1. ACNE VULGARIS
Pengertian Acne Vulgaris adalah penyakit peradangan kronis dari folikel pilosebasea
yang diinduksi dengan peningkatan produksi sebum, perubahan pola
keratinisasi, peradangan, dan kolonisasi dari bakteri Propianibacterium
acnes. Nama lain dari penyakit ini adalah jerawat.
Tujuan Melakukan penanganan pada acne vulgaris
Kebijakan
Referensi KMK No. HK 02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Prosedur
Langkah- 1. Melakukan anamnesis sesuai keluhan dan menggali faktor resiko
langkah 2. Melakukan pemeriksaan fisik Ujud Kelainan Kulit (UKK), tempat
predileksi dan menilai derajat keparahan
3. Membuat diagnosis banding
4. Membuat diagnosis kerja dan menilai derajat keparahan
5. Menentukan pilihan terapi, yang meliputi pencegahan terjadinya
erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang
terjadi ( kuratif). Serta menentukan kriteria rujukan untuk kasus
Acne Vulgaris sedang-berat
6. Pemberian edukasi
Bagan Alur Melakukan
Melakukan Membuat
Mulai anamnesis sesuai
y keluhan pasien dan pemeriksaan diagnosa
tidak
a menggali faktor fisik banding
resiko
Selesai
Tidak memerlukan
Perlu pemeriksaan
LAB? Laboratorium
Menentukan
diagnosis kerja
Hal-hal yang Edukasi untuk memberi pemahaman kepada pasien tentang penyebab,
perlu bagaimana melakukan pencegahan dan cara maupun lama pengobatan.
diperhatikan
Unit Terkait Farmasi
Dokumen Rekam Medis
Terkait
2. ALERGI MAKANAN
Pengertian Alergi makanan adalah suatu kondisi yang ditimbulkan
reaksi imun terhadap alergen yang berasal dari makanan.
Reaksi alergi makanan terjadi bila alergen menembus
sawar gastrointestinal yang memacu reaksi IgE. Gejala
dapat timbul dalam beberapa menit sampai beberapa jam,
dapat terbatas pada satu atau beberapa organ,\ kulit,
saluran napas dan cerna, lokal dan sistemik.
Prosedur
Langkah-langkah 1. Melakukan anamnesis sesuai keluhan pada sistem
organ pasien Misalnya pada kulit, saluran pernafasan,
dan saluran pencernaan
2. Melakukan pemeriksaan fisik umum menyeluruh. Jika
muncul reaksi pada kulit, perlu mendeskripsikan UKK
secara detail.
3. Membuat diagnose banding
4. Menentukan diagnosis kerja
5. Memberikan pilihan terapi sesuai diagnosis kerja yaitu
:
a. Menghindari makanan penyebab
b. Jangan melakukan uji kulit atau provokasi
makanan pada riwayat reaksi alergi
berat/anafilaksis.
c. Memberikan rencana tindak lanjut berupa :
o Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
o Menghindari makanan yang bersifat alergen
secara sengaja mapun tidak sengaja (perlu
konsultasi dengan ahli gizi)
o Perhatikan label makanan
o Menyusui bayi sampai usia 6 bulan
menimbulkan efek protektif terhadap alergi
makanan
Bagan Alur
Melakukan Melakukan
anamnesis pemeriksaan Menentukan
Mulai
sesuai keluhan fisik diagnosis
pasien banding
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan a. Ada tidaknya reaksi anafilaksis pada pasien
b. Perlu melakukan uji kulit atau uji provokasi
setelah gejala teratasi
Unit Terkait Farmasi, Gizi
Dokumen Terkait Rekam Medis
3. ASMA BRONKIALE
Pengertian Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan
inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti
mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda-
beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi
Tujuan Melakukan penanganan pada Asma bronkiale
Kebijakan
Referensi KMK No. HK 02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Prosedur -
Langkah- 1. Melakukan anamnesis untuk menggali gejala khas asma seperti :
langkah a. Terdapat lebih dari satu gejala ( mengi, sesak, dada terasa berat)
khususnya pada dewasa muda
b. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
c. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
d. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen,
perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok
atau bau yang sangat tajam
Selain itu perlu menggali faktor resiko asma, baik dari faktor
penjamu dan lingkungan.
Menentukan
diagnosis kerja
dan
mengidentifikasi
klasifikasi asma
Hal-hal yang 1. Kriteria rujukan pada pasien asma adalah jika sering terjadi
perlu eksaserbasi, serangan asma akut sedang dan berat, dan asma dengan
diperhatikan komplikasi
2. Klasifikasi dan serajat asma pada anak berbeda dengan asma pada
dewasa
3. Edukasi dan konseling tentang Asma dan penanganan asma, agar
pasien tidak panik.
Unit Terkait Farmasi, Gizi, Laboratorium
Dokumen Rekam Medis
Terkait
Bagan Alur
Melakukan Melakukan
anamnesis pemeriksaan Menentukan
Mulai
sesuai keluhan fisik diagnosis
pasien banding
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Bagan Alur
Melakukan Melakukan
anamnesis pemeriksaan Menentukan
Mulai
sesuai keluhan fisik diagnosis
pasien banding
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Ada tidaknya gejala komplikasi seperti ulkus
kornea atau keratitis akibat gesekan benda asing
pada permukaan kornea dan dapat menimbulkan
infeksi sekunder
2. Benda yang masuk kedalam mata, perlu behati-
hati jika benda asing berupa zat kimia (asam
ataupun basa)
3. Bila terjadi penurunan visus dan benda asing
tidak dapat di ambil, segera rujuk pasien.
Unit Terkait Farmasi
Dokumen Terkait Rekam Medis, Inform Consent Tindakan
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Memahami dan mendeskripsikan ujud kelainan kulit
2. Jika terjadi infeksi sekunder
3. Pencegahan agar tak terulang penyakit yang sama
Unit Terkait Farmasi
Dokumen Terkait Rekam Medis
7. DEMAM DENGUE
Pengertian Demam Dengue merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue. Penyebarannya melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Masalah
demam dengue biasanya terjadi di negara tropis dan
subtropis.
Tujuan Melakukan penanganan pada Demam Dengue
Kebijakan
Referensi KMK No. HK 02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Prosedur -
Langkah-langkah 1. Melakukan anamnesis sesuai keluhan pasien seperti
demam tinggi mendadak terus menerus 2-7 hari,
adanya manifestasi perdarahan disertai nyeri kepala,
mialgia, artralgia atau nyeri retroorbital,dll. Serta
menggali faktor resiko seperti sanitasi lingkungan
yang kurang baik, genangan air ditempat tinggal,
dan adanya penderita demam berdarah lain disekitar
pasien
2. Melakukan pemeriksaan fisik, tanda patognomonis
untuk demam dengue adalah suhu > 37,5 derajat
celcius, ptekie/ekimosis/ purpura, perdarahan
mukosa/ rumplee leed (+)
3. Membuat diagnose banding
4. Melakukan pemeriksaan penunjang berupa darah
perifer lengkap yang menunjukan adanya
trombositopenia dan leukopenia Pada pemeriksaan
Serologis dengue dapat di lakukan pemeriksaan NS1
pada hari 1 demam, atau IgG dan IgM pada hari ke 5.
5. Menentukan diagnosis kerja
6. Memberikan penatalaksanaan dan pilihan terapi
sesuai diagnosis kerja
7. Konseling dan Edukasi untuk pencegahan
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
8. DERMATITIS ATOPIK
Pengertian Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berulang dan
kronis dengan disertai gatal. Pada umumnya terjadi selama
masa bayi dan anak-anak dan sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum serta riwayat atopi pada
keluarga atau penderita. Sinonim dari penyakit ini adalah
eczema atopik, eczema konstitusional, eczema fleksural,
neurodermatitis diseminata, prurigo Besnier
Tujuan Melakukan penanganan pada Dermatitis Atopik
Kebijakan
Referensi KMK No. HK 02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Prosedur -
Langkah-langkah 1. Melakukan anamnesis sesuai keluhan pasien dan
menggali faktor resiko dan faktor pemicu.
2. Melakukan pemeriksaan fisik patognomonis,
mendeskripsikan ujud kelainan kulit dan
predeleksi penyakit. Pemeriksaan fisik dengan
lup dan senter
3. Membuat diagnose banding
4. Melakukan pemeriksaan penunjang berupa IgE
serum
5. Menentukan diagnosis kerja berdasarkan kriteria
mayor dan minor
6. Memberikan penatalaksanaan berupa modifikasi
gaya hidup dan pilihan terapi baik topikal
maupun oral sistemik
7. Konseling dan Edukasi
Bagan Alur Melakukan
anamnesis
Melakukan
pemeriksaan Menentukan
Mulai
sesuai keluhan fisik diagnosis
pasien banding
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Diagnosis dan penanganan pada dermatitis
atopik pada bayi, anak dan remaja dewasa
berbeda
2. Komplikasi pada pasien
3. Kriteria rujukan pada pasien
Unit Terkait Farmasi
Dokumen Terkait Rekam Medis
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Penting mencari faktor resiko dari bahan-bahan
yang menyebabkan iritan. Agara keluhan tidak
berulang
2. Adanya infeksi sekunder sebagai komplikasi
dari dermatitis iritan
3. Membedakan Dermatitis iritan dan dermatitis
kontak alergi
4. Apabila keluhan tidak membaik dalam 4 minggu
sengan pengobatan standar dan sudah
menghindari iritan, maka pasien dapat di rujuk
Unit Terkait Farmasi
Dokumen Terkait Rekam Medis
Bagan Alur
Melakukan Melakukan
anamnesis pemeriksaan Menentukan
Mulai
sesuai keluhan fisik diagnosis
pasien banding
Tidak
memerlukan
pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosis
kerja
Memberikan Pemberian
penatalaksanaan dan konseling dan
pilihan terapi edukasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik topikal maupun sitemik
2. Mencegah terjadinyan infeksi sebagai resiko
terjadinya relaps
3. Kriteria rujukan pada pasien.
Unit Terkait Farmasi
Dokumen Terkait Rekam Medis