Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ade Ridwan Septiawan

Npm : 10060317071

SURFAKTAN
Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan
tegangan permukaan (surface tension) suatu medium dan menurunkan tegangan
antarmuka (interfacial tension) antar dua fase yang berbeda derajat polaritasnya. Istilah
antarmuka menunjuk pada sisi antara dua fase yang tidak saling melarutkan, sedangkan
istilah permukaan menunjuk pada antarmuka dimana salah satu fasenya berupa udara
(gas) (Rosen 2004). Surfaktan terbagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan ekor. Gugus
hidrofilik berada di bagian kepala (polar) dan lipofilik di bagia ekor (non polar). Bagian
polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Umumnya bagian
non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang
polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.

 Jenis-jenis surfaktan
Berdasarkan muatannya surfaktan dibagi menjadi empat golongan yaitu (Hui, 1996) :
1. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Karakteristiknya yang hidrofilik disebabkan karena adanya gugus ionik yang cukup
besar, yang biasanya berupa gugus sulfat atau sulfonat Contohnya surfaktan anionik
diantaranya linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alkohol ester sulfat
(AES), alfa olein sulfonat (AOS), parafin (secondary alkane sulfonat, SAS) dan metil
ester sulfonat (MES).
2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.
Surfaktan jenis ini memecah dalam media cair, dengan bagian kepala surfaktan
kationik bertindak sebagai pembawa sifat aktif permukaan. Contohnya garam alkil
trimethil ammonium, garam dialkil- dimethil ammonium dan garam alkil dimethil
benzil ammonium.
3. Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya
ester gliserol asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak,
polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina,
dialkanol amina dan alkil amina oksida.
4. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif
dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.

 Mekanisme Kerja Surfaktan


Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai dua ujung berbeda, ujung
hidrofil (suka air) dan ujung hidrofob (tidak suka air/suka lemak). Zat aktif ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan sehingga dapat melepaskan kotoran. Lemak yang
dimaksudkan pada zat aktif ini tidak selalu berupa lemak tapi dapat berupa noda apa saja
yang mengandung unsur C dan H. Pada awalnya surfaktan membentuk misel dengan
ujung hidrofil berikatan dengan hydrogen pada air, sedangkan ujung hidrofob tertolak
oleh air. Saat berdekatan dengan noda/kotoran (mengandung unsur C dan H), ujung
hidrofob akan menarik noda/kotoran dan membentuk misel baru.

 Surfaktan untuk Sediaan Pembersih


1. Surfaktan anionik
Surfaktan anionik adalah memiliki muatan negatif pada kepala. Termasuk pada
kelompok-kelompok seperti asam karboksilat, sulfat, asam sulfonat, asam fosfat dan
turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembersihan (perlengkapan
mandi dan busa).
a. Surfaktan Asam Karboksilat : stearat berguna untuk produk seperti deodoran dan
antiperspirant. Garam (natrium stearat) membuat sabun yang sangat baik.
b. Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS), atau teretoksilasi,
natrium sulfat laureth (SLES) dalam penggunaan pembuatan sabun. Surfaktan
tersebut pembuat foam sangat baik, agen pembersih, dan relatif murah.
c. Asam sulfonat : umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat. Mereka termasuk
Taurates (berasal dari taurin), Isethionates (berasal dari asam isethionic), sulfonat
olefin, dan Sulfosuccinates. Alasan mereka tidak digunakan lebih sering adalah
bahwa mereka lebih mahal untuk diproduksi.
2. Surfaktan kationik
Surfaktan kationik memiliki muatan positif pada kepala. Termasuk kationik yaitu
seperti Amin, Alkylimidazolines, Amin Alkoxylated, dan Senyawa Amonium
Quaternized (atau Quats).
Surfaktan kationik paling signifikan yang digunakan dalam kosmetik yaitu Quats.
Quats seperti klorida Cetrimonium dan Klorida Stearalkonium memberikan dasar untuk
kondisioner rambut banyak. Masalah dari surfaktan kationik biasanya tidak kompatibel
dengan surfaktan anionik. sulit untuk menghasilkan produk yang secara bersamaan
bersih. Surfaktan kationik juga bisa menyebabkan iritasi sehingga ini harus
dipertimbangkan ketika menggunakan kosmetik dengan kationik.
3. Surfaktan amfoter
Contohnya termasuk Lauriminodipropionate Natrium dan Lauroamphodiacetate
Dinatrium.Amphoterics terutama digunakan dalam kosmetik sebagai surfaktan sekunder.
Amfoterik dapat membantu meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga
digunakan untuk shampoo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan
kelembutan. Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan yang
baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.

Anda mungkin juga menyukai