Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 1

Wanita Yang Belum Siap Menjadi Ibu

Di rumah
Tuti(rosi) : " bu nanti anter tuti periksa ke bidan ya bu, hari ini jadwal tuti periksa"
Ibu(yuyun) : " emang budi(anggun) kemana ?"
Tuti : "gatau bu belum pulang2"
(Lagi nyari buku pink tibatiba budi (anggun) datang bawa istri mudanya(nurlia)
Budi : "assalamualaikum"
Ibu&tuti : "waalaikumsalam, kaget
Tut : Itu siapa mas ?
Budi : Kenalin tut, ini cucu pacar mas. Mas izin mau nikah sama dia
Tuti : hah ? Mas kan masih suami tuti dan sekarng tuti lagi hamil anak mas.
Liat mas liat ! (Sedih)
Yuyun : tega ya kamu budi, istri lagi hamil gini berani beraninya ngomong kaya
gitu pake bawa2 cewe ini lagi. (Emosi)
Budi : maafin budi , budi udah tertarik sama cucu dari dulu
(Tuti dan ibu pergi meninggalkan budi di jalan tuti hanya diam saja)
(Di rumah bidan)
Tuti&ibu : Asslamualaikum
Bidan : walaikumsalam, eh tuti kenapa tut jadwal periksa ya tut?
Tuti : iyaa bu
Bidan : kenapa tut ko sembab gitu lagi ada masalah?
Tuti : engga bu
Ibu : si budi tuh emang kurang ajar bu bidan tega banget udah tau istri nya
lagi hamil segala bawa pacar nya emang dasar laki-laki gelo
Bidan : sebelum nya suami tuti ngga ngomong apa-apa?
Tuti : engga bu
Bidan : yaudah. Tuti yang sabar, jangan banyak pikiran ya tuti kan lagi hamil,
harus bisa menjaga itu walaupun sesedih apapun nanti berpengaruh pada janinnya.
Tuti : iya ibu insyaAllah
Bidan : iya. Tuti jangan salahin diri sendiri, jangan terobsesi dengan oranglain,
jangan bercerita kepada orang lain,jangan mengambil langkah besar sebelum ibu
merenung,jangan hukum suami tuti ya.
Tuti&ibu : terimakasih ya bu bidan sudah memberi saya semangat insyaAllah
saya bisa kuat yaa bu
Bidan : harus dong tut
Ibu : pulang dulu ya bu bidan , terimakasih assalamualaikum
Bidan : waalaikumsalam
(Tuti dan ibu pun pulang ke rumah)
Kelompok 2

“ROLE PLAY PSIKOLOGI ”

Prolog :
Suatu hari, pagi semakin cerah setelah matahari mulai naik dikota
karawang, dan seperti biasanya semua orang melakukan aktivitasnya masing-
masing. Begitu juga dengan ( bidan reni ) yang mempersiapkan dan merapikan
klinik tempatnya bekerja untuk melakukan paktik mandiri.
Setelah selesai mempersiapakan peralatan & merapikannya, datanglah
ibu sandra yang telah melahirkan bayinya di BPM bidan reni 7 hari yang lalu
bersama suaminya bapak waris, dan sekarang datang kembali untuk melakukan
konsultasi mengenai keluhan yang ada.
Beberapa saat kemudian.....

Ibu : “Assalamualaikum... (mengetuk pintu)”


Bidan : “Waalaikumsalam.... eh bu Sinta (sambil berjabat tangan) silahkan masuk,
silahkan duduk ibu bapak, ada yang bisa saya bantu?
Bapak : “Iya bu bidan, terimakasih ,saya ingin mengeluh tentang keadaan istri saya.”
Bidan : “Oh iya,,, gimana keadaan bayinya bu.. sehat?”
Bapak : “Alhamdulillah sehat bu bidan..”
Bidan : “Oh bagus kalo gitu, kalo boleh saya tau keluhannya apa ya pak...?”
Bapak : “Iya bu bidan, begini bu, hmmm istri saya ... Jadi begini bu bidan, saya merasa
beberapa hari setelah melahirkan, istri saya jadi sedih, murung, dan suka
menyendiri.
Mertua : “iya ibu bidan belakangan ini setelah melahirkan sinta jadi sering menyendiri“
Bapak : “Saya tidak ingin melihatnya sedih terus menerus.
Bidan : “Bukankah seharusnya ibu senang? Ini kan buah hati yang ibu tunggu-
tunggu?”
Ibu : “ Saya senang bu, akhirnya buah hati kami lahir dengan persalinan yang
normal dan selamat, tapi saya juga sedih.”
Bidan : “Jadi apa yang membuat ibu sedih?”
Ibu : “Saya takut, kalau – kalau nanti saya tak mampu merawat anak saya, takut
tidak bias mendidiknya dengan baik.”
Bidan : “Itu normal dialami para ibu, terutama yang baru melahirkan dan apalagi ini
adalah pengalaman pertamanya. Tapi seiring berjalannya waktu perasaan ibu
itu akan berangsur-angsur menghilang bahkan ibu akan merasa sangan bangga
dan senang melihat pertumbuhan anak kita, tingkah polah lucu anak,
celotehnya yang mengundang tawa, dan sebagainya.
Ibu : “oh begitu ya bu bidan? (sambil mengamngguk-angguk)”
Bidan : “semestinya ibu menghindari berfikir negatif yang justru akan memperparah
kesedihan ibu itu, dan semestinya ibu menghindari berfikir negatif yang justru
akan memperparah kesedihan ibu itu ibu harus berfikir positif dan menerima
menjadi seorang ibu,karena anak merupakan anugerah yang diberikan oleh
tuhan,banyak sekali wanita lain yang ingin sekali mempunyai seorang anak.”
Ibu : “ iya juga sih bu bidan, tapi saya khawatir dengan bentuk tubuh saya setelah
melahirkan ini. Rasanya sudah tidak menarik lagi. Saya takut kalau-kalau
suami saya menggandeng wanita lain yang masih muda, cantik dan menarik.”
Bidan : “ibu, tidak baik berprasangka seperti itu. Kalau ada masalah atau apapun
baiknya dibicarakan dari hati ke hati antara ibu dan suami. Lagian kalau saya
lihat sih, nampaknya suami ibu itu sangat sayang dengan ibu dan bayinya. Dia
begitu memperhatikan kondisi ibu dan sangat bertanggungjawab terhadap
kesejahteraan keluarga ini.
Ibu : “iya,banyak orang yang bilang seperti itu. Ya semoga saja benar apa yang bidan
katakan.”
Bidan : “Jika ibu mengalami kegelisahan, ingatlah, Anda tak sendiri. Begitu
banyak perempuan lain yang juga melahirkan, dan tidak apa-apa. Mereka
bisa melewatinya. Dan sebaiknya keluarga dan suami tetap memberikan
dukungan kepada ibu”
Bapak : “ sudah pasti bu saya dan keluarga selalu memeberikan dukungan kepada istri
saya, iya kan bu….?
Mertua : “iya….pasti bu bidan keluarga akan selalu memberikan dukungan kepada
sinta.”
Bidan : “iya tetap berikan dukungan terhadap ibu sinta karena akan membatu
psikologinya.”

Setelah banyak melakukan pembicaraan mengenai masalah dan keluhan yang


dihadapi ibu sandra dan bapak waris, kemudian....

Bidan : “Apa ada yang bisa saya bantu lagi?”


Ibu : “Tidak ada bu bidan,” (dengan raut wajah memastikan)
Bidan : ( tersenyum ).” Iya bu,. Pak waris kalau ibu kenapa-kenapa segera hubungi saya
atau bidan terdekat ya pak.”
Bapak : “Siap bu bidan, Saya selalu siap 24 jam sebagai suami dan ayah terbaik.’
(tegasnya)
Bidan : “Mungkin ini saja dari saya, semoga masukan – masukan yang telah diberikan
bisa dilakukan.” (sambil tersenyum ramah)
Ibu : “Kalau begitu, kami permisi dulu bu bidan”
Bapak : “Terimakasih loo bu bidan”
Mertua : “terimakasih banyak ya bu bidan.“
Bidan : “Sama-sama bapak,ibu.”
Ibu & Bapak : “Permisi bu bidan.. Assalamualaikum .” (berpamitan)
Bidan : “Iya ,, pak bu , Waalaikumsalam.

Hari berganti hari, Seiring berlalunya Sang waktu, ibu Sandra bisa menerima
kondisinya sekarang yaitu berperan sebagai seorang ibu dari anaknya dan istri
bagi suaminya. Ia mulai pandai memenej perasaannya dan mulai menjalani
aktivitas seperti ibu-ibu pada umumnya. Suami dan keluarga pun tak henti-
hentinya menberi dukungan moril kepada ibu Sandra untuk mampu melewati
setiap fase perkembangan anaknya.
Kelompok 3
Kehamilan diluar nikah

Disuatu hari ada dua orang remaja yang belum menikah tetapi mereka sudah
melakukan hubungan seksual,remaja putri tersebut panik karna dia sudah terlambat
menstruasi selama 2 bulan. Iapun membeli testpack dan hasilnya positif (garis dua) dia
panik dan segera menghubungi pacarnya.

Via handphone
Mawar : kamu dimana? aku mau ketemu
Dika : yaudah ketemu di taman biasa
Sesampainya di taman,
Mawar : dika, aku hamil kita harus segera menikah. Kamu harus tanggung jawab
Dika : yang bener kamu !! jangan suka ngarang deh, aku tidak pernah berbuat hal sekeji
itu !! ( dengan nada tinggi dika memarahi mawar dan terkejut )
Mawar : mana mungkin aku bohong dika ini ulah kamu semua. Kamu inget tidak dika
waktu kita liburan ke arab kamu ga bisa nahan nafsu kamu, kamu maksa aku untuk
melakukan hal bodoh itu.
Dika : sekarang kita harus gimana? Aku ga mau ini semua diketahui oleh orang tuaku
Mawar : mau ga mau kita harus bicarakan ini semua ke orang tua ka...
Dika : tidak tidak aku ga setuju.
Mawar : kamu udah ngerusak masa depanku dikaa (sambil menangis dan bingung
untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya itu)
Dika : aarrggggggg (sambil mengacak-acak rambut dan merasa bingung untuk
mempertanggung jawabkan semuanya)
Mawar : sekarang aku harus bagaimana dika (merintis nangis)
Dika : gugurkan kandungan mu !!!!
(dengan spontan dika berbicara seperti itu)
Mawar : seenaknya saja kamu! Aku tidak mau menggugurkan kandungan ini. Kamu
harus tanggung jawab. Ini bukan jalan keluar yang baik
Dika : ya sekarang mau gimana coba?! Mau ga mau ya kamu harus gugurin, mawar
Mawar : jahat kamu dika (sambil berlari menangis dan meninggalkan dika)

Dirumah
Mengurung diri dikamar
Ibu : mawar buka dulu ya pintunya kamu ada masalah? Ibu dengar dari tadi kamu
menangis nak
mawar : iya bu sebentar
ibu : ada apa nak ayo cerita
mawar : bu maafin mawar udah bikin malu ibu dan ayah
ibu : bikin malu apa nak maksudnya ibu ga faham
mawar : (sambil menangis) ibu... mawar hamil dari dika ibu
ibu : ya allah mawar kamu ini apa apaan (sambil berteriak lantang terkejut oleh
perkataan mawar)
mawar : maafin ibu maafin mawar ibu (menangis bersalah dan bingung harus berbuat
apa)
ibu : ayah.. ayah.. anakmu hamil (sambil berteriak memanggil ayahnya)
ayah datang menghampiri mawar dan ibu dikamar
ayah : ada apa bu teriak teriak
ibu : mawar hamil yah..
ayah : masyallah mawar kamu ini bikin malu keluarga. Cepat bu antar dia ke klinik

sesampainya di klinik
ibu : assalamualaikum (sambil mengetok pintu)
bidan : walaikumsalam masuk bu (sambil senyum)
ibu : bu bidan saya mau memeriksa keadaan anak saya bu
bidan : kenapa memangnya anak ibu ada sakit apa bu ?
ibu : anak saya sedang hamil bu (dengan nada malu)
bidan : tiduran dulu bu anak ibunya mau saya periksa kandungannya (sambil membil
menyiapkan alat)
mawar : bagaimana bu bidan kondisi kandungan saya (cemas)
bidan : alhamdulillah baik baik saja dan sekarang usia kandungan nya sudah 2
bulanan
(sambil tersenyum ramah)
mawar : alhamdulillah bu bidan (senyum)
ibu : terima kasih ya bu bidan sudah memeriksa kandungan anak saya (sambil
tersenyum)
bidan : iya baik ibu sama-sama
ibu : yasudah bu bidan saya permisi dulu ya bu , assalamualikum
sesampainya di rumah, lalu ibu memberitahu keadaan mawar kepada ayahnya dan
ayahnya segera mengajak ibu dan Mawar kerumah Dika
ibu: assalamualaikum, yah...
ayah: waalaikumslam, iya bu...
ibu: ayah jadi bagaimana keputusannya?
Ayah: yasudah sekarang kita pergi kerumah dika
Ibu: ayo yah...
Sesampainya dirumah Dika.....
Ayah: assalamualaikum Dika...
Dika: waalaikumsalam (sambil membuka pintu)
Ayah: kamu harus mempertanggung jawabkan anak saya
Dika: hmmmmm, baiklah saya akan menikahi anak bapa..
Ayah: oh iya baguslah kalau begitu
Kelompok 4
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA IBU BERSALIN

PEMERAN :

1. ANI JULIA NINGSIH : SEBAGAI BIDAN


2. MILAH OKTAVIANI : SEBAGAI ASISTEN BIDAN
3. NURSAFIRA FITRIYANI : SEBAGAI PASIEN
4. SITI LISNAWATI.S : SEBAGAI IBU MERTUA

PASIEN : Ibu…Ibu… (sambil memegang perut)


IBU MERTUA : Iya ada apa neng?
PASIEN : Ibu ini ko mules banget ya ada air-air keluar juga
IBU MERTUA : Yaallah neng inimah sudah mau lahiran ayo kita kerumah ibu bidan
( sembari
menyiapkan perlengkapan)
IBU MERTUA : Tok…tok…tok ( Suara mengetuk pintu) Assalamu’alaikum bu
bidan ini
menantu saya mau lahiran.
ASISTEN BIDAN : Sebentar ya ibu saya periksa dulu si ibu nya nanti saya panggil
bu didan nya
(sambil memeriksa pasien)
IBU MERTUA : Bagaimana menantu saya sudah pembukaan berapa?.
ASISTEN BIDAN : Sudah pembukaan 8 ibu sebentar ya saya panggil dulu ibu bidan
nya.
BIDAN : Ibu sudah menyiapkan perlengkapan untuk persalinan belum?.
IBU MERTUA : Iya bu bidan sudah saya bawa
BIDAN : Oh iya kalau sudah tolong kasihkan ke asisten saya ya bu.
PASIEN : Ibu bidan bagaimana ini saya sudah mules banget ini
BIDAN : Sebentar ya ibu saya periksa ulang lagi, diperkirakan pembukaan
lengkapnya
2 jam lagi jadi ibu tunggu dulu ya sambil miring ke kiri agar
pembukaan nya bertambah.
PASIEN : Iya bu bidan baik ( sambil ibu miring ke kiri)
BIDAN : Saya tinggal dulu ya bun anti saya kembali lagi cek ulang setelah 1
jam ya
untuk mengetahui pembukaan ibu bertambah atau tidak.
IBU MERTUA : Iya ibu bidan terimakasih ya.
ASISTEN BIDAN : Ibu menantunya dikasih makan dan minum dulu ya biar ada
tenaga nanti
pas mengedan
IBU MERTUA : Iya neng Terimkasih ya…
BIDAN : Ibu ini sudah satu jam saya akan periksa ulang lagi pembukaan
ibu sudah
lengkap atau belum
PASIEN : Iya bu bidan silahkan.
BIDAN : Dari pemeriksaan ini pembukaan nyta msih 8 ya bu
PASIEN : Ko masih pembukaan 8 ya bu bidan kan ini sudah 1 jam dan
saya ini mules
Sakali.
BIDAN : Iya bu masih pembukaan 8 tidak apa-apa ya nanti kita tunggu
satu jam lagi
semoga pembukaan nya bertambah
PASIEN : Iya aamiin bu bidan.
(setelah satu jam kemudian)
BIDAN : Ibu sekarang di periksa ulang ya semoga pembukaan nya
bertambah
PASIEN : Iya bu bidan silahkan
BIDAN : Ibu ini pembukaannya masih 8 ya, ini mules sekali kan ya?
PASIEN : Iya bu bidan ini mukes sekali.
BIDAN : Ini kan sudah 2 jam ya bu seharusnya sudah pembukaan 10 atau
lengkap.
Punten ya bu saya mau bertanya diluarvtentang persalinan ibu
sebetulnya sedang ada masalah atau tidak ya dengan keluarga
atau ada yg sedang ibu fikirkan ? dan sebetulnya darintadi saya
lihat ibu tidak didampingi oleh suami.
PASIEN : Iya bu bidan ( sambil menangis) sebetulnya saya ingin ditemani
perslinan
pertama saya oleh suami tapi suami saya tidak bisa bu bidan
sedang tugas di
luar kota jadi tidak bisa menemani hari ini.
BIDAN : Oh seperti itu uasudah tidak apa apa bu ka nada ibu mertua yg
menemani
hari ini pasti suami ibu juga support ya dari liuar kota jadi tidak
usah
khawatir.
ASISTEN BIDAN : Ibu sudah memberitahu suami ibu sekarang?
IBU MERTUA : Biar ibu saja neng yg memberitahu sekarang mau di telpon,neng
istirahat saja biar pembukaanya bertambah biarin suami mah
gak usah dipikirkan.
Kelompok 5
Naskah RolePlay Ibu Nifas Dengan konseling Manfaat asi

(Pada suatu hari ada seorang laki-laki yang berkunjung kerumah bidan,melapor
bahwa payudara istrinya bengkangn dan terasa sakit ). Pak Budi
: Assalamu’alaikum bu....?sambil mengetuk pintu

Bidan Rosalina : Walaikumsalam,owh iya pak silahkan masuk.Ada perlu apa ya


pak??
Pak Budi (VANY) : Iya mba ,?saya konsultasi mengenai istri saya
Bidan Rosalina : Iya pak bagaimana ,ada yang bisa saya bantu??
Pak Budi (VANY) : Begini bu bidan ini mengenai istri saya yang baru melahirkan,
payudaraya terasa sakit dan bengkak buk
Bidan Rosalina : Ohh iya pak laaaa istrinya mana nggak dibawa sekalian??
Pak Budi (VANY) : iya bu ,itu istrinya dirumah soalnya agak kurang enak badan.
Bidan Rosalina : Oh iya pak,nanti saya kerumah bapak,silakan bapak duluan nanti
saya menyusul
Pak Budi (VANY) : baik bu, assalaamu’alaikum..(pamit)
Bidan Rosalina : ya wa’alaikumsalaam
(Beberapa menit kemudian bidan datang ke rumah bapak tersebut)
Bidan Rosalina : assalamu’alaikum..
Pak Budi VANY : iya bu..
(langsung menemui ibu nifas bersama mertuanya),
Bidan Rosalina : bagaimana bu keadaanya?
Bu Evi : ya begini bu,masih lemes,payudara saya sakit buk dan bengkak. Saya jadi
jarang menyusui anak saya dan anak saya jadi rewel buk bidan.
Bidan Rosalina : oh ya bu,saya priksa dulu sini payudaranya
Bu Evi : gimana bu..?
Bidan Rosalina : Ini payudara bengkak ibu bisa kompres payudara dengan ibu dengan
air hangat. Dan ibu jangan sering minum ynag berkafein seperti kopi melainkan
makan makanan yang bergizi dan klau bisa minum vitamin. Dan yang terpenting ibu.
jangan smpai tidak memberikan ASI kepada bayi ibu
Pak budi (VANY) : “Oh iya bu bidan, istri saya ini sudah saya bilangin
tentang itu, malah ngeyel bu,nggk mau ndengerin nasihat saya
Bidan Rosalina : “Looo, kenapa bu Ani tidak mau dengerin nasihat suami ibu
Bu Evi : iya buk bidan saya yang salah selalu ngeyel klaau di nasehatin buk. Buk
bidan apa manfaat ASI bagi anak saya bu?
Bidan Rosalina : ASI itu merupakan nutrisi utama bagi bayi pak, bu, yang mana
kandungan di dalamnya sudah melengkapi kebutuhan tubuh bayi. Sebagus bagusnya
susu formula tetap saja ASI yang terbaik, karena bayi belum bisa mencerna apapun
selain ASI dengan baik.
Bapak : oh begitu ya bu.. terus gimana ibu sementara istri saya ga mau si dedek karna
rewel terus?
Bidan Rosalina : Nah ibu biar si adeknya gk rewel terus ibu bisa lakukan pendekatan
Bu sama bayi ibu biar terasa ikatan ibu dengan bayi ibu dan lebih percaya diri bahwa
ibu mampu menyusui bayi ibu, jangan lupa Bu susui bayi ibu 2 jam sekali supaya
bayi ibu tidak terlalu lapar dan akhirnya jadi rewel bu
Bu Evi : owh gitu ya Bu, kalau begitu saya akan mengikuti nasihat ibu bidan,
makasih ya Bu, mulai hari ini saya akan coba lebih percaya diri bu untuk menyusui
bayi saya. Dan lebih perhatian lagi dan peka kalau bayi saya sedang lapar.
Bidan Rosalina : iya ibu sama-sama
Mertua (Sonia) : matun kesuhun Bu bidan
Bidan Rosalina : iya bu, kalau gitu saya pamit ya Bu, pak assalamualaikum
Bu Evi : wassalamu'alaikum Bu
Kelompok 6
Psikologi pada pasangan infertilitas

Hari minggu pada siang hari, datang lah seorang pasangan suami istri ke Bidan Praktik
Mandiri, dengan alasan ingin berkonsultasi tentang permasalahan nya. Pasutri tersebut
belum memiliki anak sudah 3 tahun lebih. Dan kedua nya tampak jenuh dan khawatir
akan keadaan keluarga nya tersebut karena ingin memiliki anak.
Pukul 10.00
Istri : (mengetuk pintu BPM) asalamualaikum
Bidan : waalaikum salam, eh iya bu pak silahkan masuk, ada yang bisa saya bantu?
Suami : perkenalkan bu nama saya pak Ateng dan ini istri saya tarlem
Bidan : iya pak, saya bidan inces pak bu
Istri : jadi begini bu bidan, saya dan suami saya sudah menikah lebih dari 3 tahun
tetapi belum meiliki momongan
Suami : iya bu bidan, padahal saya selalu berusaha untuk menghamili istri saya
Bidan : sudah pernah berkonsultasi seblum nya dengan dokter ?
Istri : belum bu bidan, baru kali ini saya konsultasi kepada ibu
Suami : iya bu, istri saya selalu menolak jika di ajak konsultasi
Bidan : baik kalo begitu, berarti ibu dan bapak belum mengethaui penyebab nya ya
Istri : iya bu bidan saya belum mengetahui dan saya selalu merasa stress dan tidak
percaya diri ketika suami saya mengajak untuk mengkosultasikan tentang masalah ini.
Bidan : baik bu, pak.. jadi begini. Belum memiliki anak itu di namakan infertile. Dan
penyebab infertile itu ada beberapa faktor. Bisa faktor dari ibu ataupun dari bapak nya.
Maaf bu pak sebelum nya ibu dan bapak apa mempunyai keturunan infertile?
Istri dan suami : tidak bu bidan
Bidan : baik kalo begitu, saran saya untuk ibu jangan terlalu stress dan banyak pikiran
ya bu, Karena itu bisa mempengaruhi.
Suami : tuh bu dengarkan apa kata bu bidan
Istri : (raut muka sedikit sedih dan cemas sambil kepala tertunduk)
Bidan : ibu jangan terlalu sedih ya bu, semua pasti ada jalan nya. Bagai mana kalo saya
konsultasikan dengan dokter kandungan agar ibu dan bapak lebih mengetahui apa
penyebab nya. Bagai mana bu pak mau saya rujukan ?
Istri : baik bu, saya setuju gimana baiknya aja bu, kalau papah gimana setuju gak ?
Suami : Oh tentu mah papah setuju sekali
Bidan : baik pak saya akan menyiapkan surat rujukannya dulu ya

Lalu pasutri itu menuju kedokter yang disarankan oleh bidan

Pasutri : assalamualaikum… bu saya mau mendaftar


Asdok : baik pak,bu silahkan duduk
Pasutri : terimakasih bu
Asdok : baik… ada yang bisa saya bantu ?
Suami : iya bu saya mau mendaftarkan istri saya untuk berkonsultasi dengan dokter
Asdok : baik pak saya boleh tahu dulu identitas ibunya ?
Istri : oiya silahkan bu..
Asdok : nama ibu siapa dan alamatnya dimana ya bu ?
Istri : nama saya tarlem alamat saya di telukjambe karawang bu
Asdok : oh baik bu tunggu sebentar ya nanti akan saya panggil
Pasutri : baik bu terimakasih

Lalu 5 menit kemudian pasutri sudah dipanggil oleh asdok dan langsung memasuki
ruangan dokter
Pasutri : Assalamualaikum…
Dokter : walaikumsallam… silahkan duduk
Pasutri : terimakasih dok
Dokter : baik bagaimana kabarnya ?
Pasutri : allhamdulilah baik dok
Dokter : oiya bagaimana ada yang bisa saya bantu ?
Suami : iya dok jadi istri saya mau berkonsultasi saya dan istri saya sudah menikah
lebih dari 3 tahun tetapi belum meiliki momongan. Bisa bantu saya buat mengetahui
penyebabnya dok ?
Dokter : oh sudah lama juga ya ?jadi begini pak bu sebenarnya ada beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya kemandulan atau infertilitas sebelum saya melakukan
pemeriksaan apakah ada kebiasaan bapa yang sehari-hari suka mengkonsumsi alcohol
atau merokok lalu pola makan bapa dan ibu bagaimana ?
Istri : iya dok jadi suami saya suka merokok tapi tidak mengkonsumsi alcohol, dan pola
makannya juga tidak teratur
Suami : iya dok apakah itu bisa mempengaruhi
Istri : pikiran say juga agak sedikit cemas dokter
Dokter : baik sebenarnya kemandulan ini bisa terjadi baik pada ibu ataupun bapak,
untuk bapak coba dikurangin dan berusaha berhenti merokoknya karena bisa
menyebabkan penurunan kualitas sperma sama ibu juga jangan terlalu banyak pikiran
dan juga perbaiki pola makannya minimal gizi seimbang. Sebelum saya melakukan
pemeriksaan terlebih lanjut alangkah baiknya ibu dan bapak memperbaiki hal yang tadi
sudah saya sampaika dan jangan lupa bu tingkatkan frekuensi berhubungan dengan si
bapaknya.
Pasutri : baik dok kalau begitu saya akan merubah pola kebiasaan saya ke arah yang
lebih baik lagi
Dokter : iya baik pa nanti kalo misalkan selama 3 bulan masih belum hamil juga nanti
bisa konsultasi lagi kesini ya pak bu. Ini saya kasih dulu vitamin ya bu buat bapak dan
ibu nanti bisa diambil diapotik ( sambil menyerahkan satu lembar kertas yang berisi
resep obat )
Pasutri : baik dokter terimakasih banyak ya atas informasinya sangat memberikan
semangat lagi untuk kita
Dokter : iya baik sama-sama pak bu

Setelah berkonsultasi dengan dokter pasutri keluar dari ruangan dokter dan menuju
apotek untuk mengambil obat.
Kelompok 7
ROLE PLAY PERUBAHAN PSIKOLOGIS WANITA PADA MASA
MENOPAUSE

Ismi Hoirunnisa (1710630100023)

Perdiani Eka (1710630100041)

Susi Susanti (1710630100054)

Tya Nur Ain (1710630100057)

Disuatu hari di rumah bu Tisa kedatangan tamu yaitu bu Sintia, kedatangan bu Sintia
yaitu untuk bercerita kepada bu Tisa

Bu Sintia : “Assalamualaikum”

Bu Tisa : “Waalaikumsalam, eh Sintia, mari masuk Sin. Silahkan duduk”

Bu Sintia : “Iyah terimakasih Tis”

Bu Tisa : “Ada apa nih Sin, tumben main kerumah”

Bu Sintia : “Gini tis, aku mau cerita, masa belakangan ini aku jadi sering
marah-marah sama orang rumah”

Bu Tisa : “Loh, emang kenapa ? kok gitu ?”

Bu Sintia : “Engga tau aku juga tis, terus nih ya udah hampir 5 bulan ini aku
udah engga menstruasi”
Bu Tisa : “Waduh, gini aja deh coba kamu dating ke Bu Bidan Dian buat
konsul masalah kamu ini, sekalian ajak suami kamu juga sin”

Bu Sintia : “Gitu yah ? ke bu Bidan aja nih ? yaudah deh makasih yah tis”

Bu Tisa : “Iyah sama-sama sin”

Keesokan harinya, bu Sintia dan juga suaminya pergi ke tempat Praktek Bidan Dian
untuk konsul

Bu Sintia & Suami : “Assalamualaikum Bu Bidan”

Bidan Dian : “Waalaikumsalam, iya bu pak silahkan masuk dan


silahkan duduk”

Bu Sintia : “ Iyah terimaksih bu”

Bidan Dian : “ Maaf sebelumnya nama ibu siapa dan ada yang bisa saya
bantu?”

Bu Sintia : “Nama saya Sintia bu, dan kedatangan saya kesini untuk
menanyakan tentang yang saya alami sekarang bu”

Bidan Dian : “Iyah boleh bu, kenapa yah?”

Bu Sintia : “Begini bu, saya sudah hamper 5 bulan ini menstruasi


saya sangat tidak teratur bu, saya juga ngerasa jadi lebih
sensitive bu dan jadi gampang marah, terus kadang-
kadang saya juga suka lupa bu sama apa yang bakal saya
lakuin”

Bidan Dian : “ Punten, kalua boleh saya tau umur ibu berapa yah?”

Bu Sintia : “Umur saya sekarang 53 tahun bu”


Bidan Dian : “Oke, jadi begini bu yang ibu alami sekarang merupakan
tanda dari Menopause”

Suami : “Menopause itu apa yah bu?”

Bidan Dian : “Menopause adalah berhentinya menstruasi juga


berhentinya ovulasi dengan disertai penurunan fungsi
dari organ reproduksi yang terjadi pada umur 46-60
tahun, seperti yang ibu alami sekarang”

Bu Sintia : “Kalau begitu saya harus bagaimana yah bu?”

Bidan Dian : “Untuk mengatasinya ibu bisa untuk makan makanan


yang sehat, melakukan olahraga, melakukan kegiatan
yang positif dan kreatif seperti ikut kegiatan keagamaan,
mencoba hobi baru juga bissa bu”

Suami : “Terus saya sebagai suami harus bagaimana yah bu?”

Bidan Dian : “Nah, bapak bisa untuk membantu ibunya untuk tidak
stress, menemani ibunya untuk olahraga, membantu
untuk ibunya agar rileks”

Suami : “Begitu yah bu, baiklah kalua begitu terimakasih ya bu


bidan”

Bidan Dian : “Iyah sama-sama pak bu”

Bu Sintia : “Kalau begitu kami pamit dulu yah bu bidan,


Assalamualaikum”

Bidan Dian : “Iyah bu, Waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai