Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS ABORTUS

Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.

Etiologi
1) Kelainan ovum
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vilu. Abortus spontan yang
disebabkan oleh karena sudah lebih dari 1 bulan,artinya makin mudah kehamilan saat terjadinya
abortus makin besarkemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum( 50-80%).
2) Kelainan genetalia ibu
1. Anomali congetalia ( hipoplasia uteri, uterus bikornus
2. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uterus fiksata
3. Tidak sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi yang telah dibuahi
4. Uterus terlalu cepat teregang ( kehamilan ganda)
5. Distorsio uterus
3) Gangguan sirkulasi plasenta
Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit refatif, hipertensi, hoksemia gravidarum, anomaly
plasenta dan endarteritis oleh lues.
4) Penyaki-penyakit ibu
1. Penyakit infeksi yang mengakibatkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis,
rubeola, demam malta
2. Keracunan nikotin, gas racun, alcohol,
3. Ibu yang arfiksia pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis
4. Malnutrisi, avitaminosis dann gangguan metabolism
5) Terlalu cepat korpus luteum menjadi atrafis
Patogenesis
Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi sebelum minggu ke
sepuluh, tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta, seluruh atau sebagian tertinggal didalam
uterus, perdarahan terjadi dengan cepat atau kemudian. Pada permulaan terjadi perdarahan dalam
desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil
konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus akan berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya,
karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kemailan 8-14
minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal.
Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium
menyebabkan banyak terjadi perdarahan.
Patogenesis terjadinya infeksi :
Bakteri menyebabkan penyakit berdasarkan 3 mekanisme dasar yaitu:
1) Invasi ke jaringan
Kemampuan dari beberapa bakteri tergantung dari luasnya enzim yang bekerja
ektraseluler. Contohnya banyak bakteri Gram positif memproduksi hyaluronidase dan
kolagenase. Enzim ini meningkatkan difusi melalui jaringan penyambung dengan cara
depolimerase asam hyaluronidase. Pada abortus provokatus kriminalis, invasi mikroba sangat
dipermudah dengan adanya jelas pada mukosa uterus.
2) Reaksi hipersensitivitas
3) Resistensi mikroba

Komplikasi
1. Perdarahan (haemorrogrie)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik
atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
6. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan
darah
Klasifikasi abortus
a) Abortus spontan (abortus yang berlangsung tanpa tindakan),Yaitu:
Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
1. Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus.
2. Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
3. Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
b) Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat),Yaitu:
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap
bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,
atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000
gram dapat terus hidup.

Penanganan Abortus Spontan


1. Abortus Imminens
a. Tidak perlu pengobatan khusus/ tirah baring total.
b. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan/ berhubungan seksual.
Jika perdarahan :
- Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa,
- Terus berlangsung : USG
2. Abortus Insipiens
a. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan Aspirasi
Vakom Manual (AVM). Jika tidak dapat segera dilakukan.
- Berikan ergometrin 0,2 mg 1M (dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu).
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu
- Tunggu Ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
- Jika perlu, lakukan infus 20 menit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (RL/ garam fisidogik)
dengan kecepatan 40 tetes/menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
3. Abortus Inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu evakuasi
dapat dilakukan secara digital/ dengan cuman ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg 1M/ misoprostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak/ terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu,
evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi Vakum Manual. Evaluasi dengan kuret tajam sebaiknya dilakukan jika AVM tidak
tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan beri ergometrin 0,2 mg 1M/ Misoprostol 400 mcg per
oral.
4. Abortus Komplit
a. Tidak perlu evakuasi
b. Observasi untuk melihat perdarahan banyak.
c. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfat firosus 600 mg/hr selama 2 minggu,
jika anemia berat berikan transfusi.
d. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

1. Manifestasi klinik
a) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b) Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah
normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat
c) Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
d) Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi
uterus
e) Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau
busuk dari vulva
b. Inspekulo : Perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau
tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas
tidak menonjol dan tidak nyeri

TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Data,
Hari/Tanggal : Senin 22 Juli 2016
Pukul : 19.30 wita
Data subjektif
A. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny ’U’ /Tn. ’H’
Umur : 18 Tahun / 23 Tahun
Nikah : 1x / ± 2 tahun
Suku : toraja
Agama : kristen
Pendidikan : SMA / S1
Pekerjaan : IRT / Swasta
Alamat : Makale
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan keluar darah banyak mulai kemarin sore jam 16.00 Wita, pusing dan myeri
perut bagian bawah.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan keluar darah mulai dari jam 16.00 Wita tanggal 22 Juli 2016. Ibu sudah
menghabiskan 3 jarik dan 5 softek penuh untuk menampung darahnya. Tanggal 22 Juli 2016
keluarga memanggil Bidan “H”. Setelah diperiksa oleh Bidan “H” ibu langsung dikirim ke
Rs.lakipadada. Ibu tiba jam 19.00 Wita. Dilakukan Inspeksi pada genetalia oleh Bidan “P” darah
keluar banyak dan bergumpal-gumpal, warna darah merah segar sebanyak 3 softek penuh.
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah mempunyai penyakit menular dan menahun seperti jantung, asma, darah tinggi,
kencing manis dan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit asma, jantung, darah
tinggi, kencing manis dan tidak ada keturunan kembar.
5. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 1-2 softek/hr
Dismenorhea : Tidak pernah
Flour albus : Tidak pernah
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Ana Umu Jenis Jns
Penolon Penyul BB P A H/
k ke r kelami persalina
g it L B -S M
n n
1 3,5 P Bidan Spontan - 330 52 7- H Norm
0 9 al
2 HAMIL INI
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Hamil ke : 2
HPHT : 28-10-2015
TP : 04-08-2016
UK : 8 minggu 6 hari
ANC Baru pertama kali periksa
Obat-obat yang pernah didapat : -
Penyuluhan yang pernah didapat : tidak ada
d. Riwayat Gynekologi
Ibu sebelumnya tidak pernah curet, ibu juga tidak pernah mempunyai penyakit kanker, t
idak pernah operasi kanker rahim, tidak pernah operasi perut.
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan metode KB suntik 3 bulan sekali di Bidan.
6. Keadaan Psikologi
Ibu tidak tahu kalau beliau hamil, setelah beliau tahu bahwa ibu hamil, ibu merasa sedih
karena tidak menjaga kehamilannya.
7. Keadaan sosial budaya
Ibu tidak pernah tarak, ibu hanya makan makanan seperti biasa dan tidak ada yang
istimewa.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
selama hamil : Makan : 3x/hari 1 piring nasi laku banding, sayur asem.
Minum : 5 gelas/hari, air putih dan teh
Selama dirawat : ibu puasa
b. Pola Aktifitas
Selama hamil : Menyapu, mengepel, memasak, dan mencuci.
Selama dirawat : Ibu hanya terbaring di tempat tidur.
c. Pola Istirahat
Selama hamil : Siang : 1-2 jam, Malam : 7-8 jam
Selama dirawat : Ibu sulit istirahat karena merasakan sakit.
d. Pola Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x/hr konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
BAK 4x/hr warna kuning, jernih, bau khas, tidak sakit.
Selama dirawat : Belum BAB dan BAK
e. Personal hygiene
Selama hamil : Mandi 2x/hr, gosok gigi 2x/hr, ganti baju 2x/hr, keramas 2x/mgg,
ganti CD 2x/hr dan bila basah
Selama dirawat : Belum mandi, gosok gigi, ganti baju 1x/hr, ganti softek 3x/hr, ganti
jarik 3x/hr.
f. Pola seksualitas
Selama hamil : 2x/mgg dan tergantung keinginan suami.
Selama dirawat : tidak berhubungan.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
BB : 53 kg
Lila : 27 cm
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 120x/menit
S : 37,2 ºC
RR : 20x/menit
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut hitam, kepala bersih, tidak ada ketombe,tidak ada benjolan
Muka : tidak oedema, pucat, tidak cloasma gravidarum, tampak lemah, muntah (+) 1x,
berkeringat.
Mata : Conjungtiva tidak merah muda, sclera putih.
Hidung : Bersih, tidak ada polip.
Mulut : Mukosa bibir agak kering, bibir pucat, stomatitis
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembendungan vena jugularis.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Mammae : Terdapat hiperpigmentasi areolla mammae, putting susu menonjol, bersih.
Abdomen : perut membesar sesuai umur kehamilan
Punggung : Simetris, tidak ada benjolan.
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada odema, ada pengeluaran pervaginam
(darah segar bergumpal banyak), tidak ada condiloma akuminata.
Anus : Bersih, tidak ada hemorrhoid.
Extrimitas atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada odema, Jumlah jari-
jari lengkap, di tangan sebelah kanan terpasang infuse RL digrojog.
Extrimitas bawah : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,tidak ada odema
Kesimpulan : GIIP1A1 Multigravida, UK 8 minggu 6 hari, KU ibu lemah dengan abortus
inkomplit.

2. Identifikasi diagnosa, masalah


Dx : Ny.”K” GIIP10001 Multigravida, UK 8 minggu 6 hari, KU ibu lemah dengan abortus
inkomplit.
Ds : ibu mengatakan keluar darah banyak mulai kemarin sore jam 16.00 Wita.
Pusing dan nyeri perut bagian bawah.
Do : Kondisi umum ibu lemah
Tanda-tanda vital
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 120X/menit
S : 37,2 0C
RR : 20x/menit
Mata : Conjungtiva tidak merah muda, sclera putih.
Mulut : Mukosa bibir agak kering, bibir pucat, stomatitis
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada odema, ada pengeluaran pervaginam (darah segar
bergumpal banyak), tidak ada condiloma akuminata.
Masalah : Anemia sedang
Kebutuhan :
- LIE tentang makanan yang banyak mengandung zat besi.
- Pemberian tablet Fe
- Asupan nutrisi
- Istirahat yang cukup
3. Intervensi :
a. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
Rasional : Akan menciptakan kerjasama dan hubungan baik antara klien dengan petugas
kesehatan.
b. Observasi TTV
Rasional : TTV merupakan parameter utama untuk mendeteksi adanya kalainan pada tubuh.
c. Persiapan tindakan curetase dan anastesi
Rasional : Mempermudah jalannya curetase.
d. Anjurkan ibu untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa
Rasional : Dengan mendekatkan diri pada Tuhan, diharapkan ibu bisa lebih tenang dan nyaman.
e. Observasi TTV dan perdarahan pasca tindakan curetase.
Rasional : Parameter utama untuk mendeteksi Kelainan pada tubuh.

4. IMPLEMENTASI
Dx : Ny. “K” GIIP10001 Multigravida, UK 8 minggu 6 hari, KU ibu lemah dengan
abortus Inkomplit.
a. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
a. Hasil : Ibu dan keluarga bisa menjalinhubungan baik dan bekerjasama dengan
petugas kesehatan.
b. Mengobservasi TTV
c. Hasil : TTV dalam batas normal (di lembar observasi)
d. Mempersiapkan tindakan curetase dan pemberian Petidin dandiazepam
e. Hasil : Persiapan alat siap dipakai
f. d. Menganjurkan ibu untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa
g. Hasil : ibu lebih tenang dan nyaman
h. e. Mengobservasi TTV dan perdarahan pasca tindakan curetase.
i. Hasil : Tidak terjadi kelainan pada tubuh ( di lembar observasi )

5. EVALUASI
Tanggal 23 Juli 2016 Jam 10.00 Wita
S : Ibu mengatakan perdarahan sudah berhenti, tidak pusing dan tidak ada nyeri perut
bagian bawah.
O : KU ibu baik
TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,50C
RR : 24 x/menit
Perdarahan berhenti
Sisa jaringan keluar
A : Ny.”K” GIIP1AI dengan abortus Inkomplit pasca curetase.
P : Dihentikan
- Anjurkan pasien kembali ke dokter bila terjadi gejala-gejala seperti :
1. Nyeri perut ( lebih dari beberapa hari
2. Perdarahan berlanjut ( >2 minggu )
3. Perdarahan lebih dari haid.
4. Demam
5. Menggigil
6. Pingsan
Peran bidan terhadap kasus abortus
1. Sebagai advocator
a. Menyampaikan masalah kesehatan yang terjadi pada pasien dengan melakukan
pendekatan dalam bentuk lisan
b. Melakukan diskusi dengan pasien tentang masalah yang dihadapi
c. Membantu pasien dan keluar dalam mengambil keputusan terhadap penanganan
selanjutnya
d. Mempromosikan dan mementingkan kepentingan pasien
2. Sebagai educator
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan atas
masalah yang dihadapi pasien
b. Memberikan konseling kepada pasien tetang bahaya setelah abortus
c. Memberikan konseling kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan memperhatikan
personal hygienenya
3. Sebagai fasilitator
a. Menyediakan tempat yang nyaman bagi ibu dan keluarga
b. Selalu siap dalam memberikan pelayan kepada pasien
c. Menyediakan alat yang dibutuhkan oleh ibu agar masalah yang dihadapi ibu dapat
teratasi
4. Sebagai motivator
a. Meningkatkan kesiapan mental ibu dalam menerima segala kemungkinan yang ada
b. Memberikan dukungan kepada ibu agar tetap semangat dalam menghadapi masalah
c. Memotivasi ibu untuk selalu berdoa agar apa yang diharapkan dapat tercapai

Anda mungkin juga menyukai