Disusun oleh :
1. Febri Witdaryanto
62019040021
ETIOLOGI
1. Pengertian Luka Bakar Menurut Aziz Alimul Hidayat, A, (2008 Hal : 130) luka bakar
adalah kondisi atau terjadinya luka akibat terbakar, yang hanya disebabkan oleh panas yang
tinggi, tetapi oleh senyawa kimia, llistrik, dan pemanjanan (exposure) berlebihan terhadap sinar
matahari. Menurut Smeltzer, dkk (2008) luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi. Menurut Betz C, L & Sowden, L, A (2009, Hal : 56) luka bakar adalah
kerusakan jaringan karena karena kontak dengan agens, tremal, kimiawi, atau listrik. Luka bakar
bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau
benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan yang bisa diobati sendiri atau
kondisi berat yang mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan medis yang intensif
(PRECISE, 2011) Luka bakar pada badan terdiri atas hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kepala 9% 2. Anggota gerak 9%
3. Dada atau punggung 9%
4. Perut atau punggung 9%
5. Paha 9%
6. Anggota gerak bawah 9%
Luka bakar Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun
bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya luka
bakar dapat dibagi menjadi: 1. Paparan api Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan
dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat
membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Benda panas (kontak): Terjadi akibat
kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. 2. Scalds (air panas) Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental
cairan dan semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan.
Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. 3.
Uap panas Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. Uap
panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh
uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal
di paru. 4. Gas panas Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan
MANIFESTASI KLINIK
Menurut Effendi, 2008 manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar sesuai dengan
kerusakannya :
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3-7 dan
tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka
merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputihputihan dan
hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu
Skin graff.
.ekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.kedalam luka bakar bergantung pada suhu
agen penyebab luka bakar dan lamanya kontakdengan gen tersebut. tahanan selama 4
menit dengan air panas dengan suhu sebesar 4 < 0
mengakibatkan cidera
Full Thiness
yang serupa. perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat
selama periode syok luka bakar mencakup hipoperlusi jaringan dan hipofungsi organ
yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh ase
hiperdinamik serta hipermetabolik keadian sistemik asal sesudah luka bakar yang berat
adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian
terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam
ruangan interstisial.Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signfikan
pada volume darah terlihat dengan jelas. karena berkelan Selanjutnya kehilangan cairan
dan berkurangnya volume vaskuler, maka
PATHWAY
Kekurangan Volume
Cairan premeabilitas
kapiler dan kehilagan
lewat evaporasi dari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap : Menurut Hemokonsentrasi Sehubung Perpindahan/Kehilangan
Cairan
AGD : Dasar Penting untuk kecurigaan Inhalasi. Penurunan PaCO²
Elektrolit Serum : Peningkatan lebih dari 15% Mengidentifikasi Keracunan
Monoksida
BUN : Mengetahui penurunan fungsi ginjal
Toto Rontgen dada : Dapat tampak norVmal/tidak normal pada pasca luka bakar din.
Bronkskopi :Berguna dalam diagnose luas cedera inhalasi hasil dapat meliputi
edema, pendarahan/tukak pada saluran pernafasan atas
Skan Paru :Menentukan luasnya cdera inhalasi
H. Komplikasi
Post Operasi
Post Operasi
a.Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
t u b u h b e r h u b u n g a n d e n g a n k e b u t u h a n nutrisi bagi kesembuhan luka
b. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan pemulihan kembali
intergritas kapiler
c. Resiko Infeksi berhubungan dengan hilangnya barier klit dan respon imun
d. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan Nutrisi bagi kesembutuhan Luka
DIAGNOSA KEPERAWATAN