Anda di halaman 1dari 7

AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia


memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas fisik yang
kurang memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem
musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan
ketidaefektifan fungsi organ internal lainnya.

Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan


untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.

Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan mengondisikan tubuh,


meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kebugaran, atau dapat
digunakan sebagai tindakan terapeutik.

B. Regulasi Gerakan
Gerakan tubuh terkoordinasi melibatkan integrasi fungsi dari sistem
berikut :
1. Sistem Tulang
Fungsi tulang yaitu Sebagai pendukung , tulang menjadi rangka
dan memberi bentuk, kedudukan dan posisi anggota tubuh. Pada
pergerakan, tulang bersama sendi menjadi tuas bagi pelekat otot.
2. Sendi
Sendi adalah hubungan antar tulang. Ada tiga jenis sendi berbeda
yaitu :
a. Sendi fibrosa (sinartrosis), melekat erat dan terfiksasi sehingga tidak
ada (atau sedikit) gerakan yang terjadi. Contoh : sendi antara tibia dan
fibula.
b. Sendi kartilagenus (amfiartrosis), menghasilkan sedikit gerakan namun
bersifat elastic. Contoh : sendi yang melekatkan iga ke kartilago kosta.
c. Sendi synovial (diartrosis), dapat menggerakkan secara bebas dan
mobilitasnya paling tinggi , jumlahnya paling banyak, dan anatomis
paling kompleks. Contoh : sendi engsel pada siku.
3. Kontraksi Otot
Kontraksi otot dan relaksasi otot berhubungan dengan tendon (struktur
berbentuk gelendong kuat yang melekatkan otot pada tulang) untuk
menghasilkan gerak.
Ada beberapa jenis otot antara lain :
a. Otot pergerakan berfungsi untuk memberikan kekuatan yang di
butuhkan untuk menggerakkan benda.
b. Otot postur berfungsi untuk mempertahankan tubuh jika tulang
berarah berlawanan.
c. Otot antagonis adalah otot yang berelaksasi (keadaan otot kembali
tenang).
d. Otot sinergis adalah otot yang berkontraksi untuk mencapai gerakan
yang sama.
e. Otot anti gravitasi adalah otot yang memungkinkan mengambil posisi
tegak atau duduk.
f. Otot lurik berfungsi mendukung postur dan menimbulkan gerakan
volunteer.
4. Sistem Saraf
Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur. Sistem saraf pusat
mengendalikan krontraksi dan relaksasi otot, yang pada gilirannya
menyebabkan fleksi (bengkok) dan ekstensi (lurus), yang pada akhirnya
menghasilkan gerakan yang terkoordinasi dengan baik.
Neurotransmiter adalah zat kimia (seperti asetilkolin) yang
mentransfer impuls dari saraf ke pertemuan saraf-otot untuk menimbulkan
pergerakan.
Proprosepsi adalah kesadaran terhadap posisi tubuh dan anggotanya.
Keseimbangan, keseimbangan diatur oleh sistem saraf, yaitu oleh
serebelum dan telinga bagian dalam. Fungsi utama serebelum adalah
koordinasi seluruh gerakan volunter.
C. Jenis Aktivitas dan Latihan
1. Jenis aktivitas antara lain:
a. Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari
b. Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area
tubuhnya.
2. Jenis latihan antara lain:
a. Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot
dan sendi.
b. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan
daya tahan kardiovaskular.
c. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka
pendek.

D. Pengaruh Patologis Pada Kesejajaran dan Mobilitas Tubuh.


1. Kelainan Kongenital, memengaruhi efisien sistem musculoskeletal yang
terhubung dengan kedudukan, keseimbangan, dan penampilan.
2. Kelainan Tulang, Sendi dan Otot, merupakan penurunan kepadatan atau
masa tulang pada proses penuanaan.
3. Kerusakan sistem saraf, yang meregulasi geraka volunteer akan
menimbulkan gangguan kedudukan dan mobilitas tubuh.
4. Trauma moskulesketal, sering timbul lebam, kontusio, keseleo, dn fraktur.

E. Nilai-nilai Normal
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan.

F. Hal-hal Yang Perlu Dikaji Pada Klien Yang Mengalami Gangguan


Kebutuhan Aktivitas dan Latihan.
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah
b. Riwayat sesak napas
3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur/bentuk tubuh (Skoliosis, Kiposis, Lordosis, Cara berjalan)
c. Ekstremitas (Kelemahan, Gangguan sensorik, Tonus otot, Atropi,
Tremor, Gerakan tak terkendali, Kekuatan otot, Kemampuan
jalan, Kemampuan duduk, Kemampuan berdiri, Nyeri sendi,
Kekakuan sendi).
G. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik b.d. immobilisasi dan gangguan neuromuscular
2. Intoleransi aktivitas b.d nyeri dan pembatasan pergerakan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahanbangan seperti kemampuan
mangangkat beban, maksimal 57 %.

H. Pengambilan aktivitas dan penyakit kronis


Rencana peraawatan dirancang oleh peningkatan aktivitas dan olah raga
pada klien dengan penyakit tertentu seperti :
1. Penyakit jantung koroner. Aktivitas dan olahraga memiliki peran dan
pencegahan sekunder dari rekurensi penyakit jantung koroner (PJK).
Rehabilitasi jangtung koroner merupakan bagian penting dari pelayanan
komprehensif bagi klien PJK.
2. Hipertensi olahraga sangat penting untuk menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik. Olahraga intensitas rendah sampai sedang.
3. Diabetes militus pengaturan diet, pengawasan glukosa, pengobatan, dan
olahraga merupakan komponen penting dalam merawat klien diabetes
militus.
DAFTAR PUSTAKA

Patricia A. Poter, Anny G. Perry. : 2010. Fundamental keperawatan . Edisi 7


Jakarta: Salemba Medika
Ackley BJ, Ladwing GB: Nursing diagnosis handbokk: a guide to planning
care,ed 7, St.Louis,2006,Mosby.
American Diabetes Association: Diabetes and exercise: position statement,,
Diabetes Care 25 (suppl 1):S64,2002.
RESUME

AKTIVITAS DAN LATIHAN

Disusun oleh:

Nama : Dita Apriliya Putri

NIM : 1911011032

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2019

Anda mungkin juga menyukai