Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA mrupakan ilmu yang mempelajari tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Wahaya (Trianto, 2010) ,
mengatakan bahwa IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematik dan dalam penggunaanya secara umu terbatas pada gejala-gejala alam.

IPA mempunyai hubungan yang luas terkait dengan kehidupan manusia karena IPA
sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi.

Ilmu Pengetahuan Alam di ajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan
menekankan pada ketrampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar
tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Tujuan pokok
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah
membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung
dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri.
Oleh sebab itu guru harus menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai HAKIKAT PEMBELAJARAN IPA.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, adalah sebagai berikut :

 Apa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam?

 Apa hakikat pembelajaran IPA?

 Apa karakteristik IPA?

 Apa fungsi IPA?

 Jelasakan mengenai Metode Ilmiah!

1
1.3 Tujuan

 Mengetahui pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

 Mengetahui hakikat pembelajara IPA

 Mengetahui karakteristik IPA

 Mengetahui fungsi IPA

 Mengetahui langkah-langkah metode ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata
sains iniberasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa
Inggris,kata sains berasal dari kata science yang berarti”pengetahuan”. IPA bisa disebut
juga dengan natural science. IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu :

Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai: “systematic


and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on
observation and induction” ( yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam
didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan
menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil
pengamatan dan induksi ).

Webster’s New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural science


knowledge concerned with the physical world and its phenomena, yang artinya ilmu
pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.

Sedangkan dalam Purnel’s : Concise Dictionary of Science (1983) tercantum


definisi tentang IPA sebagai berikut : “Science the broad field of human knowledge,
acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules,
laws, principles, theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah

2
pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa.

Collete dan Chiappetta (1994:30) 12 juga menyatakan bahwa” therefore, science


should be viewed as a way of thinking in the persuit of understanding nature, as a way
of investigating claims about phenomena, and as a body of knowledge that result from
inquiry.” Berdasarkan kalimat tersebut, sains dipandang sebagai cara berpikir dalam
mengejar pemahaman alam, sebagai cara menyelidiki klaim tentang fenomena, dan
sebagai tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari penyelidikan. Chiappetta dan Koballa
(2010:105) menambahkan bahwa terdapat 4 dimensi sains di antaranya (1) science as
a way of thinking, (2) science as a way of investigating, (3) science as a body of
knowledge, and (4) science and its interactions with technology and society.

Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai a “piece of


theoretical knowledge” atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang
pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Dapat disimpulkan dari pengertian
diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam
yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya
dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan
pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara
menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

2.2 Hakikat Pembelajaran IPA

IPA merupakan sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang
diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan
keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini
memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun
berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi
dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran
matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada
hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai
proses dan IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.

3
A. Hakikat IPA sebagai produk

Komponen Produk IPA :

1. Fakta adalah sesuatu yang betul-betul terjadi. Misalnya, fakta bahwa kadal
adalah hewan reptilia, air jika dipanaskan akan menguap dan bila didinginkan akan
mengembun, besi kalau dipanaskan akan memuai.
2. Konsep adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta dalam IPA. Konsep
merupakan penghubung antara fakta-fakta yang berhubungan. Contoh, semua zat
tersusun atas materi-materi, benda-benda dipengaruhi oleh lingkungan, materi akan
berubah wujudnya jika menyerap atau melepaskan energi.
3. Prinsip adalah generalisasi hubungan diantara konsep-konsep IPA. Contoh,
udara yang dipanaskan akan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan
konsep-konsep udara, panas dan pemuaian.
4. Hukum adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima karena telah mengalami
pengujian-pengujian yang lebih keras, meskipun ia juga bersifat tentatif.
5. Teori merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep
dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Suatu teori merupakan model, atau
gambaran yang dibuat oleh para ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Contoh
terori adalah teori geosentrik, teori susunan elektron atom dan lain sebagainya. Teori
ilmiah membantu kita memahami, memprediksi dan kadang-kadang mengendalikan
berbagai gejala alam.

B. Hakikat IPA sebagai proses

Hakekat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang


melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
Keterampilan proses IPA :

1. Observasi, yaitu mengamati suatu fakta yang ada di alam. Observasi ini adalah
komponen proses IPA yang pertama, karena tanpa observasi semua komponen IPA
tidak bisa terjadi. Observasi meliputi pengamatan dengan seluruh panca indera, mulai
dari indera penglihatan, penciuman, pembau, peraba dan indera perasa. Waktu
mengobservasi yang komprehensif, jika mungkin, semua panca indera harus terlibat.

4
2. Percobaan, yaitu melakukan pembuktian dengan suatu teori yang sudah
ditemukan. Dengan melakukan percobaan siswa akan yakin kebenaran teori yang
telah ditemukannya dalam buku.
3. Inferensi, yaitu menarik kesimpulan sementara sebelum melakukan percobaan
atau eksperimen. Inferensi dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang timbul.
Melakukan inferensi tergantung dari luasan pengetahuan orang sebelumnya. Contoh
inferensi yang sering dilakukan oleh siswa SD adalah adanya bintik-bintik air di luar
gelas yang di dalamnya diisi batu es.
4. Memprediksi, yaitu menarik kesimpulan dengan menggunakan kecenderungan
data yang telah ada. Misalnya, seorang siswa yang memprediksi bertambahnya
populasi penduduk di suatu daerah. Pada tahun 1965, populasi penduduk di kota A
adalah 200.000 orang, pada tahun 1970, populasi penduduk di kota A adalah 250.000
orang, pada tahun 1975, populasi penduduk di kota A adalah 300.000 orang.
Berdasarkan kecenderungan data di atas, maka populasi penduduk di kota A pada
lima tahun mendatang bisa diprediksi, jika kondisi pada lima tahun berikutnya masih
relatif sama.
5. Mengukur, yaitu membandingkan seuatu benda dengan benda lain yang sudah
disepakati secara luas. Misalnya, mengukur panjang meja, maka meja dibandingkan
dengan alat ukur meter standar yang telah kita kenal selama ini (yaitu 1 meter sama
dengan 100 cm). Banyak alat ukur yang kita kenal yaitu alat ukur untuk panjang, alat
ukur untuk berat, alat ukur untuk panas, dan lain-lain.
6. Membuat hipotesis, yaitu membuat suatu jawaban sementara dengan dasar
teori yang telah dipahami sebelumnya.
7. Mengklasifikasi, adalah menggolongkan suatu benda berdasarkan kriteria
yang dimiliki benda tersebut. Misalnya, ada serangkaian bunga akan digolongkan
berdasarkan warnanya, maka klasifikasi yang didapat adalah warna merah, putih,
ungu, kuning dan warna yang ada lainnya. Jika bunga itu digolongkan berdasarkan
jumlah mahkota bunganya, maka hasil klasifikasinya juga akan berbeda dengan
klasifikasi berdasarkan jumlah kelopak bunganya, begitu seterusnya.

C. Hakikat sikap ilmiah

Hakikat sikap ilmiah adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus
dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan
pengetahuan baru. Sikap dapat diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar. Pertama,

5
seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah; dan
kedua, seperangkat sikap tertentu yang meru-pakan cara memandang dunia serta
berguna bagi pengembangan karir di masayang akan datang (T. Sarkim, 1998:134)

Komponen Sikap IPA :

1. Obyektif terhadap fakta, adalah tidak menambahkan atau mengurangi fakta


yang diperoleh pada suatu data.
2. Jujur, adalah mengatakan suatu data dengan sejujurnya, tidak berbohong
3. Tidak tergesa-gesa mengambil suatu kesimpulan, artinya adalah seseorang
yang sedang menghadapi masalah tertentu tidak akan mengambil kesimpulan dengan
tergesa-gesa sebelum datanya mencukupi.
4. Berhati terbuka, yaitu seseorang mau mempertimbangkan pendapat orang lain,
meskipun pendapat tersebut berasal dari orang yang berseberangan dengan dia.
5. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat, pengertiannya adalah orang
yang tidak memasukkan pendapatnya terhadap fakta yang diperoleh.
6. Berhati-hati, yaitu orang yang selalu berhati-hati dalam segala hal. Baik dalam
berbuat maupun mengambil kesimpulan.
7. Ingin menyelidiki, yaitu orang yang ingin mencari tahu secara lebih mendalam
tentang apa yang telah diketahuinya.
8. Ingin tahu, yaitu selalu ingin mengetahui apa-apa yang belum diketahuinya.

2.3 Karakteristik IPA

IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin
ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun
ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta
aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta
tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti
sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono,
1989: 93).
Ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan ilmu pengetahuan yang lain yaitu :

1. Bersifat universal

2. Konsisten, artinya dapat di uji kebenarannya setiap waktu

6
3. Bersifat tentatif (sementara) artinya konsepdan hukum IPA yang ada dapat berubah
apabila ditemukan fakta baru yang tidak mendukung konsep dan hukum tersebut.

2.4 Fungsi IPA

Fungsi IPA yaitu:

1. Membangun pola berpikir

Dapat kita simak dari fakta sejarah, bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir manusia
yang berkembang dari zaman ke zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga dapat
membangun pola berpikir manusia dengan ciri-ciri khusus.

2. Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam

Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu :

 Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objek


 Penelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
 Logis, artinya dapat diterima oleh akal.
 Sistematis,artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak jelas tata
urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada
kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu
dengan yang lain.
 Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu terjadi.
 Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:

a) Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika,


b) Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil pengukuran
atau dengan rumusan-rumusan matematika,
c) Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan
pengukuran.

3. Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia

Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang juga dapat mendirikan
industri-industri untuk menghasilkan barang-barang bagi kesejahteraan manusia.

7
Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan komunikasi maupun transportasi.
Dengan IPA orang dapat mencegah atau menghindari malapetaka akibat gejala alam.

4. Melestarikan berbagai gejala alam

Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang kejadiannya sehingga IPA dalam hal
ini selaku kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis secara tak langsung
merekam gejala-gejala alam, misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan
flora dan fauna.

2.5 Metode Ilmiah


Langkah-langkah metode ilmiah adalah :

1. Observasi Awal

Peneliti mengamati keadaan awal dari objek penelitian. Pada kegiatan ini dilakukan
karakterisasi objek dan analisis terhadap sifat-sifatnya.

2. Identifikasi Masalah

Menemukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.

3. Perumusan hipotesis

Membuat rumusan awal yang menjelaskan permasalahan yang ingin diangkat.


Hipotesis bersifat sementara karena belum adanya hasil objektif dari eksperimen, oleh
karena itu hipotesis tidak bisa dijadikan kesimpulan hasil penelitian ilmiah.

4. Eksperimen

Percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang ingin


diidentifikasi. Eksperimen yang umum dilakukan adalah rekayasa penciptaan ulang
permasalahan, dengan kata lain peneliti meniru proses terjadinya permasalahan yang
diteliti. Pada eksperimen variabel-variabel yang berpengaruh pada proses fisis
dikendalikan sebaik mungkin, sehingga peneliti benar-benar mengetahui faktor apa
saja yang berpengaruh pada hasil eksperimen tersebut.

5. Analisis Hasil

8
Peneliti melakukan analisis terhadap hasil eksperimen. Analisis ini dikembangkan
dari rumusan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, terutama apakah hipotesis yang
dibuat dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak. Jika
terdapat hubungan yang jelas atau kesesuaian antara hasil eksperimen dengan
hipotesis, maka hasil analisis dapat dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
Jika tidak, maka dilakukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya. Pengulangan
dapat dilakukan dari tahapan perumusan hipotesis atau dari tahap eksperimen.

6. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan menjadi penutup dari langkah-langkah penelitian dengan


metode ilmiah. Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti
dapat menarik kesimpulan yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan
singkat. Kesimpulan sejatinya dibuat dengan jelas dan padat, menggambarkan inti
dari eksperimen dan tidak keluar dari eksperimen yang dilakukan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan
melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan

10
pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara
menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Hakikat sebagai produk dan proses tidak
bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan
terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/32629/3/BAB%20II.pdf

https://sumartoipa.wordpress.com/2013/06/15/hakikat-ilmu-pengetahuan-alam-ipa/

https://www.academia.edu/34933014/HAKIKAT_ILMU_PENGETAHUAN_ALAM
_IPA

https://krnsnz.wordpress.com/2016/04/07/hakekat-pembelajaran-ipa/

https://www.studiobelajar.com/metode-ilmiah/

http://www.rohmadi.info/web/read/komponen-proses-ipa/

12

Anda mungkin juga menyukai