan. Sebagian besar kegiatan CSR adalah berupa
pelayanan sosial, diikuti dengan kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, kesehatan, gawat
darurat dan seterusnya.
Tabel 2 : CSR Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana
No. Model Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (Rp)
1. Langsung 113 kegiatan 14.2 miliar
2. Yayasan Perusahaan 20 kegiatan 20.7 miliar
3. Bermitra dengan Lembaga Sosial 144 kegiatan 79.0 miliar
4. Konsorsium 2 kegiatan 1.5 miliar
Sumber : Saidi dan Abidin (2004 : 66) dimodifikasi.

Tabel 3. Jenis Kegiatan CSR Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana


No. Model Jumlah Jumlah Dana (Rp)
Kegiatan
1. Pelayanan Sosial 95 kegiatan 38 miliar
2. Pendidikan dan Penelitian 71 kegiatan 66.8 miliar
3. Kesehatan 46 kegiatan 4.4 miliar
4. Kedaruratan 30 kegiatan 2.9 miliar
5. Lingkungan 15 kegiatan 395 juta
6. Ekonomi Produktif 10 kegiatan 640 juta
7. Seni, Olah Raga dan Pariwisata 7 kegiatan 1.0 miliar
8. Pembangunan Prasarana dan 5 kegiatan 1.3 miliar
Perumahan
9. Hukum, Advokasi dan Politik 0 0
Sumber : Saidi dan Abidin (2004 : 67) dimofikasikasi.

C. Prinsip-Prinsip CSR
Penerapan CSR haruslah memiliki landasan yang kuat sehingga tidak ada alasan
apapun yang dapat membiaskan pemahaman terhadap CSR sebagai suatu tuntutan
untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi dunia. CSR sebagai suatu konsep
pada aplikasinya telah didasarkan pada berbagai prinsip-prinsip yang telah
distandarisasikan oleh perkembangan dunia usaha dan pemerhati lingkungan hidup
bahkan sampai organisasi dunia. Hal ini tentu memberikan pembatasan terhadap prinsip

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 84


CSR baik itu yang melatarbelakangi lahirnya CSR maupun prinsip dalam penerapan CSR
itu sendiri. Beberapa standarisasi prinsip CSR yakni :

1. GCG (good corporate governance)


GCG memiliki kaitan yang erat dengan CSR, GCG menekankan pada tindakan
perusahaan bertanggungjawab terhadap dampak eksternal yang pada akhirnya
mengarahkan kepada pertanggung-jawaban sosial. Secara garis besar GCG ini terdiri
dari 5 prinsip yakni :
a. Keterbukaan Informasi. Yakni sebagai keterbukaan informasi dalam mewujudkan
prinsip ini perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat
dan tepat waktu kepada stakeholdernya.
b. Akuntabilitas. Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara
efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang
serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan
direksi.
c. Pertanggungjawaban. Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku, kebiasaan dan etika bisnis. Dengan demikian
prinsip ini diharapkan menyadarkan perusahaan bahwa kegiatan usahanya harus
dipertanggungjawaban kepada stakeholder maupun kepada stakeholder.
d. Kemandirian. Intinya agar perusahaan dikelola secara professional tanpa ada
benturan kepentingan dan tanpa adanya tekanan atau intervensi dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Kesetaran dan Kewajaran. Adanya perlakuan yang adil dalam pemenuhan hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan adil diantara beragam kepentingan dalam
perusahaan.

2. Caux Principles for business


Merupakan sekumpulan rekomendasi yang mencakup banyak wilayah dari
corporate behavior. Rekomendasi-rekomendasi tersebut berupaya mengekspresikan
standar umum corporate behavior yang etis dan bertanggungjawab dan ditawarkan
sebagai dasar untuk dibicarakan dan diimplementasikan oleh kalangan bisnis dan
pemimpin di seluruh dunia.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 85


Tidak ada mekanisme formal bagi perusahaan untuk berkomitmen terhadap
prinsip-prinsip ini. Adapun prinsip dalam caux adalah :
a. Penghormatan terhadap pemegang kepentingan di atas pemegang saham.
Business memberikan nilai kepada masyarakat melalui kekayaan dan menciptakan
lapangan kerja dan dipasarkan produk dan jasa yang memberikan kepada konsumen.
b. Berpatisipasi dalam kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Bisnis tidak
dapat secara lestari dalam masyarakat yang gagal. Sebuah bisnis yang
bertanggungjawab sehingga berpengaruh terhadap ekonomi dan sosial dan
lingkungan pengembangan masyarakat di mana ia beroperasi, untuk
mempertahankan esensial operasi modal-sosial, manusia, keuangan.
c. Mentaati Hukum Tersurat dan Tersirat. Beberapa perilaku bisnis, walaupun sah,
memiliki konsekuensi yang merugikan. Sebuah bisnis yang bertanggungjawab
mematuhi semangat dan maksud di balik hukum, serta hukum yang tersurat, yang
memerlukan perilaku yang melampaui kewajiban hukum minimal.
d. Mentaati Peraturan dan Konvensi. Sebuah bisnis yang bertanggungjawab
menghormati budaya lokal dan tradisi dalam masyarakat di mana beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar keadilan dan kesetaraan. Sebuah bisnis yang
bertanggungjawab juga menghormati semua peraturan yang relevan dan konvensi
pada saat melakukan perdagangan yang adil, kompetitif, dan dengan perlakuan yang
sama bagi semua.
e. Mendukung Globalisasi. Sebuah bisnis yang bertanggungjawab berusaha untuk
memiliki peraturan domestik dan peraturan berubah di mana perlakukan yang tidak
wajar dapat menghambat perdagangan global untuk semua.
f. Penghormatan Terhadap Lingkungan. Sebuah bisnis yang bertanggungjawab
memastikan bahwa operasi yang konsistens dengan pembangunan berkelanjutan.
g. Penghindaran Perbuatan Ilegal. Sebuah bisnis yang bertanggungjawab tidak
berpatisipasi dalam atau membiarkan praktek korupsi, penyuapan pencucian uang,
kegiatan terlarang lainnya.

3. United Nations Global Compact


GC dalam peta praktik dan panduan CSR hanyalah salah satu model yang diadopsi
oleh banyak perusahaan dunia. Peserta GC yang dipelopori oleh PBB sudah tercatat
sebanyak 4.700 perusahaan di seluruh dunia yang menjadi partisipasinya. Prinsip-prinsip
yang didorong oleh GC untuk para pebisnis dunia terdiri dari : HAM, TK, lingkungan, dan
anti korupsi.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 86


DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. Hardjanto I. 2005. Pengantar Bisnis. Malang. Graha Ilmu.


Boone, Louis E., David L. Kurzt. (2005). Contemporary Marketing. South Western:
Thomson.
Dykstra, J.R.D., Boyle, F., Monarch, A.I. 1993. Studying Conceptual Change in Learning
Physics. Science Education, 76 (6), 615-652.
Barnard, Chester I. The Function of the Executive. Cambridge : Harvard University Press,
1950
Buffa, Elwood. S., Sarin, Rakesh. K., 1998. Modern Production and Operation
Management, New York : John Wiley and Sons, Inc.
Chwee Huat T. 1990. Pengantar Bisnis. t
Damodaran, Aswath. 1997. Corporate Finance: Theory and Practice. Stem School of
Business New York University, John Wiley & Suns, Inc., New York.
Mc. Carthy. E. Jerome., William d. Perreault. Basic Marketing : A Global-Management
Approach, Tweifth Edition. Boston: Richard D. Irwin Inc, 2000.
Flippo, E. B. 1996. Personer Management. Singapore: Mc. Graw-Hill.
George R. Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (edisi bahasa Indonesia). PT. Bumi
Aksara: Bandung.
Griffin R., Ebert R.J. 1996. Business. Fifth Edition. New Jersey : Prentice Hall
Internasional , Inc.
Hadari Nawawi. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Harvard, N. 1996. Student Attitudes to Studying A-Level Science. Public Understanding of
Science, 5 (4), 321-330.
Horold Koontz, Cyril O’ Donnel, Heinsz Weihrich. 1993. Manajemen, Alih Bahasa Alfossus
Sirait, Jakarta: Erlangga.
Howard R. Bowen. 1953. Social Responsibility of the businessman, New York.
Oxford. 2003. Oxford Advance Learner’s Dictionary. Oxford University Press.
Suad Husnan. 2002. Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi. Jakarta : LPFE-UI.
Mooney, D, James. 1996. Konsep Pengembangan Organisasi Publik. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Malhotra, N.K. 1996. Marketing Research An Applied Oriented Second Edition ,
Prentice Hall, Inc., New Jersey.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 87


Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Cetakan Pertama,
Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
Hadari Nawawi. 2000. Manajemen Strategik Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Nawawi Hadari. H. 2003. Perencanaan Sumberdaya Manusia; Untuk
Organisasi Profit yang Kompetitif. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Nursahid, Fajar. 2006. Tanggung jawab sosial BUMN “Analisis terhadap Model
Kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi
Indonesia”. Penerbit Piramedia, Depok.Kotler P. 2002. Marketing Management.
Analysis, Planning, Implementation and Control. Tent Edition. New Jersey: Prentice
Hall International, Inc.
Porter M.P. 1980. Competitive Strategy, Techniques for Analysis Industries and
Competitors. New York: The Free Press.
Riyanto, Bambang, (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 5, BPFE,
Yogyakarta.
Saidi. 2004. Factor-Faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan
manufaktur go public di BEJ tahun 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi 11 (1),
44-58.
Zaim, Saidi, Abidin , Hamid. 2004, Menjadi Bangsa Pemurah : Wacana dan Praktek
Kedermawanan Social di Indonesia. Jakarta: Piramedia.
Sarwoko, Abdul H. 1995. Manajemen Keuangan 2. BPFE-Yogyakarta.
Siagian, S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sofyan, Assuri, 2004. Manajemen Pemasaran Modern. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Stoner J. A. F. et all.1995. Manajemen. Prenhalindo, Jakarta.
Suad Husnan, Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan Pertama,
UUP AMP YKPN, Yogyakarta.
Tanudjaja, Bing Bedjo. 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia
dalam http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir .php?DepartmentID=DKV.
Diakses pada 26 Desember 2009
Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi ke-2.
Yogyakarta: BPFE.
Thompson, A., Strickland, A. 2001. Strategic Management. Concept and Cases. New
York: McGraw-Hill Higher Education.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 88


Tunggal, Amin Widjaja. 1996. Akuntansi Manajemen Untuk Usahawan, penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Umar. H, 2001. Studi Kelayakan Bisnis; Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis
secara Komprehensif. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
W.B. Taylor (sawir, 2001
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility.
Gresik: Fascho Publishing.
Yamit, Z. 2002. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Penerbit Ekonesia.

Diktat Kuliah Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi-Uncen Page 89

Anda mungkin juga menyukai