T
a
n
i
a
(tebs)
FAKTOR PENYEBAB EVAPORASI FAKTOR PENYEBAB TRANSPIRASI
1. Energi radiasi (panas) 1. Energi radiasi (panas)
2. Perbedaan tekanan uap 2. Perbedaa tekanan uap
3. Kecepatan angin 3. Kecepatan angin
4. Tersedianya lengas tanah (Soil Moisture)
5. Buka tutup stomata yang dipengaruhi oleh
T kecerahan sinar matahari.
a
n
i
a
(tebs)
PENGUKURAN EVAPORASI
Panci Evaporasi (Panci
Kelas A), mempunyai:
diameter 120 cm dan
120 cm 150 cm
tinggi 25 cm. Diisi air 5
setinggi 20 cm. 25
10 T
a
n
i
a
Perubahan tinggi muka air di dalam panci (tebs)
Kelembaban relatif
e
Rh
es
1818,882
Rh
2339,047
Rh 0,78
Rh 78%
Contoh 3. Kelembaban spesifik: 4. Massa jenis udara:
kasus 1 : p ρaR a T
e
qv 0,622
p R a 287(1 0,608 qv )
1818,882 R a 287(1 0,608 0,0113)
qv 0,622
100 10 3 R a 289 J/kg/K
qv 0,0113 kg air/kg udara T 20 273 293 K
T
a P
n ρa
i RaT
a
(tebs) 100 10 3
ρa
289 293
ρa 1,181 kg/m 3
Secara analitis ada 3 metoda untuk mengestimasi evaporasi, yaitu:
1. Metoda Keseimbangan Energi
Rn Hs G L v m v
Dengan:
Hs Rn Lv mv m v ρ w AE
Rn = energi radiasi netto
subtitusi nilai m v Hs = energi panas peka
Rn Hs G L v ρ w AE G = energi panas yang pindah ke bumi
T Lv = panas laten untuk penguapan
nilai E dengan A 1 m2 menjadi :
a mv = massa uap air
n 1
i
w h E Rn Hs G A = luas permukaan air yang menguap
L vρw E = jumlah air yang menguap
a
(tebs)
nilai E Er apabila Hs 0 dan G 0 rw = massa jenis air
G Rn Er= jumlah air yang menguap dengan
Er metoda keseimbangan energi
L vρw
2. Metoda Aerodinamik
3. Metoda Kombinasi Keseimbangan Energi dan Aerodinamik
Hitung laju evaporasi dengan menggunakan metode keseimbangan energi jika radiasi
Contoh
netto 200 W/m2, suhu udara 25 C dengan asumsi panas peka dan perpindahan panas
kasus 2 :
dari tanah dianggap nol.
L v 2,501 10 2370 T
6
L v 2,501 10 6 2370 25
L v 2441750 J/kg
Rn
Er
T L vρ w
a 200 W/m 2
n ; ρ w 1000 kg/m 3
Er
i 2441750 J/kg 1000 kg/m 3
a W m
(tebs) Er 8,191 10 8 ; 1 W 1 J/det
J
J/det m
Er 8,191 10 8
J
8 10 3 mm
Er 8,191 10
1
hari
24 3600
Er 7,08 mm/hari
1. Metoda Keseimbangan Energi
Contoh 2. Metoda Aerodinamik
kasus 2 : Apabila kondisi lapisan di atas permukaan air jenuh uap air maka proses evaporasi akan berhenti. Pada
kondisi ini angin berperan menggeser lapisan jenuh dengan lapisan tidak jenuh sehingga evaporasi dapat
tetap terjadi. Proses ini disebut aerodinamis yang secara matematika diungkapkan sebagai berikut.
dq v u 1 z
m v ρa K w ln k u 2 u1 K w q v1 q v2
2
dz u k z 0 m v ρa
du ln z2 /z1 K m u 2 u1
τ ρa K m u τ/ρ a K w k 2 ρa q v1 q v2 u 2 u1
T dz mv ; K w /K m 1
a K m ln z2 /z1
2
n mv K q q v1 u z2 z
w v2 u 2 u1 ln ln 1 u1 0 ; z1 z0 tinggi kekasaran ; asumsi e es
i τ K m u 2 u 1 k z0 z0
a e e e
(tebs) K q q v2 u z2 q v 0,622 ; q v1 q v0 0,622 s ; q v2 0,622
m v τ w v1 u 2 u1 ln p p p
K m u 2 u 1 k z
1 0,622k 2 ρa es e u 2
k u 2 u 1 mv
p ln z2 /z 0
2
u
U a mv=t ln z 2 /z 1
k u 2 u 1
2
τ ρa
w h ln z 2 /z 1
1. Metoda Keseimbangan Energi
2. Metoda Aerodinamik
Dengan:
m v ρ w EA ; A 1 satuan ; E E a mv= flux massa yang menguap
m ra= massa jenis udara (kg/m3)
E a v
ρ w
qv = kelembaban spesifik
z = elevasi kedudukan lapisan (m)
0,622k ρ a e
2
e u
s 2
Kw= angka difusi uap
p ln z 2 /z
2
E 0 u = kecepatan angin (m/det)
a
T ρ w Km= angka difusi momentum
a 0,622k 2
ρ a e s e u t = flux momentum
n E 2
u*= kecepatan geser
i
a
p ρ w ln z 2 /z 0 2 k = konstanta von Karman (0,4)
a E a B e s e es = tekanan uap jenuh (Pa)
(tebs) 2 e = tekanan uap aktual (Pa)
0,622k ρ au
B 2
p = tekanan udara (Pa)
p ρ w ln z 2 /z 0 2 u2 = kecepatan angin pada elevasi z2 (m/det)
z2= posisi elevasi diukurnya kecepatan angin (m)
z0= tinggi kekasaran permukaan (m) , dimana
kecepatan angin (u)=0
Ea= evaporasi dengan metoda aerodinamik
(mm/hari)
3. Metoda Kombinasi Keseimbangan Energi dan Aerodinamik
Hitung laju evaporasi dari permukaan air bebas apabila suhu udara 25 C, kelembaban relatif 40%,
Contoh tekanan udara 101.3 kPa, dan kecapatan angin 3 m/det. Semua data klimatologi diukur pada
kasus 3 : ketinggian 2 m di atas permukaan air. Asumsikan tinggi kekasaran 0,03 cm
E a B e s e
17,27T 17,27 25
e s 611exp 611exp 3168,82 Pa
237,3 T 237,3 25
e Rh e s 0,40 3168,82 1267,53 Pa
e 1267,53
q v 0,622 0,622 0,008
T p 101,3 10 3
a Ra 287 1 0,608 q v 287 1 0,608 0,008 288,4 J/kg.K
n p 101,3 10 3
i ρa 1,18 3
kg/m
R T 288,4 273 25
a 2
0,622k ρau 2
(tebs) B ρ w 1000 kg/m 3
p ρ w ln z 2 /z 0
2
0,622 0,4 2
1,18 3 11
B 2
4,50 10 m/Pa.det
2
101,3 10 3 1000 ln 2
0,03 10
E a B e s e 4,50 10 11
m/Pa.det 3168,82 1267,53 Pa 8,6 10 8
m/det
8,6 10 8 10 3 mm
E a
1
hari
24 3600
E a 7,43 mm/hari
1. Metoda Keseimbangan Energi
2. Metoda Aerodinamik
3. Metoda Kombinasi Keseimbangan Energi dan Aerodinamik
Metoda ini mempertimbangkan faktor energi dan aerodinamik dalam mengestimasi evaporasi.
Δ γ
E Er Ea Dengan:
Δγ Δγ
4098 es E = evaporasi (mm/hari)
T Δ D = gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur
a 237,3 T 2
n G = konstanta psychrometrik
i Cp p Er= laju evaporasi dengan metoda keseimbangan energi (mm/hari)
a
γ
0,622 Lv Ea= laju evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari)
(tebs)
Cp= panas spesifik udara pada tekanan konstan (1005 J/kg.K)
Lv= panas laten untuk pengauapan (J/kg)
Dengan data pada kasus 2 dan 3 estimasikan laju evaporasi dengan menggunakan metoda
Contoh kombinasi.
kasus 4 :
4098 3168,82
Δ 188,74
237,3 25 2
1005 101,3 10 3
γ 67,03 Pa/ oC
0,622 2441750
T
188,74 67,03
E 7,19 7,43 7,25 mm/hari
a 188,74 67,03 188,74 67,03
n
i
a
(tebs)
Evapotranspirasi adalah proses kombinasi evaporasi dari permukaan air bebas/permukaan tanah
dengan transpirasi dari tumbuhan. Evapotranspirasi ini juga digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan komsumtif tanaman. Evapotranspirasi dipengaruhi:
Koefisien tanaman berubah dari kecil membesar dari mulai ditanam sampai tumbuhan mencapai dewasa/matang,
kemudian sesudah itu kc mengecil dan konstan, karena kebutuhan akan air berkurang.
1. Panci Evaporasi (Panci Kelas A)
perhitungannya menggunakan rumus: ETP = Ce EP
dengan: T
a
a. Ce = koefisien panci 0.5‐0.8; biasanya dipakai 0.7‐0.75. Penman memakai 0.8 n
i
b. Ep = Evaporasi panci ETP I a
2. Lysimeter (tebs)
I = Air masuk S
O
O = Air keluar
S = Air simpanan
RUMUS DATA TERUKUR YANG DIBUTUHKAN
Blaney Cridle Letak Lintang (LL), suhu udara (t)
Radiasi Letak Lintang (LL), suhu udara (t), kecerahan matahari
(n/N)
Penmann Letak Lintang (LL), suhu udara (t), kecerahan matahari T
a
(n/N), kecepatan angin (U) dan kelembaban relatif (Rh) n
i
a
Dalam praktek untuk daerah tertentu, sulit untuk mendapatkan data terukur (tebs)
tersebut. Jika tidak mungkin menggunakan rumus Penmann, maka digunakan rumus
Blaney Criddle atau Radiasi.
Rumus Penman ini dikembangkan berdasarkan metoda kombinasi keseimbangan
energi dan aerodinamik dengan tanaman referensi adalah rumput Alfafa di Inggris.
Metoda Penman Modifikasi (FAO, Roma 1977):
ET 0 c W Rn 1 W f ( u) ea ed
Dengan: T
a
ET0 = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari; n
i
c = faktor yang menunjukkan pengaruh perbedaan kecepatan angin pada siang a
dengan malam hari; (tebs)
W = faktor pembobot;
Rn = energi radiasi bersih yang menghasilkan evaporasi, mm/hari;
f(u) = fungsi kecepatan angin rata‐rata yang diukur pada ketinggian 2 m dengan
satuan kecepatan angin dalam km/hari;
(ea‐ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual, mbar.
Contoh kasus 5 :
Dari sebuah stasiun meteorologi yang terletak pada posisi 30 LU dan berada pada ketinggian 95 m,
diperoleh data meteorologi pada bulan Juli sebagai berikut:
Hitung Evapotranspirasi potensial tanaman acuan yang terjadi pada bulan Juli dengan menggunakan
rumus Penman Modifikasi metoda FAO.
Penyelesaian kasus 5 :
Untuk menghitung ET0, maka terlebih dahulu variable‐variabel yang ada pada rumus Penman Modifikasi
di atas dihitung sebagai berikut:
a. Faktor c
Tidak ada data yang membedadan kecapatan angin pada siang hari dan malam hari siang hari, maka nilai c
dianggap 1. T
a
b. Perbedaan tekanan uap (ea‐ed) n
i
Berdasarkan nilai temperatur udara rata‐rata (Tmean), dari tabel di slide berikutnya, maka dapat diperoleh nilai a
tekanan uap jenuh. (tebs)
Penyelesaian kasus 5 :
a. Faktor c
b. Perbedaan tekanan uap (ea‐ed)
ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6
Temperatur (C) 33 34 35 36 37 38 39
ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9
Jika Tmean 28,5 C, maka nilai tersebut berada diantara T1 = 28 C dengan T2 = 29 C dengan nilai masing‐
masing ea1 = 37,8 mbar dan ea2 = 40,1 mbar. Dengan cara interpolasi linear, didapatkan :
Penyelesaian kasus 5 :
Tmean
ea
T 1 ea 2 ea 1 ea 1
T2 T1
28 , 5 28
ea 40 , 1 37 , 8 37 , 8
29 29
ea 39 mbar
T
a
Untuk mencari nilai tekanan uap aktual (ed) digunakan rumus yang menyatakan besar kelembaban relatif (Rh),n
yaitu: i
a
ed (tebs)
Rh 100 % , dengan Rh 55 %
ea
ed Rh ea 0 , 55 39 21 , 5 mbar
ea ed 39 21 , 5 17 , 5 mbar
Penyelesaian kasus 5 :
a. Faktor c
b. Perbedaan tekanan uap (ea‐ed)
c. Fungsi kecepatan angin f(u)
Pengaruh angin terhadap ET0 yang dihitung dengan rumus Penman Modifikasi ditunjukkan dengan rumus:
T
a
u n
f ( u ) 0 , 27 1 i
100 a
(tebs)
Pengaruh u adalah kecepatan angin harian rata‐rata dalam satuan km/hari yang diukur pada ketinggian 2 m. Nilai
f(u) tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan tabel di slide berikut ini.
Penyelesaian kasus 5 :
u (km/hari) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0,30 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51
100 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,67 0,70 0,73 0,76 0,78 T
a
200 0,81 0,84 0,86 0,89 0,92 0,94 0,97 1,00 1,03 1,05 n
300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,21 1,24 1,27 1,30 1,32 i
a
400 1,35 1,38 1,40 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59
(tebs)
500 1,62 1,65 1,67 1,70 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,90
600 1,89 1,92 1,94 1,97 2,00 2,02 2,05 2,08 2,11 2,15
700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,27 2,29 2,32 2,35 2,38 2,40
800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,54 2,56 2,59 2,62 2,64 2,65
900 2,70
Penyelesaian kasus 5 :
Apabila kecepatan angin diukur tidak pada ketinggian 2 m, maka kecepatan angin tersebut dikoreksi
terlebih dahulu dengan faktor yang terdapat pada tabel berikut ini 5 dan baru kemudian nilai f(u) dilihat
pada tabel slide sebelumnya.
Kemudian dengan menggunakan tabel nilai f(u) dicari. Oleh karena nilai u = 233 km/hari berada diantara nilai u1 =
230 km/hari dengan u2 = 240 km/hari yang masing‐masing f(u)1 = 0,89 dan f(u)2 = 0,92, maka f(u) dicari dengan
cara interpolasi linear:
u (km/hari) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0,30 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51 T
a
100 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,67 0,70 0,73 0,76 0,78
n
200 0,81 0,84 0,86 0,89 0,92 0,94 0,97 1,00 1,03 1,05 i
a
300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,21 1,24 1,27 1,30 1,32
(tebs)
400 1,35 1,38 1,40 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59
500 1,62 1,65 1,67 1,70 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,90
600 1,89 1,92 1,94 1,97 2,00 2,02 2,05 2,08 2,11 2,15
700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,27 2,29 2,32 2,35 2,38 2,40
800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,54 2,56 2,59 2,62 2,64 2,65
900 2,70
Penyelesaian kasus 5 :
u u1
f ( u ) f ( u ) 2 f ( u ) 1 f ( u ) 1
2
u u 1
233 230
f (u ) 0 , 92 0 , 89 0 , 89
240 230
f ( u ) 0 , 90 T
a
n
i
a
(tebs)
Penyelesaian kasus 5 :
a. Faktor c
b. Perbedaan tekanan uap (ea‐ed)
c. Fungsi kecepatan angin f(u)
d. Faktor pembobot (W) dan (1‐W)
Faktor pembobot W menjelaskan bobot pengaruh perubahan tekanan, dan energi radiasi terhadap ET0, secara T
matematis dapat dihitung: a
n
W i
a
(tebs)
Dengan:
= gradien perubahan tekanan uap terhadap perubahan temperatur;
= konstanta psychrometric.
Penyelesaian kasus 5 :
Nilai W ini dapat juga diperoleh dari tabel di bawah ini, yaitu berdasar posisi ketinggian daerah yang diamati dan
temperatur udara rata‐rata.
Tabel Nilai W
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
T
Temperatur (T) 0C
a
Ketinggian (z) m n
0 0,43 0,46 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 i
500 0,44 0,48 0,51 0,54 0,57 0,60 0,62 0,65 0,67 0,70 a
1000 0,46 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 0,71 (tebs)
2000 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 0,71 0,73
Temperatur (T) 0C 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Ketinggian (z) m
0 0,71 0,73 0,75 0,77 0,78 0,80 0,82 0,83 0,84 0,85
500 0,72 0,74 0,76 0,78 0,79 0,81 0,82 0,84 0,85 0,86
1000 0,73 0,75 0,77 0,79 0,80 0,82 0,83 0,85 0,86 0,87
2000 0,75 0,77 0,79 0,81 0,82 0,84 0,85 0,86 0,87 0,88
Penyelesaian kasus 5 :
Dari contoh kasus 5, diketahui daerah pengamatan berada pada ketinggian z = 95 m, dan temperatur rata‐rata
T=28,5 C, dengan menggunakan “Tabel nilai W” dicari nilai W. Oleh kerena ketinggian z = 95 m berada diantara
nilai z1 = 0 m dengan z2 = 500 m, dan T=28,5 C berada diantara nilai T1 = 28 C dengan T2 = 30 C, maka nilai W
akan dicari dengan cara interpolasi linear 3 tahap.
T
a
Tahap 1: n
Pada ketinggian z = 0 m, dicari nilai W untuk T = 28,5 C. Dari “Tabel nilai W”, T1 = 28 C dengan T2 = 30 C, masing‐ i
masing W1 = 0,77 dan W2 = 0,78. Dengan cara interpolasi linear, didapatkan nilai W pada T = 28,5 C adalah: a
(tebs)
T T1
W W 2 W 1 W 1
2
T T 1
28 , 5 28
W 0 , 78 0 , 77 0 , 77
30 28
W 0 , 7725
Penyelesaian kasus 5 :
Tahap 2: Tahap 3:
Pada Ketinggian z = 500 m, dicari nilai W untuk T = Pada Ketinggian z = 95 dicari nilai W untuk T = 28,5
28,5 C. Dari “Tabel nilai W”, T1 = 28 C dengan T2 = 30 C. Dari perhitungan di atas pada T=28,5 C dan z1 = 0
C, masing‐masing W1 = 0,78 dan W2 = 0,79. m memberikan W1 = 0.7725, sedangkan pada T=28,5
C dan z2 = 500 m memberikan W2 = 0.7825, maka:
T
T T1 z z1 a
W W 2 W 1 W W W 2 W 1 W 1
1
z 2 z1 n
T 2 T1 i
95 0 a
W
28 , 5 28
0 , 79 0 , 78 0 , 78 W 0 , 7825 0 , 7725 0 , 7725
30 28 500 0 (tebs)
W 0 , 7744
W 0 , 7825
W 0 , 77
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai W = 0,77 maka nilai (1‐W) = 0,23
Penyelesaian kasus 5 :
a. Faktor c
b. Perbedaan tekanan uap (ea‐ed)
c. Fungsi kecepatan angin f(u) Dengan:
d. Faktor pembobot (W) dan (1‐W) Ra = radiasi yang sampai pada lapisan atas
atmosfir (mm/hari);
e. Radiasi bersih (Rn) Rs = radiasi matahari yang sampai ke bumi
(mm/hari); T
Radiasi bersih (Rn) adalah selisih antara semua radiasi yang datang Rns = radiasi bersih matahari gelombang a
dengan semua radiasi yang pergi meninggalkan permukaan bumi. pendek (mm/hari); n
Radiasi bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus‐rumus i
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang
a
berikut ini. (mm/hari);
(tebs)
Rn = radiasi bersih (mm/hari);
Rns (1 ) Rs n/N= perbandingan jam cerah aktual
dengan jam cerah teoritis, yang besarnya
Rs 0,25 0,50 n / N Ra sama dengan persentase penyinaran
matahari;
Rn 1 f ( t ) f ( ed ) f ( n / N )
= albedo atau persentase radiasi yang
Rn Rns Rnl dipantulkan, untuk tanaman acuan pada
rumus Penman Miodifikasi diambil = 0,25;
Tabel Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari
Lintang
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Utara
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4
4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1
6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7
8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3
10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9 T
a
12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5
n
14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0 i
16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6 a
(tebs)
18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1
20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7
22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2
24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7
26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3
28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8
30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3
Tabel Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari
Lintang
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Selatan
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
2 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1
4 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4
6 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7
8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0
10 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2 T
a
12 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5
n
14 16,7 16,4 15,3 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6 i
16 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8 a
(tebs)
18 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1
20 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4
22 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5
24 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7
26 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8
28 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9
30 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
Penyelesaian kasus 5 :
Nilai Ra yang dalam satuan ekivalen evaporasi mm/hari dapat diperoleh dari tabel, yang menjelaskan nilai Ra tiap
bulan untuk suatu posisi lintang (latitude) daerah pengamatan. Nilai f(T), f(ed), dan f (n/N) masing‐masing dapat
diperoleh dari tabel‐tabel selanjutnya.
Dari contoh kasus 5, diketahui daerah pengamatan terletak pada posisi 30 LU, memiliki prosentase penyinaran
matahari (n/N) = 83%, temperatur udara rata‐rata (T) = 28,5 C dan tekanan uap aktual ed = 21,5 mbar, maka:
a. berdasarkan tabel “nilai Ra ekivalen”, untuk daerah dengan posisi 300LU diperoleh: Ra = 16,8 mm/hari; T
a
b. dengan menggunakan rumus dan nilai n/N = 83% diperoleh: n
i
Rs 0 , 25 0 ,50 n / N Ra a
Rs ( 0 , 25 0 ,50 0 ,83 ) 16 ,8 (tebs)
Rs 11 , 2 mm / hari
T C 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
F(T) 11,0 11,4 11,7 12,0 12,4 12,7 13,1 13,5 13,8 14,2
T C 20 22 24 26 28 30 32 34 36
T
F(T) 14,6 15,0 15,4 15,9 16,3 16,7 17,2 17,7 18,1
a
n
d. untuk T = 28,5 C dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: i
a
(tebs)
T T1
f ( T ) f ( T ) 2 f ( T ) 1 f ( T ) 1
2
T T 1
28 , 5 28
f (T ) 16 , 7 16 , 3 16 , 3
30 28
f ( T ) 16 , 4
Penyelesaian kasus 5 :
ed mbar 6 8 10 12 14 16 18 20 22
f(ed) 0,23 0,22 0,20 0,19 0,18 0,16 0,15 0,14 0,13
ed mbar 24 26 28 30 32 34 36 38 40
f(ed) 0,12 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 0,07 0,06 T
a
n
e. Untuk ed = 21,5 mbar (dari perhitungan poin b), dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: i
a
(tebs)
ed ed 1
f ( ed ) f ( ed )2 f ( ed )1 f ( ed )1
ed 2 ed 1
21 ,5 20
f ( ed ) 0 ,13 0 ,14 0 ,14
22 20
f ( ed ) 0 ,13
Penyelesaian kasus 5 :
n/N 0 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
f(n/N) 0,10 0,15 0,19 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42 0,46 0,51 0,55
n/N 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 1,00
f(n/N) 0,60 0,64 0,69 0,73 0,78 0,82 0,87 0,91 0,96 1,00 T
a
n
f. Untuk nilai n/N = 83% dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: i
a
(tebs)
( n / N ) ( n / N )1
f ( n / N ) f ( n / N ) 2 f ( n / N ) 1 f ( n / N ) 1
( n / N ) 2 ( n / N )1
0 ,83 0 ,80
f (n / N ) 0 ,87 0 ,82 0 ,82
0 , 85 0 , 80
f ( n / N ) 0 ,85
Penyelesaian kasus 5 :
Dari tahapan perhitungan, diperoleh beberapa nilai, yaitu nilai f(T) = 16,4; f(ed) = 0,13 dan f(n/N) = 0,85.
Dengan menggunakan persamaan pada poin e, diperoleh:
Rn 1 f ( t ) f ( ed ) f ( n / N )
Rn 1 16 , 4 0 ,13 0 , 85
Rn 1 1 , 8 mm / hari T
a
n
g. Dengan menggunakan rumus dan nilai Rns = 8,4 mm/hari dan Rn1 = 1,8 mm/hari (dari perhitungan i
sebelumnya), diperoleh: a
(tebs)
Rn Rns Rn 1
Rn 8 , 4 1 ,8
Rn 6 , 6 mm / hari
Penyelesaian kasus 5 :
Setelah variabel‐varibel yang ada pada rumus Penman Modifikasi diperoleh, maka:
ET 0 c W R n 1 W f ( u ) ea ed
ET 0 1 0 , 77 6 , 6 0 , 23 0 , 90 17 , 5
ET 0 1 5 , 1 3 , 6 T
a
ET 0 8 , 7 mm / hari n
i
a
Jadi Evapotranspirasi potensial tanaman acuan yang terjadi pada bulan Juli dihitung menggunakan rumus (tebs)
Penman
Modifikasi metoda FAO adalah sebesar 8.7 mm/hari
T
a
n
i
a
(tebs)
TUGAS
T
a
Dari sebuah stasiun meteorologi yang terletak pada posisi 30 LS dan berada pada n
ketinggian 1XX m, diperoleh data meteorologi seperti yang disajikan pada slide i
a
berikutnya.
(tebs)
Hitung Evapotranspirasi potensial tanaman acuan yang terjadi selama bulan Januari
hingga Desember dengan menggunakan rumus Penman Modifikasi metoda FAO.
Data Klimatologi
Data : Kelembaban Udara, Rh (%)
Stasiun : Barongan
Tahun : 1996 ‐ 2005
Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Oktob Nov Des
1984 84.00 81.00 80.00 88.00 77.00 84.00 84.00 79.00 76.00 79.00 88.00 88.00
1985 90.00 85.00 87.00 87.00 89.00 87.00 87.50 88.60 83.00 82.00 87.00 85.80
1986 89.00 90.00 89.00 79.09 83.00 85.03 86.00 85.00 89.00 88.00 87.00 90.00
1987 88.77 89.XX 86.10 89.03 82.03 78.83 83.06 75.16 77.07 76.42 79.40 82.19
T
1988 81.77 85.59 84.84 89.XX 81.71 79.37 78.87 80.77 78.63 89.XX 89.XX 91.10
a
n
1989 89.XX 89.79 88.42 91.60 89.71 87.67 83.97 88.16 89.XX 92.23 85.73 88.81
i
1990 87.65 84.86 89.23 89.XX 89.XX 87.73 89.XX 84.42 82.87 84.94 90.70 89.XX
a
1991 88.03 89.XX 88.19 84.97 86.29 89.XX 82.61 89.XX 85.33 92.61 91.43 91.26
(tebs)
1992 90.77 89.86 89.84 92.83 91.35 88.57 90.08 89.55 90.50 91.61 88.63 89.13
1993 90.77 80.92 88.94 89.77 90.32 89.33 86.74 89.81 90.17 88.84 90.70 90.74
Average
Max
Min
1984 18.94 18.09 20.79 19.47 20.48 26.49 38.13 44.68 34.62 29.46 20.60 30.95
1985 29.16 22.56 30.17 29.13 29.36 32.29 32.93 35.84 54.67 45.81 38.34 27.01
1986 27.04 12.00 10.00 18.62 25.09 23.54 25.45 27.04 45.10 25.56 27.04 13.58
1987 18.72 23.84 12.76 10.14 30.84 42.45 27.04 47.92 58.53 48.01 11.22 18.77 T
1988 14.33 22.68 20.79 9.72 27.27 40.49 50.27 48.95 52.42 27.04 19.06 27.04 a
1989 18.44 27.04 27.04 27.04 27.04 27.04 42.16 58.33 27.04 51.70 25.07 16.24 n
i
1990 14.27 15.34 24.82 26.56 32.54 46.61 54.26 43.06 43.36 44.78 48.70 23.96
a
1991 16.67 24.44 ‐ 43.04 36.10 48.01 55.51 48.43 58.43 46.04 26.88 7.88
(tebs)
1992 14.95 17.21 15.66 38.53 34.68 47.03 42.43 53.22 54.75 45.73 38.79 12.35
1993 14.96 20.88 25.64 24.06 ‐ 40.92 48.54 49.86 52.83 42.82 38.74 20.51
Average
Max
Min
Data : Penyinaran Matahari, n/N (%)
Stasiun : Barongan
Tahun : 1996 ‐ 2005
Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Oktob Nov Des
1984 36.50 30.60 51.42 59.47 65.61 55.10 58.60 66.48 30.40 34.20 49.80 33.80
1985 33.41 32.39 60.13 51.47 61.68 60.40 30.00 78.90 72.23 65.94 47.03 45.03
1986 55.97 35.00 39.00 47.20 57.10 36.83 46.40 72.00 54.40 43.60 29.08 32.46
1987 26.87 39.79 35.61 46.10 62.94 8.77 55.04 74.50 70.37 23.44 22.07 19.71 T
1988 19.45 33.63 21.81 37.40 60.00 57.77 66.00 66.65 55.04 55.04 55.04 55.04 a
1989 55.04 55.04 55.04 55.04 55.04 55.04 55.04 55.04 55.04 55.04 40.90 50.35 n
i
1990 55.04 39.57 33.88 55.04 63.39 64.62 60.06 65.90 67.03 69.88 37.29 39.38
a
1991 43.90 36.34 52.55 61.70 58.31 61.23 68.14 71.86 63.73 42.23 33.00 25.63
(tebs)
1992 47.08 35.47 34.12 60.37 57.16 62.38 52.01 63.40 63.13 62.32 34.00 33.60
1993 47.57 42.94 45.20 53.42 55.04 51.13 59.24 62.26 54.63 49.98 48.00 21.16
Average 42.08 38.08 42.88 52.72 59.63 51.33 55.05 67.70 58.60 50.17 39.62 35.62
Max 55.97 55.04 60.13 61.70 65.61 64.62 68.14 78.90 72.23 69.88 55.04 55.04
Min 19.45 30.60 21.81 37.40 55.04 8.77 30.00 55.04 30.40 23.44 22.07 19.71