Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

BAB I
DEFENISI
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem yang
diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum
tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola
pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerjadapatditingkatkanstatusnyasebagai BLUD.
BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan dan manfaat sejalan dengan Praktek Bisnis Yang Sehat, untuk membantu
pencapaian tujuan pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah.

BAB II
RUANG LINGKUP
Badan layanan umum daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah instansi
dilingkungan pemerinyah yang di bentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyedian barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatan didasarkan pada prinsipefesiensi dan
produktifitas.
BLUD memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat
sejalan dengan Praktek Bisnis Yang Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan
pemeriutah daerah yang pengelolaann-va dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala daerah.
Kepala daerah bertanggung jawab atas kebijakan penyelenggaraan pelayanan
umum serta Pejabat Pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelalsanaan pemberian
layanan umum terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan. BLUD merupakan
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dari pemerintah daerah dan BLUD merupakan
bagian dari pengeloiaan keuangan daerah.
BAB III
TATA LAKSANA
Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang menerapkan BLUD menyusun
RBA mengacu pada Renstra. RBA disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerja merupakan analisis kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian output dengan penggunaan sumber daya secara efisien.
b. standar satuan harga
Standar satuan harga merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku
disuatu daerah. Dalam hal BLUD belum menyusun standar satuan harga dan
menggunakan standar satuan harga yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala
Daerah.
c. kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diperoleh
dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil kerja sama dengan
pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD
lainnya. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan merupakan pagu belanja
yang dirinci menurut belanja operasi dan belanja modal.

RBA meliputi beberapa hal yaitu:


a. Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yaitu merupakan rencana
anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam satuan uang yang
tercermin dari rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan.
c. perkiraan harga yaitu merupakan estirnasi harga jual produk barang dan/atau jasa
setelah memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang ditentukan
seperti tercermir dari Tarif Layanan.
d. besaran persentase ambang batas yaitu merupakan besaran persentase perubahan
anggaran bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan
ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD.
e. perkiraan maju atau /forward estimate yaitu merupakan perhitungan kebutuhan dana
untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya.

RBA menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase ambang batas
tertentu dan disertai dengan standar pelayanan minimal. Pendapatan BLUD
diintegrasikan/ dikonsolidasikan ke dalam RKA SKPD pada akun pendapatan daerah pada
kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain pendapatan asli daerah
yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD yang selanjutnya dirinci dalam I (satu)
program, I (satu) kegiatan, I (saiu) output dan jenis belanja. Belanja BLUD dialokasikan
untuk membiayai program peningkatan pelayanan serta kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan. BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang
tidak melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD.
RBA diintegrasikan/ dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA. RKA
beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang APBD. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim
anggaran pemerintah daerah untuk dilakukan penelaahan. Hasil penelaahan antara lain
digunakan sebagai dasar pertimbangan alokasi dana APBD untuk BLUD. Tim anggaran
pemerintah daerah menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah dilakukan
penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancangan peraturan daerah tentang
APBD yang selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang APBD. Tahapan
dan jadwal proses penyrusunan dan penetapan RBA mengikuti tahapan dan jadwal
proses penjrusunan dan penetapan APBD. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan,
pengajuau, penetapan dan perubahan RBA BLUD diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah.
BLUD menyusun DPA berdasarkan peraturan daerah tentang APBD untuk diajukan
kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan. PPKD mengesahkan
DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
DPA yang telah disahkan oleh PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang
bersumber dari APBD. Pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD digunakan
untuk belanja pegawai, beianja modal dan belanja barang dan/atau jasa yang
mekanismenya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan anggaran dengan melampirkan RBA dilakukan secara berkala sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan anggaran kas datam
DPA, dan memperhitungkan jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan proyeksi
pengeluaran. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi lampiran perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh kepala daerah dan pimpinan. Perjanjian kinerja antara lain memuat
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat, kinerja keuangan
dan manfaat bagi masyarakat.
Dalam pelaksanaan anggaran, pemimpin menyusun laporan pendapatan BLUD,
laporan belanja BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala kepada PPKD.
Laporan dengan melampirkan surat pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh
pemimpin. Berdasarkan laporan yang melampirkan surat pernyataan tanggung jawab
kepala SKPD menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan untuk disampaikan kepada PPKD. Berdasarkan Surat Permintaan
Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan, PPKD melakukan pengesahan
dengan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan.
Untuk pengelolaan kas BLUD, pemimpin membuka rekening kas BLUD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rekening kas BLUD digunakan untuk
menampung penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber dari pendapatan
BLUD. Dalam pengelolaan kas, BLUD menyelenggarakan :
a. perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas
b. pemungutan pendapatan atau tagihan
c. penyimpanan kas dan mengelola rekening BLUD
d. pembayaran
e. perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
f. pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.

Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui pejahat


keuangan. Dalam pelaksanaan anggaran, BLUD melakukan penatausahaan keuangan
paling sedikit memuat:
a. pendapatan dan belanja
b. penerimaan dan pengeluaran
c. Utang dan piutang
d. persediaan, aset tetap dan investasi
e. ekuitas.

Ketentuan mengenai pelaksanaan anggaran diatur dengan Peraturan Kepala


Daerah. Pengelolaan belanja BLUD diberikan Fleksibilitas dengan memper'imbangkan
volurne kegiatan pelayanan. Fleksibilitas merupakan belanja yang disesuaikan dengan
perubahal pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan secara
definitif. Fleksibilitas dapat dilaksanakan tertradap belanja BLUD yang bersumber dari
pendapatan BLUD dan hibah tidak terikat.
Ambang batas merupakan besaran persentase realisasi belanja yang diperkenankan
melampaui anggaran dalam RBA dan DPA. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang
batas, terlebih dahulu mendapat persetujuan kepala daerah Dalam hal terjadi kekurangan
anggaran, BLUD mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.
Besaran presentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo awal kas.
Besaran presentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan operasional,
meliputi:
a. kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD tahun berjalan
dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya
b. kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan prognosis tahun
anggaran berjalan.
Besaran presentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan DPA.
Pencantuman ambang batas berupa catatan yang memberikan informasi besaran
presentase ambang batas. Presentase ambalg batas merupakan kebutuhan yang dapat
diprediksi, dicapai, terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan. Ambang batas
digunakan apabila pendapatan BLUD diprediksi melebihi target pendapatan yang telah
ditetapkan RBA dan DPA tahun yang dianggarkan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dilakukan di Lembar Pertanggung Jawaban Belanja, Buku Kas Umum,


Buku Kas Tunai dan Buku Bantu Pajak. Semua jenis pencatatan ditutup setiap bulan dan
diketahui oleh Kepala Puskesmas. Selanjutnya untuk meyakini kebenarannya setiap buku
dikonsultasikan dengan pengelola keuangan Dinas Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai