Anda di halaman 1dari 32

0 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah metode
komputasi ini. Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk mempelajari dan
mengetahui cara menggunakan program dhelpi untuk mempermudah perhitungan
yang membutuhkan perilaku khusus, berdasarkan yang telah ditugaskan serta
memenuhi syarat kelulusan mata kuliah yang digunakan untuk menambah wawasan
konsep yang dipelajari selama kuliah.
Penulisan tugas ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu kami
melalui masukan-masukan dan kritik yang diberikan kepada kami. Kami
mengucapkan terima kasih khususnya kepada ibu fitri serta kepada bapak Yeyet
Hudayat yang telah membimbing dalam pengerjaan tugas Perancangan Perkerasan
Jalan hingga selesai.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam peyusunan tugas ini baik dari
segi isi maupun metode penulisannya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun sehingga tugas ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Sekian dan terima kasih.

Bandung, Mei 2019

Penulis

i
0 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan tujuan .............................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Vehicle Damage Factor (VDF) ........................................................................... 3
2.1.1 Fungsi VDF ................................................................................................. 4
2.2 CESA .................................................................................................................. 4
2.3 Lendutan ............................................................................................................. 4
2.4 Lendutan dengan Benkelman Beam (BB) .......................................................... 5
2.5 Lendutan wakil.................................................................................................... 8
2.6 Jenis lapis tambah ............................................................................................... 9
BAB 3 FLOWCHART DAN ALGORITMA............................................................... 11
3.1 FLOWCHART .................................................................................................. 11
3.2 Algoritma .......................................................................................................... 14
BAB 4 CONTOH PERHITUNGAN DAN PENGAPLIKASIAN ............................... 18
4.1 Contoh Perhitungan VDF.................................................................................. 18
4.2 Contoh Perhitungan CESA ............................................................................... 19
4.3 SCREENSHOOT APLIKASI ........................................................................... 22
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 28
5.2 Saran ................................................................................................................. 28

ii
0 DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Konfigurasi beban sumbu .......................................................................... 3
GAMBAR 2.2 jenis sumbu kendaraan ............................................................................... 4
GAMBAR 2 3 Faktor koreksi lendutan terhadap temperatur standar ................................ 5
GAMBAR 2.4 Temperatur perkerasan rata-rata tahunan................................................... 9
GAMBAR 2.5 Modulus resillent ..................................................................................... 10
GAMBAR 2.6 jenis lapisan ............................................................................................. 10

GAMBAR 4.1 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 22


GAMBAR 4.2 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 22
GAMBAR 4.3 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 23
GAMBAR 4.4 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 23
GAMBAR 4.5 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 24
GAMBAR 4.6 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 24
GAMBAR 4.7 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 25
GAMBAR 4.8 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 25
GAMBAR 4.9 Koding perhitungan delphi ...................................................................... 26
GAMBAR 4.10 Koding perhitungan delphi .................................................................... 26
GAMBAR 4.11 Koding perhitungan delphi .................................................................... 27
GAMBAR 4.12 Koding perhitungan delphi .................................................................... 27

iii
1 DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Faktor koreksi ................................................................................................. 6
TABEL 2.2 temperatur lapisan beraspal ............................................................................ 7

iv
1BAB 1
2 PENDAHULUAN
Latar belakang
Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang
digunakan untk merancang suatu aplikasi program. Delphi termasuk dalam
pemrograman bahasa tingkat tinggi (high level language). Maksud dari bahasa
tingkat tinggi yaitu perintah-perintah programnya menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh manusia. Bahasa pemrograman Delphi disebut bahasa
prosedural artinya mengikuti urutan tertentu. Dalam membuat aplikasi perintah-
perintah, Delphi menggunakan lingkungan pemrograman visual.
Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal. Pemrograman
Delphi dirancang untuk beroperasi dibawah sistem operasi Windows. Program ini
mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produktivitas, kualitas, pengembangan
perangkat lunak, kecepatan kompiler, pola desain yang menarik serta diperkuat
dengan bahasa perograman yang terstruktur dalam struktur bahasa perograman
Object Pascal.
Sebagaian besar pengembang Delphi menuliskan dan mengkompilasi kode
program di dalam lingkungan pengembang aplikasi atau Integrated Development
Environment (IDE). Lingkungan kerja IDE ini menyediakan sarana yang
diperlukan untuk merancang, membangun, mencoba, mencari atau melacak
kesalahan, serta mendistribusikan aplikasi. Sarana-sarana inilah yang
memungkinkan pembuatan prototipe aplikasi menjadi lebih mudah dan waktu yang
diperlukan untuk mengembangkan aplikasi menjadi lebih singkat.
Maksud dan tujuan
Maksud dari pembuatan tugas ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti
mengenai progran keteknik sipilan mengenai cara mendesain tebal lapis tambah
pada perkerasan lentur sesuai dengan metode Pd.T-05-2005 dengan menggunakan
aplikasi Dhelpi.
Tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuiah
metode komputasi,program studi teknik sipil. Selain itu penulisan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan kami mengenai cara pembuatan aplikasi keteknik
sipilan mengenai peningkatan dan pemeliharaan jalan yang ada di lapangan.

1
Batasan Masalah
1. Menghitung nilai CESA sesuai metode Pd.T-05-2005-B
2. Mengolah data lendutan balik hasil pengukuran dengan bengkleman beam,
dan menentukan segmen jalan dengan memperhatikan tingkat keseragaman
nilai balik
3. Merencanakan tebal lapis tambah sesuai metode Pd.T-05-2005-B

2
3 BAB 2
PEMBAHASAN TEORI
Vehicle Damage Factor (VDF)
VDF adalah perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan dalam satu kali lintasan beban
standar sumbu tunggal yaitu sebesar 8,16 ton (18000 lb.). Menurut Idris, M., dkk.
(2009). Kerusakan ini disebabkan oleh salah satu faktor yaitu terjadinya beban
berlebih (overloading) pada kendaraan yang mengangkut muatan melebihi
ketentuan batas beban yang ditetapkan yang secara signifikan akan
meningkatkan daya rusak (VDF) kendaraan yang selanjutnya akan
memperpendek umur pelayanan jalan.
Menghitung VDF menggunakan data Konfigurasi beban sumbu kendaraan
sebagai berikut :

GAMBAR 2.1 Konfigurasi beban sumbu

3
Terdapat dua rumus yang dapat digunakan untuk menentukan VDF. yaitu:

𝑃 4
VDF = [𝑘 ]

VDF = Vehicle Damaging Factor (faktor kerusakan akibat beban sumbu)


k = faktor sumbu berdasarkan tipe.
P = beban sumb kendaraan
Ada 4 (empat) tipe kelompok sumbu kendaraan :

GAMBAR 2.2 jenis sumbu kendaraan

3.1.1 Fungsi VDF


Vehicle Damage Factor (VDF) atau daya rusak jalan berfungsi sebagai salah
satu parameter yang dapat menentukan tebal perkerasaan cukup signifikan, dan jika
makin berat kendaraan (khususnya kendaraan jenis truck) apalagi dengan beban
overload, nilai VDF akan membesar, dan akan berdampak pada Eqivalen Single
Axle Load yang ikut membesar.

CESA
Cesa adalah Akumulasi ekivalen beban sumbu standar, Dalam menentukan
akumulasi beban sumbu lalu lintas (CESA) selama umur rencana ditentukan. Beban
berlebih (overload) akan menyebabkan kerusakan dini akan terjadi pada jalan,
karena jalan terbebani oleh kenderaan yang mengangkut beban berlebih, hal ini
akan menyebabkan perhitungan beban gandar standar ekivalen (CESA) rencana
akan tercapai sebelum umur jalan yang direncanakan pada saat mendesign jalan.

Lendutan
Lendutan Lendutan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah lendutan
hasil pengujian dengan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) atau Benkelman

4
Beam (BB). Apabila pada waktu pengujian lendutan ditemukan data yang
meragukan maka pada lokasi atau titik tersebut dianjurkan untuk dilakukan
pengujian ulang atau titik pengujian dipindah pada lokasi atau titik disekitarnya.

dL = df1 x Ft x Ca x FKB-FWD

Lendutan dengan Benkelman Beam (BB)


Lendutan yang digunakan untuk perencanaan adalah lendutan balik. Nilai
lendutan tersebut harus dikoreksi dengan, faktor muka air tanah (faktor musim) dan
koreksi temperatur serta faktor koreksi beban uji (bila beban uji tidak tepat sebesar
8,16 ton). Besarnya lendutan balik adalah sesuai Rumus :

dB = 2 x (d3 – d1) x Ft x Ca x FKB-BB

GAMBAR 2 3 Faktor koreksi lendutan terhadap temperatur standar

5
TABEL 2.1 Faktor koreksi

Catatan :

− Kurva A adalah faktor koreksi (Ft) untuk tebal lapis beraspal (HL) kurang dari
10 cm.

− Kurva B adalah faktor koreksi (Ft) untuk tebal lapis beraspal (HL) minimum 10
cm

6
TABEL 2.2 temperatur lapisan beraspal

Keseragaman lendutan Perhitungan tebal lapis tambah dapat dilakukan


pada setiap titik pengujian atau berdasarkan panjang segmen (seksi). Apabila
berdasarkan panjang seksi maka cara menentukan panjang seksi jalan harus
dipertimbangkan terhadap keseragaman lendutan. Keseragaman yang dipandang
sangat baik mempunyai rentang faktor keseragaman antara 0 sampai dengan 10,
antara 11 sampai dengan 20 keseragaman baik dan antara 21 sampai dengan 30
keseragaman cukup baik. Untuk menentukan faktor keseragaman lendutan adalah
dengan menggunakan Rumus sebagai berikut:

7
Lendutan wakil
Untuk menentukan besarnya lendutan yang mewakili suatu sub ruas/seksi
jalan, digunakan Rumus yang disesuaikan dengan fungsi/kelas jalan, yaitu:

− D wakil = dR + 2 s ; untuk jalan arteri / tol (tingkat kepercayaan 98%)

– D wakil = dR + 1,64 s ; untuk jalan kolektor (tingkat kepercayaan 95%)

− D wakil = dR +1,28 s ; untuk jalan lokal (tingkat kepercayaan 90%)

dengan pengertian :

Dwakil = lendutan yang mewakili suatu seksi jalan

dR = lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan

s = deviasi standar

Faktor koreksi tebal lapis tambah

Tebal lapis tambah/overlay yang diperoleh adalah berdasarkan temperatur


standar 35oC, maka untuk masing-masing daerah perlu dikoreksi karena memiliki
temperatur perkerasan rata-rata tahunan (TPRT) yang berbeda. Data temperatur
perkerasan rata-rata tahunan untuk setiap daerah atau kota ditunjukkan pada
Lampiran A, sedangkan faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay (Fo) dapat
diperoleh dengan Rumus:

dengan pengertian : Fo = faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay TPRT =


temperatur perkerasan rata-rata tahunan untuk daerah/kota tertentu

8
GAMBAR 2.4 Temperatur perkerasan rata-rata tahunan

Jenis lapis tambah


Pedoman ini berlaku untuk lapis tambah dengan Laston, yaitu modulus
resilien (MR) sebesar 2000 MPa dan Stabilitas Marshall minimum 800 kg. Nilai
modulus resilien (MR) diperoleh berdasarkan pengujian UMATTA atau alat lain
dengan temperatur pengujian 25oC. Apabila jenis campuran beraspal untuk lapis
tambah menggunakan Laston Modifikasi dan Lataston atau campuran beraspal
yang mempunyai sifat berbeda (termasuk untuk Laston) dapat menggunakan faktor
koreksi tebal lapis tambah penyesuaian (FKTBL) sesuai Rumus:

dengan pengertian :

FKTBL = faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian

MR = Modulus Resilien (MPa)

9
GAMBAR 2.5 Modulus resillent

GAMBAR 2.6 jenis lapisan

10
4 3 BAB 3
FLOWCHART DAN ALGORITMA
FLOWCHART

MULAI

Masukan Data LHR Kendaraan Tahunan

STR STR STdR STrR


T G G G

𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4


൤ ൨ ൤ ൨
5,4 13,76

𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4


൤ ൨ ൤ ൨
8,16 18,45

Beban Sumbu (lss)

Masukan Perkembangan Lalulintas

Masukan Tipe Jalan

11
1 Arah 2 Arah

1 Lajur 3 Lajur 1 Lajur 3 Lajur 5 Lajur

2 Lajur 2 Lajur 4 Lajur 6 Lajur

𝑀𝑃

𝐶𝐸𝑆𝐴 = ෍ 𝑚 × 365 × 𝐸 × 𝐶
𝑇𝑟𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟−𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟
×𝑁

Masukan Data Lendutan

Masukan Data Temperatur Udara & Temperatur


Permukaan

Interpolasi Tt dan Tb dari Data Tu+Tp

Hitung 𝑇𝐿 = 1ൗ3 (𝑇𝑏 + 𝑇𝑡 +


𝑇)

Hitung Ft

H ≥ 10cm H < 10cm

12
Masukan Waktu Pemeriksaan

Kemarau Musim Hujan


Ca= 1,2 Ca = 0,9

Hitung FKB-BB = 77,343𝑥( 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖(𝑡𝑜𝑛))−2,0715

Hitung Lendutan Terkoreksi 𝑑𝐵 = 𝑑1 𝑥 𝐹𝑡 𝑥 𝐶𝑎 𝑥 𝐹𝐾𝐵−𝐵𝐵

𝑠
Hitung Keseragaman lendutan 𝐹𝑘 = (𝑑 𝑥 𝑅) 𝑥 100%

Hitung Lendutan wakil (Dwakil) = 𝑑𝑅 + 2𝑠

Masukan Data TPRT Kota Bandung 30.5⁰

Hitung Koreksi Tebal lapis Tambah 𝐹𝑜 = 0,5032 × 𝐸𝑋𝑃(0,0194×𝑇𝑃𝑅𝑇)

Hitung dRencana = 22,208 𝑥 𝐶𝐸𝑆𝐴−0,2307

{Ln(1.0364) + Ln (Dwakil) – Ln (Drencana)}


Hitung Ho =
0.0597

Hitung Tebal Lapis Tambah (Ht) = Ho x Fo

Selesai

13
Algoritma
1. Masukan data LHR kendaraan tahunan
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4
 STRT = [ ]
5,4

𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4


 STRG = [ ]
8,16

𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4


 STdRG =[ ]
13,76

𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4


 STrRG = [ ]
18,45

Maka akan didapat nilai VDF tersebut.

2. Masukan faktor umur rencana dan perkembangan lalu lintas


1 𝑛
(1 + 𝑟)𝑛−1 − 1
𝑁 = [1 + (1 + 𝑟) + 2(1 + 𝑟) ]
2 𝑟

3. Masukan tipe jalan yaitu


 2 lajur 2 arah tidak terbagi.
 4 lajur 2 arah tidak terbagi.

Maka akan didapat nilai C sesuai dengan tabel koefisien distribusi kendaraan.

4. Menghitung CESA
𝑀𝑃

𝐶𝐸𝑆𝐴 = ෍ × 365 × 𝑉𝐷𝐹 × 𝐶 × 𝑁


𝑇𝑟𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟−𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟

5. Masukan data lendutan


 𝑑1 = Lendutan pada saat beban tepat pada titik pengukuran
 𝑑3 = lendutan pada saat beban berada pada jarak 6 meter dari titik
pengukuran

6. Interpolasi 𝑇𝑡 dan 𝑇𝑏 dari data Tu + Tp

1
7. Hitung 𝑇𝐿 = 3 𝑥 (𝑇𝑝 + 𝑇𝑏 + 𝑇𝑡)

14
8. Hitung FT
Faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur 30.5⁰ , yaitu sesuai rumus
= 4,184 𝑥 𝑇𝐿 −0,4025 , untuk HL < 10 cm

= 14,785 𝑇𝐿 −0,7573 , untuk HL >10 cm

9. Menentukan waktu pemeriksaan (Ca)


Faktor pengaruh muka air tanah (faktor musim)
1,2 = bila pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau muka air tanah
rendah
0,9 = bila pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau muka air tanah
tinggi

10. Menghitung Koreksi Beban ( FKB-BB )

FKB-BB = 77,343 𝑥 (𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑗𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑜𝑛)−2,0715

11. Menghitung Lendutan dengan Benkelman Beam (BB)


Lendutan yang digunaan untuk perencanaan adalah lendutan balik.
Nilai lendutan tersebut harus dikoreksi dengan, faktor muka air tanah (faktor
musim) dan koreksi tempertaur serta faktor koreksi beban uji (bila beban uji
tidak tepat sebesar 8,16ton) . Besarnya lendutan balik sesuai rumus :

𝑑𝐵 = 2𝑥 (𝑑3 − 𝑑1 )𝑥 𝐹𝑡 𝑥 𝐶𝑎 𝑥 𝐹𝐾𝐵−𝐵𝐵

12. Menentukan Keseragaman Lendutan


Berdasarkan hasil perhitungan sebagai gambaran tentang tingkat
keseragaman lendutan yang sudah dikoreksi dapat diliaht dari grafik
tersebut.
𝑠
𝐹𝐾 = 𝑥 100% < FK ijin
𝑑𝑅

FK = Faktor keseragaman

FK ijin = Faktor Keseragaman yang diijinkan

15
= 0% - 10% Keseragaman yang diijinkan

= 11% - 20% Keseragaman baik

= 21% -30% Keseragaman cukup baik

= Lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan

𝐶 = Lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan

S = Simpangan Baku = Deviasi Standar

13. Menghitung Lendutan Wakil

Dwakil = 𝑑𝑅 + 2𝑠

Dwakil = Lendutan yang mewakili suatu seksi jalan / sebelum lapis


tambah

𝑑𝑅 = Lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan

∑𝑛𝑠
1 𝑑
𝑛𝑠

 ns = Jumlah titik pemeriksaan pada suatu seksi jalan


 d = nilai lendutan balik (dB) atau lendutan langsung (dL) tiap
titik pemeriksaan pada suatu seksi jalan

14. Menghitung Lendutan rencana/ijin


Drencana = 22.208 x CESA-0.2307
Drencana = Lendutan rencana / setelah lapis tambah.
CESA = Akumulasi ekivalen beban sumbu standar, dalam
satuan ESA.

15. Menghitung tebal lapis tambah/overlay (Ho)


{Ln(1.0364) + Ln (Dwakil) – Ln (Drencana)}
Ho = 0.0597

16
Ho = tebal lapis tambah sebelum dikoreksi temperatur rata-rata
tahunan Bandung, dalam satuan centimeter.

16. Menghitung Faktor Koreksi tebal lapis tambah


Tebal lapis tambah / overlay yang diperoleh adalah berdasarkan temperatur
Bandung yaitu 30.5⁰C
𝐹𝑜 = 0,532 𝑥 𝐸𝑋𝑃 (0,0194 𝑥 𝑇𝑃𝑅𝑇 )

Fo = Faktor koreksi tebal lapis tambah / overlay

TPRT = Temperatur perkerasan rata-rata tahunan untuk daerah /


kota tertentu. Dalam perhitungan ini diperuntukan untuk kota Bandung
dengan temperatur 30.5⁰C

17. Menghitung tebal lapis tambah / overlay terkoreksi (Ht) dengan


mengalikan Ho dengan faktor koreksi overlay (Fo)
𝐻𝑡 = 𝐻𝑜 𝑥 𝐹𝑜

Ht = tebal lapis tambah / overlay Laston setelah dikoreksi


dengan temperatur rata – rata di kota Bandung, dalam
satuan centimeter.

17
5 BAB 4
CONTOH PERHITUNGAN DAN PENGAPLIKASIAN
Contoh Perhitungan VDF
Umur Rencana (n) = 10 tahun

Tipe Jalan = 2/2 TT

Awal Umur Rencana = 2021

Akhir Umur Rencana = 2031

1. Kendaraan Ringan (1.1)


Beban sumbu : 5 ton
LHR : 600 kend/hari
5 × 0.5 4 5 × 0.5 4
𝑉𝐷𝐹 = 𝑆𝑇𝑅𝑇 + 𝑆𝑇𝑅𝐺 = ( ) +( )
5,4 5,4
= 0.091878731599556

2. Bus (1.2)

Beban sumbu : 6,707 ton

LHR : 359 kend/hari

6,707 × 0.34 4 6,707 × 0.66 4


𝑉𝐷𝐹 = 𝑆𝑇𝑅𝑇 + 𝑆𝑇𝑅𝐺 = ( ) +( )
5,4 8,16
= 0.1184040395

3. Truck 2as (1.2 +2.2)


Beban sumbu : 2.1731 kg
LHR : 225

𝑉𝐷𝐹 = 𝑆𝑇𝑅𝑇 + 𝑆𝑇𝑅𝐺 + 𝑆𝑇𝑑𝑅𝐺

2.1731 × 0.18 4 2.1731 × 0.28 4 2.1731 × 0.54 4


= ( ) +( ) ( )
5,4 8,16 13,76

18
= 1.11343925242657

4. Truck 3as (1.2.222)


Beban sumbu : 40,563 ton
LHR : 119 kend/hari

𝑉𝐷𝐹 = 𝑆𝑇𝑅𝑇 + 𝑆𝑇𝑅𝐺 + 𝑆𝑇𝑟𝑅

40,563 × 0.18 4 40,563 × 0.28 4


=( ) +( )
5,4 8,160
40,563 × 0.54 4
+( )
18,45
= 9.08193294763825

Contoh Perhitungan CESA


1. Kendaraan Ringan (1.1)

VDF : 9.1878731599556 𝑥 10−6

LHR : 600 Kend/hari/2arah

Pertumbuhan lalu lintas : 5%

(1+𝑟)𝑛−1 −1
 𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 𝑟)𝑛 + 2(1 + 𝑟) )
𝑟

10
(1 + 5)10−1 − 1
𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 5) + 2(1 + 5) )
5

= 12.892

 C = 0.5 (diperoleh dari tabel 2. Pd.T-05-2005-B. halaman 4)


 𝐿𝐻𝑅2021 = 𝐿𝐻𝑅2019 × (1 + 𝑖)𝑛 = 600 × (1 + 5)2 = 661,5
 𝐶𝐸𝑆𝐴 = 𝐿𝐻𝑅2021 × 𝑁 × 𝐶 × 365 × 𝑉𝐷𝐹
= 661,5 × 12.896 × 0.5 × 0.091878731599556x 365
= 143041.723 LHR/UR/LR

19
2. Bus (1.2)

VDF : 0.1184040395

LHR : 359 Kend/hari/2arah

Pertumbuhan lalu lintas : 5%

(1+𝑟)𝑛−1 −1
 𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 𝑟)𝑛 + 2(1 + 𝑟) )
𝑟

(1 + 5)10−1 − 1
𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 5)10 + 2(1 + 5) )
5

= 12.892

 C = 0.5 (diperoleh dari tabel 2. Pd.T-05-2005-B. halaman 4)


 𝐿𝐻𝑅2021 = 𝐿𝐻𝑅2019 × (1 + 𝑖)𝑛 = 359 × (1 + 5)2 = 395,7975
 𝐶𝐸𝑆𝐴 = 𝐿𝐻𝑅2021 × 𝑁 × 𝐶 × 365 × 𝑉𝐷𝐹
= 395,7975 × 12.896 × 0.5 × 0.1184040395x 365
= 110293,2882LHR/UR/LR

3. Truck 2as (1.2 +2.2)

VDF : 1.11343925242657

LHR : 225 Kend/hari/2arah

Pertumbuhan lalu lintas : 5%

(1+𝑟)𝑛−1 −1
 𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 𝑟)𝑛 + 2(1 + 𝑟) )
𝑟

(1 + 5)10−1 − 1
𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 5)10 + 2(1 + 5) )
5

= 12.892

20
 C = 0.5 (diperoleh dari tabel 2. Pd.T-05-2005-B. halaman 4)
 𝐿𝐻𝑅2021 = 𝐿𝐻𝑅2019 × (1 + 𝑖)𝑛 = 225 × (1 + 5)2 = 248,0625
 𝐶𝐸𝑆𝐴 = 𝐿𝐻𝑅2021 × 𝑁 × 𝐶 × 365 × 𝑉𝐷𝐹
= 248,0625 × 12.896 × 0.5 × 1.11343925242657 X365
= 650048,1656 LHR/UR/LR

4. Truck 3as (1.2.222)

VDF : 9.08193294763825

LHR : 119 Kend/hari/2arah

Pertumbuhan lalu lintas : 5%

(1+𝑟)𝑛−1 −1
 𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 𝑟)𝑛 + 2(1 + 𝑟) )
𝑟

(1 + 5)10−1 − 1
𝑁 = 0.5 (1 + (1 + 5)10 + 2(1 + 5) )
5

= 12.892

 C = 0.5 (diperoleh dari tabel 2. Pd.T-05-2005-B. halaman 4)


 𝐿𝐻𝑅2021 = 𝐿𝐻𝑅2019 × (1 + 𝑖)𝑛 = 119 × (1 + 5)2 = 131,1975
 𝐶𝐸𝑆𝐴 = 𝐿𝐻𝑅2021 × 𝑁 × 𝐶 × 365 × 𝑉𝐷𝐹
= 131,1975 × 12.896 × 0.5 × 9.08193294763825 X 365
= 2804282,385 LHR/UR/LR

21
SCREENSHOOT APLIKASI

GAMBAR 4.1 Koding perhitungan delphi

GAMBAR 4.2 Koding perhitungan delphi

22
GAMBAR 4.3 Koding perhitungan delphi

GAMBAR 4.4 Koding perhitungan delphi

23
GAMBAR 4.5 Koding perhitungan delphi

GAMBAR 4.6 Koding perhitungan delphi

24
GAMBAR 4.7 Koding perhitungan delphi

GAMBAR 4.8 Koding perhitungan delphi

25
GAMBAR 4.9 Koding perhitungan delphi

GAMBAR 4.10 Koding perhitungan delphi

26
GAMBAR 4.11 Koding perhitungan delphi

GAMBAR 4.12 Koding perhitungan delphi

27
6 BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam perkembanganya setiap disiplin ilmu akan saling terintegrasi guna
menciptakan sistem atau alat yang akan lebih mengefisiensikan pekerjaan manusia.
Salah satunya program yang kami buat ini, yakni mencoba memadukan konsep-
konsep teknik sipil dalam perhitungan lapis tambah perkerasan lentur proyek jalan
raya dengan media teknologi berupa program/sistem hitung yang biasanya menjadi
ranah pekerjaan teknik informatika.
Dalam pengoperasiannya dengan bahasa komputasi perhitungan-
perhitungan yang berpedoman pada SNI Pd T-05-2005-B tentang tebal perkerasan
dituangkan dalam program pembuat aplikasi (Delphi) sehingga data mentah yang
diinput dan cukup dengan menekan beberapa tombol akan dengan otomatis
menghitung dan menghasilkan nilai tebal perkerasan (overlay) yang dibutuhkan.

Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kita harus lebih mengerti tentang
bahasa pemrograman saat membuat aplikasi agar memudahkan dalam proses
pembuatannya. Dan saat melakukan penulisan koding kita juga harus teliti karena
seringkali terjadi kesalahan dan berakibat aplikasi yang akan kita buat menjadi sulit
untuk dijalankan

28

Anda mungkin juga menyukai