Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KTI

JUDUL PENELITIAN : UJI PENETAPAN KADAR


KAFEIN PADA PRODUK
PERMEN KOPI MERK A, B, dan
C dengan MENGGUNAKAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS.

NAMA : NABILA ADYTIA

NIM : 16.008

PEMBIMBING UTAMA : Imrawati, S.Si., M.Si., Apt

PEMBIMBING PERTAMA : Asril Burhan S.Farm., M.Si., Apt

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia kaya akan kekayaan alam yang melimpah, karena
melimpahnya kekayaan alam di Indonesia semakin banyak pula produksi
atau pengelolaan bahan alam, termasuk kopi.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan
minuman di indonesia, telah terjadi peningkatan produksi permen kopi
yang beredar dikalangan masyarakat luas. Komposisi pada permen kopi
terdiri atas pengawet, pemanis buatan dan terutama kafein. Kopi terkenal
dengan kandungan kafeinnya yang tinggi sehingga kadar kafein perlu
diperhatikan. Dikarenakan oleh efek samping dari kelebihan
mengkonsumsi kafein. Kafein dalam konsentrasi tertentu dapat
mempengaruhi kinerja psikomotor seseorang, sedangkan menurut A.
Smith (2002) selain mengakibatkan efek negatif, ternyata kafein juga
dapat meningkatkan kewaspadaan, kinerja dan mengurangi kelelahan (
Nasra, kurniawati. 2011).
Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat
dalam biji kopi dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang
bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan saraf pusat,
relaksi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung.
Berdasarkan efek farmakologis tersebut, sehingga kafein ditambahkan
dalam jumlah tertentu ke dalam pembuatan permen. Namun efek
berlebihan (over dosis) mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup,
gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang. Kafein yang
diizinkan 100-200 mg/hari, sedangkan menurut SNI 01-7152-2006 batas
maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan
50 mg/sajian (Fajriati, 2018).
Berdasarkan uraian diatas, akan dilakukan penelitian tentang
penetapan kadar kafein dalam permen kopi sehingga kadar kebutuhan
kafein seseorang dapat dikontrol untuk meminimalisir efek samping yang
diakibatkan mengkonsumsi kafein berlebihan pada pengkonsumsi.

I.2 Rumusan Masalah


Apakah kadar kafein pada permen kopi sudah sesuai dengan kadar
maksimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah?
I.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bahwa kadar kafein pada permen kopi sudah sesuai
dengan batas maksimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Untuk mengetahui bahwa kadar kafein yang kita konsumsi perhari
melalui permen kopi tidak lebih dari standar ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah agar dapat mengetahui
dan memastikan jumlah kadar kafein yang kita konsumsi setiap harinya
pada permen kopi yang kita konsumsi, agar tidak terjadi efek samping
yang tidak diinginkan.
BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat eksperimental
berskala laboratorium.
III.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2019 – Selesai di
Laboratorium Kimia Farmasi dan Laboratorium Penelitian AKFAR
Kebangsaan Makassar.
III.3 Prosedur Penelitian
Sampel permen kopi diperoleh dari Mini Market di kota Makassar
Sulawesi selatan, Indonesia.
III.4 Alat dan Bahan
III.4.1 Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang diguanakan adalah, Batang pengaduk,
Cawan Porselin, Corong Pisah, Gelas Kimia, Hot Plate, Kertas Perkamen,
Lumpang dan Alu, Pipet Tetes, Sendok Takar, Kaca Arloji, Sudip,
Spektrofotometri Uv-Vis dan Timbangan Analitik.
III.4.2 Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan adalah, Akohol 70%, Aquadest,
Amonia (NH4OH) Encer, Kobalt (II) Nitrat [Co(NO3)2], Kalsium Karbonat
(CaCO3), Kloroform (CHCl3), Metanol dan Permen Kopi.
III.5 Cara Kerja

III.5.1 Preparasi Sampel


Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sampel produk
permen kopi. Proses pembuatan sampel yang homogen adalah dengan
cara menimbang sampel permen kopi secara berkali kali sampai
mendapatkan hasil yang tetap, setelah itu dicatat berat sampel permen
kopi, kemudian sampel diletakan pada wadah mortar dan ditumbuk hingga
halus, setelah halus maka sampel permen kopi tersebut siap untuk
digunakan untuk uji penetapan kadar kafein yang terdapat pada sampel
permen kopi (Afifah, 2014).
III.5.2 Pembuatan Ekstrak Permen Kopi
Masing-masing sampel permen kopi yang telah halus tadi akan
diekstraksi dengan cara diambil 1 gram sampel dilarutkan dalam 150 ml
aquadest panas kemudian disaring dan diambil filtratnya yang selanjutnya
dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan 1,5 gram kalsium
karbonat (CaCO3) kemudian diekstraksi sebanyak 4 kali dengan
penambahan kloroform sebagai pelarut sebanyak 25 ml, hasil ekstrak
kemudian akan menguap dan ekstrak permen kopi (yang mengandung
kafein) yang tersisa diencerkan menggunakan aquadest sebanyak 10 kali
( Fajriati, 2018).
III.5.3 Pembuatan Larutan Standar Kafein 100 mg/L
Sebanyak 25 mg kafein dilarutkan dengan aquadest panas dan
dimasukan kedalam labu takar 250 mL (Sunarto, dan Kurnia R, 2016).
III.5.4 Penetapan Panjang Gelombang yang Memberikan Serapan
Maksimal (λmaks)
Disiapkan larutan standar kafein 5 ppm dan diamati absorbansinya
pada rentang 200-300 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-
VIS (Sunarto, dan Kurnia R, 2016).
III.5.5 Pembuatan Kurva Standar
Larutan standar dibuat dengan mengambil 5, 6, 7, 8, 9 mL dari
larutan standar kafein 100 ppm. Larutan tersebut diencerkan
menggunakan aquadest hingga 100 mL sehingga diperoleh konsentrasi
berturut-turut adalah 5, 6, 7, 8, 9 ppm dan masing-masing diukur
absorbansinya pada λmaks (Sunarto, dan Kurnia R, 2016).
III.5.6. Penentuan Kadar Kafein dalam Permen Kopi A, B, dan C
III.5.6.1. Uji Kualitatif Kafein

Larutan positif mengandung kafein jika warna berubah menjadi biru


tua atau hijau ketika sampel ditambahkan etanol, reagen Parry dan
amonia (Sunarto, dan Kurnia R, 2016).
III.5.6.2. Uji Kuantitatif Kadar Kafein
Uji kuantitatif kadar kafein dalam sampel kopi merk A, B, dan C
dilakukan setelah tahapan ekstraksi permen kopi kemudian larutan diukur
absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum ( Fajriati, 2018).
III.5 Jadwal Penelitian
Periode waktu
Tahap Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni

Studi
Pustaka
Persiapan Seminar I
Orientasi
Penelitian
Persiapan
sampel
Preparasi
sampel
Uji
Pelaksanaan penetapan
kadar kafein
pada
permen kopi
Analisis
data
Penulisan
KTI
Penyelesaian Seminar II
UAP
DAFTAR PUSTAKA

Afifah nurul siti, 2014, “Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Permen
Berkemasan Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
dengan Variasi Larutan Pendestribuksi” Malang.
Addyantina, kartasamita, 2012, “Dekafeinasi Biji Kopi Robusta (Coffea
canephora L.) Mrnggunakan Pelarut Polar (Etanol dan Metanol)”
Sekolah Farmasi ; Institut Teknologi Bandung.
Fajriana, fajriati, 2018, “Analisis Kafein Kopi Arabika ( coffea arabica L.)
pada Variasi Temperatur Sangrai Secara Spektrofotometri Ultra
Violet”, Jurusan kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Isnindar, dkk, 2016, “Analisis Kandungan Kafein pada Ekstrak Buah Kopi
Mentah dari Perkebunan Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis”, UNSRAT Vol.5 No.2
Maramis, dkk, 2013, “Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis”, UNSRAT Vol. 02
No.04.
Wehanthouw, dkk, 2013, “ Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota
Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis” Progam Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT; Manado.
Rahayuningsih D, 2014 “Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan Teh
Celup Terhadar Kadar Kafein”, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan; Surakarta.
Lampiran 1. Skema Kerja Preparasi Sampel

SAMPEL

PREPARASI SAMPEL

PEMBUATAN EKSTRAK
PERMEN KOPI MERK A,
B, dan C

UJI KUALITATIF KAFEIN UJI KUANTITATIF


KAFEIN

+ Etanol
PENGUKURAN KADAR
+ Reagen Parry KAFEIN PADA SAMPEL
PERMEN KOPI A, B dan
+ Amonia (NH3)
C

DATA KUALITATIF
DATA ABSORBANSI

ANALISIS DATA

KESIMPULAN
Lampiran 2. Skema Kerja Pembuatan Larutan Standar
Kafein Murni

PEMBUATAN
LARUTAN STANDAR
KAFEIN MURNI

5 ppm 6 ppm 7 ppm 8 ppm 9 ppm

PENENTUAN PANJANG
GELOMBANG yang
MEMBERIKAN SERAPAN
MAKSIMAL (λmaks)

PEMBUATAN KURVA
STANDAR

PERSAMAAN
REGRESI

Anda mungkin juga menyukai