Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang
berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan.
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat
berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini
banyak ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang
disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa
harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.
Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang kita jumpai
dipasaran. Emulsi merupakan salah satu contoh dari bentuk sediaan cair,
yang secara umum dapat diartikan sebagai sistem dispersi kasar dari dua
atau lebih cairan yang tidak larut satu sama lain.
Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya dapat menutupi rasa dan bau yang
tidak enak dari obat tersebut. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat
luar misalnya untuk kulit atau bahan kosmetik maupun untuk penggunaan
oral.
Menurut farmakope Indonesia, emulsi merupakan sediaan yang
mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalan cairan
pembawa dan distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. Emulsi merupakan jenis khusus dari dispersi koloid yang memiliki
setidaknya satu dimensi antara sekitar 1 dan 1000 nm. Fase terdispersi
kadang-kadang disebut sebagai fase internal dan kontinu sebagai fase
eksternal (Schramm, 1992).
Dalam satu emulsi, salah satu fase cair biasanya bersifat polar
sedangkan yang lainnya relatif non polar. Penentuan tipe emulsi
tergantung pada sejumlah factor. Jika rasio volume fasa sangat besar
atau sangat kecil, maka fasa yang memiliki volume yang lebih kecil
seringkali merupakan fasa terdispersi (Shelbat dan Bourgeat, 2009).
Berdasarkan tipe emulsi dibagi menjadi empat, yaitu oil in water
(o/w) yang dimana fase minyak terdispersi sebagai tetesan dalan
keseluruhan fase luar air dan water in oil (w/o) yaitu fase air terdispersi
sebagai tetesan dalam fase luar minyak (Winarno, 1997).
Sedangkan oil in water in oil (o/w/o) yaitu tetesan minyak yang
terdispersi dalam tetesan air yang kemudian terdispersi dalam fasa
minyak kontinyu (Attama et al., 2016).
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu :
1. Bagaimana cara pembuatan emulsi dan metode evaluasi pada
pembuatan emulsi?
2. Apa tipe emulsi yang dibuat pada percobaan ini?
3. Apa metode yang digunakan pada pembuatan emulsi?
I.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu untuk mengetahui tahap
pembuatan emulsi dari cara pembuatan hingga evaluasi sediaan emulsi.
I.4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu, mahasiswa dapat
mengetahui cara pembuatan emulsi, tipe-tipe emulsi serta metode yang
digunakan dalam pembuatan sediaan emulsi.
Daftar Pustaka
Attama, A.A., J, N.R.-O., E, M.U. dan E, B.O. 2016. Nanomedicined for
The Eye: Current Status and Future Development. 1st ed. United
States, Academia Press.
Shelbat-Othman, N dan Bourgeat-Lami, E. 2009. Use of Silica Particles
for The Formation of Organic-Inorganic Particles by Surfactan-
Free Emulsion Polymerization. Langmuir, 25 (17), pp. 10121-33.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai