Anda di halaman 1dari 52

PERBANKAN SYARIAH DAN

ISU-ISU TERKINI

Edy Setiadi
Sharing Session to PCS
OJK, Agustus 2019
1. Perkembangan Keuangan Syariah Global
2. Perkembangan Keuangan Syariah Nasional
3. Current Issues Perbankan Syariah
 Innovation
 Sinergy
 Digital Banking
 Sustainable Finance
 Spin Off - Konversi Bank Syariah
 Pengelolaan Dana Haji
Perkembangan Keuangan Syariah Global
Perkembangan Keuangan Syariah Global

Source: Islamic Finance Development Report 2018

Dari 5 indikat or tersebut, Indonesia menempati posisi ke-10 dalam Islamic Finance
Development Indicator (IFDI), terdapat 5 indikator dalam
Indonesia masuk
IFDI, yaitu:
Top 5 Count ries pada • Quantitative Development
indikat or knowledge • Governance
• Corporate Social Responsibility
• Knowledge
• Awareness
Perkembangan Keuangan Syariah Global
Perkembangan Keuangan Syariah Nasional
LANDSCAPE KEUANGAN SYARIAH Posisi 29 Maret 2019
LANDSCAPE KEUANGAN SYARIAH Posisi 29 Maret 2019
KINERJA PERBANKAN SYARIAH Posisi 29 Maret 2019
KINERJA PERBANKAN SYARIAH Posisi 29 Maret 2019
PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH Posisi 29 Maret 2019
Keterkaitan Antar 3 Sektor Jasa Keuangan Syariah
ISU-ISU TERKINI PERBANKAN SYARIAH
Current Issues Perbankan Syariah
1. Innovation

Bagaimana Bank dapat


berinovasi dan meningkatkan
keragaman produk syariah

Faktor Penentu Inovasi Produk:


1. Sumber Daya Manusia
2. IT
3. Fatwa DSN-MUI
1. Innovation
1. Innovation
The Introduction of Fintech will increase the Islamic Finance Customer base
from 100 mio (2015) to 250 mio (2020)

Last 20 years ====> Innovation in Sharia contracts and Sharia compliant


product

Next 20 years ====> Innovation in combining smart technology with Islamic


banking.
source: Ashar Nazim, E&Y)

Islamic bank assets will increase by trillion USD, primarily from:


a. Endowments (Waqf)
b.High net worth and institutional investing in infrastructure projects in
conventional and Islamic market
2. Sinergy Bagaimana Induk dan
Perusahaan Anak dapat
bersinergi secara optimal

Sinergi merupakan suatu keharusan karena:


1. Dengan adanya pengawasan
terintegrasi, Bank Induk sebagai entitas
utama selain bertanggung jawab
terhadap dirinya juga bertanggung
jawab terhadap Perusahaan Anak.
2. Dapat meningkatkan efisiensi (Gedung
Kantor, IT, dsb).
3. Perlu adanya KPI bagi pegawai di Bank
Konvensional yang melaksanakan
layanan syariah.
3. Digital Banking

Adanya peningkatan
penggunaan digital banking dan
serbuan perusahaan fintech di
sektor keuangan
3. Digital Banking Digital Banking and Future Modern Banking (1/5)

Sum ber: Digital Banking in ASEAN : Increasing


Consumer Sophistication and Openness,
McKinsey & Company

 Selama 4 tahun (2011-2014), penggunaan digital banking mengalami peningkatan yang drastis di beberapa negara di ASEAN,
terutama di Indonesia.
 Sejalan dengan hal tersebut Jumlah nasabah pengguna e-banking (SMS banking, phonebanking, mobile banking, dan internet
banking) meningkat sebesar 270%, dari 13,6 juta nasabah pada tahun 2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada tahun 2016.
 Sementara frekuensi transaksi pengguna e-banking meningkat 169%, dari 150,8 juta transaksi pada tahun 2012 menjadi 405,4 juta
transaksi pada tahun 2016.
 Pertumbuhan pesat digital banking tersebut sudah direspon perbankan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital.
 Beberapa bank telah menawarkan layanan perbankan yang mirip dengan digital branch, bahkan sejumlah bank telah menyiapkan
teknologi yang lebih lanjut, seperti pendaftaran nasabah baru yang keseluruhan prosesnya menggunakan media elektronik milik
nasabah atau disebut banking anywhere.
3. Digital Banking Digital Banking and Future Modern Banking (2/5)

 OJK telah menerbitkan Panduan Penyelenggaraan Digital Branch oleh Bank Umum melalui surat No.
S-98/PB.1/2016 tanggal 21 Desember 2016 yang ditujukan kepada seluruh Direktur Utama Bank Umum.
 Penerbitan panduan ini selaras dengan perubahan perilaku dan kebutuhan masyarakat dalam
memanfaatkan teknologi digit al untuk melakukan aktivitas perbankan secara mandiri.

Persyaratan pelaksanaan Digital Branching:


1. Minimum Bank BUKU 2.
2. Mencantumkan rencana penyelenggaraan digit al branch pada Rencana Bisnis Bank.
3. Memenuhi ketentuan tentang kecukupan Alokasi Modal Inti.
4. Menunjukkan bukti kesiapan organisasi, kebijakan dan prosedur, dan sistem dan infrastruktur seperti
hasil analisis risiko, hasil analisis hukum, hasil audit, draft perjanjian (dengan nasabah, Dukcapil,
vendor, dan pihak ketiga lainnya), dan program perlindungan konsumen.
3. Digital Banking Digital Banking and Future Modern Banking (3/5)

A Less personal (e-banking:on line or automated teller).

B Bank branch closures (faceless future banking).


Three new types of branch:
 will be used independently by the customers / Gen Y;
 providing services but no need for teller (avatar like teller) /baby
boomers try to catch up the Gen Y.
C  Separate seating area: customer can interact with a human like
avatar to perform transaction, ketika customer frustated dan
“gaptek” maka software dapat men-”detect” dan
mempersiapkan a real person to serve the customer/real baby
boomers yang “gaptek”.
3. Digital Banking Digital Banking and Future Modern Banking (4/5)

D Bank concentrating on creating great mobile experiences (through the


best application) than on upgrading their physical branch.

The preferences: bank visit & use mobile apps.


 1/3 more likely to enjoy mobile transaction than bank visit;
E  Who use branches cenderung untuk switch bank;
 A branch visit cenderung membuat customer
kecewa/marah dibanding yang gunakan mobile apps (who
use mobile apps 40% less likely to switch bank).

Mobile apps segala-galanya bagi customers nowadays, even more than


F half respondents (80% in China & Korea) they would miss their
smartphones more than their wallets.
3. Digital Banking Digital Banking and Future Modern Banking (5/5)
To Prepare The Future Modern Banking

A Extraordinary Design Discipline

B Radical Simplification

C Communication via anytime, anywhere chat & video calls.

D Faster Development of New Features.

E Personalization (only relevant information will be displayed).

Organizational Agility
F (kemampuan Bank menyesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan, market condition,
produk/regulasi/teknologi baru).
4. Sustainable Finance

Bagaimana kesiapan Bank


Sustainable dalam penerapan kebijakan
Finance sustainable finance
4. Sustainable Finance
MDG  SDG
MDG*
The MDGs fell short by not integrating the economic, social, and environmental aspects of sustainable
development as envisaged in the Millennium Declaration, and by not addressing the need to promote
sustainable patterns of consumption and production.
• The result was that environment and development were never properly brought together. People were
working hard – but often separately – on interlinked problems.
SDG**
• SDG with 17 Goals based on Triple bottom line or known as 3Ps (Profit, People and Planet): “Our vision
and our responsibility are to end extreme poverty in all its forms in the context of sustainable
development and to have in place the building blocks of sustained prosperity for all.”
Source:
*) The Report of the High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda, May 30, 2013.
https://www.slideshare.net/dabydeen/un-report
**)Monrovia Communiqué of the High Level Panel, February 1, 2013.

. http://www.post2015hlp.org/wp-content/uploads/2013/02/ Monrovia-Communique-1-February-2013.pdf.
4. Sustainable Finance
Syariah Economic Concept
• 3 Pillar of Syariah Economic:
o Fair and just economic activities that should avoid exploitation such as excessive
hoardings, unproductive activities, speculative transaction and arbitrariness.
o Balance activities in real – financial sector, risk – return management, business –
social activities, spiritual – material aspect, and benefit activities – preservation of
environtment.
o Orientation toward the benefits for the sake of human beings which mean to
preserve faith, soul, mind, offspring/life and wealth, known as Maqasid Syariah.

• These three pillars are very important to reach falah, materially and
spiritually prosperous.

• The growth of Financial Sector should harmonize with Real Sector.


4. Sustainable Finance
Maqasid Syariah &
Triple Bottom Line (3P)
Faith
Maqasid Soul Offspring/Life Wealth
Syariah
Mind

SDG: 3Ps • People • Planet • Profit


4. Sustainable Finance

The Convergence

SusMtainaaqba
l eshid
Conventional Islamic
Fin an c e
Banking
S ya riah Banking
4. Sustainable Finance
• Persoalan ekonomi pada dasarnya bersumber dari suku bunga yang berdampak negatif langsung thd
masyarakat dan secara tidak langsung thd lingkungan karena pinjaman yang berbasis suku bunga
membuat pengusaha menjadi greedy shg dpt melakukan eksploitasi SDA yang berlebihan yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan karena pinjaman bersifat fungible (fungibility of funds).
• Pinjaman yang berbasis suku bunga cenderung menciptakan ketidak harmonisan antara sektor riil dan
sektor keuangan, sbb:
 Christien Lagarde as a Finance Minister French (Oct 15, 2009): Pembiayaan yang berdasarkan partnership/equity akan
menghasilkan hubungan yang lebih baik antara sektor keuangan dan sektor riil.
 Bernard Lietaer, one of the originators of the Euro (The Eastern Turn in Responsible Enterprise: World Review, 2008): Keberadaan
interest money menyebabkan meningkatnya ketimpangan dalam perekonomian (economic inequality).
 Varoufakis as a Finance Minister of Spain (Feb 12, 2015): Beban perekonomian akan lebih mahal bila investor menetapkan
fixed interest rate kepada pengguna dana (yang mana rate tersebut tidak ada hubungannya dengan perolehan dari kegiatan
bisnis) dibandingkan dengan prinsip “no money for money” yang intinya investor harus berbagi hasil dan berbagi resiko.
 SC Mooney dalam bukunya (Usury: Destroy of Nation): suku bunga merupakan sumber persoalan dibidang ekonomi.
• Berdasarkan hal-hal tsb diatas, it’s a matter of time, one day, entah kapan, perbankan konvensional
pun tidak akan menggunakan suku bunga lagi dalam menyalurkan kredit ataupun dalam membiayai
proyek-proyek (nampaknya tanda-tanda tsb sudah mulai terlihat dengan maraknya kegiatan equity
financing).
4. Sustainable Finance Roadmap Keuangan
Berkelanjutan
4. Sustainable Finance
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Definisi
4. Sustainable Finance

Pasal 2
LJK, Emiten,
dan
Perusahaan
Publik wajib
menerapkan
Prinsip Penerapan
Keuangan
Berkelanjutan Keuangan
dalam Berkelanjutan
kegiatan
usaha LJK,
Emiten, dan
Perusahaan
Publik
4. Sustainable Finance
4. Sustainable Finance
Prioritas Rencana Aksi Pe la ks anaa n
Contoh Prioritas penyusunan RAKB:
Pengembangan Pembiayaan kepada proyek energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian
Produk dan/atau Jasa berkelanjutan , perikanan berkelanjutan , proyek bangunan hijau dan
Keuangan pariwisata ramah lingkungan (wisata untuk memperbaiki keanekaragaman
Berkelanjutan hayati, konservasi fauna, dan sumber daya alam lainnya).
Pengembangan Pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber
kapasitas intern LJK daya manusia LJK dalam penerapan Keuangan Berkelanjutan.
Penyesuaian Adanya fungsi keberlanjutan dalam organisasi.
organisasi
Penyesuaian LJK mempertimbangkan dan memperhitungkan risiko sosial dan
manajemen risiko Lingkungan Hidup dalam setiap pengambilan keputusan.
Penyesuaian tata Menambahkan komponen keberlanjutan dalam struktur dan proses tata
kelola LJK kelola LJK.
Penyesuaian standar Mempertimbangkan dan memperhitungkan aspek sosial dan Lingkungan
prosedur operasional Hidup dalam setiap standar prosedur operasional LJK.
LJK
4. Sustainable Finance
4. Sustainable Finance
Contoh alokasi dana TJSL yang mendukung kegiatan penerapan Keuangan
Berkelanjutan
4. Sustainable Finance
 As SDG becomes a commitment of many countries to implement it, therefore several countries already try to regulate
Sustainable Finance, like China through CBRC to issue Sustainable Finance Regulation and financial institution should submit
Sustainable Report to Supervisor.
 As 3 Ps are actually in line with sharia Principles, that may bring “Maqasid Sharia” or kemaslahatan, so by its nature Sharia
Bank should lead in implementing Sustainable Finance.
 If all countries issue Regulation about Sustainable Finance that based on 3 Ps, and all financial institutions especially banking
institutions comply to Sustainable Finance, then one day Conventional Banking will be convergent with Islamic Banking that by
its nature already implement 3Ps.
 Sustainable Finance becomes a future trend of financing.
 Merujuk pada laporan UNEP Finance Initiative (2014) tentang langkah-langkah pengembangan regulasi keuangan berkelanjutan
di negara-negara di dunia, Indonesia adalah negara pertama yang memiliki satu Roadmap tentang Keuangan Berkelanjutan
bagi seluruh industri jasa keuangan termasuk sektor pasar modal, perbankan dan non-perbankan.
 Roadmap ini pun ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya POJK Nomor 51 /POJK.03/2017 yang merupakan peraturan yang
mengikat (mandatory regulation) bagi seluruh industri jasa keuangan.
 Sementara itu, negara-negara lain, seperti Jepang sebagai representasi negara maju, belum memiliki peraturan mengikat,
walaupun telah mengeluarkan petunjuk teknis sukarela tentang pengelolaan risiko lingkungan dan sosial untuk lembaga-
lembaga keuangan yang beroperasi di negaranya.
 Begitu pula negara-negara Uni Eropa; belum ada negara yang memiliki peraturan mengikat tentang Keuangan Berkelanjutan.
Sedangkan untuk negara sedang berkembang, China yang dianggap progresif untuk isu lingkungan, memiliki peraturan mengikat
yang hanya fokus untuk kredit hijau, sementara Bangladesh baru mengeluarkan petunjuk teknis mengenai pengelolaan risiko
sosial dan lingkungan.
5. Spin Off - Konversi Bank Syariah
Kelembagaan Perbankan Syariah
5. Spin Off Unit Usaha Syariah
Kontribusi terhadap Perbankan Syariah
5. Spin Off Unit Usaha Syariah
Pilihan Metode Spin-Off
5. Spin Off Unit Usaha Syariah

Pilihan Metode Pendirian


Bank Umum Syariah
5. Spin Off - Konversi Bank Syariah
Tahapan Spin-Off
5. Konversi Bank Umum Konvensional
Aspek dan Risiko Yang Perlu Diperhatikan
5. Konversi Bank Umum Konvensional
Risiko Yang Perlu Diperhatikan
6. Pengelolaan Dana Haji
(Rp Triliun)
Target Nilai Dana Kelolaan BPKH
2017-2022

Target Nilai Manfaat Dana Haji


6. Pengelolaan Dana Haji
Indikasi Penempatan dan Investasi Dana Haji (%)
6. Fungsi Bank dalam BPS BPIH
6. Fungsi Bank dalam BPS BPIH
What Next for Sharia Banking
What Next for Sharia Banking

A Should have agile organization.

B Should have market intelegence unit.

Should have certain Satuan Kerja/Unit Kerja Research &


C Development (tidak bisa “disambi” dengan pekerjaan rutin).

Should improve human resources development through


D training, education, etc.

Should be Coopetitive with Fintech Company and ready to


E learn from other banks that already implemented SF.

Anda mungkin juga menyukai