BAB I
PENDAHULUAN
agar logam dapat dibentuk menjadi benda jadi, maka harus dilakukan proses-
proses antara lain pencairan logam, membuat cetakan, menuang dan membongkar
serta membersihkan.
Salah satu industri logam terbesar no. 2 di Indonesia setelah baja adalah
ini sangat tergantung pada sumber listrik yang murah. Sifat (Al) yang paling
penting adalah ringan, berat jenisnya sepertiga dari berat jenis besi atau baja.
Alumunium ini dapat digunakan pada berbagai macam keperluan antara lain
lain sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama, sifat bahan alumunium
akan mengalami perbaikan yang menyolok bila dipadukan dengan loganm lain.
paduan ini dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan
rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang, mobil,
Pencairan logam dengan temperatur yang tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil
terjadi dalam proses pengecoran, maka akan diteliti berapa besar temperatur yang
Atas dasar masalah tersebut penulis mencoba untuk melakukan penelitian lebih
jauh lagi dengan cara mengubah varian temperatur pemanasan logam alumunium
3
700 °C, 750 °C, 850°C dan 900°C, temperatur yang biasa dipakai pengusaha
(Pengusaha Pengecoran,Malang).
4
Dari latar belakang yang telah penulis jabarkan tersebut, maka rumusan
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: apakah ada perbedaan tingkat
Dari rumusan masalah yang telah penulis jabarkan tersebut, maka tujuan
1.4 Hipotesis
Dari latar belakang di atas yang telah peneliti jabarkan, maka hipotesis
1.5 Kegunaan
alumunium.
ini yaitu pemanasan logam Alumunium pada temperatur 700 °C, 750 °C,
terhadap tingkat kekerasn hasil proses pengecoran ini terdapat 2 variabel yang
ditentukan yaitu:
a. Variabel bebas, adalah variabel yang bebas ditentukan dan tidak terikat
atau dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam hal ini adalah temperatur
pemanasan.
b. Variabel terikat, yaitu variabel yang tergantung atau terikat dari variabel