Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MINGGUAN PRATIKUM

KIMIA DASAR I

ACARA II

LARUTAN

DISUSUN OLEH

NAMA : LALU FAESAL AMRULLAH

NIM : G1C019034

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA II

LARUTAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 10 Oktober 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Pekerjaan di laboratorium, adakalanya bertujuan untuk memisahkan komponen
dari campurannya, dan ada pula bertujuan untuk memisahkan campuran tertentu
dengan pencampuran beberapa komponen. Tujuan yang terakhir ini biasanya untuk
memperoleh macam campuran berupa larutan, terutama larutan padat-cair dan larutan
cair-cair. Zat yang berperan sebagai pelarut disebut zat pelarut(solven), dan zat yang
melarut disebut zat terlarut(solute). Biasanya pada sistem cair-cair, zat dalam larutan
yang berada dalam jumlah terbesar berfungsi sebagai pelarut, sedangkan zat-zat
lainnya sebagai zat terlarut. Reaksi-reaksi kimia banyak yang berlangsung dalam
sistem larutan, terutama dalam pelarut air (Wahyudiati, 2017: 35).

Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi


merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu
zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah
yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada tempratur
tertentu disebut dengan larutan jenuh (Achmad, 2001:1).

Dalam kehidupan sehari-hari sebetulnya kita biasa berurusan dengan asam dan
basa, seperti aspirin dan obat maag cair, walaupun banyak orang yang tidak
mengetahui nama kimianya-asam asetilsalisilat (aspirin) dan magnesium hidroksida
(obat maag cair). Di samping itu, sebagai bahan dasar dari produk rumah tangga dan
obat-obatan, kimia asam-basa berperan penting dalam proses industri dan sangat
diperlukan dalam mempertahankan sistem biologis. Sebelum membahas reaksi asam-
basa, kita perlu mengetahui lebih banyak mengenai asam dan basa itu sendiri (Chang,
2005:95).
Indikatornya adalah basa lemah atau asam lemah yang menunjukkan
warna berbeda pada pH berbeda. Reaksi kesetimbangan indikator ditunjukkan dalam
persamaan berikut :

HIn In- + H+ (1)


Sebagian besar indikator hadir sebagai HIn dalam larutan asam kuat dan
menunjukkan masing-masing warna HIn sedangkan dalam larutan basa kuat, sebagian
besar indikator hadir sebagai In− dan menunjukkan masing-masing warna In.

Ka = [H+][ In-] (2)


[HIn]
Ekspresi ekuilibrium dari persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut:

Di mana Ka dikenal sebagai konstanta disosiasi atau konstanta kesetimbangan


indikator dan [In−] dan [HIn] masing-masing dikenal sebagai konsentrasi bentuk basa
dan asam dari indikator, yaitu : (Kapilraj, dkk : 2019).

𝐼𝑛
-log Ka = -log[H+] – log (𝐻𝐼𝑛) (3)

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat praktikum
a. Batang Pengaduk
b. Botol Semprot
c. Corong
d. Gelas Kimia 100 ml
e. Gelas Arloji
f. Indikator Universal
g. Mortar dan Alu
h. Labu ukur 25 mL
i. Pipet tetes
j. Pipet ukur
k. Pinset
l. Rubber Bulp
m. Timbangan Analitik
2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Kertas pH Universal
c. Larutan Asam Klorida (HCl)1 M
d. Padatan Kalium Hidroksida (KOH)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan Larutan dari Padatan KOH
a. Ditimbang padatan KOH menggunakan timbangan analitik sebanyak 0,5 gram;
0,1 gram; dan 0,05 gram.
b. Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
c. Dilarutkan dengan aquades.
d. Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
e. Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
f. Dikocok atau dihomogenkan.
g. Diukur pH larutan menggunakan kertas pH universal.
2. Pengenceran Larutan HCl
a. Diambil larutan HCl sebesar 12,5 mL; 2,5 mL dan 1,25 mL.
b. Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
c. Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
d. Dikocok atau dihomogenkan.
e. Diukur pH larutan menggunakan kertas pH Universal.

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil perhitungan pH menggunakan kertas pH Universal
No Larutan yang Diuji pH Percobaan
1. KOH 0,5 M 14
2. KOH 0,1 M 13
3. KOH 0,05 M 11
4. Larutan HCl 0,5 M 0
5. Larutan HCl 0,1 M 1
6. Larutan HCl 0,05 M 2
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi :
Larutan KOH
KOH(s) K+(s) + -OH(aq)
HCl(aq) H+(aq) +Cl-(aq)
2. Perhitungan
a. Untuk larutan KOH 0,5 M
POH = -log [OH-]
= - log [5 x 10-1]
= 1- log 5
= 1 – 0,699
= 0,301
pH = PKw – POH
= 14 – 0,301
= 13,699
b. Untuk larutan KOH 0,1 M

POH = -log [OH-]

= -log [ 1 x 10-1 ]

=1 - log 1
=1 – 0
=1

Ph= PKw – POH

= 14-1

= 13

c. Untuk larutan KOH 0,05 M

POH = -log [OH-]

= -log [ 5 x 10-2 ]

= 2 - log 5
= 2 – 0,699
= 1,301
pH = PKw – POH

= 14 – 1,301

= 12,699

d. Untuk larutan HCl 0,5 M

pH = - log [H+]

= -log [ 5 x 10-1 ]

= 1 - log 5

= 1- 0,699

= 0,301

e. Untuk larutan HCl 0,1 M

pH = - log [H+]

= -log [ 1 x 10-1 ]

= 1 - log 1

= 1- 0

=1

f. Untuk larutan HCl 0,05 M

pH= - log [H+]

= -log [ 5 x 10-2 ]

= 2 - log 5

= 2- 0,699

= 1,301

3. Perbandingan pH
Tabel 1.2 Perbandingan antara kertas pH Universal dengan perhitungan rumus pH.
No Larutan yang diuji pH percobaan pH teoritis
1. KOH 0,5 M 14 13,699
2. KOH 0,1 M 13 13
3. KOH 0,05 M 11 12,699
4. HCl 0,5 M 0 0,301
5. HCl 0,1 M 1 1
6. HCl 0,05 M 2 1,301

G. PEMBAHASAN
Tujuan praktikum acara II yang berjudul larutan ini adalah untuk mengetahui
perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan serta menentukan konsentrasi
larutan menggunakan metode titrasi. Larutan adalah campuran zat-zat yang homogen,
yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya.
Larutan ada dua macam yaitu larutan asam dan basa. Menurut teori asam basa
Arrhenius, asam adalah zat yang jika dimasukkan dalam air akan melepaskan ion
hidrogen (H+) sedangkan basa zat yang jika dimasukkan dalam air akan melepaskan
ion hidroksida (OH-).
Kemudian pada pengukuran asam dan basa pasti kita akan mengenal pH, pH
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Prinsip kerja pH didasarkan pada potensial
elektrokimia yang terjadi antara larutan. Hal ini dikarenakan gelombang pada lapisan
tipis kaca akan berintraksi dengan ion hidrogen. Adapun ketentuan pH asam dan basa
yaitu apabila rentang pH < 7 maka termasuk larutan asam, bila pH > 7 maka termasuk
larutan basa, dan bila pH = 7 maka termasuk larutan netral.
Pada praktikum ini larutan yang digunakan untuk menentukan pH adalah larutan
KOH dan HCl. Pada larutan KOH digunakan sebanyak 25 mL dengan 3 konsentrasi
KOH yang berbeda, yaitu 0,5 M ; 0,1 M ; dan 0,05 M. Sedangkan pada larutan HCl
digunakan sebanyak 25 mL dengan 3 konsentrasi HCl yang berbeda, yaitu 0,5 M ; 0,1
M ; dan 0,05 M. Langkah pertama adalah kami menentukan pH dengan menggunakan
kertas pH universal. Kemudian didapatkan hasil pengamatan pH yang kami
cantumkan pada tabel 1.1.
Selanjutnya, kami menghitung pH larutan KOH dan HCl secara teoritis sesuai
dengan perhitungan pada poin F (analisis data). Kemudian didapatkan beberapa hasil
yang berbeda antara mengukur pH dengan kertas pH universal dengan perhitungan
secara teoritis yang datanya kami cantumkan pada tabel 1.2. Sebagai contohnya adalah
pH KOH 0,5 M didapatkan hasil pH 14 dengan menggunakan kertas pH universal
sedangkan dengan cara perhitungan teoritis didapatkan hasil pH sama dengan 13,699.
Perbedaan ini dapat terjadi karena ketika ketika menghitung pH secara teoritis
tentunya akan ada kemungkinan menemukan hasil pH desimal, sedangkan pengukuran
dengan menggunakan kertas pH universal tentunya kita tidak dapat menemukan hasil
desimal, karena petunjuk hasil warnanya hanya menunjukkan angka-angka yang sudah
bulat. Sehingga dengan menggunakan perhitungan teoritis kita dapat menemukan hasil
pengukuran yang ketelitiannya lebih tinggi. Selain itu, perbedaan ini juga dapat
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal lain. Seperti kesalahan pengenceran, lupa
membersihkan pipet tetes yang telah dipakai, dsb.
Namun, secara garis besar baik hasil pengukuran dengan kertas pH universal
maupun perhitungan secara teoritis telah menunjukkan perbedaan pH dari larutan
asam dan basa. Dimana larutan HCl dengan pH < 7 adalah larutan asam sedangkan
larutan KOH dengan pH > 7 adalah larutan basa. Dan juga dapat kita ketahui bahwa
HCl adalah asam kuat dan KOH adalah basa kuat.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Sifat asam basa suatu larutan dapat dilihat dari nilai derajat keasaman (pH) larutan.
Apabila pH < 7 maka larutan bersifat asam, dan apabila pH > 7 maka larutan
bersifat basa, sedangkan bila pH = 7 maka larutan bersifat netral. Pada hasil
pengamatan dapat kita ketahui HCl adalah larutan asam, dengan hasilnya adalah
HCl konsentrasi 0,5 M ; 0,1 M ; 0,05 M memiliki pH 0 ; 1 ; 2. Sedangkan KOH
adalah larutan basa, dengan hasilnya adalah HCl konsentrasi 0,5 M ; 0,1 M ; 0,05
M memiliki pH 14 ; 13 ; 11.
b. Titrasi adalah suatu prosedur yang digunakan dalam kimia untuk penentuan
konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat
yang telah diketahui kadarnya. Dalam titrasi asam basa, prinsipnya yaitu zat yang
bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang telah diketahui kadarnya atau
zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang telah diketahui
kadarnya. Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan
turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan
akan naik.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.

Kapilraj, N. dkk. 2019. Journal of Chemistry : Natural Plant Extracts as Acid-Base Indicator
And Determination of Their pKa Value. Sri Lanka : Hindawi.

Wahyudiati, Dwi. 2017. Kimia Dasar. Mataram : UIN Mataram.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai