ABSTRAK
Perona pipi merupakan salah satu contoh kosmetik dekoratif fungsinya adalah
untuk memberikan aksen tirus dan lebih segar pada wajah. Pewarna alami yang
digunakan pada penelitian ini adalah angkak yang merupakan hasil fermentasi dari
kapang (Monascus purpureus). Selain digunakan sebagai kosmetik, angkak juga bisa
digunakan sebagai pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pembuatan perona pipi dari ekstrak angkak (Monascus purpureus) dalam bentuk
compact powder dengan menggunakan lesitin sebagai pelembab. Ekstraksi dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Lesitin sebagai pelembab
dalam formula perona pipi yang divariasikan dengan konsentrasi F0 0%, F1 1%, FII
2%, FIII 3% dan diperoleh formula terbaik yaitu pada formula II dengan konsentrasi
lesitin 2% dengan hasil uji stabilitas sediaan, uji organoleptik, uji homogenitas warna,
uji pH, uji iritasi, uji keretakan, uji kekerasan, uji kesukaan, dan uji kelembaban. Hasil
kelembaban sediaan perona pipi selama 2 minggu menunjukkan bahwa formula II
adalah formula terbaik dengan hasil 42,3%. Hasil pengamatan sediaan perona pipi
compact powder yang didapat memenuhi persyaratan yang berlaku dengan
menggunakan lesitin dalam formula perona pipi sebagai pelembab.
Kata kunci: Angkak, perona pipi, lesitin, compact powder
ABSTRACT
1
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
irritation test, cracking test, hardness test, hedonic test, and humidity test, results
humidity blusher dosage for 2 weeks showed that the formula 2 is the best formula with
the results. Observations blusher compact powder preparations obtained meet the
various requirements applicable to the use of lecithin in blusher as a moisturizing
formula.
Key words: Red yeast rice, blusher, lecithin, compact powder
2
Formula dan Evaluasi... (Yuliana A., dkk)
3
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
4
Formula dan Evaluasi... (Yuliana A., dkk)
1.000
Suhu 90oC
0.800
Suhu 80oC
Absorban
0.600
Suhu 70oC
0.400
Suhu 60oC
0.200
Suhu 50oC
0.000
400 450 500 550 600 650 700 750 800 Suhu 40oC
Panjang gelombang (nm)
0.500 pH 9
0.435
Absorban
pH 8
0.400
pH 7
0.300
pH 6
0.200
pH 5
0.100 pH 4
0.000
400 450 500 550 600 650 700 750 800
Panjang gelombang (nm)
Tahapan Pembuatan Sediaan Perona dimasukan kedalam mortir yang lain dan
Pipi Compact Powder digerus sambil tambahkan talkum sedikit
Formula ditampilkan pada Tabel 1. demi sedikit sampai homogen dan
Sebagian talkum dicampur dengan dicampurkan kedalam campuran diatas,
natrium lauril sarkosinat, titanium kemudian gerus lagi hingga homogen
dioksida, sing stearat dicampur hingga (massa 1).
homogen, kemudian ekstrak angkak
5
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Kemudian paraffin liquid, lanolin, massa yang homogen dan diayak dengan
setil alkohol, gliserin dilebur diatas menggunakan pengayak mesh 60, lalu
penangas air sampai campuran bahan dikeringkan dalam lemari pengering ± 20
tersebut mencair (massa 2). Kemudian menit pada suhu ± 500C. Kemudian
ditambahkan lesitin, DMDM Hydantoin, diayak dengan pengayak no 100.
BHT, dan oleum rosae hingga homogen Dikempa dengan menggunakan pencetak
(massa 3) campurkan massa 1, massa 2 compact powder. Masukan dalam wadah
dan massa 3 digerus sampai diperoleh perona pipi dan lakukan evaluasi.
6
Formula dan Evaluasi... (Yuliana A., dkk)
al., 2012). Hasil uji organoleptik pada 4 organoleptik ini dapat dapat dikatakan
minggu tidak terjadi perubahan warna sediaan stabil.
sediaan, bentuk, dan bau. Pada uji
7
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
F0 F1 F2 F3
8
Formula dan Evaluasi... (Yuliana A., dkk)
tersebut homogen tidak ada gumpalan lulus uji dan bentuknya tidak pecah
dan sesuai syarat homogenitas. dinyatakan memenuhi syarat. Hal ini
Uji pH dikarenakan adanya penambahan bahan
Pengujian pH dilakukan untuk pengikat pada tiap-tiap formula yang nilai
mengetahui apakah pH sediaan perona keretakannya tidak ada. Hasil uji
pipi telah memenuhi persyaratan atau keretakan dapat dilihat pada lampiran
tidak. Hasil uji pH formula 0 yang tanpa
menggunakan lesitin menghasilkan pH 6, Uji Kekerasan
formula I menggunakan lesitin dengan Pada penelitian perona pipi ini uji
konsentrasi 1% menghasilkan pH 7, kekerasan sangat penting adanya, selain
formula II menggunakan lesitin dengan digunakan untuk menilai ketahanan
konsentrasi 2% menghasilkan pH 7, perona pipi dengan cara menggunakan
formula III menggunakan lesitin dengan alat uji kekerasan (Hardnes tester)
konsentrasi 3% menghasilkan pH 7. Hasil ditandai dengan sediaan yang dibuat tidak
uji menunjukkan bahwa dengan mudah retak remuk dan pecah (Butler,
penambahan beberapa konsentrasi lesitin 2000). Perona pipi dimaksudkan untuk
dapat mempengaruhi pH yang meronakan pipi dalam bentuk compact
menunjukkan pH netral. Hasil uji ini powder oleh karena itu dibuat lebih padat
sesuai dengan syarat pH kulit secara dibanding perona pipi bentuk lainnya.
umum adalah 4,5-7,0 (Wasitaatmadja, Kekerasannya yang baik adalah 1 kg
1997). sampai 10 kg. Pada semua formula hasil
yang didapat memenuhi syarat semua
Uji Iritasi karena sediaannya dalam rentang yang
Pengujian ini dilakukan untuk baik.
memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu
bahan dilakukan terhadap sukarelawan Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan
selama 10 menit dipunggung tangan.
Kulit dikatakan teriritasi apabila terjadi Formula Kekerasan Rata-rata±SD
kemerahan atau bengkak. Hasil yang (Kg)
didapat pada sediaan perona pipi formula F0 3,00
0, I, II, dan III tidak menimbulkan 3,00 3±0,00
kemerahan,gatal-gatal pada kulit. 3,00
F1 2,00
2,00 2±0,00
Uji Keretakan 2,00
Keretakan perona pipi F2 3,00
menunjukkan ketahanan perona pipi 3,00 3±0,00
terhadap jatuhnya sediaan atau adanya 3,00
goncangan. Pada uji keretakan sediaan F3 3,00
dijatuhkan pada permukaan kayu 3,00 3±0,00
beberapa kali pada ketinggian 25 cm 3,00
kemudian diamati bentuknya, sediaan
yang tidak pecah dinyatakan memenuhi
syarat (Butler, 2000). Uji Kesukaan
Dari hasil pemeriksaan keretakan Uji kesukaan juga disebut uji
perona pipi menunjukkan hasil uji pada hedonik, diketahui untuk mengetahui
formula 0, I, II, dan III kepadatannya tingkat kesukaan panelis terhadap sediaan
9
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
yang dibuat (Butler, 2000). Pada uji ini FI, FII, dan FIII. Penelitian perona pipi
dilakukan pada 30 panelis secara visual, dilakukan selama 2 minggu dengan waktu
data yang diperoleh dari lembar penilaian pengamatan hari ke 2, 4, 6, 8, 10, dan 12.
(kuesioner) ditabulasi dan ditentukan nilai Kemudian setelah didapat hasilnya di foto
kesukaannya untuk setiap sediaan menggunakan kamera foto 12 mega pixel.
menunjukkan hasil dari keempat formula Alat yang digunakan pada uji kelembaban
perona pipi yang paling disukai oleh ini skin moisturizer analysis. Pengujian
panelis adalah formula II dengan kelembaban ini diamati dan dilihat
konsentrasi lesitin 2%. dengan cara membandingkan kulit pipi
sebelum dan sesudah pemakaian perona
Uji Kelembaban Sediaan Perona Pipi pipi dalam waktu 2 minggu.
Pengujian kelembaban ini Hasil yang didapat pada uji
dilakukan kepada sukarelawan, uji kelembaban ini menunjukkan bahwa
kelembaban ini dilakukan untuk setelah pemakaian perona pipi selama 2
mengetahui kelembaban pada kulit. Pada minggu menghasilkan perubahan pada
pengujian ini didapat sukarelawan 12 kulit pipi menjadi tidak kering atau lebih
orang dengan masing-masing jumlah 3 baik dari sebelumnya.
orang untuk masing-masing formula F0,
45.00
40.00
35.00
30.00 Formula 0
Hasil (%)
25.00
20.00 Formula 1
15.00
Formula 2
10.00
5.00 Formula 3
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu
10
Formula dan Evaluasi... (Yuliana A., dkk)
11