Anda di halaman 1dari 7

464 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016

PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PROBLEM SOLVING DALAM


MENINGKATKAN KETRAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
DI SDN BAKALAN.

TEACHER'S PERCEPTION IN PROBLEM SOLVING METHOD TO IMPROVE


MATHEMATIC PROBLEM SOLVING SKILL IN SDN BAKALAN, YOGYAKARTA

Oleh: Ismail Kamahi, Universitas Negeri Yogyakarta, ismailkamahi@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persepsi guru terhadap metode problem solving dalam
meningkatkan pemecahan masalah matematika kelas III SD Negeri Bakalan, Yogyakarta.Jenis penelitian
ini adalah Penelitian kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah Guru kelas III yang
berjumlah 1 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah wawancara dan Dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan tahapan Miles dan Hubberman yaitu, data reduction (reduksi data),
data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verivcation (penarikan kesimpulan). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya melakukan langkah-langkah problem solving
dalam pembelajaran, selain itu siswa belum begitu paham tentang pembelajaran menggunakan metode
problem solving. Hal ini menyebabkan pelaksanaan metode problem solving dalam pembelajaran tidak
berjalan maksimal. Pembelajaran menggunakan pemecahan masalah belum terlaksana dengan baik
karena terkendala oleh waktu. Penerapan metode problem solving dalam pemecahan masalah
mengajarkan siswa tentang langkah pemecahan masalah yang benar. Tetapi pelaksanaannya belum
berjalan maksimal.

Kata kunci :Problem Solving, Pemecahan Masalah dalam Matematika dan Sekolah Dasar.

ABSTRACT
This study aimed to describe the teacher's perception toward the problem solving method to
improve mathematic problem solving skill in SDN Bakalan, Yogyakarta. This study used descriptive
kualitative research and the subject in this study was a teacher in grade 3. The technique of data
collecting in this study were interview and documentation. The technique of data analysis used Miles
and Hubberman steps,there were the data of reduction,the data of display and the conclusion
drawing/verivication. The result of this study showed that teacher was not able to do the steps of
problem solving in teaching learning process. Beside the students did not understand about the
learing process used the problem solving method. This led to the implementation of the problem
solving method in teaching learning process was not running optimally. Teaching learning process
used the problem solving was not done well because the limit of time. Application of problem solving
taught students about the right steps of problem solving. But the implementation was not running
optimally.
Metode Problem Solving .... (Ismail Kamahi) 465

Keyword: Problem solving in mathematic and elementary school.

PENDAHULUAN menggunakan model pembelajaran yang dapat


Matematika merupakan mata pelajaran meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswanya
yang dianggap sulit bagi anak SD. Di dalam dalam proses pembelajaran.
pembelajaran matematika terdapat materi yang Untuk mewujudkan tujuan kurikulum
berupa konsep-konsep dan rumus yang sulit tentang matematika, guru memberikan latihan
dimengerti oleh siswa. Abdul A. Karim dkk kepada siswa untuk menyelesaikan masalah
(1996: 7) mengatakan bahwa setiap guru SD melalui soal cerita yang berkaitan dengan konsep
Harus memahami baik tentang mata pelajaran pembelajara matematika yang telah diajarkan
matematika, memahami bagaimana cara yang kepada siswanya.
baik dalam menerapkan matematika kepada anak Tujuan pembelajaran akan tercapai
didiknya. apabila guru juga kreatif dalam menyampaikan
Dalam mata pelajaran matematika materi pembelajaran. Guru harus bisa membuat
terdapat beberapa kemampuan dasar salah siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan
satunya adalah kemampuan pemecahan masalah cara menggunakan model pembelajaran yang
dalam matematika. Kemampuan pemecahana bervariasi dan menggunakan media pembelajaran
masalah matematika. Endang Setyo Winarni dan yang dapat menarik perhatian siswanya.
Sri Harmini (2011: 113) menjelaskan bahwa Proses pembelajaran matamatika harus di
tujuan pembelajaran matematika yang ada dalam sesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa dan
kurikulum adalah mangarah pada kemampuan karakteristik siswa di SD. Usia siswa di SD
siswa untuk memecahakan masalah yang termasuk dalam masa operasional konkreat,
dihadapi dalam kehidupannya. Berlakunya dimana siswa dalam proses pembelajarannya
kurikulum baru di sekolah diharapkan dapat harus menggunakan contoh yang nyata agar siswa
memperbaiki model pembelajaran yang mudah memahami materi yang disampaikan oleh
digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat gurunya. Namun pada kenyataannya masih ada
meningkatkan keaktifan siswa dan kekreatifan guru yang mengajar tidak menggunakan media
siswa. Namuan dalam proses pembelajarannya pembelajaran atau contoh konkret dalam
guru belum menggunakan model pembelajaran memberikan materi sehingga siswa masih kurang
yang sesuai degan materi yang disampaikan. mengerti dengan materi yang disampaikan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan Berdasarkan hasil wawancara dengan
bahwa dalam kurikulum sekolah terdapat tujuan wali kelas 3 Di SDN Bakalan pada hari senin
pembelajaran matematika adalah untuk tanggal 8 Desember 2014 nilai UTS dan UAS
mempersiapkan siswa untuk bisa memecahakan kurang dari KKM dan siswa masih belum bisa
masalah yang dihadapinya di kehidupannya mengerjakan soal cerita karena siswa tidak
466 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
tertartik belajar menghitung yang disatukan Metode Penelitian
dengan soal cerita. Jenis Penelitian
Nilai UTS dan UAS siswa yang kurang Jenis penelitian ini adalah kualitatif
dari KKM dikarenakan siswa masih belum deskriptif.
mengerti tentang materi yang disampaikan oleh Waktu dan Tempat Penelitian
gurunya. Selain dari itu, dalam proses Penelitian ini dilaksanakan di SDN
pembelajaran guru belum menggunakan model Bakalan yang terletak Kelurahana Pendowoharjo,
pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada akhir
Dengan adanya masalah tersebut, siswa bulan Juni sampai bulan Juli 2015
semakin susah untuk mengerti pembelajaran Subjek dan Objek Penelitian
matematika yang disampaikan guru dan tidak Subjek dari penelitian ini adalah guru
mau mengerjakan soal yang diberikan gurunya. kelas 3 di SDN Bakalan. Objek dari penelitian ini
Hal ini mengakibatkan siswa kurang mampu adalah model pembelajaran problem solving yang
memecahakan masalah dalam matematika. digunakan dalam proses pembelajaran
Dari permasalahan di atas, maka guru matematika.
harus kreatif dan mampu mneggunakan model Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
pembelajaran yang lain agar siswa bisa
Dalam penelitian ini metode pengumpulan
memecahkan masalah yang ada dalam
data yang digunakan adalah sebagai berikut.
matematika dan guru harus mampu membuat
1. Wawancara
siswa aktif dalam memecahakan masalah dalam
matematika. Guru bisa menggunakan model Teknik wawancara menjadi

pembelajaran problem solving untuk pengumpulan data yang utama dalam penelitian

meningkatkan kemampuan memecahakan ini, karena informasi yang diperoleh lebih

masalah matematika. Dengan menggunakan mendalam. Peneliti mempunyai peluang lebih

model pembelajaran problem solfing siswa bisa luas untuk mengembangkan informasi yang

dilatih untuk menyelesaikan dan memecahkan diperoleh dari informan dan melalui teknik

masalah matematika. Karena siswa sudah terbiasa wawancara peneliti mempunyai peluang dapat

memecahkan soal masalah dalam matematika memahami bagaimana pemahaman guru tentang,

maka kemampuan siswa dalam memecahkan persepsi guru terhadap metode problem solving

masalah matematika akan meningkat dan dalam meningkatkan keterampilan pemecahkan

membuat prsetasi siswa juga semakin meningkat. masalah matematika pada kelas III. Untuk

Dari permasalan di atas, maka peneliti mendukung pelksanaan wawancara, peneliti

tertarik untuk meneliti tentang “Persepsi Guru menggunakan sejumlah pertanyaan yang diajukan

Terhadap Metode Problem Solving Dalam kepada informan, dengan membuat pedoman

Menungkatkan Kemampuan Memecahkan wawancara.

Masalah Dalam Matematika” 2. Dokumentasi


Metode Problem Solving .... (Ismail Kamahi) 467
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dan sama, oleh karena itu data dapat
dapat dijadikan sebagai data berupa RPP dengan dipercaya kebenarannya.
gambar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Teknik Analisis Data
1. Metode problem solving dalam pemecahan
Teknik Analisis Data dalam penelitian ini
masalah dalam matematika.
menggunakan teknik penelitian menurut Milles
Penggunaan problem solvIng dalam
dan Huberman dengan langkah-langkah sebagai
pemecahan masalah dalam matematika adalah
berikut.
penggunaan metode yang tepat karena dalam
1. Data Reduction (Reduksi Data)
metode problem solving juga terdapat
Data yang diperoleh dalam penelitian langkah-langkah yang menganalisis suatu
sangat banyak, untuk diperlukan pencatatan masalah atau metode yang mengajarkan
yang sangat teliti dan rinci. Untuk itu perlu pembelajaran berdasarkan masalah dan
dilakukan reduksi data dalam penelitian. menyelesaikan masalah tersebut.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih 2. Hambatan pelaksanaan metode problem
hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada solving dalam meningkatan keterampilan
hal-hal yang penting. pemecahan masalah matematika.
2. Data Display (Penayajian Data) Hambatan yang dialami adalah terkait

Setelah data direduksi, maka langkah dengan waktu karena guru dalam menerapkan

selanjutnya adalah melakukan penyajian data. metode tersebut menyesuaikan dengan

Penyajian data dalam penelitian kualitatif tagihan dalam RRP, maka guru belum dapat

dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat memberikan tugas kepada siswa dengan

naratif. rencana yang terdapat dalam RRP karena

3. Conclusion Drawing/ Verivcation (Penarikan waktu dalam RPP terkadang tidak sesuai

Kesimpulan). dengan kenyataannya. Siswa membutuhkan

Langkah ketiga dalam analisis data waktu yang cukup lama dalam memahami

menurut Miles dan Huberman adalah suatu materi sehingga membutuhkan waktu

penarikan kesimpulan. yang lama untuk memdapatkan penjelasan


dari guru. Hal tersebut menyebabkan siswa
Uji Keabsahan Data. kurang mendapatkan tugas yang diberikan
Peneliti melakukan triangulasi teknik oleh guru karena waktu tidak memungkinkan.
dengan membandingkan data hasil wawancara, Hambatan juga dialami guru yaitu sulitnya
dan dokumentasi serta triangulasi sumber dengan mengatur atau mengkondisikan siswa dalam
melakukan wawancara kepada guru. Dari mengerjakan tugas karena siswa kelas III
triangulasi, hasil kroscek keduanya saling terkait masih belum mengerti pentingnya metode
probem solving hal tersebut menyebabkan
468 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
guru kesulitan dalam membimbing siswa sendiri suatu masalah atau suatu penemuan
yang cukup banyak dan mereka masih kepada siswanya karena siswanya masih malu-
cenderung bermain dengan teman-temannya. malu untuk menyampaikan pendapatnya di
kelas.
Pembahasan
Dep Russell ( Miftahul Huda, 2013: 274)
1. Pelaksanaan problem solving menjelaskan bahwa inti dari PSL atau problem
Dari hasil penelitian pelaksanaan problem solving adalah praktik. Semakin sering
solving dalam pembelajaran matematika sudah melakukan paraktik, semakin muda siswa
dilaksanakan oleh guru kelas hanya saja menyelesaikan masalah. Langkah-langkah
langkah-langkah dalam pelasanaan problem yang digunakan dalam metode problem
solving belum semua diterapkan di dalam solving adalah Tahap pertama (bacalah
pembelajaran. Tahapan problem solving yang masalah dengan hati-hati, garis bawahi isyarat-
sering digunakan dalam pembelajaran isyarat yang menjadi masalah, berilah
matematika yaitu mendorong siswa untuk dorongan kepada siswa untuk menemukan
mengemukakan masalah yang mereka masalah pada isyarat yang digaris bawahi,
temukan. Guru selalu memberikan dorongan berilah dorongan kepada siswa untuk
atau memberi semangat kepada siswanya merencanakan apa yang akan dilakukan atas
untuk mengemukakan masalah apa yang masalah tersebut, doronglah siswa untuk
mereka temukan hanya saja masih ada siswa mengemukakan apa yang mereka temukan),
yang malu-malu untuk mengemukakan tahap kedua (butlah rencana permainan untuk
masalah yang mereka temukan, selain itu guru menyelesaikan masalah, mintalah siswa untuk
juga memberikan dorongan kepada siswa mengidentifikasi apa yang telah mereka
untuk menggunakan strategi dalam lakukan, siswa diminta untuk menjelaskan
menyelesaikan masalah. strategi yang akan mereka gunakan dalam
Ada dua tahapan dalam metode problem menyelesaikan masalah, mintalah siswa untuk
solving yang tidak digunakan oleh guru adalah menguji coba strateginya, jika strategi yang
menggunakan permainan dan melatih siswa mereka gunakan tidk dapat menyelesaikan
untuk mendesain suatu penemuan. Pada saat masalah mintalah mereka untuk mencari
pembelajaran guru belum menggunakan strategi lain) tahap ketiga (berilah dorongan
permainan, guru hanya menggunakan metode kepada siswa untuk menggunakan strategi-
ceramah dalam pembelajaran. Selain dari itu, strateginya dalam menyelesaikan masalah
langkah-langkah problem solving yang belum awal), dan tahap yang keempat adalah
digunakan dalam pembelajaran adalah melatih (mintalah siswa untuk melihat kembali solusi
siswa untuk mendesain suatu penemuan. Guru yang mereka gunakan, mintalah siswa untuk
belum melatih siswa untuk mendesain suatu berdiskusi tentang kemungkinan, periksalah
penemuan karena pada saat proses startegi-strategi mereka yang benar-benar bisa
pembelajaran guru yang menyampaikan menjawab masalah yang diajukan, pastikan
Metode Problem Solving .... (Ismail Kamahi) 469
bahwa strategi-strategi itu benar-benar gambar dalam proses pembelajaran dan
aplikatif dan solutif untuk masalah yang sama meminta siswa untuk mengulang
atau mirip). Berdasarkan teori tersebut kembali contoh gambar yang diberikan.
pelaksanaan pembelajaran solving di SD Dalam proses pembelajaran guru belum
Negeri Bakalan belum terlaksana dengan baik menggunakan pola karena siswa belum
berdasarkan langkah-langkah yang ada pada mengerti tentang pembelajaran yang
teori diatas. Hal ini karena siswa yang belum menggunakan pola karena itu, guru hanya
bisa melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ceramah untuk
menggunakan metode problem solving tetapi menyampaikan materi. Pada saat penyampaian
guru masih berusaha untuk mengajarkan materi guru tidak mengulang kembali materi
metode tersebut dengan langkah-langkah yang karena guru harus mengejar target untuk
bisa diikuti oleh siswanya. menyelesaikan materi pembelajaran sesuai
2. Pelaksanan pemecahan masalah dengan silabus dengan RPP yang telah
Dari hasil penelitian guru sudah disusunnya. Selain dari itu guru juga selalu
menggunakan pemecahan masalah dalam memberikan contoh soal penalaran kepada
pembelajaran. Guru selalu memberikan contoh siswanya, guru juga mengajarkan kepada
soal atau masalah matematika yang dikaitkan siswanya tentang cara penyelesaian yang baik
dengan kehidupan sehari-hari misalnya guru dalam pembelajaran khususnya pada
memberikan soal tentang daftar belanja sehari- pembelajaran matematika.
hari dan guru memberikan soal tentang luas Di dalam menyelesaikan masalah
bangun persegi panjang yang dikaitkan dengan diperlukan adanya kreatifitas. Wheeler
luas lapangan, guru memberikan soal seperti mengemukakan cara penyelesaian masalah
itu agar siswa mudah dalam menyelesaikan adalah membut suatu tabel, membuat suatu
masalah dalam kehidupannya yang berkaitan gambar, menduga, mengetes, dan
dengan materi yang didapatkan di sekolahnya. memperbaiki, mencari pola, menyatakan
Sebelum siswa mulai mengerjakan tugasnya kembali permasalahan, dan menggunakan
guru selalu melatih siswa untuk memahami penalaran. Dari hasil penelitian di atas dapat
soal atau masalah yang diberikannya dengan disimpulkan bahwa guru belum menerapkan
cara membaca kembali soal yang telah semua langkah-langkah pemecahan masalah
diberikan dan mengidentifikasi soal atau dalam pembelajaran.
masalah yang diberikan. 3. Penggunaan problem solving dalam
Pada proses pembelajaran guru pemecahan masalah
menggunakan tabel tetapi siswa masih belum Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengerti tentang pembelajaran yang penggunaan problem solving dalam
menggunakan tabel contohnya seperti, materi pemecahan masalah dalam matematika adalah
luas dan keliling persegi panjang. Selain penggunaan metode yang tepat karena dalam
menggunakan tabel guru juga menggunakan metode problem solving juga diajarkan
470 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-5 2016
bagaimana cara penyelesaian suatu masalah pembelajaran yang menggunakan pemecahan
yang baik dan benar. Selain dari itu, metode masalah, selain dari itu pelaksanaan
problem solving merupakan metode yang pembelajaran menggunakan pemecahan
berbasis masalah. Langkah-langkah dalam masalah belum terlaksana secara maksimal
pembelajaran problem solving juga hampir karena terkendala oleh waktu.
sama dengan langkah-langkah dalam 3. Penerapan metode problem solving dalam
pemecahan masalah dalam matematika. Dalam pemecahan masalah bisa mengajarkan
pemecahan masalah matematika siswa juga kepada siswa tentang langkah-langkah
diajarkan bagaimana cara untuk pemecahan masalah yang baik dan benar.
menyelesaikan masalah yang baik dan benar. Tetapi pelaksanaannya belum berjalan
Noller Ibrahim Muhammad AL Maghazi dengan maksimal.
(2005 :199) menjelaskan bahwa Pemecahan
Saran
masalah kreatif dalam penyelesaian
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan
problematik maksudnya segala cara yang
dan kesimpulan, maka penulis mengajukan
dikerahkan oleh seseorang dalam berpikir
beberapa saran sebagai berikut : Guru harus
kreatif, dengan tujuan menyelesaikan suatu
memaksimalkan pembelaran menggunakan
permasalahan secara kreatif. Dalam
metode problem solving khususnya pada
implementasinya yang dilakukan melalui
pembelajaran matematika. Guru harus
solusi kreatif.
memaksimalkan penerapan pemecahan masalah
SIMPULAN DAN SARAN
dalam pembelajaran matematika. Guru harus bisa
Simpulan
mengatur waktu dengan baik agar bisa
Berdarakan hasil penelitian dan
menerapkan pembelajaran menggunakan metode
pembahasan pada bab IV, maka diperoleh
problem solving untuk meningkatkan
kesimpulan sebagai berikut.
kemampuan pemecahan masalah dalam
1. Guru belum sepenuhnya melakukan langkah-
matematika.
langkah problem solving dalam pembelajaran,
selain dari itu siswa juga belum begitu paham DAFTAR PUSTAKA

tentang pembelajaran menggunakan metode Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini. (2011).
Matematika Untuk PGSD. Bandung:
problem solving. Hal ini menybebkan
PT Rosadkarya.
pelaksanaan metode problem solving dalam
Miftahul Huda. (2013). Model -model
pembelajaran tidak berjalan dengan
Pengajaran dan Pembelajaran Pustaka
maksimal. Pelajar
Muchtar A. Karim, dkk. (1996). Pendidikan
2. Pembelajaran menggunakan pemecahan
Matematika I. Malang:DEPDIKNAS.
masalah juga belum terlaksana dengan baik
karena siswa tidak bisa mengikuti

Anda mungkin juga menyukai