Anda di halaman 1dari 4

EPIDEMIOLOGI

Hubungan antara perilaku buang air besar di jamban dengan tingkat


pendidikan, tingkat penghasilan dan kepemilikan jamban didesa Sewukan

PEMBAHASAN
Menurut kemenkes nomor 3 tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis
masyarakat. Jamban sehat yang efektif adalah jamban yang dapat memutus rantai
penyebaran penyakit menular. Jamban yang sehat harus dimiliki serta digunakan
dalam setiap rumah tangga. Penggunaan jamban yang sehat sangat dipengaruhi oleh
perilaku. Perilaku hidup sehat merupakan semua bentuk sikap dan perilaku yang
dilakukan dengan dasar kesadaran diri sendiri dalam menjaga, melindungi, dan
meningkatkan kesehatan (Ningsih & Jonyanis, 2014). Jamban yang sehat memiliki
syarat dan stadar bangunan, diantaranya : ada atap, terdapat dua bagian ditengah
jamban (lubang pembuangan kotoran dengan konstruksi leher angsa, lantai jamban
yang kedap air da tidak licin serta memiliki system pembuangan air limbah),
bangunan bawah jamban tangki septik yang kedap air sebagai tempat penampungan
kotoran, cubluk itu adalah lubang galian penampung limbah padat dan cair dan tempat
penguraian bakteri. Perilaku buang air besar terbuka adalah salah satu penyebab
buruknya sanitasi sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Tingkat pendidikan ternyata mampu mempengarugi perilaku buang air besar
seseorang. Pada penelitian ini didapatkan banyaknya yang buang air besar disungai
pada masyarakat yang berpendidikan rendah seperti mereka yang tamatan SD bahkan
tidak sekolah sama sekali. Dimana didapatkan nilai p= Hal ini didukung oleh
penelitian Makhfudli et.al. 2017 yang mana hasil penelitiannya menunjukkan dampak
pengetahuan ibu yang berpendidikan rendah berpotensi membuang air besar
sembarangan. Pendidikan adalah hal yang penting, pendidikan yang tinggi diharapkan
membuat seseorang selalu melakukan hal-hal yang penting bagi dirimereka sendiri
dan orang disekitarnya. Berdasarkan penelitian Noerlayla 2012 di desa Sogu
Gorontalo utara perilaku buang air besar tidak baik paling banyak dilakukan oleh
orang berpendidikan SD yaitu sebanyak 97%. Pengetahuan masyarakat tinggi tapi
masih berperilaku buang air besar sembarangan walaupun sudah memiliki jamban
sendiri sebagai buang air besar, ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang jamban sehat masih kurang (Widowati, 2015). Pendidikan merupakan faktor
penting bagi orang untuk berperilaku menjaga kesehatan keluarga, tetapi akan sia-sia
jika tidak disertai dengan kesadaran dan kemauan untuk melakukan perubahan dan
perbaikan di lingkungan keluarga, serta responden dengan pendidikan tinggi, seperti
lulus dari sekolah menengah dan perguruan tinggi, mereka tidak membangun kakus
mereka sendiri untuk rumah karena rumah mereka dekat dengan sungai tanpa septic
tank (Makhfudli, 2017).
Menurut depkes 2006, tingkat ekonomi memengaruhi perilaku buang air besar
sembarangan, jadi orang-orang dengan pendapatan rendah tidak mampu membuat
fasilitas kesehatan yang baik karena mereka sulit menyediakannya. Berdasarkan
penelitian di Gorontalo 2012 perilaku buang air besar lebih banyak pada responden
tidak mampu secara ekonomi yaitu sekitar 92,2%. Namun, ada responden dengan
ekonomi yang baik melakukan perilaku buang air besar terbuka. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yang mendorong mereka untuk melakukan buang air besar
sembarangan, yaitu orang yang tinggal di dekat sungai lebih berisiko buang air besar
di area terbuka (Mukherjee, 2011). Studi lain menyebutkan bahwa jarak antara rumah
dan sungai mempengaruhi 132 kali untuk tidak membangun jamban (Salah, 2002).
Seperti hasil pada penelitian ini keterkaitan antara buang air besar sembarangan
didapatkan nilai p= . Menurut Widowati (2015) menemukan bahwa pendapatan
adalah faktor yang terkait dengan program kesehatan, yang berarti orang-orang
dengan pendapatan yang cukup akan buang air besar di jamban sementara yang lain
dengan pendapatan rendah sebagian besar melakukan buang air besar terbuka dalam
jumlah yang lebih besar daripada pendapatan tinggi. Besarnya biaya pembuatan
jamban yang layak dan sehat sebesar $600, yang mana penghasilan masyarakat
Uttarakhand rata-rata $63 dimana sebagian besar pekerjaanya adalah petani
(Kathleen et.al., 2017).
Pada penelitian Mitsuaki, et.al., 2018 mengatakan bahwa orang yang memiliki
social ekonomi rendah cenderung tidak memiliki jamban dengan nilai (p <0,0001)
dengan demikian masyarakat miskin cenderung BAB diluar karena tidak memilii
jamban, hal tersebut seperti pada penelitian kami yang terdapat 89,3% adalah warga
dengan penghasilan rendah. Dalam penelitian sigalingging 2016, menyebutkan
bahwa kepemilikan jamban keluarga memiliki hubungan signifikan terhadap buang
air besar sembarangan disosor kolong, doloksanggul Humbang dengan nilai p=0,036
hal tersebut menunjukan bahwa kepemilikan jamban berpengaruh terhadap buang air
besar sembarangan. Pada penelitian Kurniawati, L., 2015 didapatkan bahwa pada 32
sampel yang memiliki jamban dimana 12 antaranya memiliki jamban dan
menggunakannya, sedangkan 20 lainnya memiliki jamban dan tidak digunakan. Serta
60 sampel tidak memiliki jamban 4 diantaranya menggunakan jamban dan 56
diantaranya tidak menggunakan jamban jika buang air besar. Dari hasil analisis
dipenelitian tersebut terdapat hubungan antara perilaku kepala keluarga dalam
pemanfaatan jamban dengan kepemilikan jamban.
DAFTAR PUSTAKA
Widowati, N., 2015. Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah Dengan Perilaku Buang
Air besar sembarangan di Wilayah kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten
Sragen. Universitas Muhamadiyah, Surakarta.

Makhfudli et.al., 2017. Factors relared to open defecation behavior among school-
age children in west Lombok. Jurnal Ners. Vol.12: 119-125.

Imelda, S., 2002. Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan
Masyarakat Menuju Paradigma Sehat di Kota Padang. Universitas Indonesia.

Mukherjee, N., 2011. Factors Associated with Achieving and Sustaining Open
Defecation Free Communities Learning from East Java, Water and Sanitation
Program., Washington, DC.

Kathleen et.al., 2017. Exploring the remote and the rural: open defecation and latrine
use in Uttarakhand, India. World Development, Vol. 93 : 193-205.

Ningsih, F.G., & Jonyanis, 2014. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah
Tangga (PHBS) pada Masyarakat Desa Gunung Kesiangan, Kecamatan Benai,
Kabupaten Kuantan Singingi. Jom FISIP 1 (2).

Antuli, N.,

Anda mungkin juga menyukai