Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN TRAKOMA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : Abob Habibie
Ahmad Apriannor
Ahmad Fitri
Alfian Rosyadi
Anisa
Annisa Pratama
Arief Rapsanjani
KELAS : IVc

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karuniaNya jualah penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.

Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan pembaca mendapat tambahan


pengetahuan dan wawasan dan tak lupa pula penyusun mengucapkan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Endang Sri P. Ningsih, M.Kep,Sp.KMB, teman-teman
sekelompok serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karenanya,


kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk masa yang akan
datang. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Banjarmasin, 28 Mei 2012

Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………….. i

Daftar Isi ………………………………………………………………………... ii

Bab I TINJAUAN TEORI ………………………………………………... 1

1.1. Pengertian …………………………………………….......... 1


1.2. Epidemiologi……………………………………………….. 1
1.3. Etiologi …………………………………………………….. 1
1.4. Tanda dan Gejala …………………………………………... 2

Bab II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN…………………………... 3

2.1. Pengkajian ……..…………………………………………… 3

2.2. Analisa Data ………………………………………………... 3

2.3 Pemeriksaan Penunjang ……………………………............. 3

2.4. Diagnosa Keperawatan …………….……………………….. 3

2.5. Rencana Keperawatan …………………………………….. 4

Bab III PENUTUP ………………………………………………………… 7

3.1. Kesimpulan…………………………………………………. 7

3.2. Saran ……………………………………………………….. 7

Daftar Pustaka …………………………………………………………………. 8


BAB I

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang
berlangsung lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar melalui
kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui alat-alat
kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain. Penyakit ini sangat
menular dan biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani secepatnya, trakoma dapat
disembuhkan dengan sempurna. Namun bila terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat
menyebabkan kebutaan.

B. Epidemiologi

Trakoma banyak terdapat di beberapa negara Afrika, Asia, Timur Tengah dan
Amerika Latin. Secara umum, trakoma diderita oleh sekitar 84 juta orang di 55 negara yang
endemis (banyak terdapat penderita trakoma), dan sekitar 1,3 juta orang diantaranya buta
karena trakoma. Penyakit ini biasanya mengenai penduduk yang miskin dan mempunyai
higienis yang buruk. Penyakit ini dapat menyerang semua umur tapi lebih banyak ditemukan
pada orang muda dan anak-anak, dengan angka kejadian tertinggi pada usia 3-5 tahun.

C. Etiologi

Trakoma''disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan menyebar melalui kontak


langsung dengan mata, hidung, dan sekresi tenggorokan dari individu yang terkena, atau
kontak dengan fomites (benda mati), seperti handuk dan / atau lap, yang memiliki yang sama
kontak dengan cairan. Lalat juga bisa menjadi rute transmisi mekanis. Tidak diobati, infeksi
trakoma ulang hasil dalam bentuk entropion-menyakitkan kebutaan permanen jika kelopak
mata berbalik ke dalam, menyebabkan bulu mata untuk menggaruk kornea. Anak-anak yang
paling rentan terhadap infeksi karena kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi
kotor, tapi efek menyilaukan atau gejala yang lebih parah seringkali tidak terasa sampai
dewasa.
Membutakan trakoma endemik terjadi di daerah yang miskin kebersihan pribadi dan
keluarga. Banyak faktor yang secara tidak langsung terkait dengan keberadaan trakoma
termasuk kekurangan air, tidak adanya jamban atau toilet, kemiskinan secara umum, lalat,
dekat dengan sapi, berkerumun dan sebagainya. Namun, jalur umum akhir tampaknya
kehadiran wajah-wajah kotor pada anak-anak yang memfasilitasi pertukaran sering terinfeksi
debit mata dari wajah seorang anak yang lain. Kebanyakan transmisi trakoma terjadi dalam
keluarga.
D. Tanda dan Gejala

Penyakit ini mempunyai waktu inkubasi (saat terkena infeksi sampai awal timbulnya
gejala) 5 sampai 12 hari. Kebutaan akibat trakoma diakibatkan karena infeksi berulang
penyakit ini. Gejala awal utama dari trakoma adalah mata yang gatal dan kemerahan, mata
berair, dan terkadang mata mengeluarkan sekret kotoran mata berwarna keruh. Gejala
selanjutnya bisa terdapat fotofobia (takut lihat cahaya), kelopak mata bengkak, trikiasis (bulu
mata yang melengkung ke dalam), pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat
di depan mata, kornea (selaput bening mata) tampak keruh dan nyeri pada mata. Anak-anak
sangat rentan terhadap infeksi trakoma, namun penyakit ini berkembang secara lambat, dan
mungkin gejala yang lebih berat tidak terlihat
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Pengkajian ketajaman mata
b. Pengkajian rasa nyeri
c. Kesimetrisan kelopak mata
d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e. Warna mata
f. Kemampuan membuka dan menutup mata
g. Pengkajian lapang pandang
h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya
pembengkakan 4 inflamasi ( Brunner dan Suddarth, 2001)

2. Analisa Data
1) Data subjektif
1) Gatal-gatal
2) Nyeri (ringan sampai berat)
3) Lakrimasi (mata selalu berair)
4) Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak
mata)
2) Data objektif
1) Klien mengeluh gatal – gatal pada bagian mata
2) Klien mengeluh nyeri pada bagian konjungtiva
3) klien mengeluh mata berair
4) Klien mengatakan mengalami reaksi sensitif terhadap cahaya

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Inkulasi klamida dapat ditemukan pada kerokan konjungtiva yang di pulas dengan
Giemsa, namun tidak selalu ada. Inklusi ini pada sediaan dipulas Giemsa tampak sebagai
massa sitoplasma biru atau ungu gelap yang sangat halus , yang menutupi inti dari sel
epitel. Pulasan antibody fluorescein dan tes immuno – assay enzim tersedia dipasaran dan
banyak dipakai dilabotarium klinik. Tes baru ini telah menggantikan pulasan Giemsa
untuk sediaan hapus konjungtiva dan isolasi agen klamidial dalam biakan sel.

4. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri pada mata berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening,
fotofobia dan inflamasi
 Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea
 Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan
 Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan

5. Rencana Keperawatan (Intervensi)

Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional Tujuan /Kriteria Hasil


a. Nyeri pada mata berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening,
fotofobia dan inflamasi
1) Beri kompres basah hangat

2) Kompres basah dengan NaCL dingin

3) Beri irigasi

4) Dorong penggunaaan kaca mata hitam pada cahaya kuat

5) Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep

Rasional
1) Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata

2) mencegah dan mengurangi edema dan gatal-gatal yang berat

3) untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari


mata
(Barbara C .Long, 1996)

4) cahaya yang kuat meyebabkan rasa tak nyaman

pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Keadaan nyeri pasien berkurang

b. Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea

1) Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat

2) Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya

Rasional
1) kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan
penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat
berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata
diperbaiki per prosedur.

2) Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan


cemas dan disorientasi pascaoperatif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terdapat


Peningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.

c. Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan

1) Monitor pemberian antibiotik dan kaji efek sampingnya

2) Lakukan tehnik steril

3) Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan penyakit

Rasional
1) mencegah komplikasi

2) mencegah infeksi silang

3) pengetahuan dasar bagaimana cara memproteksi diri


(Tarwoto dan Warunnah, 2003)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan


Infeksi tidak menyebar ke mata sebelahnya

d. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan

1) Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat,


sehubungan dengan terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi
yang terpendam

2) Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu


tidak dengan penolakan, syok, marah,dan tertekan
3) Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan
dorong membagi perasaan dengan orang lain.

4) Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri

Rasional

1) Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu


melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan

2) Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas

3) Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu
dan dapat membagi perasaan kepada orang lain.

4) Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang


dimiliki
(Lynda Jual Carpenito, 1998)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan klien


Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang
penilaian dirisampai usia dewasa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Trakoma disebabkan oleh C. Trkomatis. Dulu trakoma disebut oftalmia mesir & bersifat
endemis di Timur Tengah sejak masa prasejarah. Kemudian tersebar luas di Eropa oleh
tentara Prancis saat perang Napoleon. Seka-rang penyakit ini bersifat endemis di banyak
negara, terutama di Eropa Timur dan Tengah, Timur Tengah, Asia Te-ngah dan Timur,
Indonesia, pulau-pulau di Passifik, Afrika Tengah dan Utara dan sebagian besar Amerika
Selatan.
Penyakit ini berkembang diantara penduduk dengan lingkungan yang buruk, populasi yang
padat, dan kebersihan yang kurang. Di daerah endemik, anak-anak kecil sering sudah tertular
pada umur beberapa tahun pertama. Pada stadium akut penyakit ini sangat menular.
Penularan lewat sekret konjungtiva, jari, handuk dan lalat.

B. Saran

a. Apabila nanti akan ada pembuatan Asuhan Keperawatan semacam ini lagi dimasa yang
akan datang, diharapkan nantinya agar pembuatannya lebih sempurna lagi.

b. Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan. Untuk itulah kami
mengharapkan kritik atau saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

c. Perbanyaklah lagi mencari wawasan tentang Trakoma, karena penulis menyadari makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan.

d. Diharapkan pembuatan asuhan Keperawatan seperti ini terus berlanjut dilakukan, dalam
artian tidak berhenti sampai disini saja

Anda mungkin juga menyukai