Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI
ACARA2 THEODOLIT

LAPORAN

OLEH :
RENDRA SATRIA RAHARJA
D061191106

GOWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan

skala tertentu melalui sebuah sistem proyeksi. Peta dapat disajikan dalam berbagai

cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital

yang tampil di layar komputer.Adapun berbagai macam-macam peta,salah satu

jenis peta khusus adalah peta topografi.

Dari berbagai jenis peta, tentu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-

beda.Tidak terkecuali peta topografi.Peta khusus jenis ini merupakan peta yang

menjelaskan mengenai kenampakan permukaan bumi secara khusus.Di dalam

peta ini, terdapat pemetaan tempat di permukaan bumi dengan menunjukkan

bentuk serta ketinggian dengan garis-garis ketinggian.

Berdasarkan uraian diatas, ditinjau dari fungsi peta topografi, maka sangat

penting bahwa seorang geologis dapat membuat peta topografi.Adapun berbagai

alat yang dapat digunakan untuk pengambilan data sebagai dasar pembuatan peta

topografi, salah satunya yaitu theodolite.Setelah pada acar 1 kita menggunakan

alat kompas geologi, pada praktikum kali ini kita menggunakan theodolite untuk

dapat mengetahui bagaimana cara penggunaan theodolite untuk mengambil data

sebagi dasar untuk membuat peta topografi.


1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari pratikum acara theodolit adalah agar peserta dapat

membuat peta topografi berupa peta kontur pada polygon tertutup dengan

menggunakan alat thedolit.

1.2.2 Tujuan

1. Peserta dapat mengetahui kordinat serta ketinggian semua patok yang telah di

ukur.

2. Peserta dapat memperoleh jarak optik horizontal antar patok.

3. Peserta dapat mengetahui besar kesalahan pengukuran slope, dan sudut

horizontal menggunakan theodolit.

4. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan theodolit dibandingkan

dengan metode taping kompas.

1.3 Waktu dan Lokasi

Acara kedua theodolit dilaksanakan pada tanggal 29 September 2019 tepat

pada jam 07.00 sampai jam 16.00 yang berlokasi di bukit samata, Gowa, Sulawesi

selatan.

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat dalam praktikum ini ntara lain :

1. Theodolit

2. Kompas bidik

3. Roll meter 50 m
4. Pita meter

5. Bak ukur

6. Payung

7. kamera

8. Clipboard

9. Alat tulis menulis

Adapun bahan dalam praktikum ini antara lain :

1. Patok

2. Pita merah

3. Tabel data pengamatan

1.5 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum untuk acara pengukuran theodolit yaitu sebagai

berikut :

1. Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di

tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci

klem. Gunakan adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan

objek antara dua lampu vertikal dalam penglihatan.

2. Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus

untuk mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari

referensi Anda diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada

skala penyesuaian halus (mis. 30 derajat 10’30 “).

3. Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil

memindahkan theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat


secara vertikal pada objek Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan

gunakan tombol penyesuaian vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan

tepat pada titik yang Anda pilih.

Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari

skala vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk

skala horizontal.Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian

horizontal kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal,

kemudian sesuaikan untuk pengukuran horizontal akhir.


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Theodolit

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass

yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di

baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).Theodolite merupakan alat yang

paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya

alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk

membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,

sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga

dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu

horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut

tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan

dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut

memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat

ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan

efisien

Alat surveitheodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787

dengandiperkenalkannya Jesse Ramsden alat surveitheodolite besar yang terkenal,

yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.
Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,

theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran poligon, pemetaan situasi,

maupun pengamatan matahari.Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi

seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.Dengan adanya

teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah.

Didalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk

menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga

dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan

dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut

memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat

ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan

efisien

Pertama kemunculan kata "theodolite" ditemukan dalam survei buku J

geometris praktek bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang telah

diterbitkan anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. Ada beberapa kebingungan

tentang instrumen yang nama pada awalnya diterapkan. Beberapa

mengidentifikasi awal teodolit azimut sebagai instrumen saja, sedangkan yang

lain sebagai menentukan altazimuth instrumen. Dalam Digges buku, nama

"theodolite" dijelaskan alat untuk mengukur sudut horisontal saja. Dia juga

dijelaskan alat yang diukur baik ketinggian dan azimut, dia yang disebut sebagai

instrumen topographicall. Jadi nama awalnya hanya diterapkan ke azimut

instrumen dan hanya kemudian menjadi terkait dengan instrumen altazimuth.


Pada tahun 1728 membandingkannya dengan ensiklopedi "graphometer" menjadi

"setengah teodolit". Bahkan sebagai sebagai akhir abad ke-19, dengan alat untuk

mengukur sudut horisontal hanya disebut sederhana teodolit dan instrumen

altazimuth, yang biasa teodolit.

Instrumen pertama lebih seperti teodolit benar adalah kemungkinan yang

dibangun oleh Joshua Habermel di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas

dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh

lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering

setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat

obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang

pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal

setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga

dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada

akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini

pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.Theodolite yang menjadi

modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden

teodolit besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat

akurat dari desain sendiri. Sebagai teknologi progressed, di 1840s, yang sebagian

lingkaran itu vertikal diganti dengan penuh lingkaran, dan kedua vertikal dan

horisontal kalangan telah lulus halus. Ini merupakan transit teodolit. Theodolites

yang disesuaikan dengan waktu yang lebih luas dan berbagai mountings

menggunakan. Di 1870s, yang menarik dari versi waterborne teodolit

(menggunakan bandul perangkat menetralkan gelombang gerakan) telah jadian


oleh Edward Samuel Ritchie. Ia digunakan oleh US Navy untuk pertama presisi

survei American pelabuhan di Atlantik dan pantai Teluk.

Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon

(detik). Dalam pekerjaan–pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam

pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit

juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat

90. Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa

dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan gedung, teodolit

sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan/pekerjaan

pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan

bertingkat.

Macam teodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu Teodolit

Reiterasi (Teodolit Sumbu Tunggal). Dalam teodolit ini, lingkaran skala mendatar

menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur.

Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type To (Wild) dan type

DKM-2A (Kern). Teodolit Repetisi konstruksinya kebalikan dengan teodolit

reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi

sumbu tegak (sumbu I). Akibat dari konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala

mendat, dapat ditentukan ke arah bidikkan/target yang dikehendaki. Teodolit yang

termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type TM 6, TL 60-DP(Sokkisha),

TL6-DE(Topcon), Th-51 (Zeiss).


Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolite benar

adalahkemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus

Habermehl) diJerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh

lingkaran disayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering

setengahlingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat

obyek untukpengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang

padavertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal

setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasangsehingga

dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung.Pada

akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatanteleskop. Ini

pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.Dalam pemetaan

topografi sebelummelakukan pengukuran poligon tertutup diperlukan azimut dari

dua titik triangulasi atau titik tetap pengukuran yang sudah diketahuikoordinatnya.

Di sektor Rirang Kalimantan Barat belum memiliki data tersebut, sehingga perlu

dilakukan pengamatan matahari, yang merupakan salah satu cara yang terbaik

untuk mendapatkan azimut matahariyang berorientasi pada utara geografis (UG).

Disamping itu dapat memberikan koreksi

Pembacaan azimut dari kompas clan azimut basil perhitungan pengamatan

matahari.Untuk mendapatkan azimut matahari, pengamatan dilakukan pada pagi

hari dengan menggunakan alat theodolit Wild T2.Hasil akhir dari perhitungan

pengamatan matahari diperoleh azimut dari AO ke A6 = N 120°26' 13"


clanazimut basil pembacaankompas Wild TI =N 120° sehingga diperoleh koreksi

selisihpembacaan azimut sebesar 00° 26' 13". (Supardjo AS, 2000)

Macam teodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu Teodolit

Reiterasi (Teodolit Sumbu Tunggal). Dalam teodolit ini, lingkaran skala mendatar

menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur.

Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type To (Wild) dan type

DKM-2A (Kern). Teodolit Repetisi konstruksinya kebalikan dengan teodolit

reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi

sumbu tegak (sumbu I). Akibat dari konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala

mendat, dapat ditentukan ke arah bidikkan/target yang dikehendaki. Teodolit yang

termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type TM 6, TL 60-DP(Sokkisha),

TL6-DE(Topcon), Th-51 (Zeiss).

2.2 Bagian-bagian Theodolit

Gambar 2.1 Bagian-bagian theodolite

Bagian-bagian dari theodolite beserta fungsinya di antaranya adalah sebagai

berikut:
1. Pengarah kasar, berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu

mengarahkan teropong ke target secara kasar.

2. Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat

digerakkan secara vertikal.

3. Penggerak halus vertikal, untuk menggerakkan teropong secara vertikal ke

arah rambu ukur (objek) secara halus.

4. Tempat baterai, berjumlah 4 buah dengan jenis baterai A2.

5. Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar

tidak dapat diputar secara horizontal.

6. Penggerak halus lingkaran horizontal, untuk menggerakkan teropong

horizontal ke arah rambu ukur (objek) secara halus.

7. Sekrup pengatur nivo, untuk mengatur posisi gelembung nivo berada pada

titik tengah.

8. Handle, untuk pegangan tangan pada alat.

9. Pengatur fokus lensa okuler, untuk fokus lensa okuler ke objek.

10. Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal,

dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.

11. Display dan papan tombol, untuk pembacaan skala lingkaran vertikal dan

horizontal.

12. Nivo kotak, berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi

vertikal.

13. Plat dasar, untuk bertumpunya pesawat theodolite.


14. Lensa verticalizing, untuk melihat dan memosisikan sumbu I berimpit

dengan titik berdiri pesawat atau titik tertentu di bumi.

15. Klem pengatur fokus benang, untuk memperjelas benang pada lensa

(benang atas, benang tengah, benang bawah)

2.3 Jenis-jenis Theodolit

Pada prinsipnya, theodolit dapat diartikan sebagai alat yang dipakai untuk

mengukur sudut horisontal dan sudut vertikal.Theodolit dilengkapi dengan

teleskop dan beberapa bagian pendukung lainnya seperti yang sudah kami

jelaskan di sini. Bobot theodolit yang terbilang cukup berat akan merepotkan bila

harus dipindah-pindahkan sehingga alat ini biasanya diletakkan menetap di atas

tanah dan disangga menggunakan tripod.

Berdasarkan teknologi yang disematkannya, ada dua macam theodolit yaitu

theodolit analog dan theodolit digital.Penggunaan theodolit analog saat ini kurang

begitu diminati karena selain rumit juga hasil pengukurannya kurang

akurat.Sedangkan theodolit digital sudah dipersenjatai oleh teleskop yang

terhubung dengan layar yang mampu menampilkan informasi sudut horisontal dan

vertikal.

2.3.1 Jenis Theodoloi Berdasarkan Prinsip Kerjanya

Menurut prinsip kerjanya, theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis

antara lain :

A. Repeating theodolit

Repeating theodolit bekerja dengan melakukan pengulangan sudut terhadap

skala graduasi.Hasil pengukuran yang ditampilkan merupakan rata-rata dari


pembagian terhadap jumlah sudut bacaan yang ditangkapnya.Theodolit ini

biasanya digunakan area yang tidak stabil atau terbatas.Repeating theodolit

diklaim merupakan theodolit yang mampu memberikan hasil pengukuran paling

akurat daripada theodolit-theodolit lainnya karena bekerja dengan

membandingkan nilai-nilai sudut yang diterima, bukan hanya sebuat sudut saja.

B. Direction theodolit

Cara kerja direction theodolit adalah memanfaatkan bentuk lingkaran untuk

menentukan besar suatu sudut.Saat pengaturan lingkaran dilakukan, teleskop juga

perlu disesuaikan pada arah datangnya beberapa sinyal sehingga pembacaan nilai

sudutnya dikerjakan melalui segala arah.Hasil pengukurannya diperoleh dengan

menghitung hasil pengukuran bacaan pertama dikurangi pengukuran bacaan

kedua.Direction theodolit sering diandalan oleh surveyor untuk menentukan titik

dengan mengukur sudut dari titik-titik yang sudah diketahui.

C. Vernier transit theodolit

Vernier transit theodolit ditanami dengan teleskop yang memungkinkan

bidikannya bisa berbalik kembali sehingga penghitungan besaran sudutnya pun

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut.Oleh sebab itu, vernier transit theodolit

dipercaya mampu menghasilkan pembacaan sudut yang minim

kesalahan.Sayangnya, jenis theodolit ini tidak dilengkapi skala pembesaran dan

pengukuran di mikrometer.Karena bobotnya cukup ringan dan mudah

dipindahkan, vernier transit theodolit sering diaplikasikan di lokasi proyek

pembangunan.Theodolit ini juga tersedia dalam dua tipe yaitu theodolit yang bisa
membaca sudut horisontal dan sudut vertikal, serta theodolit yang hanya mampu

menghitung sudut horisontal saja.

2.3.2 Jenis Theodolit Berdasarkan Konstruksinya

Jika ditinjau dari konstruksinya, theodolit bisa dibedakan menjadi :

1. Theodolit reiterasi

Theodolit ini didukung oleh skala mendatar yang menjadi satu dengan klep

sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur. Contoh-contohnya yaitu

theodolit T0 WILD dan theodolit DKM-2A KEM.

2. Theodolit repetisi

Theodolit yang disokong oleh lingkaran mendatar yang bisa diatur-atur

mengelilingi sumbu tegak sehingga bacaan lingkaran nol derajat-nya dapat

ditentukan ke arah yang diinginkan. Contoh-contohnya antara lain theodolit TM 6,

theodolit TL 60-DP SOKKISHA, theodolit TL 6-DE TOPCON, dan theodolit TH-

51 ZEISS.

Lain halnya apabila dilihat dari sistem bacanya, terdapat beberapa jenis theodolit

di antaranya :

a) Theodolit Indeks Garis

b) Theodolit Nonius

c) Theodolit Mikrometer

d) Theodolit Konsidensi

e) Theodolit Otomatis

macam-macam theodolit menurut tingkat ketelitiannya yaitu :

a) Theodolit Presisi
b) Theodolit Satu Sekon

c) Theodolit Sepuluh Sekon

d) Theodolit Satu Menit

e) Theodolit Sepuluh Menit


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1) Setelah dilakukannya praktikum kali ini, adapun data yang didapat

berupa koordinat dan ketinggian setiap patok baik patok utama maupun

patok detail

2) Selain koordinatdan ketinggian patok, pada praktikum ini, didapat pula

data berupa jarak horizontal antar patok

3) Kesalahan pengukuran slope dan sudut horizontal dalam penggunaan

theodolite dapatdiketahui seelah pengolahan data yaitu melalui faktor

koreksi sudut dalam dengan koreksi 1.963 %, hal ini disebabkan oleh

kesalahan dilapangan seperti penyentringan ataupun pada saat

pembidikan objeknya.

4) Adapun kelebihan penggunaan theodolite dibandinkan dengan metode

taping kompas yaitu pembacaan sudut yang dapat langsung dibaca sudut

vertikal dan horizontalnya, serta pembacaan sudut yanglebih akurat.

Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaan alat yang lebih rumit serta

alat yang lebih sensitif terhadap panas dan hujan


4.2 Saran

4.2.1 Untuk Laboratorium

1. Sebaiknya disediakan tabel pengecekan alat sebelum dan

sesudah praktikum

2. Sebaiknya disediakan tempat teduh untuk beristirahat praktikan

3. Sebaiknya jumlah alat di perbanyak agar lebih efisien waktu

4.2.2 Untuk Asisten

1. Sebaiknya lebih sabar dalam menghadapi praktikkan

2. Sebaiknya lebih sering memberi penjelasan saat dilapangan

juga

3. Semoga semakin baik lagi kedepannya dalam memberi arahan

dan bimbingan di lapangan


DAFTAR PUSTAKA

Anoname, 2017.Bagian-Bagian Theodolit.Dikutip melalui


:http://theophanyelizabeth.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-
theodolite.html, 7 Oktober 2019 pukul 19.00 WITA
Saifudin, Ahmad, 2014. Pengertian dan Fungsi Theodolit.Dikutip melalui
:https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-
theodolit/, 7 Oktober 2019 pukul 19.00 WITA
Safru, Urly, 2010.Ilmu Ukur Tanah. Hal 1.Kayuagung : Universitas Islam
Oki
Supardjo AS, 2000. Penentuan Azimuth Dalam Pemetaan Topografi di

Rirang Kalimantan Barat.Jakarta : P2BGN-BATAN

Anda mungkin juga menyukai