1,2,3
Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Taman Sari No. 1 Bandung 40116
431
432 | Yusuf Umar, et al.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
Rancangan Intervensi Berbasis “Cognitive-Behavioral Therapy” untuk Menangulangi Prokrastinasi ... | 433
2. Metodologi
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
Rancangan Intervensi Berbasis “Cognitive-Behavioral Therapy” untuk Menangulangi Prokrastinasi ... | 435
CBT menekankan pada pentingnya peran isi kognitif seseorang terhadap perilaku
maupun suasana hatinya. Jadi bagaimana seseorang memaknakan suatu stimulus yang
terjadi di lingkungan, maka hal itulah yang akan menentukan perilaku dan atau emosi
apa yang akan muncul. Ada 3 komponen utama yang mendapat perhatian dari
psikoterapi berbasis CBT, yaitu pikiran otomatis, intermediate beliefs dan core belief.
Menurut Beck (1995), core belief merupakan hal yang paling mendasar dan hal ini
terbentuk melalu pengalaman dan proses interaksi yang terjadi sejak masa awal
kehidupan individu. Misalnya, pengalaman masa kecil bersama orang tua atau saudara
kandung akan berpengaruh dan membentuk core belief tertentu pada individu. Ada dua
kategori core belief , yaitu tidak mampu dan tidak disayang.
Dari data hasil wawancara, diperoleh bahwa 4 orang dari 14 subyek (28,57%)
memiliki core belief tidak disayang ( unlovably). Sementara 10 orang lainnya (71,43%)
memiliki core belief tidak mampu. Kedua kategori core belief tersebut dalam
kenyataannya sama-sama menimbulkan perilaku menunda skripsi, namun berbeda
dalam alasan melakukannya. Yang membedakannya adalah unsur berikutnya yaitu
intermediate belief, yaitu bagaimana sikap, asumsi dan aturan-aturan yang
mempengaruhi perilaku subyek.
Selain didapatkan gambaran mengenai sikap, asumsi, aturan dan pikiran otomatis dari
subyek penelitian, dari hasil wawancara juga diperoleh data bahwa mereka adalah
prokrastinator dalam menyelesaikan tugas skripsi. Ciri prokrastinator tampak pada
penundaan yang dilakukan terhadap tugas skripsi dengan berbagai alasan. Dari 14
subyek ditemukan bahwa seluruh subyek memenuhi kriteria tergolong tipe umum dari
prokrastinator menurut Bosco (2010), yaitu melakukan penundaan secara sadar terhadap
tugas yang dihadapi sehingga tugas tidak selesai. Ciri lain dari tipe umum ini adalah
bahwa mereka pada saat menunda, tetap memikirkan tentang tugas skripsi yang belum
juga diselesaikan, ada perasaan bersalah, namun membuat alasan untuk tidak segera
memulainya.
Selanjutnya, secara spesifik diantara 14 orang yang diwawancarai terdapat
prokrastinator tipe avoidant yaitu berupaya menghindari situasi yang menekan atau
mengandung stres dengan menunda mengerjakan hal yang menyebabkannya tertekan
tersebut. Seperti halnya subyek BN yang menyatakan cemas bila ia cepat lulus atau
cepat menyelesaikan skripsinya, karena itu berarti ia akan terancam untuk menganggur.
Ada pula subyek NN dan AP yang tergolong tipe avoidant juga karena beranggapan
bahwa menulis adalah tugas yang sulit, termasuk skripsi. Oleh karena itu mereka juga
memilih untuk menunda pengerjaan skripsi.
4. Penutup
Simpulan
1. Hasil pengukuran yang diperoleh dari Tuckman Procrastination Scale
menunjukkan bahwa 32 subjek penelitian memunculkan perilaku prokrastinasi
dengan taraf yang bervariasi. 52,94% dari 32 orang subjek berada pada taraf
sedang, 41,18% berada pada taraf rendah sedangkan sisanya, yaitu 5,88% berada
pada taraf tinggi.
2. Faktor yang melatar belakangi prokrasinasi akademik adalah:
Core belief merasa tidak disayang sebesar 28,57%
Core belief merasa tidak kompeten sebesar 71,43%
3. Teknik terapi yang dirancang untuk mengatasi pikiran dan tindakan yang tidak
rasional dilakukan melalui konseling dengan menggunakan pendekatan
Saran
1. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa perilaku prokrastinasi
seringkali diiringi dengan kecemasan, oleh sebab itu untuk penelitian
selanjutnya peneliti menyarankan menggunakan tambahan perangkat
pengukuran yang dapat menggali kecemasan pada perilaku prokrastinasi.
2. Untuk melihat efektivitas dari rancangan intervensi, maka penelitian selanjutnya
yang harus dilakukan adalah menguji efektivitas dari rancangan intervensi.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh fakultas lain untuk mengidentifikasi
lebih awal perilaku prokrastinasi pada mahasiswa sehingga dapat segera
ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Judith S. 1995. Cognitive Therapy, Basics and Beyond. New York : The Guilford
Press.
Burka, J.B., & Yuen, L.M. 1983. Procrastination: Why you do it, what to do about it,
Reading, MA: Addison-Wesley.
Basco, Monica R. 2010. The Procrastinator’s Guide to Getting Things Done. New York
: The Guilford Press.
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & Mc Cown, W. G. 1995. Procrastination and Task
Avoidance: Theory, Research and Treatment. New York: Plenum Press.
Ghufron, M. Nur. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja terhadap
Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Haycock, A. Laurel, Patricia McCarthy, Carol L. Skay. 1998. Procrastinationin College
Students: The Role of Self-Efficacy and Anxiety. Journal of Counseling &
Development, Summer 1998. Volume 76.
Ilma, L.N., Yanuvianti, M., & Damayanti, T. 2010. Hubungan antara Efikasi Diri
dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi. Skripsi.
Bandung: Universitas Islam Bandung.
Knaus, W. 2010. End Procrastination Now!. Get it Done with a Proven Psychological
Approach. New York : McGraw-Hill.
Knaus, W. 2010.The Procrastination Workbook. Your Personalized Program for
Breaking Free from the Patterns That Hold You Back. New Harbinger Publ.Inc.
Perina, K. How do Students cope with their Procrastination. They Lie. Psychology
Today; Nov/Dec 2002; 35, 6.
Solomon, L.J.& Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and
Cognitive-Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology, 31, 504-
510.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora