DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : Abob Habibie
Ahmad Apriannor
Ahmad Fitri
Alfian Rosyadi
Anisa
Annisa Pratama
Arief Rapsanjani
KELAS : IVc
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
3.1. Kesimpulan…………………………………………………. 7
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang
berlangsung lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar melalui
kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui alat-alat
kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain. Penyakit ini sangat
menular dan biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani secepatnya, trakoma dapat
disembuhkan dengan sempurna. Namun bila terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat
menyebabkan kebutaan.
B. Epidemiologi
Trakoma banyak terdapat di beberapa negara Afrika, Asia, Timur Tengah dan
Amerika Latin. Secara umum, trakoma diderita oleh sekitar 84 juta orang di 55 negara yang
endemis (banyak terdapat penderita trakoma), dan sekitar 1,3 juta orang diantaranya buta
karena trakoma. Penyakit ini biasanya mengenai penduduk yang miskin dan mempunyai
higienis yang buruk. Penyakit ini dapat menyerang semua umur tapi lebih banyak ditemukan
pada orang muda dan anak-anak, dengan angka kejadian tertinggi pada usia 3-5 tahun.
C. Etiologi
Penyakit ini mempunyai waktu inkubasi (saat terkena infeksi sampai awal timbulnya
gejala) 5 sampai 12 hari. Kebutaan akibat trakoma diakibatkan karena infeksi berulang
penyakit ini. Gejala awal utama dari trakoma adalah mata yang gatal dan kemerahan, mata
berair, dan terkadang mata mengeluarkan sekret kotoran mata berwarna keruh. Gejala
selanjutnya bisa terdapat fotofobia (takut lihat cahaya), kelopak mata bengkak, trikiasis (bulu
mata yang melengkung ke dalam), pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat
di depan mata, kornea (selaput bening mata) tampak keruh dan nyeri pada mata. Anak-anak
sangat rentan terhadap infeksi trakoma, namun penyakit ini berkembang secara lambat, dan
mungkin gejala yang lebih berat tidak terlihat
BAB II
1. Pengkajian
a. Pengkajian ketajaman mata
b. Pengkajian rasa nyeri
c. Kesimetrisan kelopak mata
d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e. Warna mata
f. Kemampuan membuka dan menutup mata
g. Pengkajian lapang pandang
h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya
pembengkakan 4 inflamasi ( Brunner dan Suddarth, 2001)
2. Analisa Data
1) Data subjektif
1) Gatal-gatal
2) Nyeri (ringan sampai berat)
3) Lakrimasi (mata selalu berair)
4) Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak
mata)
2) Data objektif
1) Klien mengeluh gatal – gatal pada bagian mata
2) Klien mengeluh nyeri pada bagian konjungtiva
3) klien mengeluh mata berair
4) Klien mengatakan mengalami reaksi sensitif terhadap cahaya
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Inkulasi klamida dapat ditemukan pada kerokan konjungtiva yang di pulas dengan
Giemsa, namun tidak selalu ada. Inklusi ini pada sediaan dipulas Giemsa tampak sebagai
massa sitoplasma biru atau ungu gelap yang sangat halus , yang menutupi inti dari sel
epitel. Pulasan antibody fluorescein dan tes immuno – assay enzim tersedia dipasaran dan
banyak dipakai dilabotarium klinik. Tes baru ini telah menggantikan pulasan Giemsa
untuk sediaan hapus konjungtiva dan isolasi agen klamidial dalam biakan sel.
4. Diagnosa Keperawatan
Nyeri pada mata berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening,
fotofobia dan inflamasi
Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea
Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan
Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
3) Beri irigasi
Rasional
1) Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata
Rasional
1) kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan
penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat
berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata
diperbaiki per prosedur.
c. Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan
Rasional
1) mencegah komplikasi
Rasional
3) Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu
dan dapat membagi perasaan kepada orang lain.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trakoma disebabkan oleh C. Trkomatis. Dulu trakoma disebut oftalmia mesir & bersifat
endemis di Timur Tengah sejak masa prasejarah. Kemudian tersebar luas di Eropa oleh
tentara Prancis saat perang Napoleon. Seka-rang penyakit ini bersifat endemis di banyak
negara, terutama di Eropa Timur dan Tengah, Timur Tengah, Asia Te-ngah dan Timur,
Indonesia, pulau-pulau di Passifik, Afrika Tengah dan Utara dan sebagian besar Amerika
Selatan.
Penyakit ini berkembang diantara penduduk dengan lingkungan yang buruk, populasi yang
padat, dan kebersihan yang kurang. Di daerah endemik, anak-anak kecil sering sudah tertular
pada umur beberapa tahun pertama. Pada stadium akut penyakit ini sangat menular.
Penularan lewat sekret konjungtiva, jari, handuk dan lalat.
B. Saran
a. Apabila nanti akan ada pembuatan Asuhan Keperawatan semacam ini lagi dimasa yang
akan datang, diharapkan nantinya agar pembuatannya lebih sempurna lagi.
b. Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan. Untuk itulah kami
mengharapkan kritik atau saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
c. Perbanyaklah lagi mencari wawasan tentang Trakoma, karena penulis menyadari makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan.
d. Diharapkan pembuatan asuhan Keperawatan seperti ini terus berlanjut dilakukan, dalam
artian tidak berhenti sampai disini saja