Anda di halaman 1dari 1

% Search for papers, people, and

$ interests

HUBUNGAN ANTARA
STATUS GIZI DENGAN
KEJADIAN DISMENORE
PADA SISWI KELAS XI SMA
NEGERI 1 KAWANGKOAN
Asmayani Maya

! + " …
Download Bulk Download Library Share More

PAPER ABOUT RELATED

PENDAHULUAN maupun perubahan psikis. Masa remaja


Remaja adalah individu baik pria atau merupakan periode pertumbuhan dan proses
wanita yang berada pada masa/usia antara kematangan manusia, sehingga terjadi
anak-anak dan dewasa. Remaja adalah perubahan yang sangat unik dan
kelompok orang yang berusia 10-19 tahun. berkelanjutan. Pertumbuhan fisik pada
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang remaja terjadi secara bersamaan dengan
terjadi pada masa remaja akan proses matangnya organ reproduksi
mempengaruhi status kesehatan dan gizi (Sulistyoningsih, 2012).
remaja tersebut(Sulistyoningsih, 2012). Wanita normal setiap bulan secara
Masa remaja merupakan masa periodik akan mengalami peristiwa
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. reproduksi yang disebut menstruasi yaitu
Pertumbuhan pada usia anak yang relatif meluruhnya jaringan endometrium karena
terjadi dengan kecepatan yang sama, secara tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh
mendadak meningkat saat memasuki usia sperma. Peristiwa itu wajar dan alami
remaja. Proses perkembangan fisik dari usia sehingga dapat dipastikan bahwa semua
anak menjadi dewasa disebut pubertas. wanita yang normal pasti akan mengalami
Pertumbuhan lambat selama masa anak mulai proses ini, akan tetapi pada kenyataannya
meningkat menjelang masa banyak wanita mengalami masalah
remaja(Almatsier, 2011). menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa
Salah satu area penting dalam disebut Dismenore (Laila, 2011).
kesehatan remaja adalah kesehatan Pada remaja wanita pelu
reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi mempertahankan status gizi yang baik,
remaja adalah upaya kesehatan reproduksi dengan cara mengkonsumsi makanan
yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
unsur yang berperan dalam mewujudkan haid, terbukti pada saat haid tersebut
kesehatan reproduksi pada remaja adalah terutama pada fase luteal akan terjadi
status gizi. Asupan zat-zat gizi yang peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi
remaja akan membantu remaja mencapai keluhan – keluhan yang menimbulkan rasa
pertumbuhan dan perkembangan yang ketidaknyamanan selama siklus haid
optimal. Ketidakseimbangan antara asupan (Proverawati, 2009).
kebutuhan atau kecukupan akan Angka kejadian nyeri menstruasi di
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa dunia sangat besar. Di Amerika dalam
masalah gizi lebih maupun gizi kurang penelitian yang dilakukan oleh Begum dkk,
(Sulistyoningsih, 2012). dengan judul Characteristics and
Berbagai perubahan terjadi pada diri Determinants of Primary Dysmenorrhea in
remaja baik itu perubahan fisik, biologis Young Adults pada tahun 2012 Angka

kejadian Dismenore sebanyak 72,9 % Berdasarkan rumus maka didapatkan hasil


(Begum et al 2012), sedangkan di Italia yaitu 86 sampel ditambah dengan 10% jadi
terdapat 84,1 % yang mengalami dismenore 95 sampel.
(Grandi, 2012). Juga di Meksiko dalam Metode pengambilan sampel
penelitian dengan judul Primary dilakukan secara purposive sampling. Tahap
dysmenorrhea among Mexican university pertama, membagi siswi kelas XI
students: prevalence,impact and treatment berdasarkan jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS
terdapat 62,4% yang menderita dismenore dan Bahasa yang dilakukan secara
(Ortiz, 2010). proporsional dengan mencari persentasi
Di Indonesia angka kejadian perbandingan antara jumlah siswi tiap
dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari jurusan dengan total populasi siswi kelas XI.
54,89% dismenore primer dan 9,36 % Tahap kedua hasil persentasi dikalikan
dismenore sekunder (Oktaviana, 2012). Hasil dengan jumlah total sampel yang dibutuhkan
penelitian yang dilakukan di SMP N 3 sesuia dengan rumus untuk mendapatkan
Manado , didapatkan hasil dari 202 siswi jumlah sampel yang akan di ambil tiap
terdapat 199 siwi (98,5%) yang mengalami jurusan. Hasil yang diperoleh :
dismenore (Lestari, 2010),Sedangkan pada 7,
Jurusan IPA : . 95 = 60,45 = 61 siswi
-,,
remaja putri di SMA Kristen 1 Tomohon, 56
Jurusan IPS : . 95 = 30,22 = 30 siswi
-,,
terdapat 121 siswi (91,7%) mengalami
6
dismenore (Saguni, 2013). Jurusan Bahasa : . 95 = 4,31 = 4 siswi
-,,

Pengumpulan data diperoleh dari


METODE PENELITIAN responden secara langsung dengan metode
Jenis penelitian ini yaitu menggunakan jenis wawancara menggunakan kuesioner dimana
penelitian analitik observasional analitik untuk mengetahui Karakteristik data
dengan pendekatan cross sectional study. responden, penimbangan berat badan dan
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 pengukuran tinggi badan. Data sekunder
Kawangkoan bulan September tahun 2014. diperoleh dari SMA Negeri 1 Kawangkoan.
Populasi yaitu Siswi kelas XI SMA Negeri 1 Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner
Kawangkoan yang telah mengalami untuk melakukan pengumpulan tentang
menstruasi. Penentuan sampel minimum Karakteristik data responden dan pertanyaan
yaitu dengan menggunakan rumus mengenai kejadian dismenore. Data status
N gizi yang dikumpulkan dengan melakukan
!=
1 + N (( ) ) pengukuran tinggi dan berat badan kemudian
Keterangan : menggunakan tabel antropometri berdasarkan
n : jumlah sampel baku antropometri anak usia 5-19 tahun
N : Jumlah Populasi menurut WHO tahun 2010.
D : Presisi (5%)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Univariat
Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Karakteristik N %
Umur (Tahun)
15 36 37,9
16 59 62,1
Jurusan
IPA 61 64,21
IPS 30 31,58
Bahasa 4 4,21
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah jurusan IPA
terbanyak berada pada rentang umur 16 tahun sebanyak 64,21 % siswi dan yang paling
yaitu sebesar62,1 % atau 59siswi dan paling sedikit pada jurusan Bahasa sebanyak 4 siswi
sedikit berumur 15 tahun yaitu sebesar 37,9% atau 4,21 %.
atau 36 siswi. Berdasarkan jurusan responden

Adapun gambaran distribusi responden berdasarkan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

Variabel N %
Kejadian Dismenore
Ya 72 75,8
Tidak 23 24,2
Status Gizi
Normal 73 76,8
Tidak Normal 22 23,2

Tabel 2 menunjukkan bahwa siswi 73 siswi atu 76,8 % siswi dengan status gizi
yang mengalami dismenore sebanyak 72 normal dan 22 siswi atau 23,2 % dengan
siswi atau 75,8 % sedangkan yang tidak status gizi tidak normal(gemuk dan kurus).
mengalami dismenore sebanyak 23 siswi atau
24,2 % sedangakn untuk status gizi terdapat

Analisis Bivariat
Adapun analisis hubungan antara variabel bebas dengan terikat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat

Kejadian Dismenore
Status Gizi Ya Tidak P value
n % n %
Tidak normal 21 95,46 1 4,54
0.014
Normal 51 69,86 22 30,14

Tabel 3 menunjukkan nilai makanan yang kurang termasuk zat besi


probabilitas (p value) yang didapat untuk yang dapat menimbulkan anemia.
analisis bivariat ini adalah 0,014. Nilai Penelitian ini sejalan dengan penelitian
tersebut diperoleh dengan menggunakan yang dilakukan oleh Sophia dkk (2013)
uji Chi-Square dengan bantuan program tentang Faktor- faktor yang berhubungan
SPSS for Windows. Nilai probabilitas (p dengan dismenore pada siswi SMK 10
value) 0,014 < 0,05 maka dapat Medan menunjukkan terdapat hubungan
dinyatakan terdapat hubungan antara antara status gizi dengan kejadian
Status gizi dengan kejadian dismenore dismenore yaitu dengan nilai probabilitas
pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 (p value) 0,043. Hasil penelitian ini dan
Kawangkoan. dimana semakin banyak penelitian sebelumnya di atas
status gizi yang tidak berisiko (normal) memberikan gambaran bahwa status gizi
maka semakin sedikit juga kejadian berpengaruh terhadap kejadian
dismenore pada siswi. dismenore.
Anemia merupakan salah satu
KESIMPULAN
faktor konstitusi yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian dapat
menyebabkan kurangnya daya tahan
diambil kesimpulan sebagai berikut :
tubuh terhadap rasa nyeri sehingga saat
1. Terdapat 23,2% responden yang
menstruasi dapat terjadi dismenore,
memiliki status gizi tidak normal
anemia juga diakibatkan karena
(gemuk dan kurus) dan 76,8%
kurangnya mengkonsumsi makanan yang
responden status gizi normal.
mengandung zat besi. Jika menaglami
2. Terdapat 75,8% responden yang
anemia maka daya tahan tubuh akan
mengalami dismenore dan 24,2%
berkurang sehingga menyebabkan nyeri
responden yang tidak mengalami
di saas haid. Status gizi yang lebih yaitu
dismenore.
lemak yang berlebihan yang dapat
3. Terdapat hubungan antara status gizi
memicu timbulnya hormon yang dapat
dan kejadian dismenore ( p < 0,05)
mengganggu sistem reproduksi termasuk
SARAN
pada waktu menstruasi yaitu
1. Bagi Institusi Pendidikan
menimbulkan nyeri haid.
Diharapkan dapat membuat/
Hasil penelitian yang diperoleh
memberikan penyuluhan atau materi
sesuai yang dikemukakan oleh Sukarni
pembelajaran kepada siswi tentang
dkk (2013) bahwa status gizi yang rendah
masalah kesehatan reproduksi
dapat diakibatkan karena asupan

khususnya dismenore dan juga materi Oktaviana A dan Imron, R. 2012.


Menurunkan Nyeri Dismenore Dengan
yang berkaitan dengan gizi pada Kompres Hangat. Jurnal
remaja Keperawatan, (online), Vol. 8, No. 2,
Hal: 137-41.
2. Diharapkan kepada siswi untuk (http://riyantiimron.cv.fiznet.co.id/dok
umen/karya2/Jurnal2.pdf, diakses 25
menjaga status gizi yang normal agar April 2014)
terhindar dari dismenore. Ortiz, M. 2010. Primary dysmenorrhea
among Mexican university students:
prevalence, impact and treatment.
DAFTAR PUSTAKA European Journal of Obstetrics &
Almatsier S, dkk. 2011. Gizi Seimbang Gynecology and Reproductive Biology,
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: (Online), Vol.152. Hal 73-77
Gramedia Pustaka Utama (http://200.34.44.252/investigacion/ics
a/LI_Farmaco/Mario_Ortiz/primary
Arisman, MB. 2010. Gizi Dalam Daur .pdf, di akses 11 November 2014)
Kehidupan. Jakarta: EGC.
Paath E, dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan
Beghum K dan Shabnam O. 2012. Reproduksi. Jakarta: EGC
Characteristics and Determinants of
Primary Dysmenorrhea in Young Proverawati, A dan Asfuahs, S. 2009. Gizi
Adults. American Medical Journal, Untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
(online), vol. 3 No. 1, Hal 8 - Medika
13(http://thescipub.com/PDF/amjsp.201 Saguni F, dkk. 2013. Hubungan Dismenore
2.8.13.pdf, diakses 11 November 2014) Dengan Aktivitas Belajar Remaja Putri
Di SMA Kristen 1 Tomohon. Ejournal
Grandi G. 2012. Prevalence of Menstrual keperawatan(e-Kp), (online), Vol. 1,
Pain in Young Women : what is No.1,Hal : 1-6.
dysmenorrhea. Journal of Pain (http://download.portalgaruda.org/artic
Research. (online),Vol 5,Hal:169-74 le.php?article=140969&val=5798,
(http://www.biomedscidirect.com/dow diakses 28 April 2014)
nload/IJBMRF2011332/13/ , di akses
Sophia, F. 2013. Faktor- Faktor Yang
11 November 2014)
Berhubungan Dengan Dismenore Pada
Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi. Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun
Yogyakarta: Buku Biru. 2013.
Lestari, H. 2010. Gambaran Dismenore Pada (http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/
Remaja Putri Sekolah Menengah article/view/4060. Diakses 29 April
Pertama di Manado. Jurnal Sari 2014)
Pediatri, (online), Vol.12, No. 2, Hal : Sukarmi, I dan Margareth. 2013. Kehamilan,
99- 02, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:
(http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12- Nuha Medika
2-7.pdf, diakses 29 April 2014)
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai