Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Campak adalah penyakit demam akut yang sangat menular yang disebabkan oleh
infeksi virus campak (paramyxovirus), termasuk dalam genus Morbillivirus, famili
Paramyxoviridae, dan ordo Mononegavirales. Virus campak berhubungan paling dekat
secara genetik dengan virus rinderpest, patogen ternak yang dinyatakan telah dieradikasi
oleh World Organization for Animal Health pada Mei 2011, dan mungkin berevolusi
sebagai infeksi zoonosis di masyarakat tempat manusia dan sapi hidup bersama.1
Walaupun bukti sejarah masih kurang, namun bukti epidemiologis menunjukkan bahwa
campak kemungkinan menjadi penyakit yang menginfeksi manusia 5000-10000 tahun
yang lalu ketika peradaban agraria awal di saat musim panen mencapai ukuran populasi
yang cukup untuk mempertahankan transmisi virus.1 Campak adalah penyebab global
utama morbiditas dan mortalitas pada anak sebelum pengenalan vaksin campak pada
1960-an, dan bertanggung jawab atas lebih dari 2 juta kematian setiap tahun sebelum
peningkatan cakupan vaksin campak secara global pada 1980-an sebagai hasil dari
Program Perluasan Imunisasi.

Insidensi dan mortalitas akibat penyakit campak telah menurun secara


substansial selama dua dekade terakhir karena semakin meluasnya penggunaan vaksin
campak yang dilemahkan yang diberikan melalui program imunisasi rutin dan kampanye
vaksinasi massal. Meskipun terdapat kemajuan yang luar biasa ini, campak tetap
menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas penting yang dapat dicegah dengan vaksin,
dilaporkan masih terjadi lebih dari 100.000 kematian setiap tahun, dan berfungsi sebagai
indikator kualitas dari program imunisasi. Penurunan insidensi dan mortalitas akibat
campak, bersamaan dengan kemajuan pencapaian untuk eradikasi polio, telah
memperbarui minat dalam eliminasi campak secara regional dan eradikasi campak
secara global.2 Namun, peningkatan kemauan politik, dukungan publik, dan sumber daya
keuangan, difasilitasi oleh instrumen, teknologi, dan strategi baru , seperti diagnosa di
tempat perawatan dan microneedle patches, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
eliminasi campak regional dan akhirnya dapat dieradikasi.2

Usaha berbagai pihak untuk menangani penyakit campak sudah berlansung


cukup lama. Imunisasi campak menjadi program wajib di berbagai negara. WHO telah
membuat target agar campak tereliminasi/tereradikasi dari 5 wilayah WHO pada tahun

1
2020. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menggalakkan imunisasi campak
(yang sejak tahun 2017 di Indonesia telah dikombinasi menjadi vaksin MR (measles –
rubella). Imunisasi ini bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh, dan juga herd
immunity yang dapat dicapai apabila cakupan imunisasi mencapai >96%3. Program
imunisasi ini membantu menurunkan angka kejadian campak dunia dari 4.211.431 kasus
pada tahun 1980 menjadi 55.719 kasus pada tahun 2014 di seluruh dunia.4

Namun, walaupun campak telah tereliminasi dari beberapa negara, beberapa


tahun terakhir terjadi outbreak yang diakibatkan oleh aktivitas bepergian antar negara,
dan manifestasi klinis campak yang tidak nampak pada tahap awal pada individu
terinfeksi.11 Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dasar – dasar kelimuan dari
penyakit campak, cara pencegahan, dan tatalaksananya.5

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Campak merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh


paramyxovirus dan merupakan penyakit yang sangat menular.6,7 Hal ini disebabkan
karena penularannya yang cenderung mudah, melalui droplet yang berada di udara.8
Ketika seseorang dengan campak batuk, berbicara, atau bersin, droplet yang
mengandung virus dapat berpindah ke orang lain dan kemudian menularkannya apabila
terhirup.8 Campak merupakan penyakit menular dengan manusia sebagai satu-satunya
pejamu, belum didapatkan laporan mengenai hewan yang terinfeksi campak.6
Campak merupakan penyakit infeksi menular yang cukup mengancam jiwa..
Pasalnya, campak dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia,
laringotrakeobronkitis, otitis media, ensefalitis, dan panensefalitis sclerosis akut. Pada
ibu hamil, campak dapat menyebabkan peningkatan risiko abortus dan kelahiran
prematur.9
Meskipun sudah terdapat deklarasi bebas campak pada tahun 2000, kini
outbreak kembali terjadi di beberapa negara.9 Salah satu penyebab outbreak ini adalah
karena gagalnya usaha mempertahankan cakupan imunisasi pada anak-anak.10
Vaksinasi merupakan langkah yang berhasil dalam mengurangi angka kejadian
campak. Angka kejadian campak berhasil turun 75% dari 146 menjadi 35 kasus per satu
juta populasi pada tahun 2000 – 2015.11

3
DAFTAR PUSTAKA

1. Nambulli S, Sharp CR, Acciardo AS, Drexler JF, Duprex WP. Mapping the
evolutionary trajectories of morbilliviruses: what, where and whither. Curr Opin
Virol 2016; 16: 95–105.
2. Moss, W. J. (2017). Measles. The Lancet, 390(10111), 2490–2502.
3. Majumder M S, Cohn EL, Mekaru SR, Huston JE dan Brownstein
JS. Substandard Vaccination Compliance and the 2015 Measles Outbreak.
JAMA Pediatrics. 2015;169(5), 494.
4. Naim HY. Measles virus. Human Vaccines & Immunotherapeutics.
2015;11(1):21-26.
5. Yang YT, Barraza L dan Weidenaar K. Measles Outbreak as a Catalyst for
Stricter Vaccine Exemption Legislation. JAMA. 2015;314(12), 1229.
6. Marcdante KJ et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Update
Keenam. Jakarta: Elsevier. 2018
7. WHO. Measles [Internet]. WHO. 2018 [citied 15 September 2019]. Available
from: https://www.who.int/immunization/diseases/measles/en/
8. Mayo Clinic. Measles [Internet]. Mayo Clinic. 2019 [citied on 15 September
2019]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/measles/symptoms-causes/syc-20374857
9. Kumar D, Sabella C.. Measles: Back again. Cleveland Clinic Journal of
Medicine. 2016;83(5), 340 – 344.
10. Melenotte C et al. Case Report Atypical measles syndrome in adults: still
around. BMJ. 2015; bcr2015211054.
11. WHO. Weekly epidemiological record [Internet]. WHO. 2017 [Citied on 15
September 2019]. Available from: http://www.who.int/wer

Anda mungkin juga menyukai