Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah upaya berfikir sitematis dan radikal tentang tentang segala realitas yang ada
dan diduga ada untuk menemukan kebenaran yang sesungguhnya.nilai kebenaran suatu filsafat
selalu dilihat dari aspek bagaimana ia memperoleh kebenaran tersebut.artinya filsafat
mengajarkan bagaimana subjeknya dapat meraih kebenaran dari keseluruhan realitas menurut
tata car yamg benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara menyeluruh,baik dari segi isi
maupun dari segi memperolehnya.

Manusia sebagai individu maupun sebagai bagian anggota masyarakat serta segala aktivitas
yang dilakukannya bukanlah berada dalam kevakuman,berhenti,dan final,akan tetapi ia berda
dalam tatanan hukum proses,bergerak dan berubah menuju tataran idealitas.dari gerak dan
perubahan inilah sesungguhnya dinamika perjalanan kehidupan itu ditemukan. artinya dinamika
kehidupan akan terus bergulir seiring berlangsungnya proses ,gerak dan perubahan pada dunia
dan alam jagad raya ini serta isinya,pemahaman seperti ini akan mudah dimengerti bila dikaitkan
dengan adanya ungkapan secara praksis-historis,bahan hari ini berbeda dengan kemarin.hari ini
akan sangat berbeda pula dengan hari esok.

Lahirnya beragam pemikiran filosofis dalam pendidikan sebagai buah dari pengembangan
pemikiran dialektik-dialogis dalam menjawab berbagai priblematika dalam wilayah pendidikan
yang diakui sangat luas dan kompleks.Tentunya ,kemestian gerak perubahan dan pengembangan
dalam pemikiran filosofis pendidikan ini tidak terlepas dan melepaskan jati dirinya dari substansi
peningkatan dan pembaikan pendidikan itu sendiri,yakni terwujudnya perilaku moral etis dalam
diri anak didik seiring dengan kecakapan dan kemampuanya mengapresiasi problematika dirinya
dan sosial masyarakatnya,kemudin mampu pula memberikan solusi yang bertanggung jawab
secara etis atas problematika disamping itu memiliki kecakapan dan pengetahuan dalam rangka
peningkatan kualitas.

Filosofis pendidikan sejatinya dikembangkan yakni pendidikan yang secara konsisten akan
pencapain perilaku moral etis anak didik dan dapat pula mengapresiasi persoalan sosial
masyarakatnya yang timpang secara struktural,yang pada gilirannya anak didik dapat
memberikan ide-ide pemikiran akan pentingnya sistem-sistem penataan kehidupan yang
transformatif,emansipatoris,dan elegan guna terciptanya nilai-nilai etis sosial dalam kehidupan
masyarakat.

1.2 Tujuan

Dalam mengkritisi buku Filsafat pendidikan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu
sebagai berikut:

 Memenuhi salah satu tugas critical book review mata kuliah Filsafat Pendidikan
 Utuk mengetahui hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
 mengembangkan kemampuan dalam mencermati kelebihan dan kekurangan suatu
karangan terkhusunya sebuah buku
 meningkatkan penegetahuan dalam penulisan buku yang benar dan yang salah melalui
buku yang dikritisi
 melakukan pengkoreksian terhadap suatu karya
 membandingkan buku dengan cetakan sebelumnya

1.3 Manfaat

Ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dalam mengkritisi buku Filsafat pendidikan ini
yaitu sebagai berikut:

 Mampu menjelaskan pengertian filsafat dan hubungannya dengan filsafat pendidikan


 Memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana penulisan buku yang baik melalui
buku yang dikritisi
 Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis kesalahan dan kelebihan sebuah buku
 Pelajar lebih kreatif dalam mencari informasi tentang buku yang dikritisi
 Mendorong penulis untuk meningkatkan kualitas karyanya
 Sebagai bahan perbaikan bagi penulis melalui karya yang telah dikritisi oleh orang lain
BAB II

RINGKASAN BUKU

BAB 1 : Mengenal Kawasan Filsafat

Pengertian dan ruang lingkup filsafat, Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani kuno
yang diadopsi oleh orang arab dengan mengalami sedikit perubahan bunyi,yaitu falsafat dan
oleh orang-orang Indonesia disebut dengan filsafat.Dalambahasa yunani istilah filsafat dikenal
dengan kata philosophia yang berasal dari dua unsur kata,yaitu philo yang berarti cinta dan kata
sophia yang berarti kearifan,hikmah,kebijaksanaan,keputusan ataupun pengetahuan yang
benar.Secara harfiah filsafat dapat diartikan sebagai cinta akan kebenaran atau
kebijaksanaan.Jadi,berfilsafat dalam hal ini adalah upaya berpikir dan bertindak benar dengan
menggunakan daya rasio sebagai instrumen untuk mengetahui secara murni berbagai ragam yang
ada dan yang mungkin ada di dunia ini dan nilai-nilai dalam hidup dan kehidupan manusia.

Harold H.Titus menyebutkan bahwa filsafat tidak lain adalah sekumpulan sikap hidup
yang terbentuk dari berpikir kritis entang realitas kehidupan dan alam.Filsafat adalah suatu
proses berpikir logis,kritis dan sistematis tentang segala realitas yang adadan yang mungkin ada
yang akan menjadi sikap dan keyakinan yang sangat dijungjung tinggi oleh subjeknya.Filsafat
adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran makna
yang jelas dan benar tentang sesuatu dalam keseluruhan hakikatnya.Filsafat adalah analisis yang
diarahkan untuk mencar makna kata dan kalimat dalamsuatu pemikiran,sehinggaditemukan apa
yang dikehendaki oleh pemikirnya.Filsafat adalah upaya sungguh-sungguh untuk memahami
berbagai problem yang menjadi perhatian khusus manusia dalam kehidupannnya.

Berdasarkan objek kajiannya,kajian filsafat dibagi kedalam tiga bidang permasalahan :


metafisika,epistemologi dan aksiologi sehingga setiap masalah filsafat selalu masuk ke dalam
salah satu bidang kajian ini. Metafisika merupakan cabang kajian filsafat yang mengkaji
persoalan yang berkenaan dengan hakikat realitas. Epistemologi secara akademis merupakan
kajian yang berkaitan tentang persoalan dasar ilmu pengetahuan yang meliputi:

1) hakikat ilmu
2) jenis ilmu pengetahuan yang mungkin dapat diraih manusia
3) sumber ilmu pengetahuan

Berdasarkan pewilayahan objek filsafat ini, maka dalam tata kerja pikir filsafat dapat pula
dibagi kepada dua bagian,yaitu filsafat teoretis dan filsafat praktis. Filsafat teoretis adalah
pendekatan filsafat yang dituuka untuk persoalan-persoalan yang umum,baik tentang hakikat
mauupun pengetahuan.Yang praktis adalah pendekatan filsafat yang ditujukan untuk menemukan
kewajiban-kewajiban dan keinginan-keinginan humanitas.

Filsafat diarahkan pada keseluruhan capaian hakikat-hakikat dalam keseluruhan


kemungkinan-kemungkinan yang menunjuk pada sesuatu yang menjadi fokus kajian,sedangkan
ilmu pengetahuan lebih tertuju hanya pada lingkup objeknya saja.Hal lain yang membedakan
filsafat dari ilmu pengetahuan adalah dalam hal aktivitasnya.Jika dilihat pula dari model
pembangunan nilai kebenaran,berbeda dengan filsafat,pengetahuan lebih mengarahkan upaya
pencariannya pada hal-hal yang terukur dan terverifikasi secara empiris.Ada hubungan yang
tidak dapat dilupakan antara wilayah teoretis dan praktis.

Jhon Locke (1632-1704 M),menyebutkan bahwa pengetahuan adalah bukti nyata realitas
manusia dalam mengisi kehidupannya,dan karenanya mestilah pula mendapat tempat teratas
dalam keseluruhan problematika dunia filsafat.Menurut Al-farabi (w.950 M),ilmu itu sendiri
diperoleh oleh akal manusia setelah melalui jiwa sensitif dalam hal ini disebutnya dengan panca
indra,jiwa sensitif menyampaikannya ke jiwa imajinatif,kemudian dari sinilah disampaikan ke
akal.Kemampuan seperti ini juga disebutnya kemampuan kognitif.Kemampuan imajinatif itu
meliputi responsif,mengingat,estimasi,membentuk imajinasi kemanusiaan dan
kehewanan.Sedangkan kemampuan akal itu meliputi mempertimbangkan,menerima pengetahuan
dan seni,membeda-bedakan baik sifatnya yang praktis maupun yang reflektif.

Muhammad iqbal menyebutkan pula,bahwa pengetahuan sejati dapat diperoleh manusia


dengan menggunakan kemampuan akal,indra dan intuisinya.Berpikir secara sederhana adalah
upaya yang dilakukan seseorang dalam menghubungkan berbagai fakta dalam keseluruhan
realitas,baik dalam bentuk idea,konsep ataupun berbgai pengalaman indrawi kita,sehingga
muncul gagasan,pikiran dan atau idea yang jelas tentang sesuatu persoalan.Ada tiga hal yang
berhubungan langsung dengan sistematika berpikir flsafatyaitu bagaimana seseorang itu
berupaya membentuk dan membangun sesuatu ide,pengertian dan atau konsep;bagaimana
prosedur yang dapat ditempuh seseorang dalam membuat keputusan dan bagaimana pula sistem
yang dapat dipedomani dalam upaya penuturan dan atau pengungkapan apa yang tengah subjek
pikirkan.

BAB 2 : Pengertian,Kegunaan,dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidika

Sidi Ghazalba mengungkapkan bahwa pengertian pengetahuan adalah suatu abstraksi


umum yang tergambar dalam akal budi seseorang dengan meninggalkan atau mengabaikan apa-
apa yang menjadi ciri aksidensi suatu objeknya.Pengetahuan akan menunjukkan dirinya dalam
tataran keputusan bukan dalam pengertian.Keputusan adalah suatu tindakan akal budi manusia
yang tampak dalam bentuk pengakuan atau peningkatan yang meyakinkan terhadap suatu
realitas.Penuturan adalah suatu bentuk kerangka logika yang merupakan muara dari pengertian
dan putusan.Didalam aktivitas menuturkan,akal budi berupaya membuat penyimpulan-
penyimpulan dan putusan-putusan berupa pernyataan pengetahuan.Deduktif merupakan tata pikir
manusia yang beranjak dari persoalan yang umum dan abstrak ke yang khusus dan bersifat
konkret.Induktf adalah tata pikir manusia yang dimulai dari yang khusus,faktual dan atau yang
konkret menuju pemahaman yang umum dan abstrak.Pengetahuan yang dibangu atas dasar tata
pikir deduktif akan melahirkan pengetahun-pengetahuan induktif.sedang pengetahuan yang
dibangun atas dasar poa pikir induktif akan menghasilkan pengetahuan sintetik.Berpikir abduktif
adalah suatu pembuktian silogisme yang merujuk pada inferensi yang memiliki ketidak-
pastia,baik pada premis mayor ataupn pada premis minor,sehingga kebenarannya bersifat
probabilitas.

Bertrand Russell menggambarkan filsafat sebagai suatu wilayah pemikiran manusia yang
berada antara teologi di satu sisi dan ilmu pengetahuan di sisilainnya.Filsafat bagi Bertran
Russell pada prinsipnya tidak lain adalah logika.Filsafat yang memperhatikan hukum-hukum
logika dapat menerangkan ide-ide fundamental yang merupakan dasar bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.Analisis bahasa yang benar akan dapat pula menhasilkan pengetahuan tentang yang
benar tentang dunia.Bertrand Russell berkeyakinan bahwa analisis bahasa yang benar akan dapat
pula menghasilkan pengetahuan yang benar tentang realitas dunia.
BAB 3 : Manusia Dan Pendidikan

 Hakikat dan kedudukan manusia di dunia

1. Hakikat manusia

Alexis Carrel seperti yang dikutip oleh Quraish menyebutkan bahwa sebenarnya manusia
telah mencurahkan perhatian besar untuk mengetahui tentang dirinya, namun manusia itu hanya
mampu mengetahui sekelumit saja dari dirinya. Plato memandang manusia sebagi suatu pribadi
yang tidak terbatas pada saat persatunya jiwa dan raga. Manusia lahir ke dunia telah membawa
ide kebaikan. Aristoteles dan para pengikutnya dengan pemikran yang cerdas telah melakukan
analisis panjang tentang manusia dengan suatu kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk
organis yang fungsionalisasi nya tergantung pada jiwanya.

Rene Descartes menjelaskan bahwa jiwa adalah terpadu, rasional, dan konsistean dalam
aktivitas nya selalu terjadi interaksi dengan tubuh.Hidup ini bagaimana seseorang dapat
menyikapi berbagai ragam realitas dan menattanya sedemikian rupa agar kehidupan nya bebar-
benar menjadi sesuatu yang penuh makna.

Tugas dan fungsi manusia,Segala seuatu aktivitas yang bernila baik dalam kehiduoan
manusia yang dilakukan dengan tujuan pendekatan diri pada penciptanya, Tuhan. Manusia
bertugas untuk menata dunia sedemikaian rupa sehingga dapat menjadikan manusia hidup
sejahtera, damai sentosa dan bahagia. Dan fungsi manusia tidak hanya sebatas untuk mendapat
predikat khalifah allah swt,atau ibadah dan immarah al-ardh akan tetapi memiliki jangkauan
yang lebih luas yaitu menyangkut akhlak yang terpuji dan menghindarkan diri dari perbuatan
yang tercela.

 Eksistensi Pendidikan dalam Pengembangan Fitrah Manusia.


1. Hakikat pendidikan

Omar mohammad al-toumy al-syaebani menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha


mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masyyarakatnya
dan kehidupan dalam alam sekitarnya.Pendidikan dalam konteks islam adalah segenap upaya
sadar bersama yang diarahkan untuk penciptaan kondisi edukasional yang mendukung
terlahirnya manusia-manusia sejatinya.

 Urgensi pendidikan berdimensi moral bagi manusia

Manusia adalah hamba tuhan yang di anugrahi kelengkapan potensi psikis berupa akal,kemauan
dan perasaan agar dia mampu berkreasi dan berimajinasi dalm kehidupannya dengan
berlandaskan pada iman dan mralitas yang tinggi yang sangat berguna bagi kemanusiaan
manusia.Perbaikan-perbaikan dalam kehidupan manusia sebagai bukti nyata adanya aktivitas pe

Anda mungkin juga menyukai