Anda di halaman 1dari 1

Masalah gizi

Masalah gizi pada remaja masih banyak terjadi di Indonesia, baik gizi kurang maupun
gizi lebih.Hasil dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
remaja yang status gizi kurus secara nasional sebesar 9,4% sedangkan prevalensi gemuk pada
remaja sebesar 7,3%. Sedangkan Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 prevalensi remaja
gizi kurus secara nasional 6,7%, sedangkan prevalensi gemuk pada remaja sebesar 9,5% . Secara
kuantitatif status gizi remaja gemuk meningkat.

Remaja adalah transisi dari anak-anak menuju ke dewasa. Masa ini merupakan masa
terpenting di dalam kehidupan. Di masa ini, terjadi pertumbuhan maupun perubahan biologis
diantaranya pematangan seksual, peningkatan berat dan tinggi badan. Perubahan bentuk juga
ukuran tubuh dapat menyebabkan remaja memiliki citra tubuh dan gangguan makan. Proses
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat terjadi di masa remaja sehingga energi juga zat gizi
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak.

Status gizi pada remaja dipengaruhi oleh persepsi body image, disamping oleh faktor
lain.8Persepsi yang buruk terhadap body image akan mendorong remaja untuk melakukan berbagai
tindakan untuk mencapai kepuasan mereka. Namun tindakan yang diambil sering berbahaya bagi
kesehatan seperti perilaku makan yang tidak sehat, pengontrolan berat badan yang tidak sesuai, terlalu
sering menggunakan obat pencahar, memuntahkan makanan, dan aktivitas fisik yang berat.

Remaja sudah terbiasa memilih apa saja makanan yang disukainya dan tidak bergantung
pada orang tua. Kurannya pengetahuan remaja tentang perilaku makan yang sehat juga
menyebabkan remaja cenderung memiliki perilaku makan yang tidak baik. Selain itu, remaja
terutama remaja putri cepat bereaksi bahkan agresif pada gangguan atau dorongan dari luar yang
mempengaruhinya.

Anda mungkin juga menyukai