DAN TRANSMIGRASI
BAB XII
A. TENAGA KERJA
1. Pendahuluan
XII/3
Langkah-langkah yang bersifat khusus yang dilakukan
dalam tahun-tahun selama Repelita IV ditujukan untuk mening-
katkan lapangan kerja kelompok-kelompok tertentu seperti te-
naga kerja usia muda, wanita, petani miskin dan sebagainya
melalui berbagai kegiatan bantuan pembangunan, kegiatan padat
karya, dan lain-lain. Kebijaksanaan perluasan dan pemerataan
kesempatan kerja diusahakan agar dapat menjangkau setiap
warga negara dan diarahkan pada pengembangan sumber daya ma-
nusia dan terciptanya angkatan kerja Indonesia yang tangguh,
bermutu, mampu dan siap bekerja, sehingga dapat mengisi semua
jenis dan tingkat lapangan kerja dalam pembangunan nasional.
XII/4
Kelima, perencanaan tenaga kerja yang terpadu yang ditu-
jukan untuk mengurangi laju pertumbuhannya serta meningkatkan
mutu tenaga kerja.
XII/5
TABEL XII – 1
XII/6
TABEL XII - 2
XII/7
survai dilaksanakan. Secara keseluruhan, jumlah orang yang
bekerja 34 jam per minggu k e bawah sebanyak 26.652.809 orang
(42,7%), dan bila diperinci menurut lapangan pekerjaan utama
akan tampak sebanyak 18.700.841 orang (70,2%) berada di sek-
tor pertanian, 3.067.620 orang (11,5%) bekerja di sektor per-
dagangan, 2.276.655 orang (8,5%) bekerja di sektor jasa kema-
syarakatan, 1.847.076 orang (6,9%) bekerja di sektor industri
pengolahan, dan 306.144 orang (1,1%) bekerja di sektor bangun-
an.
XII/8
dan tambahan sumber pendapatan, serta mengurangi arus
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
TABEL XII - 3
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
XII/9
T AB EL X II - 4
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
XII/10
bandingkan dengan tahun terakhir Repelita III, maka terlihat
sampai pada tahun 1985/86 pelaksanaan kegiatan PPKGB cende-
rung meningkat, kemudian menurun pada tahun ketiga dan ke-
empat Repelita IV. Namun pelaksanaan PPKGB secara keseluruhan
selama empat tahun Repelita IV, bila dibandingkan dengan
tahun terakhir Repelita III menunjukkan peningkatan, baik
dalam jumlah lokasi/kecamatan maupun jumlah tenaga kerja yang
terserap. Tetapi untuk tahun 1987/88, terlihat bahwa kegiatan
PPKGB hanya dilaksanakan di 191 lokasi/kecamatan dengan pe-
nyerapan tenaga kerja sebanyak 33.363 orang, jauh lebih kecil
bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita III. Hal ini
antara lain karena pelaksanaan proyek diprioritaskan di
lokasi kecamatan-kecamatan yang terkena bencana alam, dan
jenis proyek yang dipilih diarahkan pada pembangunan yang
erat kaitannya dengan usaha ekspor non migas, misalnya tambak
udang.
XII/11
2) Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat Dua
TABEL XII - 5
1983/84 468.608
1984/85 503.410
1985/86 490.864
1986/87 635.2,02
1)
1987/88 5.20.014
XII/12
Dari angka sementara mengenai kesempatan kerja dalam
seratus hari kerja yang tercipta pada tahun keempat Repelita
IV yaitu sebanyak 520.014 orang, bila dibandingkan dengan
yang tercipta pada tahun terakhir Repelita III yaitu sebanyak
468.608 orang, terlihat adanya peningkatan sebesar 11%.
XII/13
TABEL XII - 6
1) Angka diperbaiki
2) An gk a se me nt ar a
XII/14
terampilan bagi angkatan kerja usia muda. Selain itu juga di-
kembangkan dan disempurnakan informasi ketenagakerjaan.
XII/15
dengan Lembaga Pembina Swadaya Maayarakat (LPSM), yaitu Lem-
baga Studi Pembangunan Indonesia.
TABEL XII - 7
T a h u n Jumlah Pengerahan
(orang)
1983/84 5.670
2)
1984/85 -
1985/86 8.752
2)
1986/87 -
2)
1987/88 -
1) Angka diperbaiki
2) Tidak ada pengerahan TKS-BUTSI baru
XII/16
Melalui KKN para mahasiswa mempunyai peluang dan kesem-
patan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di
bangku kuliah melalui lingkungan kehidupan masyarakat pedesa-
an dan sekaligus mendapatkan umpan balik pengalaman yang ber-
harga bagi mahasiswa yang bersangkutan. Selain itu, para,ma-
hasiswa juga dapat mengembangkan kepemimpinan dalam pelaksa-
naan pembangunan, serta dapat memperkaya masukan berupa peng-
galian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditemukan dan
dialami di alam nyata pedesaan.
XII/l7
tampak lowongan kerja (permintaan tenaga kerja) yang tercipta
kembali bertambah, bahkan pada tahun 1987/88 lowongan kerja
meningkat 21,14% dibandingkan dengan pada tahun 1986f87.
XII/18
TABEL XII - 8
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
XII/19
Untuk mengatasi adanya kekurangan tenaga kerja di suatu
daerah dilakukan penyaluran melalui mekanisme antar kerja
antar daerah (AKAD) dan antar kerja lokal (AKL). Usaha meme-
nuhi permintaan tenaga kerja dari luar negeri dilakukan mela-
lui mekanisme antar kerja antar negara (AKAN). Kegiatan antar
kerja ini dikaitkan dengan Balai Latihan Kerja (BLK) yang me-
latih tenaga kerja agar mempunyai keterampilan yang sesuai
dengan permintaan/lowongan kerja.
XII/20
TABEL XII - 9
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
XII/21
yang tidak begitu tinggi sehingga bisa diisi oleh tenaga
kerja Indonesia. Kedua, jabatan yang diisinkan untuk waktu
tertentu yang biasanya membutuhkan keterampilan tinggi dan
khusus yang belum bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia.
Pada waktunya kelak jenis jabatan ini akan tertutup bagi te-
naga kerja asing apabila sudah ada tenaga kerja Indonesia
yang mempunyai kemampuan/keterampilan sebagaimana dikehen-
daki. Ketiga, jenis jabatan yang terbuka untuk sementara
waktu yang berkaitan dengan jabatan-jabatan yang memerlukan
orang-orang yang betul-betul dapat dipercaya oleh pemilik
modal, misalnya manajer keuangan.
XII/22
TABEL XII - 10
1) Angka sementara
XII/23
GRAFIK XII - 1
XII/24
(Lanjutan Grafik XII – 1)a
XII/25
(Lanjutan Grafik XII – 1)b
XII/26
(Lanjutan Grafik XII – 1)c
XII/27
(Lanjutan Grafik XII – 1)d
XII/28
TABEL XII - 11
PELAKSANAAN PEMBATASAN PENGGUNAAN
TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG MENURUT LAPANCAN USAHA,
1987/88
XII/29
Latihan keterampilan lebih ditekankan bagi angkatan kerja
usia muda, terutama di pedesaan, agar mereka menjadi tenaga
kerja yang produktif. Selain itu latihan keterampilan juga
diberikan kepada angkatan kerja yang sudah bekerja dalam
rangka meningkatkan baik mutu pekerja maupun efisiensi per-
usahaan. Latihan kerja juga merupakan suatu bentuk usaha
dalam mengatasi kesenjangan antara permintaan tenaga kerja
terampil dengan segala persyaratan/kualifikasinya dengan pe-
nyediaan tenaga kerja yang kemampuannya relatif masih ter -
batas. Dengan demikian perkembangan kedua sisi (permintaan/
kebutuhan dan penyediaan) tersebut secara bertahap diharapkan
menuju keseimbangan sehingga semakin mendorong ke arah peman-
faatan tenaga kerja secara penuh dalam rangka menunjang pem -
bangunan.
XII/30
TABEL X I I - 12
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
3) Termasuk 22.855 orang yang dilatih di perusahaan
atas kerjasama Puslatker-Depnaker dengan perusahaan swasta
XII/31
katan manajerial yang dilakukan melalui penerapan manajemen
yang tepat dan serasi bagi terwujudnya produktivitas tenaga
kerja yang tinggi seperti melalui program-program pengendali-
an mutu terpadu (PMT) melalui Gugus Kendali Mutu (GKM) di
tingkat perusahaan. Kedua, pendekatan teknologi melalui kebi-
jakan alih dan penerapan teknologi yang berdasarkan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki dengan menggunakan pende-
katan perbandingan kemanfaatan dan biaya yang dilihat dari
aspek sosial. Ketiga, pendekatan kewiraswastaan dan keteram -
pilan. Pendekatan kewiraswastaan dimaksudkan agar meningkat -
kan jumlah orang yang mampu mengambil inisiatif untuk membuka
lapangan usaha. Selanjutnya meningkatnya keterampilan tenaga
kerja berarti pula meningkatnya kesiapan mereka untuk diajak
oleh para wiraswastawan dalam membuka lapangan kerja.
2) Latihan Swasta
XII/32
d) Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja
XII/33
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik d i tingkat
nasional maupun daerah telah berperan secara aktif memberikan
sumbangan yang oukup berarti dalam mencapai tujuan sebagai
lembaga yang berfungsi sebagai wadah dan sarana komunikasi
dan konsultasi antara pekerja dan pengusaha. Usaha Keselamat--
an dan Kesehatan Kerja oleh petugas-petugas pengawaa perbu-
ruhan ditekankan pada upaya. penegakan hukum di tempat kerja.
Pengawasan meliputi pengawasan terhadap keracunan, pengaruh
radiasi, penggunaan bahan kimia, peledakan, kebakaran dan ke-
celakaan-kecelakaan lain di tempat kerja. Bagi pekerja yang
banyak mempekerjakan karyawan wanita diaarankan untuk meng-
utamakan perlindungan terhadap tenaga kerja wanita dan anak
melalui Tempat Penitipan Anak (TPA), penyediaan makanan yang
bergizi, serta fasilitas-fasilitas lain yang dapat memberi
waktu dan peluang dalam melaksanakan program KEJAR (bekerja
sambil belajar) bagi tenaga kerja buta aksara. Usaha melaksa-
nakan keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk men -
cegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja, agar dapat
menciptakan suasana kerja yang aman, nyaman, produktif dan
serasi, sesuai dengan prinsip-prinsip Hubungan Industrial
Pancasila (HIP), serta menjamin adanya ketenangan usaha dan
ketenangan bekerja.
XII/34
tulis akhir. Penataran-penataran di bidang kesehatan kerja
yang merupakan pendidikan non formal di bidang hiperkes telah dilaksanakan
selama empat tahun Repelita IV, diikuti oleh sebanyak 2.053 dokter
perusahaan, 739 orang manager perusahaan, 437 orang Insinyur dan
Tehnisi perusahaan serta 963 orang paramedis. Laboratorium hiperkes
dan kesehatan kerja yang telah dibangun di Bandung, Semarang,
Denpasar, Jakarta, Medan, Surabaya, Ujung Pandang, Palembang, Padang,
Balikpapan, Banjarmasin, Manado, dan Yogyakarta secara bertahap
telah mulai meningkatkan usaha pelayanan bagi perusahaan-
perusahaan di wilayah masing-masing.
XII/35
2) Pengaturan Pengupahan
3. Jaminan Sosial
XII/36
jahteraan tenaga kerja dimaksudkan untuk meringankan beban
para pekerja di perusahaan-perusahaan. Berbagai peraturan
perundang-undangan telah dikeluarkan untuk mengatur program
jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja. Pelaksanaan
dan penkembangan asuransi kecelakaan kerja, tabungan hari tua dan
tunjangan kematian terus diusahakan peningkatannya. Upaya
untuk memberikan jaminan sosial oleh badan-badan asuransi
swasta kepada para pekerja swasta diusahakan melalui bimbing-
an dan penyuluhan di perusahaan-perusahaan.
XII/37
asuransi kematian selama 4 tahun Repelita IV dapat dilihat
pada Tabel XII-13.
4. Perjanjian Perburuhan
XII/38
TABEL XII – 1 3
XII/39
naannya memperhitungkan tingkat kemampuan berbagai perusaha-
an. Pola tersebut merupakan upaya untuk memperlancar perluasan
dan penyempurnaan PKB/KKB oleh pekerja dan pengusaha se-
bagai sarana hubungan industrial. Sebagai hasil musyawarah
antara pekerja dan pengusaha, telah disarankan agar PKB/KKB
memuat aspek-aspek utama dalam hubungan kerja, seperti upah,
lembur, jam kerja dan lain-lain untuk memberi jaminan kepada
para pekerjanya. Dengan demikian kasus-kasus perselisihan dan
salah pengertian antara para pekerja dan pengusaha dapat di-
hindari sejauh mungkin.
TABEL XII - 14
Repelita IV
PKB dan
Perusahaan. 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1)
1987/88 2)
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
XII/40
GRAFIK XII - 2
XII/41
terakhir Repelita III (tahun 1983/84), jumlah PKB/KKB dan
perusahaan yang dicakup masing-masing sebanyak 3.369 buah dan
5.649 buah. Selanjutnya dalam empat tahun Repelita IV perkem-
bangan PKB/KKB dan jumlah perusahaan yang dicakup terus menun-
jukkan peningkatan; yaitu masing-masing sebesar 3.996 buah
dan 5.673 buah tahun 1984/85, 4.039 buah dan 5.918 buah tahun
1985/86, dan menjadi 4.675 buah dan 6.685 buah tahun 1986/87.
Jumlah ini terus meningkat menjadi 4.860 buah dan 6.794 buah
sampai dengan bulan April tahun 1987/88.
5. Lembaga Ketenagakerjaan
XII/42
dan konsultasi agar dapat memahami masalah-masalah, khususnya
masalah yang terkait dengan hubungan ketenagakerjaan di dalam
perusahaan. Melalui penyuluhan dan konsultasi tersebut, maka
diharapkan dapat ditumbuhkan citra saling menghormati yang
merupakan unsur utama dalam membina ketenangan bekerja di
masing-masing perusahaan. Sistem pendidikan hubungan ketenaga-
kerjaan dengan mengikutsertakan serikat pekerja dan pengusaha
terus disempurnakan. Hal ini merupakan usaha dalam memasyara-
katkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan
hubungan ketenagakerjaan yang serasi di kalangan pekerja dan
pengusaha. Sistem pendidikan tersebut diarahkan agar lebih
memecahkan masalah hubungan kerja yang sifatnya mendukung
pelaksanaan HIP.
XII/43
TABEL XII - 15
XII/44
Badan Kerja Sama (BKS) Tripartite yang merupakan badan
kerja sama yang anggotanya terdiri dari unsur pemerintah,
organisasi pekerja dan organisasi pengusaha, berfungsi seba-
gai wadah konsultasi, komunikasi, dan musyawarah antara pe-
kerja, pengusaha, dan pemerintah. Tugas utama BKS Tripartite
tersebut ialah mempersatukan konsepsi, sikap dan rencana
dalam menghadapi masalah-masalah ketenagakerjaan. Secara
kumulatif, sampai pada tahun 1987/88 telah terbentuk 26 buah
BKS-Tripartite di tingkat I, 130 buah di tingkat 11, 2.130
buah BKS Bipartite. Adanya lembaga-lembaga ini besar manfaat-
nya sebagai forum komunikasi dan konsultasi untuk memecahkan
masalah bersama.
B. TRANSMIGRASI
1. PENDAHULUAN
XII/45
wilayah hutan untuk perluasan lahan pertanian, serta mening-
katnya pengangguran dan arus urbanisasi. D i daerah perkotaan
meningkatnya jumlah penduduk telah mengakibatkan berbagai
kondisi fisik, sosial dan ekonomi yang kurang menguntungkan,
seperti meluasnya daerah pemukiman yang kurang layak, sempit-
nya lapangan kerja, meningkatnya kriminalitas, dan sebagai-
nya. Di daerah-daerah yang penduduknya relatif jarang, pelak--
sanaan transmigrasi ditujukan untuk dapat meningkatkan kemam-
puan berproduksi daerah-daerah yang bersangkutan dengan jalan
menyediakan lapangan kerja terutama bagi kelompok masyarakat
yang berpenghasilan rendah, seperti petani dari daerah-daerah
yang padat dan peladang yang mengusahakan lahan secara ber-
pindah-pindah. Penyediaan lapangan kerja ini dilaksanakan
melalui pemanfaatan sumber-sumber daya alam yang masih terse-
dia, khususnya pembukaan dan pengembangan lahan pertanian
baru dalam usaha peningkatan produksi pertanian dan pengem-
bangan wilayah. Dengan demikian sumber alam yang semula tidak
termanfaatkan tersebut dengan datangnya para pemukiman baru
menjadi bermanfaat. Di samping itu dengan kedatangan mereka
terbuka lebih luaslah pasaran bagi hasil-hasil produksi
daerah-daerah yang bersangkutan.
XII/46
rumah tangga pada tahun 1983. Ini berarti bahwa lebih dari
34,7% perubahan terjadi di pulau Jawa dan Bali.
XII/47
menghubungkan daerah pemukiman transmigrasi dengan pusat pe-
masaran. Usaha lainnya yang ditempuh ialah membantu berfung-
sinya lembaga-lembaga ekonomi masyarakat transmigran, khusus-
nya KUD. Langkah ini merupakan upaya untuk lebih mendorong
peningkatan pendapatan petani dalam rangka memperbaiki mutu
kehidupan masyarakat transmigran. Usaha tersebut mengikutser-
takan pihak swasta dalam pengembangan daerah transmigrasi.
2. Kebijaksanaan Transmigrasi
XII/48
kat di daerah transmigrasi. Prasarana, sarana dan fasilitas
fisik itu seluruhnya meliputi jaringan jalan, lahan usaha,
perumahan, sekolah, puskesmas, perkantoran, rumah ibadah,
peralatan pertanian, alat pengolahan hasil, perbengkelan, dan
lain-lain. Selain itu, bagi setiap keluarga transmigran
disediakan pula alat-alat rumah tangga dan peralatan dapur.
Prasarana dan sarana fisik pemukiman dan fasilitas sosial
yang dibangun dan disediakan di daerah transmigrasi tidak
saja diperuntukkan bagi masyarakat transmigran tetapi juga
diperuntukkan bagi penduduk di sekitarnya sehingga pemba -
ngunan di daerah transmigrasi memberikan manfaat dan dampak
sosial dan ekonomi yang luas serta mendorong interaksi dan
integrasi antara masyarakat transmigran dan penduduk setem-
pat. Dengan kebijaksanaan ini diharapkan pelaksanaan transmi-
grasi memberi sumbangan kepada usaha memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa. Perhatian khusus ditujukan pula untuk memu-
kimkan petani yang menggarap lahan hutan secara berpindah -
pindah. Di samping untuk mengubah kebiasaan tersebut menjadi
usaha pertanian menetap, kebijaksanaan ini dimaksudkan pula
untuk menyelamatkan sumber-sumber kekayaan alam dan plasma
nutfah.
XII/49
I
daya tampung 300 sampai 500 kepala keluarga. Tahap ini disebut
Rencana Tata Ruang Satuan Pemukiman (RTSP). Pada tahap ini
sudah dapat ditentukan areal untuk lahan pekarangan dan peru-
mahan, lahan usaha I dan lahan usaha II, serta rencana pemba-
ngunan jalan dan fasilitas umum.
XII/50
untuk tenaga inti ini antara lain: masih muda, pendidikan
relatif tinggi, berjiwa pemimpin, kreatif dan dinamis. Tena-
ga-tenaga ini dilatih dan dididik dalam berbagai hal, baik
yang menyangkut bidang ekonomi maupun bidang sosial kemasya-
rakatan. Pemilihan dan pembinaan calon serta penyiapan tena-
ga-tenaga inti di daerah asal dimaksudkan agar masyarakat
baru di daerah transmigrasi dapat mengembangkan usaha dan ke-
giatannya secara menyeluruh sehingga kehidupan ekonomi dan
sosial budaya para transmigran di daerah baru dapat cepat me-
ningkat. Selain itu di daerah asal dilaksanakan pula penye -
diaan perangkat-perangkat yang diperlukan antara lain berupa
bibit, peralatan pertanian, peralatan rumah tangga, obat -
obatan, peralatan bengkel dan pertukangan, serta fasilitas
angkutan dan perjalanan.
XII/51
luas serta pengembangan selanjutnya, baik dilihat dari segi
arealnya maupun dari segi komoditi yang diusahakan. Sedangkan
tahap pemantapan dimaksudkan untuk memperkokoh landasan eko -
nomi dan sosial budaya masyarakat transmigran secara menye-
luruh, termasuk kelembagaan yang diperlukan, seperti adminis-
trasi desa, koperasi, lembaga musyawarah desa, sarana dan
fasilitas pendidikan, serta sarana dan fasilitas kesehatan.
XII/52
sudah ditempatkan pada tahun-tahun sebelumnya yang jumlahnya
lebih dari 500.000 KK.
XII/53
TABEL XII - 16
XII/54
TABL XII - 17
JUMLAH TRANSMIGRAN YANG DITEMPATKAN,
1983/84 - 1987/88
(KK)
XII/55
TABEL XII - 18
JUMLAH TRANSMIGRAN UMUM DAN TRANSMIGRAN SWAKARSA,
1983/84 - 1987/88
Repelita IV
J e n i s
1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88
peningkatan jalan yang sudah ada. Dalam pada itu, telah di-
laksanakan pula pembangunan jembatan baru dan perbaikan jem -
batan yang sudah ada masing-masing sepanjang 31.525 m dan
19.946,5 m. Sejak tahun 1986/87, panjang jalan yang dibangun
menurun tajam yang dalam hal ini pelaksanaannya berkaitan
dengan pembukaan pemukiman dan penempatan transmigran umum yang
dalam tahun terakhir juga berkurang.
XII/56
TABEL XII - 19
TA BE L XI I - 20
XII/57
berhubungan erat dengan sasaran penempatan transmigran umum
yang pada tahun 1987/88 juga menurun.
XII/58
TABEL XII – 21
1) Angka diperbaiki
TABEL XII - 22
PEMBUATAN BANGUNAN DI DAERAH PEMUKIMAN TRAMSMIGRASI,
1983/84 - 1987/88
(unit)
XII/59
Walaupun volume kegiatan persiapan dan penempatan trans-
migran menurun, jumlah keluarga transmigran yang dibina me-
ningkat. Pada Tabel XII-23 dapat dilihat bahwa jumlah trans-
migran yang dibina meningkat dari 372.883 KK pada tahun
1983/84 menjadi berturut-turut 443.401 KK pada tahun 1984/85
dan 536.989 KK pada tahun 1985/86. Pada tahun 1986/87, jumlah
keluarga yang dibina sedikit menurun menjadi 478.101 KK. Ke-
mudian pada tahun 1987/88, jumlah tersebut naik lagi menjadi
505.660 KK. Banyaknya keluarga transmigran yang dibina ter-
gantung dari faktor-faktor antara lain jumlah keluarga trans-
migran umum baru, transmigran swakarsa yang ikut keluarga,
dan pecahan keluarga. Dengan pembinaan diharapkan mutu kehi -
dupan para keluarga transmigran akan dapat terus ditingkatkan.
XII/60
T A B E L X I I - 23
T A B E L X I I - 23
1) Angka diperbaiki
XII/61
tanaman keras dan jumlah ternak, yang telah tercapai. Hasil
peningkatan yang tercapai dalam pelaksanaan Repelita IV dapat
dilihat pada Tabel XII-25. Dalam tahun 1987/88, produksi padi
per ha lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil produksi
pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 1983/84 produksi padi
per ha mencapai 1,43 ton. Pada tahun 1984/85, 1985/86 dan
tahun 1986/87 Repelita IV berkisar antara 1,50 - 1,74 ton.
Pada tahun 1987/88 produksi padi per ha di daerah transmigra-
si telah mencapai 1,97 ton. Demikian pula tanaman kacang -
kacangan yang produksi per ha naik dari 0,86 ton pada tahun
1983/84 menjadi 0,96 ton dalam tahun 1987/88. Sedangkan
produksi per ha tanaman singkong pada tahun 1987/88 lebih
rendah bila dibandingkan dengan produksi antara tahun 1983/84
dan 1985/86, tetapi lebih tinggi dari produksi per ha tahun
1986/87. Produksi per ha tahun 1987/88 sebesar 5,90 ton,
sedangkan produksi per ha tahun-tahun 1983/84 - 1985/86
berkisar antara 6,36 ton dan 10,30 ton. Produksi per ha tahun
1986/87 hanya tercatat 5,50 ton. Meningkatnya produksi rata -
rata tanaman pangan di daerah transmigrasi antara lain adalah
hasil dari usaha perbaikan yang telah dilaksanakan, seperti
peningkatan pola pertanaman, pengapuran dan konservasi lahan.
XII/62
TABEL XII – 25
XII/63
Di samping penanaman tanaman keras tersebut sampai
dengan tahun 1987/88 di daerah transmigrasi telah dikembang-
kan pula tidak kurang dari 100.000 ha tanaman perkebunan yang
terkait dengan proyek-proyek PIR yang meliputi tanaman kelapa
sawit, karet dan cokelat.
XII/64
T AB EL X II - 26
T A B E L X I I - 27
XII/65
mencakup penerangan, pemeriksaan kesehatan, penyediaan logis-
tik, pengadaan peralatan pertanian dan penyediaan fasilitas
angkutan. Sedangkan kegiatan pembinaan antara lain terdiri
dari bimbingan produksi pertanian, latihan dan pendidikan,
perkembangan koperasi, pembinaan administrasi desa, generasi
muda dan peranan wanita, dan sebagainya.
XII/66