Kel 9 Belum Fiks
Kel 9 Belum Fiks
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majelis etik profesi adalah merupakan badan perlindungan hukum terhadap para
bidan sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien akibat pelayanan yang diberikan
dan tidak melakukan indikasi penyimpangan hukum.
Dengan berbagai ragamnya kasus yang dihadapi oleh tenaga kesehatan, khususnya
bidan, maka perlu adanya suatu majelis pertimbangan etik profesi sebagai suatu
badan perlindungan hukum yang mampu untuk melindungi berbagai permasalahan
dan kasus yang terjadi.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
1. Tujuan Umum
Sebagai seorang calon bidan dan seorang bidan nantinya wajib mengetahui apa itu
majelis pertimbangan etik profesi, dan jika nantinya menghadapi masalah dalam
lingkup kebidanan, kepada siapa bidan mendapat perlindungan.
2. Tujuan Kusus
Melengkapi tugas mata kuliah etika profesi kebidanan
C. Rumusan Masalah
Apa peran dan fungsi majelis pertimbangan etik profesi
BAB II
PEMBAHASAN
Dasar penyusunan majelis pertimbangan etika profesi adalah majelis pembinaan
dan pengawasan etik pelayanan medis (MP2EPM), yang meliputi:
1. Kepmenkes RI no.554/Menkes/Per/XII/1982.
Memberikan pertimbangan, pembinaan dan melaksanakan pengawasan terhadap
semua profesi tenaga kesehatan dan sarana pelayanan medis.
2. Peraturan pemerintah Ni.1 tahun 1988 Bab V pasal 11
Pembinaan dan pengawasan terhadap dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya dilakukan oleh mentri kesehatan atau pejabat yang
ditunjuk.
3. Surat keputusan mentri kesehatan No,640/Menkes/Per/x/1991, tentang
pembentukan MP2EPM
Dasar majelis disiplin tenaga kesehatan (MDTK) adalah sebagai berikut:
1. Pasal 4 ayat 1 uud 1945
2. Undang undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan diganti dengan uu no 36 tahun
2009
3. Keputusan presiden tahun 1995 tentang pembentukan MDTK
Tugas majelis disiplin tenaga kesehatan (MDTK) adalah meneliti menentukan ada
atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan stadar profesi yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
A. Tugas dan Wewenag MP2EPM Wilayah Pusat
1. Memberi pertimbangan tentang etik dan standar profesi tenaga kesehatan kepada
menteri.
2. Membina, mengembangkan dan mengawasi secara aktif pelaksanaan kode etik
kedokteran gigi, perawat,bidan, sarjana farmasi dan rumah sakit.
3. Menyelesaikan persoalan, menerima rujukan dan mengadakan konsultasi dengan
instansi terkait
4. MP2EPM pusat atas mentri yang berwenang mereka yang ditunjuk mengurus persoalan
etik tenaga kesehatan.
Pelaksanaan tugas bidan dibatasi oleh norma etiaka dan agama. Tetapi apabila
ada kesalahan dan menimbulkan konflik etik maka diperlukan wadah untuk
menentukan standar profesi,prosedur yang baku dan kode etik yang disepakati, maka
perlu dibentuk majelis etika bidan, yaitu MPEB dan MPA.
F. Kasus
Usai mengonsumsi obat gatal-gatal yang diberikan bidan desa, seorang ibu di Brebes,
Jawa Tengah sekujur tubuhnya melepuh seperti korban luka bakar. Diduga Turisah
menjadi korban malpraktik dan hingga Senin (30/4) masih menjalani perawatan serius
di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda.
Warga Desa Pengaradan, Brebes itu didianogsa terkena alergi obat atau terkena
sindrom Stevens-Johnson yaitu penyakit kulit disebabkan alergi atau infeksi. Sindrom
ini mengakibatkan kematian pada sel sel kulit sehingga kulit mengelupas. Awal
kejadian menurut pasien saat itu dirinya menderita gatal-gatal dan memeriksa ke
bidan desa. Tapi setelah mendapatkan obat dan diminum, tubuh Turisah mengalami
demam tinggi. Tak lama kemudian seluruh tubuh melepuh. Dari kulit muka sampai
kaki mengelupas.
Sementara Roidah, bidan yang menangani Turisah mengaku saat pasien datang
menderita gatal-gatal. Ia hanya memberikan obat CTM serta amoxilin untuk diminum
pasien. Roidah mengatakan apa yang dilakukan sesuai prosedur tetap atau protap.
Bahkan saat menjalani pemeriksaan kondisi pasien sudah melepuh pada bagian paha.
Keluarga pasien mengaku pasrah. Apalagi suaminya, Rosikin hanya berprofesi sebagai
buruh nelayan. Namun keluarga miskin ini berharap agar sang bidan mau bertanggung
jawab untuk membantu biaya pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit.
G. Penyelesaian masalah
Terkait dengan kasus tersebut maka disini peran majelis pertimbangan etik profesi
adalah::
Terdapat dalam Kepmenkes RI no.554/Menkes/Per/XII/1982.
Memberikan pertimbangan, pembinaan dan melaksanakan pengawasan terhadap
semua profesi tenaga kesehatan dan sarana pelayanan medis.
Maka disini majelis etik mempunyai kewajiban atas tugas yang telah dikerjakan oleh
bidan dalam pengawasan dan pembinaan.
juga terdapat Tugas majelis disiplin tenaga kesehatan (MDTK) yaitu meneliti
menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan stadar
profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Melakukan supervisi lapangan,termasuk tentang tehnis,dan pelaksanaan
praktik,termasuk penyimpangan yang terjadi. apakan pelaksanaan praktik bidan
sesuai dengan Standar Praktik Bidan,Standar Profesi dan Standar Pelayanan
Kebidanan,juga batas-batas kewenangan bidan.
Membuat pertimbangan bila terjadi kasus-kasus dalam praktik kebidanan.
Tugas Majelis Etik kebidanan,adalah:
Meneliti dan menentukan ada dan tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menetapkan standar profesi yang dilakukan oleh bidan.
Penilaian didasarkan atas permintaan pejabat,pasien,dan keluarga yang dirugikan
oleh pelayanan kebidanan.
maka dari itu kasus yang dialami oleh bidan tersebut dapat dilaporkan ke majelis etik
untuk mendapat perlindungan dan penyelesaian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
majelis etika profesi merupakan badan perlindungan hukum terhadap para bidan
sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien akibat pelayanan yang diberikan dan
tidak melakukan indikasi penyimpangan hukum.
majelis pertimbangan etik profesi ada 2 yaitu MP2EPM wilayah pusat dan MP2EPM
wilayah propinsi. dalam suatu majelis pertimbangan terdapat suatu badan konsil
kebidanan yaitu badan yang dibentuk dalam rangka melindungi masyarakat penerima
jasa pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan badan
pertimbangan kesehatan merupakan badan independen, yang memiliki tugas, fungsi
dan wewenang di bidang kesehatan, dan berkedudukan di pusat dan daerah.
B. saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat dijadikan ilmu yang
dapat diterapkan dalam profesi kita nantinya.
Daftar Pustaka
puji wahyuningsih, heni.2009.Etika Profesi Kebidanan.cetakan ke-
6.Yogyakarta:Fitramaya.
prof.Dr. Notoadmodjo,Soekidjo.2010. Etika dan Hukum
Kesehatan.cetakan ke-1.Jakarta:Rineka Cipta
http://www.kasusmalpraktekbidan.id/html