a. Ossa b. Musculi c. Artikulasio d. Vascularisasi e. Innervasi 2. Patologi a. Fraktur b. Dislokasi c. Ruptur Tendo 3. Biokimia Nyeri a. Klasifikasi Nyeri b. Derajar Nyeri c. Mekanisme Terjadinya Nyeri STEP 7
Mekanisme Nyeri
1. Reseptor nyeri dan stimulasinya
Serat-serat saraf eferen primer diklasifikasikan menjadi : a. Serat aferen A-alfa dan A-beta Ciri dari serat ini adalah berukuran paling besar dan bermielin dengan kecepatan hantar tinggi. Fungsinya adalah merespon sentuhan, tekanan, dan sensasi kinestetik, namun tidak merespon rangsangan yang mengganggu. b. Aferen primer C dan aferen primer A-delta Cirinya yaitu bergaris tengah tanpa myelin. Ada 2 tipe reseptor dari serat ini, antara lain: 1) Tipe nyeri cepat Disalurkan ke medulla spinalis oleh serat A-delta dan dirasakan dalam 0.1s . Nyeri cepat timbul merespon rangsang mekanis dan suhu di permukaan kulit. 2) Tipe nyeri lambat Disalurkan oleh serat Aferen C dengan kecepatan 1s setelah rangsangan yang mengganggu. 2. Mekanisme pengaktifan dan sensitasi noniseptor di daerah cedera jaringan Pengaktifan langsung dengan tekanan intensif yang menyebabkan kerusakan sel, yang dilepaskan adalah Kalium (K+) intrasel dan sintesi prostaglandin (PG) dan Bradikinin (BK). Prostaglandin meningkatkan sensitifasi reseptor nyeri terhadap bradikinin yaitu zat kimia penghasil nyeri yang paling kuat. Kemudian masuk ke pengaktifak kedua dimana penyaluran impuls tidak hanya disalurkan ke cabang terminal lain. Tempat impuls tersebut mengakibatkan pelepasan substansi P (SP) dan peptide lain. Zat P menyebabkan vasodilatasi dan edema neurogenik disertai pelepasan lebih lanjut Bradikinin. Zat ini juga menyebabkan peptide histamine dari sel mast dan serotonin (S-HT) dari trombosit.
Price, Sylvia A. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006