Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pemaparan tersebut kurikulum mempunyai kedudukan
sentral dan strategis dalam seluruh proses pendidikan. Dengan kata lain bahwa
kurikulum sebagai instrumental input yang sesuai dengan falsafat hidup bangsa.
Dengan demikian, guru yang professional dituntut memiliki seperangkat
ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, memiliki
keahlian yang sesuai dengan latar belakang yang ditekuninya. Sehingga ia mampu
menggunakan dan mengembangkan kurikulum yang mengacu bentuk penjaminan
ketercapaiannya tujuan pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa konsep dasar dari pengembangan kurikulum ?


2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ?
3. Apa saja fungsi pengembangan kurikulum ?
4. Apa saja asas-asas pengembangan kurikulum ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui konsep dasar dari pengembangan kurikulum


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3. Untuk mengetahui fungsi pengembangan kurikulum
4. Untuk mengetahui asas-asas pengembangan kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum (curriculum development) menurut Audrey


Nicholls & Howard Nichools adalah the planning of learning opportunities
intended to bring about certain desered in pupils and assesment of the extent to
wich these changes have taken plece. Rumusan ini menunjukkan bahwa
pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu
yang di harapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar
(learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol
antara para siswa, guru, bahan, peralatan dan lingkungan tempat siswa belajar
yang diinginkan diharapkan terjadi.
Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah
proses yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni :
a. Tujuan
Mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan
pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata
pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
b. Metode dan material
Mengembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material
sekolah untul mencapai tujuan-tujuan tersebuat yang serasi menurut pertimbangan
guru.
c. Penilaian (assesment)
Menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam
hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
d. Balikan (feedback)
Umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada
gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

2
2. 2 Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah kaidah-kaidah atau hukum


yang akan menjiwai suatu kurikulum. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum, merupakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh
karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat
mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang
digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali
prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
a. Relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi
dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan
dan potensi peserta didik (relevansipsikologis) serta tuntutan dan kebutuhan
perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
b. Efektivitas; Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan
kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam
proses pendidikan, efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
a) Efektivitas mengajar pendidik berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar
mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
b) Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan
pelajaran ,yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan nelajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Efektivitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempunyai keterkaitan
erat antara pendidik dan anak didik. Kepincangan salah satunya akan membuat
terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan, atau efektivitas proses belajar mengajat
tidak tercapai. Faktor pendidik dan anak didik, serta perangkat-perangkat lainnya
yang bersifat operasional, sangat penting dalam hal efektivitas proses pendidikan atau
pengembangn kurikulum
c. Efisiensi; Prinsip efisiensi sering kali dikonotasikan dengan prinsip ekonomi,
yang berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga dan waktu yang sekecil-kecilnya
akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta,

3
apabila usaha, biaya, waktu dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan
program pembelajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa seoptimal mungki,
tentunnya dengan pertimbangan yang rasional dan wajar
d. Kesinambungan; Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum
menunjukkan adanya saling terkait antara tingkat pendidikan, jenis program
pendidikan dan bidang studi.
a) Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah:
Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan
sebelumnya di bawahnya. Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat
pendidikan yang lebih rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, sehingga terhindar dari tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam
proses belajar mengajar
b) Kesinambungan di antara berbagai bidang studi:
Kesinambungan di antara berbagai bidang studi menunjukkan bahwa dalam
pengembangan kurikulum harus memperhatikan hubungan antara bidang studi yang
satu dengan yang lainnya. MIsalnya, untuk mengubah angka temperatur dari skala
Celcius ke skala Fahrenheit dalam IPA diperlukan keterampilan dalam pengalian
pecahan. Karenanya, pelajaran mengenai bilangan pecahan tersebut hendaknya sudah
diberikan sebelum anak didik mempelajari cara mengubah temperatur itu
e. Fleksibilitas; Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak
yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Di dalam kurikulum, fleksibilitas
dapat dibagi menjadi dua macam:
a) Fleksibilitas dalam meilih program pendidikan
Maksudnya adalah bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat
berbentuk jurusan, program spesialisasi, ataupun program-program pendidikan
keterampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan dan minatnya.
b) Fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran
Maksudnya adalah dalam bentuk memberikan kesempatan kepada para pendidik
dalam mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan berpatok
pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masif bersifat umum

4
f. Berorientasi Tujuan; Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan
ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik dalam
menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar semua jam dan
aktivitas pengajaran yang dilaksankan oleh pendidik maupun anak didik dapat
betul-betul terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya kejelasan tujuan, pendidik diharapkan dapat menentukan secara
tepat metode mengajar, alat pengajaran dan evaluasi.
g. Prinsip dan Model pengembangan kurikulum; Prinsip ini memiliki maksud
bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus-menerus,
yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut
kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui
hasilnya. Hal ini mempunyai implikasi bahwa kurikulum senantiasa mengalami
revisi, namun revisi tersebut tetap mengacu pada apa yang sudah ada dan tetap
fokus ke depan, sehingga keberadaannya cukup berarti bagi anak didik dan
bersifat dinamis.

2.3 Fungsi pengembangan kurikulum

Mengembangkan kurikulum merupakan suatu keharusan dan tuntutan,


sehingga kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang tidak statis akan tetapi
sesuatu yang dinamis, sehingga harus dikembangkan sebab pengembangan
kurikulum tersebut memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi pengembangan kurikulum bagi peserta didik
Kurikulum merupakan suatu konsep tersusun atau sistematis yang sangat
diperlukan bagi setiap peserta didik. Kurikulum menjadi pedoman bagi peserta
didik sehingga peserta didik akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang
dapat dikembangkan seirama dengan perkembangannya, agar dapat memenuhi
bekal hidupnya kelak. Sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum
diharapkan mampu menawarkan program-program pada peserta didik yang akan
hidup pada zamannya, dengan latar belakang sosio historis dan cultural yang
berbeda dengan zaman dimana kedua orangtuanya berada.
b. Fungsi pengembangan kurikulum bagi pendidik

5
Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah:
a) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar
pada anak didik.
b) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik
dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. Dengan adanya
kurikulum sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan pendidik akan lebih terarah.
Pendidik adalah salah satu faktor yang sangat menntukan dalam proses pendidikan,
dan merupakan salah satu kompenen yang berinteraksi secara aktif dalam pendidikan.
c. Fungsi pengembangan kurikulum bagi kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tanggung
jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah, diantaranya:
a) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yakni memperbaiki situasi
belajar
b) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan
situasi belajar anak kea rah yang lebih baik.
c) Sebagai pedoman dalam memberikan kepada guru atau pendidi k agar dapat
memperbaiki situasi belajar
d) Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk
mengembangkan kurikulum pada masa datang.
e) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar-mengajar.
d. Fungsi pengembangan kurikulum bagi orang tua
Kurikulum bagi orangtua, mempunyai fungsi agar orangtua dapat berpastisipasi
membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.Bantuan yang dimaksud
dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah/guru mengenai masalah yang
menyangkut anak-anak mereka. Dengan membaca dan memahami kurikulum
sekolah, para orangtua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-
anak mereka. Dengan demikian partisipasi orangtua inipun tidak kalah penting dalam
menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah. Namun tidak berarti tanggung
jawab kesuksesan anaknya secara total menjadi tanggung jawab guru dan sekolah.
Sebenarnya keberhasilan tersebut merupakan suatu sistem kerjasama berdasarkan
fungsi masing-masing, yakni orangtua, sekolah, dan guru.Oleh karena itu,
pemahaman orangtua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.

6
e. Fungsi pengembangan kurikulum bagi sekolah
a) Pemelihara keseimbangan proses pendidikan.
Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu maka kurikulum
pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Misalnya, pada suatu bidang
telah diberikan pada kurikulum sekolah ditingkat bawahnya, harus dipertimbangkan
lagi pemeliharaanya pada kurikulum sekolah tingkat diatasnya , terutama dalam hal
pemilihan bahan pengajaran. Penyesuaian bahan tersebut dimaksudkan untuk
menghindari keterulangan penyampaian yang bisa berakibat pemborosan waktu, dan
yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga kesinambungan bahan pengajaran itu.
b) Penyiapan tenaga baru
Di samping itu, terdapat juga kurikulum yang berfungsi untuk menyiapkan
tenaga pengajar. Bila suatu sekolah atau lembaga pendidikan bertujuan menghasilkan
tenaga guru (LPTK), maka lembaga tersebut harus mengetahui kurikulum sekolah
pada tingkat dibawahnya tempat calon guru yang dipersiapkan itu akan mengajar.
f. Fungsi pengembangan kurikulum bagi masyarakat atau pemakai lulusan.
Kurikulum suatu sekolah juga memiliki fungsi bagi masyarakat dan pihak pemakai
lulusan sekolah bersangkutan. Dengan mengetahui kurikulum pada suatu sekolah,
masyarakat, sebagai pemakai lulusan dapat berpartisipasi dalam;
a) Memberikan kontribusi, dalam memperlancar program pendidikan yang
membutuhkan kerjasama dengan pihak orangtua dan masyarakat.
b) Memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan program
pendidikan di sekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan
lapangan kerja.
Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan diatas, menurut sebagaimana
Alexander Inglis dalam bukunya principle of secondary education (1918) bahwa
fungsi pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
a) Fungsi penyesuaian
Anak didik hidup dalam suatu lingkungan. Dia harus mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan tersebut. Lingkungan senantiasa berubah, tidak statis, bersifat
dinamis, maka anak didik diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang
demikian. Oleh Karena itu, program pendidikan yang diarahkan dengan berbagai

7
aspek kehidupannya, sarana, dan juga usaha mereka dalam mengembangkan
kehidupan sebagai individu, anggota masyarakat, dan warga Negara.
b) Fungsi pengintegrasian
Maksudnya, orientasi dan fungsi kurikulum untuk mendidik individu anak didik
yang mempunyai pribadi yang integral. Mengingat individu anak didik merupakan
bagian yang integral dari masyarakat, makapribadi yang integrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum kurikulum diharapkan mampu
mempersiapkan anak didik agar mampu mengintegasikan diri dalam masyarakat,
dengan modal pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan cara berpikir yang
dimiliki, sehingga ia dapat berperan dan memberikan kontribusi kepada masyarakat.
c) Fungsi pembeda
Pada prinsipnya, potensi yang dimiliki anak didik itu memang berbeda-beda. Dan
peran pendidikanlah untuk mengembangkan potensi- potensi yang ada itu secara
wajar, sehingga anak didik dapat hidup dalam masyarakat yang senantiasa beraneka
ragam namun satu tujuan dengan pembangunan tersebut.Pendidikan harus
diorientasikan kepada pengembangan potensi yang berbeda-beda dari anak didik,
sehingga perlakuan terhadap mereka sepatutnya mempertimbangkan perbedaan
kemampuan dan potensi masing-masing.
d) Fungsi persiapan
Kurikulum berfungsi mempersiapkan anak didik agar mampu melanjutkan studi
lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh. Apakah anak didik melanjutkan
ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar di masyarakat seandainya ia
tidak mungkin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mempersiapkan
untuk belajar lebih lanjut tersebut sangat diperlukan mengingat sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan anak didik, termasuk dalam
pemenuhan akan minat mereka.
e) Fungsi pemilihan
Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan fungsi kurikulum itu diantaranya
diferensiasi, Dimana antara diferensiasi (perbedaan) dengan pemilihan (seleksi)
merupakan dua hal yang erat hubungannya. Pengakuan atas ke berbedaan berarti pula
memberikan kesempatan bagi anak didik dalam hal memilih apa yang diinginkannya

8
dan menarik minatnya. Karenanya, dalam pengembangan-pengembangan tersebut,
maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel dan luwes.
Kurikulum hendaknya dapat memberikan pilihan yang tepat sesuai dengan minat dan
kemampuan peserta didik.
f) Fungsi diagnostic
Fungsi diagnostic bertujuan agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada
dirinya, menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang ada pada dirinya, sehingga
dapat memperbaiki dan mengembangkannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang
ada, yang akhirnya dapat dikembangkan secara maksimal dalam masyarakat.

2.4 Asas-asas pengembangan kurikulum

Asas merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum


yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Kurikulum adalah
rancangan atau pedoman yang akan mengarahkan pendidikan dalam suatu
pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Pengembangan
kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilakan suatu alat
yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang
tidak berlaku sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang
lebih baik. Sehingga dapat simpulkan bahwa asas pengembangan kurikulum
adalah pedoman pemikiran yang dijadikan dasar untuk membuat perencanaan arah
proses pembelajaran. Berikut merupakan asas-asas pengembangan kurikulum,
yaitu:
a. Asas filosofis
Merupakan asas yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai
dengan filsafat Negara. Pada umumnya sekolah bertujuan mendidik anak agar
menjadi manusia yang baik, yang dimaksud dengan baik pada hakikatnya
ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut oleh suatu negara,
guru, orangtua, masyarakat bahkan dunia.
Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat bangsa dan negara
terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang
harus dicapai melalui pendidikan formal.Tidak hanya hal tersebut, filsafat sangat

9
penting digunakan untuk pertimbangan mengambil keputusan dalam setiap aspek
kurikulum.
Ada beberapa aliran filsafat yang digunakan oleh para pengembang kurikulum
untuk membuat keputusan yang jelas. Beberapa aliran filsafat tersebut, yaitu:
a) Aliran Perenialisme
Aliran ini menginginkan kurikulum yang dapat mengembangkan kemampuan
intelektual seperti matematika, fisika, kimia dan biologi. Untuk mata pelajaran
yang berkenaan dengan emosi dan jasmani seperti seni rupa dan olah raga
dianggap tidak terlalu penting. Pelajaran yang diberikan termasuk pelajaran yang
sulit karena memerlukan intelegensi tinggi. Kurikulum ini memberi persiapan
yang sungguh-sungguh bagi studi di perguruan tinggi.
b) Aliran Idealisme
Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari atas, dari dunia supra-
natural dari Tuhan. Boleh dikatakan hampir semua agama menganut filasafat
idealisme. Kebenaran dipercayai datangnya dari Tuhan yang diterima melalui
wahyu. Apa yang datang dari Tuhan itu baik dan benar. Tujuan hidup ialah
memenuhi kehendak Tuhan. Aliran ini umumnya diterapkan di sekolah yang
berorientasi religius.
c) Aliran Realisme
Aliran realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan
penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam. Mutu kehidupan
senantiasa dapat ditingkatkan melalui kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tujuan hidup ialah memperbaiki kehidupan melalui penelitian ilmiah.
Sekolah yang beraliran realisme mengutamakan pengetahuan yang sudah mantap
sebagai hasil penelitian ilmiah yang dituangkan secara sistematis dalam berbagai
disiplin ilmu atau mata pelajaran. Di sekolah akan dimulai dengan teori-teori dan
prinsip-prinsip yang fundamental, kemudian praktik dan aplikasinya. Karena
mengutamakan pengetahuan yang esensial, maka pelajaran embel-embel seperti
keterampilan dan kesenian dianggap tidak perlu. Kurikulum ini tidak
memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap
pelajaran akademis.

10
d) Aliran Pragmatisme (Aliran Instrumentalisme/Utilitarianisme)
Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atau utilitarianisme dan
berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdasarkan
pengalamannya. Tidak ada kebenaran mutlak, kebenaran adalah tentative dan
dapat berubah. Yang baik, ialah yang berakibat baik bagi masyarakat. Tujuan
hidup ialah mengabdi kepada masyarakat dengan peningkatan kesejahteraan
manusia. Tugas guru adalah mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan,
melainkan memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan
guna memecahkan masalah, atau dasar kepercayaan bahwa belajar itu hanya dapat
dilakukan oleh anak sendiri, bukan karena dipompakan ke dalam otaknya. Aliran
pragmatisme sering sejalan dengan aliran rekonstruksionisme yang berpendirian
bahwa sekolah harus berada pada garis terdepan pembanguan dan perubahan
masyarakat. Sekolah ini menjauhi indoktrinasi dan mengajak siswa secara kritis
menganlisis isu-isu sosial.
e) Aliran Eksistensialisme
Aliran ini mengutamakan individu sebagai faktor dalam menentukan apa yang
baik dan benar. Secara individual norma-norma hidup yang dimiliki oleh setiap
individu itu berbeda dan ditentukan oleh masing-masing secara bebas, namum
dengan pertimbangan tidak menyinggung perasaan orang lain. Sekolah yang
berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dan
keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Ia harus bebas berpikir dan
mengambil keputusan sendiri dengan penuh tanngung jawab. Sekolah ini menolak
segala kurikulum, pedoman, instruksi, buku wajib dan lain-lain dari pihak luar.
Anak harus mencari identitasnya sendiri, menentukan standarnya sendiri dan
kurikulumnya sendiri. Bimbingan yang diberikan sering bersifat non-directive,
dimana guru banyak mendengarkan dan mengajukan pertanyaan tanpa
mengingatkan apa yang harus dilakukan anak.
b. Asas Psikologis
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat
psikologi. Manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri
atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Aspek-aspek tersebut

11
dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum sebagai berikut:

a) Aspek ketakwaan dikembangkan dengan kelompok


bidang agama
b) Aspek cipta dikembangkan dengan kelompok
bidang studi ekstra, sosial,
bahasa, dan filsafat.
c) Aspek rasa dikembangkan dengan kelompok
bidang studi seni
d) Aspek karsa dikembangkan dengan kelompok
bidang studi etika, budi pekerti,
Agama, dan PPKN.
e) Aspek karya (kreatif) Dikembangkan melalu kegiatan
penelitian, independen studi, dan
pengembangan bakat.
f) Aspekmkarya Dikembangkn dengan berbagai
(keprigelan) mata pelajaran keterampilan.
g) Aspek kesehatan Dikembangkan dengan kelompok
bidang studi kesehatan, olahraga.
h) Aspek sosial Dikembangkan melalui kegiatan
praktek lapangan, gotong royong,
kerja bakti, KKN, PPL, dan
sebagainya.
i) Aspek karya Dikembangkan melalui pembinan
bakat dan kerja madiri.
Asas psikologis juga merupakan asas yang memperhitungkan faktor anak dalam
kurikulum, antara lain:
a. Psikologi Anak
Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan
situasi–situasi dimana anak dapat belajar untuk mengembangkan bakatnya.
Selama berabad-abad, anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain daripada
orang dewasa. Hal ini tampak dari kurikulum yang mengutamakan bahan,
sedangkan anak “dipaksa” menyesuaikan diri dengan bahan tersebut dengan
segala kesulitannya.Padahal anak mempunyai kebutuhan sendiri sesuai dengan

12
perkembangannya. Pada permulaan abad ke-20, anak kian mendapat perhatian
menjadi salah satu asas dalam pengembangan kurikulum. Kemudian muncullah
aliran progresif, yakni kurikulum yang semata-mata didasarkan atas minat dan
perkembangan anak (child centered curiculum).Kurikulum ini dapat diapandang
sebagai reaksi terhadap kurikulum yang diperlukan orang dewasa tanpa
menghiraukan kebutuhan anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum adalah:
a) Anak bukan miniatur orang dewasa.
b) Fungsi sekolah di antaranya mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
c) Faktor anak harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum.
d) Anak harus menjadi pusat pendidikan/sebagai subjek belajar dan bukan objek
belajar.
e) Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang lain. Kurikulum
hendaknya mempertimbangkan keunikan anak agar ia sedapat mungkin
berkembang sesuai dengan bakatnya.
f) Walaupun tiap anak berbeda dari yang lain, banyak pula persamaan di antara
mereka. Maka sebagian dari kurikulum dapat sama bagi semua.
b. Psikologi Belajar
Pendidikan disekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak–
anak dapat di didik. Anak–anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah
pengetahuan, dapat mengubah sikapnya, dapat menerima norma-norma, dapat
mempelajari macam–macam keterampilan. Kurikulum dapat di susun dan
disajikan dengan jalan yang seefektif–efektifnya agar proses keberlangsungan
belajar berjalan dengan baik. Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar
mengajar. Dengan demikian, ada hubungan yang erat antara kurikulum dan
psikologi belajar juga psikologi anak. Karena hubungan yang sangat erat itu maka
psikologi menjadi salah satu dasar kurikulum.
c. Asas Sosiologis
Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita dan
kebutuhan masyarakat. Dalam mengambil keputusan tentang kurikulum para
pengembang kurikulum hendaknya merujuk pada lingkungan atau dunia dimana

13
mereka tinggal, merespon terhadap berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau
diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat. Sangat banyak kebutuhan
masyarakat yang harus dipilah-pilah, disaring dan diseleksi agar menjadi suatu
keputusan dalam pengembangan kurikulum. Kompleksitas kehidupan dalam
masyarakat disebabkan oleh :
a) Dalam masyarakat terdapat tata kehidupan yang beraneka ragam,
b) Kepentingan antar individu berbeda-beda,
c) Masyarakat selalu mengalami perkembangan.
Asas Sosiologis yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya,
kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan, dan lain-lain. Anak
tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lainnya. Ia selalu hidup dalam suatu
masyarakat. Di situ harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan
penuh tanggung jawab, baik sebagai anak, maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia
banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan
baktinya bagi kemajuan masyarakat. Tuntutan masyarakat tak dapat diabaikannya.
Oleh sebab masyarakat suatu faktor yang begitu penting dalam pengembangan
kurikulum, maka masyarakat dijadikan salah satu asas. Dalam hal ini pun harus
kita jaga, agar asas ini jangan terlampau mendominasi sehingga timbul kurikulum
yang berpusat pada masyarakat “society-centered curriculum”.
d. Asas Organisasi
Asas Organisasi yaitu asas yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan
pelajaran yang disajikan. Asas ini berkenaan dengan masalah dalam bentuk
bagaimana bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran
yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang
diberikan, misalnya dalam bentuk broad-field atau bidang studi seperti IPA, IPS,
Bahasa, dan lain-lainnya. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam
dengan menghapus segala batas-batas mata pelajaran, jadi dalam bentuk
kurikulum yang terpadu. Ilmu jiwa sosial yang berpendirian bahwa keseluruhan
sama dengan jumlah bagian-bagiannya cenderung memilih kurikulum yang
subject-centered, atau yang berpusat pada mata pelajaran, yang dengan sendirinya
akan terpisah-pisah

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Proses pengembangan kurikulum ada 4 yaitu:
a. Tujuan
b. Metode dan material
c. Penilaian (assesment)
d. Balikan (feedback)

2. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah kaidah-kaidah atau hukum


yang akan menjiwai suatu kurikulum,
a. Relevansi
b. Efektivitas
c. Efisiensi
d. Kesinambungan
e. Fleksibilitas
f. Berorientasi Tujuan
g. Prinsip dan model pengembangan kurikulum

3. Fungsi pengembangan kurikulum


a. Fungsi pengembangan kurikulum bagi peserta didik
b. Fungsi pengembangan kurikulum bagi pendidik
c. Fungsi pengembangan kurikulum bagi kepala sekolah
d. Fungsi pengembangan kurikulum bagi orang tua
e. Fungsi pengembangan kurikulum bagi sekolah
f. Fungsi pengembangan kurikulum bagi masyarakat atau pemakai lulusan.

4. Asas-asas pengembangan kurikulum


a. Asas filosofis
b. Asas Psikologis
c. Asas Sosiologis
d. Asas Organisasi

15
DAFTAR PUSTAKA

Darajat. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka


Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Depok: PT
Raja Grafindo Persada
Idi, Abdullah & Safarina, 2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Depok:
PT Raja Grafindo Persada
Nasution. 1990. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti
Soetopo, Soemanto. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Subandijah. 1993. Pengembangan dan inovasi kurikulum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sudiarja,A , 2006. Problematika Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Supeno. 1995. Potret Guru. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Uhbiyati,Nur. 1998. Kurikulum dan Pembelajaran. Semarang: Rineka Cipta

16

Anda mungkin juga menyukai